7 Ciri Orang Kristen yang Bertumbuh
“Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” (1 Timotius 4:7-8)
Senin, 22 Juni 2009
MENGANDALKAN TUHAN
Firman Hari ini: Yeremia 17:5-8
§ M1 = Menerima firman
“Apa yang Roh Kudus katakan kepada saya melalui firman hari ini?“
§ M2 = Merenungkan firman
“Perubahan apa yang harus saya buat dalam hidup saya?“ Saya akan…..
§ M3 = Melakukan firman
“Harga apa yang harus saya bayar (pengorbanan apa yang harus saya lakukan) agar bisa berubah seperti yang firman Tuhan katakan?“
§ M4 = Membagikan firman
“Kepada siapa saya akan menceritakan berkat dari firman hari ini?”
Pengajaran:
Pada suatu hari, seorang mahasiswi bernama Ratih memiliki masalah keuangan. Sebelum berangkat ke kampus, ia merasa lapar dan perlu makan. Uang di dompetnya hanya tersisa Rp 2000,-. Uang tersebut hanya cukup untuk biaya transportasi ke kampus. Saat itu juga, Ratih langsung berdoa kepada Tuhan. Walaupun dengan perut lapar dan tetesan air mata, ia percaya Tuhan menolongnya. Satu jam setelah ia berdoa, tiba-tiba seorang teman datang mengetuk pintu kamarnya dan membawakan sebungkus makanan untuk Ratih.
Firman Tuhan berkata: Terkutuklah orang yang mengadalkan manusia. Artinya, Allah tidak akan campur tangan dalam kehidupan orang yang selalu mengandalkan kekuatan di luar kekuatanNya. Orang tersebut tidak akan merasakan keadaan yang baik pada masa depannya. Mungkin ia memiliki banyak harta dan jabatan yang tinggi, tetapi jika ia tidak mengandalkan Tuhan, maka hidupnya seperti seseorang yang berada di padang gurun dan berada di negeri yang tidak berpenduduk. Orang yang kepercayaannya berpusat pada diri sendiri dan kekuatan sumber daya manusia tidak akan pernah bertumbuh secara rohani. Sebaliknya, berbahagialah orang yang mengandalkan Tuhan. Ia tidak saja merasakan keajaiban Tuhan, tetapi ia akan tetap kuat seperti pohon yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, yang daunnya tetap hijau, tidak kuatir dalam tahun kering dan tidak berhenti menghasilkan buah. Mari latih diri kita untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam segala situasi dan teruslah bertumbuh.
Selasa, 23 Juni 2009
MELATIH DIRI TERUS-MENERUS
Firman Hari ini: I Timotius 4:6-16
Pengajaran:
Orang Kristen yang tidak pernah melatih kerohaniannya tidak akan pernah bertumbuh dengan baik. Sama seperti olahragawan selalu tekun melatih dirinya begitu rupa sehingga menjadi juara, demikianlah seharusnya orang Kristen melatih dirinya terus-menerus dalam disiplin rohani yang baik supaya terus bertumbuh.
Paulus mengatakan: “Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” Jangan menunda diri untuk melatih hidup kerohanian kita. Kedewasaan rohani tidak terjadi dalam sekejap mata, tetapi membutuhkan proses pelatihan yang terus-menerus. Pengetahuan harus diimbangi dengan praktek. Firman Allah bukan hanya untuk dimengerti di pikiran atau pengetahuan kita, tetapi harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang disebut latihan rohani. Disiplin rohani yang kita kenal antara lain: Berdoa, Berpuasa, Merenungkan Firman & Melakukan Pelayanan Orang Percaya (disingkat BBMM). Ada janji-janji Allah yang akan digenapi ketika kita menjalankan latihan rohani dengan baik. Genapilah janji Allah tersebut dengan terus-menerus melatih diri dalam disiplin rohani.
Rabu, 24 Juni 2009
HIDUP MELAYANI ALLAH
Firman Hari ini: Roma 12:9-21
Pengajaran:
Orang yang berusia lanjut merasa sepi bukan karena tidak memiliki teman untuk berbagi rasa, tetapi karena hanya mempunyai beban hidup mereka saja yang harus disangga. Seorang wanita berusia 85 tahun sedang diwawancarai pada hari ulang tahunnya. Pewawancara bertanya, nasihat apakah yang akan ia berikan kepada orang-orang seusia dia. Wanita itu berkata, “Pada usia tua kita sangat perlu terus-menerus menggunakan seluruh kemampuan kita, kalau tidak kemampuan itu akan menjadi kering. Sangat penting untuk tetap tinggal dengan orang lain dan kalau masih mungkin mencari nafkah dengan melayani. Itulah yang membuat kita hidup sehat.” “Bolehkah saya bertanya, apakah yang nyonya lakukan untuk memperoleh nafkah pada usia nyonya?” Tanya pewawancara. Wanita itu menjawab, “Saya merawat wanita tua tetangga saya.” (Timotius Adi Tan, Setetes Embun Bagi Jiwa).
Satu penyakit fatal dalam kekristenan adalah kematian rohani. Hidup yang hanya berfokus pada diri sendiri, akan berujung pada kehampaan, kejenuhan dan kematian rohani. Yesus tidak pernah memikirkan hidupNya selama melayani di bumi. Ia tidak pernah bingung harus tidur di mana dan transportasi apa yang Ia pakai ketika melayani. Pikiran Yesus hanya untuk orang lain. Apakah kita terus hidup untuk diri sendiri? Mulailah melangkah untuk hidup bagi orang lain, salah satunya dengan membina orang lain.
Kamis, 25 Juni 2009
MEMILIKI KARAKTER KRISTUS
Firman Hari ini: Filipi 2:1-11
Pengajaran:
Ada seorang rahib yang pekerjaannya sehari-hari adalah memberi makan dan pakaian kepada orang miskin. Pada suatu sore hari, Kristus menampakkan diri kepadanya di kamar. Wajah dan raut muka-Nya tidak jelas, sehingga untuk beberapa saat ia merasa ragu apakah penampakan itu terjadi. Kemudian penampakan itu menyala sedikit. Ketika ia memandang gembira penampakan itu, bel berbunyi, tanda ia harus memberi makan orang-orang miskin yang menunggu di biara pertapaan. Bagaimana ia bisa berangkat sekarang? Apa yang harus dilakukannya? Tinggal bersama tamu sorgawinya atau pergi menjalankan tugasnya memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan? Dia pun memutuskan untuk melakukan tugasnya. Dia mengucapkan selamat tinggal kepada Kristus dan pergi untuk membantu orang-orang miskin milik Kristus itu. Hari mulai gelap ketika ia hampir selesai menjalankan tugasnya. Ketika ia memasuki kamarnya, dia melihat cahaya. Di sana Yesus sudah berdiri menunggunya, tidak samar-samar lagi sekarang, tetapi bersinar seperti matahari, sambil tersenyum kepadanya dengan kelembutan ilahi. Yesus berkata, “Seandainya kamu tidak pergi melaksanakan tugasmu, maka Aku sungguh sudah pergi.” (Frank Mihalic, 1500 Ceritera Bermakna).
“dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Filipi 2:4)
Jumat, 26 Juni 2009
HIDUP MENGGENAPI VISI ALLAH
Firman Hari ini: Kejadian 6:13-22
Pengajaran:
Ada seorang ilmuwan Inggris bernama Huxley. Suatu hari ia diundang untuk berceramah di sebuah perguruan tinggi. Pada hari di mana ia harus melakukan ceramah, ternyata ia bangun kesiangan dan terlambat. Dengan cepat ia mempersiapkan diri, lalu ia keluar dari rumah dan langsung melompat ke sebuah kereta kuda serta berteriak kepada kusir, “Larilah dengan kecepatan tinggi!” Kusir itu segera mencambuk kudanya dan mereka berlari dengan cepat. Tiba-tiba Huxley menyadari sesuatu. Sambil mengeluarkan kepalanya dari jendela, dia berteriak kepada kusir itu, “Hai, tahukah Anda ke mana tujuan saya?” “Tidak tuan, tetapi saya melarikan kuda secepatnya sesuai permintaan tuan,” jawab kusir tersebut. (Frank Mihalic, 1500 Ceritera Bermakna).
Allah memberikan visi, tujuan serta langkah yang jelas kepada Nuh dan ia melakukannya. Walupun proyek bahtera tersebut selesai dalam waktu yang lama, namun tetap berhasil. Tugas Allah adalah menyelamatkan Nuh, keluarganya dan para binatang. Tugas Nuh hanya membuat bahtera dan membawa keluarga serta para binatang. Jangan seperti Huxley yang hanya menyuruh kusir kereta kuda untuk berlari kencang tanpa ada tujuan yang jelas. Hidup tanpa visi membuat kita selalu lelah dalam melakukan segala sesuatu. Sebaliknya, visi dapat memacu pertumbuhan rohani kita. Jika Anda belum memiliki visi, mintalah kepada Allah, sebab Ia yang menciptakan Anda dan tahu tujuan Anda di bumi. Visi yang baik adalah visi yang diprakarsai oleh Allah. Yang penting terus bergaul karib dengan Allah, maka ia akan menujukkan visi kepada kita. Sama seperti Nuh. Ia juga bergaul karib dengan Allah sehingga dengan mudah mendapat visi dari Allah.
Sabtu, 27 Juni 2009
MEMILIKI BUAH SEJATI & TETAP
Firman Hari ini: Yohanes 15:1-16
Pengajaran:
Seorang yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi disebut murid Kristus. Sebagai murid Kristus ia harus tetap dalam ‘pokok anggur’, yaitu Tuhan. Murid yang sejati harus berbuah (Ay. 2). Apa yang terjadi jika tidak berbuah? Firman Allah mengatakan bahwa ranting yang tidak berbuah akan dipotong. Sebab, ranting yang tidak berbuah tidak ada gunanya. Buah apa saja yang dihasilkan murid Kristus?
(1) Buah Pertobatan. Murid Kristus harus menunjukkan buah-buah pertobatan, yaitu karakter Kristus. Murid Kristus tidak akan pernah hidup dalam hal-hal yang tidak menyenangkan gurunya. Ia benar-benar bertobat dari dosa. Mungkin ia bisa jatuh dalam dosa, tetapi seorang murid tidak akan pernah betah tinggal dalam dosa dan cepat-cepat bertobat. Miliki pertobatan yang radikal supaya kita tidak murtad dan tetap ikut Yesus sampai akhir. (2) Buah Jiwa-jiwa. Murid yang sejati pasti akan menghasilkan murid yang lain. Bibit mangga yang ditanam akan menghasilkan buah mangga. Jadi jika kita tanam buah Kristen, maka akan menghasilkan orang Kristen lain. Mari kita berbuah jiwa-jiwa, melipatgandakan gaya hidup Allah kepada orang lain yang belum mengenal Yesus. (3) Buah Pelayanan. Seorang yang menjadikan Yesus sebagai Tuhan pasti mau melayani. Yesus adalah tuan dan kita hambaNya. Apa yang dilakukan seorang hamba? Melayani tuan sampai akhir. Di mana pun dan kapan pun kita berada, kita harus tetap melayani Tuhan dan tidak ada kata pensiun. Inilah murid sejati. (Disarikan dari buku SPK Pemenang)
Minggu, 28 Juni 2009
SELALU HIDUP DALAM KOMUNITAS
Firman Hari ini: Kisah Para Rasul 2:41-47
Pengajaran:
Mengapa Allah tidak menempatkan setiap kita dalam planet-planet? Kenapa Allah mengumpulkan semua manusia di satu planet yaitu bumi? Ternyata Allah sengaja menempatkan manusia hidup bersama karena manusia dapat hidup dalam komunitas. Ada pepatah mengatakan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Pernyataan tersebut ada benarnya, karena ada masanya setiap kita pasti membutuhkan orang lain. Firman Allah yang kita baca hari ini adalah suatu gambaran hidup berkomunitas sebagai orang-orang pilihan Allah.
Edwin L. Cole mengatakan jika tidak ada hubungan atau komunitas, maka keabnormalan terjadi. Apa manfaat membangun hubungan dalam komunitas? Kita dapat saling dikuatkan dan bertumbuh bersama. Selain itu kita dapat mempraktekkan gaya hidup Allah. Kita praktek mengampuni dalam komunitas. Kita tahu menolong hanya dalam komunitas. Bahkan, segala kekayaan perkataan Kristus dapat diam dalam komunitas dan bukan dalam hidup sendiri (Kol. 3:16). Jika kita tidak pernah berkomunitas, maka keabnormalan terjadi, yaitu adanya kekacauan hidup, tidak ada yang menjagai dan menguatkan kita, bahkan bisa murtad. Jadikan hidup berkomunitas sebagai gaya hidup dan dengan demikian hidup kerohanian kita semakin bertumbuh serta nama Tuhan dimuliakan.
Sunday, June 21, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment