26 Agustus 2008…
Beberapa hari yang lalu, rasanya nggak percaya kalau sebentar lagi umurku sudah 24 tahun dan tahun depan sudah 25! Rasanya baru kemarin sore, aku tertawa-tawa dengan teman-teman kampus merayakan wisuda kelulusanku. Dan tiba-tiba sekarang aku sudah 24 tahun. Entah kenapa… aku merasa belum berbuat apa-apa dalam hidupku.
Di suatu pagi, aku mendapat kabar kalau temanku yang dulu sering bertukar pikiran denganku, sekarang sudah bekerja di luar negeri. Dia mendapatkan pekerjaan tepat seperti yang selama ini dia harapkan. Dengan pekerjaannya itu, dia semakin dekat menggapai mimpinya. Mendengan kabar itu, aku jadi merasa agak rendah diri. Aku (pada waktu itu) merasa masih belum melakukan apa-apa untuk mendekatkan hidupku pada mimpi yang Tuhan berikan buatku. Aku pun mulai kuatir akan masa depanku.
Puji Tuhan! Tuhan memang baik. Tanpa menunggu lebih lama, Dia langsung menjawab segala keraguanku lewat firmanNya, saat aku bersaat teduh, yaitu Habakuk 2:1-5 yang berbunyi:
Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara,aku mau
meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku,dan apa yang akan
dijawab-Nya atas pengaduanku. Lalu TUHAN menjawab aku, demikian:
"Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang
sambil lalu dapat membacanya. Sebab penglihatan itu masih menanti
saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila
berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan
tidak akan bertangguh. Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada,
tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.”
Benar-benar firman yang luar biasa! Rasanya aku seperti mendengar Tuhan sendiri yang berbicara kepadaku. Aku membaca firman itu sungguh-sungguh dan hampir menangis karena saking terharu oleh kasih Tuhan.
Setelah itu, semua beban, kekuatiran dan keraguanku langsung hilang. Hari itu aku benar-benar lega. Tuhan sendiri telah menghiburku! Dia Penciptaku, yang paling tahu pribadiku dan semua yang aku pikirkan.
Lewat peristiwa itu, aku juga semakin disadarkan, bahwa ternyata aku tidak setegar dan sekuat yang aku kira. Setegar dan sekuat apa pun imanku, pada satu titik aku dapatgoyah. Aku tidak dapat mengandalkan kekuatan dan pengetahuanku sendiri dalam menjalani hidup yang telah Dia sendiri rancangkan untukku. Aku butuh Firman Tuhan, karena dalam FirmanNya ada kuasa, penguatan, hikmat, damai sejahtera, dan kelegaan.
Sejak hari itu, aku semakin semangat mengejar mimpiku lagi. Aku tidak tahu kapan saatnya mimpiku akan tercapai, tetapi aku tahu dan percaya bahwa selama aku berada di jalurnya Tuhan, aku tidak perlu ragu, malu, atau putus asa akan sebuah penantian. Karena, jika itu yang Tuhan tetapkan untukku, aku mau menunggu dengan sabar sambil melakukan bagianku yang lainnya… sebab waktuNya adalah waktu yang terbaik. His time not my time… waktuNya bukan waktuku. Tetapi, waktuNya adalah yang terbaik.
Apapun yang sedang kita alami saat ini, penantian sepanjang apapun yang harus kita jalani, janganlah membuat kita putus asa dan menyerah. Jangan lepaskan iman, teruslah berharap dan setialah melakukan bagian yang sudah ditentukanNya bagi kita. Karena, tepat pada waktuNya, kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah. Sebab, masa depan sungguh ada dan harapan di dalam Kristus tidak akan hilang. Jika Tuhan memberi mimpi, Dia pasti akan menolong kita untuk mewujudkannya. Apapun tantangan dan halangannya, Tuhan tetap memegang kendali dan memelihara hidup kita. (jak)
No comments:
Post a Comment