Tuesday, June 17, 2008

PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 16-22 Juni 2008

“Layani Mereka dengan Cinta”


Senin, 16 Juni 2008

KUASANYA TELAH ANDA MILIKI
Firman Hari ini: Kisah Para Rasul 1:4-11

Pertanyaan Perenungan:
Kenapa Yesus menyuruh para murid untuk tinggal di Yerusalem? (Ay. 4)
Apakah Janji Bapa itu? (Ay.5)
Apa yang akan dilakukan para murid jika Roh Kudus telah turun ke atas mereka? (Ay.8)

Pengajaran:
Yesus sengaja menyuruh para murid untuk tetap tinggal di Yerusalem sampai janji Bapa diberikan kepada mereka. Apakah Janji Bapa tersebut? Janji tersebut adalah Baptisan Roh Kudus. Para murid bertanya dan berharap kepada Yesus supaya Ia memulihkan kerajaan bagi Israel. Tetapi Yesus tidak menjawab karena hal tersebut bukan urusan mereka. Yang mereka lakukan hanyalah menjadi saksi-Nya, sesudah menerima Baptisan Roh Kudus, mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi. Perintah Yesus kepada para murid juga menjadi perintah-Nya kepada kita saat ini. Ia rindu kita menjadi saksi di mana pun kita berada. Namun masih banyak orang Kristen masa kini belum yakin apakah mereka dapat menjadi saksi. Padahal banyak orang Kristen yang telah lahir baru dan menerima Baptisan Roh Kudus. Banyak orang Kristen yang hebat dalam menyatakan karunia bahasa Roh. Tetapi bahasa Roh menjadi inti Janji Bapa? Tentu bukan. Bahasa Roh adalah tanda bahwa kita telah dibaptis Roh Kudus. Tetapi yang menjadi tujuan Baptisan Roh Kudus adalah memperlengkapi orang-orang kudus untuk menjadi saksi dan melayani Allah di muka bumi. Baptisan Roh Kudus adalah memperlengkapi gereja Tuhan dengan kuasa Allah sehingga kita mampu menjadi saksi dan melayani-Nya. Jika kita telah menerima kuasa Roh Kudus maka bisa menjadi saksi, kita mampu melayani Allah dan melakukan tanda-tanda heran. Ingat! Kita punya tanggung jawab setelah menerima baptisan Roh Kudus yaitu melayani Allah dan menjadi saksi. Kita telah memiliki kuasa karena itu tidak perlu ragu dan takut untuk bersaksi. Setiap perkataan kita telah diberi kuasa oleh Allah dan setiap kata-kata kesaksian yang kita sampaikan kepada orang lain tidak akan pernah kembali dengan sia-sia. Roh Kudus menjadi rekan kita dalam bersaksi. Jika Anda belum dibaptis dengan Roh Kudus, mintalah kepada Bapa di Sorga atau minta bantuan kepada saudara seiman yang dapat membantu Anda untuk menerima Baptisan Roh Kudus. Jangan sia-siakan kepenuhan Roh Kudus, sebab kuasa-Nya sangat besar, dahsyat dan mampu melakukan hal-hal yang belum pernah kita lihat.

Penerapan Pribadi:
1. Sudahkah Anda dibaptis atau dipenuhi Roh Kudus?
2. Sudahkah Anda menjadi saksi dan melayani? Mari bertindak karena kuasaNya selalu menyertai Anda.


Selasa, 17 Juni 2008

CERITAKAN PERBUATAN-NYA
Firman Hari ini: Kisah Para Rasul 26:12-23

Pertanyaan Perenungan:
Kepada siapa Paulus berbicara? (Ay. 13)
Apa yang Paulus ceritakan? (Ay. 13-18)

Pengajaran:

Samuel adalah seorang pengacara yang sudah lahir baru dan sedang mengunjungi mitranya yang belum diselamatkan, yang sedang ada di rumah sakit. Mitranya tersebut hampir meninggal. Ketika berkunjung, Samuel bertanya: “Sekarang kamu sudah hampir meninggal, apakah kamu tidak berpikir untuk beriman kepada Yesus?” Namun Samuel langsung tersentak dengan jawaban yang diberikan oleh mitranya yang hampir meninggal tersebut. Mitranya tersebut menjawab: “Jika iman Anda hampir tidak ada artinya dalam kehidupan, sehingga Anda tidak pernah berbicara tentangnya selama 20 tahun, maka iman itu hampir tidak ada artinya dalam kematian saya.” (Frank Mihalic, 1500 Ceritera Bermakna). Samuel memiliki rekan selama 20 tahun tetapi rekannya itu belum pernah mendengar cerita mengenai imannya bahkan sampai hampir meninggal. Jika Saudara dalam posisi Samuel pasti penyesalan yang sangat luar biasa terjadi dalam hidup Saudara. Saat ini kita belajar dari Paulus. Paulus telah melakukan perjalanan ke berbagai kota. Ia tidak sedang melakukan piknik, berlibur atau melakukan wisata kuliner. Tetapi ia sedang berbagi-bagi cerita menarik dan penting. Apa yang ia ceritakan? Ia menceritakan perubahan hidupnya dan berita Injil. Yang paling luar biasa dalam hidup Paulus adalah di mana pun ia berada, ia selalu bercerita tentang Injil atau perubahan hidupnya. Jadi yang kita lakukan dalam bersaksi adalah menceritakan perbuatan-Nya dalam hidup kita dan berita Injil. Kita bisa melakukannya dengan kreatif dan perlu hikmat Allah. Isi cerita yang dapat disampaikan adalah apa yang terjadi sebelum Saudara bertemu Yesus, apa yang Yesus lakukan dan bagaiman hidup Saudara sekarang. Kita dapat melihat ketika Paulus berbicara di hadapan raja Agripa, ia mengambil kesempatan untuk bercerita tentang perubahan hidupnya dan tentang Injil. Dengan hikmat Allah ia mencoba mengemas cerita dengan menarik. Apa bukti cerita itu menarik? Pada ayat 24-32, Raja Agripa hampir bertobat karena mendengar Paulus bercerita. Yang penting adalah kita lakukan bagian kita yaitu bersaksi dan Allah melakukan bagian-Nya yaitu membuat orang bertobat. Penyesalan datangnya pada akhir. Oleh karena itu jangan sampai kita menyesal seperti Samuel. Di mana pun kita berada, ceritakan perbuatan-Nya yang luar biasa dalam hidup kita.

Penerapan Pribadi:
Ada di manakah Saudara 1, 3, 6 atau 9 jam dari sekarang pada hari ini?
Jangan lupa ceritakan perbuatan Allah dalam hidup Saudara kepada orang yang ditemui!


Rabu, 18 Juni 2008

MENGASIHI YANG TERLIHAT
Firman Hari ini: 1 Yohanes 4: 7-21

Pertanyaan Perenungan:
Kenapa kita harus mengasihi sesama? (Ay. 11, 19)
Apa yang menjadi bukti bahwa kita mengasihi Allah? (Ay. 7, 20)

Pengajaran:
Firman Allah pada hari ini mengajarkan kepada kita untuk mengasihi orang lain. Kenapa Allah ingin supaya kita mengasihi orang lain? Jawabannya adalah karena Allah lebih dulu mengasihi kita. Apa buktinya? Ia telah mengutus anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia supaya kita hidup oleh-Nya (Ay. 9). Allah tidak hanya memerintahkan kita untuk mengasihi saudara seiman, tetapi Ia juga menghendaki supaya kita mengasihi semua orang, baik orang yang sudah diselamatkan maupun yang belum diselamatkan. Jika kita membaca mulai dari ayat 7-21, Firman Allah berbicara mengenai kasih-Nya yang dibuktikan melalui kematian Yesus. Allah tidak berbicara bahwa kita mengasihi orang lain karena Ia telah memberi kita rumah, mobil, pekerjaan, kesehatan, dll. Tetapi karena Ia telah menyelamatkan kita dengan kematian anak-Nya Yesus Kristus. Jadi jika kita mengasihi orang lain, hal tersebut juga melibatkan keselamatan orang yang kita kasihi. Bukti kita mengasihi Allah dinyatakan melalui kita mengasihi orang lain. Bagaimana mungkin kita mengasihi Allah yang tidak terlihat jika tidak mengasihi sesama yang terlihat (Ay. 20). Mari kita mengasihi orang lain dengan memprioritaskan keselamatan orang tersebut. Kita mengasihi orang lain dengan kasih Allah yang sejati. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyatakan kasih Allah kepada setiap orang yang kita temui.
Tebarkan cinta ke mana pun Anda pergi:
Pertama-tama di rumah Anda sendiri. Berikan cinta Anda kepada anak-anak Anda,
Kepada istri atau suami Anda, kepada seorang tetangga sebelah rumah...
Jangan pernah membiarkan seseorang datang kepada Anda lalu pergi begitu saja tanpa merasa lebih baik. Jadilah ekspresi hidup dari kebaikan Tuhan:
Kebaikan di wajah Anda,
Kebaikan hati di mata Anda,
Kebaikan hati dalam senyuman Anda,
Kebaikan hati dalam salam hangat Anda.
(Ibu Teresa dari Calcuta)

Penerapan pribadi:
Buatlah rencana untuk mengekspresikan kasih Allah kepada setiap orang yang Anda temui, lalu ceritakan bahwa Allah mengasihi mereka.


Kamis, 19 Juni 2008

“BERSIUL” BAGI KERAJAAN SORGA
Firman Hari ini: Matius 5: 13-16

Pertanyaan Perenungan:
“Kamu adalah garam dunia” (ayat 13). Renungkanlah, apa arti garam? Mengapa kita harus menjadi garam bagi dunia ini?
“Kamu adalah terang dunia” (ayat 14). Renungkanlah, apa arti terang? Mengapa kita harus menjadi terang bagi dunia ini?

Pengajaran:
Suatu hari bapak Robert mengunjungi pasar burung untuk memenuhi hobinya mengoleksi burung perkutut.
Robert bertanya kepada penjual perkutut: “Berapa harganya, Pak?”
“Satu juta rupiah.” Kata sang penjual.
Robert kembali bertanya, “Keistimewaannya..?”
“Kalau kita menjentikkan jari, dia langsung bersiul sepuluh lagu berturut-turut!”
“Kalau yang satu itu?” Sambil menunjuk burung kedua.
“Harganya dua juta, karena kalau kita menjentikkan jari, dia tidak hanya bersiul sepuluh lagu, tetapi juga menari-nari!”
“Nah kalau yang itu?” Ditunjuknya burung ketiga.
“Maaf Pak! Yang itu, ditawar berapa pun saya tidak akan jual!”
“Kenapa begitu?” Memang apa istimewanya?”
“Kalau kita menjentikkan jari, dia akan bersiul..”
“Wah..kok sama saja dengan yang pertama? Bukan sepuluh lagu lagi!” Potong Robert.
“Tapi Pak...Kalau ia bersiul, semua burung di pasar ini juga akan ikut terpengaruh untuk bersiul!” (Setetes Embun Bagi Jiwa, Timotius Adi Tan).

Yesus memberi kita tugas di dunia ini yaitu menjadi garam dan memberi terang kepada dunia. Apa yang terjadi dengan dunia? Apakah kurang asin? Apakah kurang terang? Ya. Dunia ini telah jatuh dalam dosa dan menjadi gelap gulita dan menjadi hambar secara rohani. Kita tahu bahwa keadaan dunia saat ini sangat kacau, moralitas sudah hancur dan kecurangan sudah nyata dalam masyarakat. Kita adalah garam dan terang yang harus memberi pengaruh yang baik dan benar. Jika ada garam akan terasa enak dan jika ada terang, akan terlihat dalam kegelapan. Jadi garam dan terang pasti membawa pengaruh yang kuat. Kita harus menjadi teladan dan membuat orang di sekitar kita mengikuti teladan tersebut. Kita harus seperti “Perkutut” yang bersiul dan mempengaruhi burung yang lain. Dengungkan “Siulan” dari sorga! Maka akan banyak orang yang mendengar dan ikut bersiul. Siulan kita akan membuka pikiran dan hati setiap orang yang belum diselamatkan sebab mereka akan mencari dari mana asalnya “Siulan” tersebut.

Penerapan pribadi:
Pikirkanlah, teladan apa yang membuat orang-orang di sekitar Saudara akhirnya dapat mengenal dan menerima Yesus sebagai Juruselamat?


Jumat, 20 Juni 2008

JANGAN GEGABAH!
Firman Hari ini: 2 Samuel 5:17-25; Amsal 16:16

Pertanyaan Perenungan:
Apa yang dilakukan Daud sebelum berperang melawan bangsa Filistin?
(2 Sam. 5:19, 23)
Apa yang terjadi setelah Daud melakukan perintah Tuhan? (2 Sam. 5: 25)
Jauh melebihi apakah hikmat dan pengertian itu? (Amsal 16:16)

Pengajaran:
Ada seorang tukang cukur bertobat dalam suatu kebaktian kebangunan rohani yang diadakan oleh penginjil besar Billy Graham. Dengan semangat yang membara ia berjanji akan bersaksi kepada para langganannya supaya mereka dimenangkan bagi Kristus. Esok harinya, ia bergumul dalam doa supaya Tuhan memberi keberanian. Ketika langganan pertama sedang dicukur, ia ingin bersaksi, tetapi ia tidak berani karena ia kebingungan, “Dari mana saya akan mulai bersaksi?” Sampai ia selesai dan langganannya pulang, tidak ada sesuatu yang disampaikannya. Ia sangat kecewa. “Untuk langganan kedua, harus bisa,” katanya meyakinkan diri sendiri. Ketika langganan kedua dicukur, hatinya juga berdebar dan bingung. Sambil menenangkan diri ia mengambil pisau tipis panjang yang biasanya digunakan untuk mengikis bulu-bulu rambut yang halus dan mengasahnya pada kulit lulang. Kata tukang cukur, “Sudah siapkah tuan untuk mati?” Mendengar hal itu, langganannya langsung lari terbirit-birit. Tukang cukur itu terkejut dengan apa yang telah terjadi. Maksud hatinya baik dan cara memakainya juga tidak salah, tetapi ia berada dalam keadaan yang salah. Semangatnya tidak diimbangi dengan hikmat. (Ilustrasi Kehidupan, Jakub Taniwidjaja). Tuhan ingin setiap orang menerima Injil dan diselamatkan, namun kita butuh hikmat dalam melakukannya. Sama seperti Daud. Ia meminta petunjuk Tuhan supaya apa yang dilakukan tidak sia-sia. Apa yang terjadi? Israel dapat memenangkan pertempuran melawan Filistin. Hikmat melebihi emas dan perak. Hikmat dan petunjuk Tuhan lebih penting daripada segudang pengalaman. Saudara bingung untuk memberitakan Injil? Mintalah petunjuk Tuhan dan Ia akan menuntun langkah-langkah Saudara. Kita tidak bisa mengandalkan kekuatan sendiri. Kita adalah rekan kerja Allah, oleh karena itu perlu kerjasama antara kita dengan Allah. Allah sangat mampu memberikan hikmatNya pada saat-saat yang tidak memungkinkan. Kita punya misi memberitakan Injil di Indonesia, negara yang menganut berbagai macam kepercayaan agama. Sebab itu, kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Andalkan hikmat Allah senantiasa.

Penerapan pribadi:
Latihlah kepekaan Saudara untuk mendengar suara Allah dalam doa pribadi setiap hari!
Minta tuntunan Allah ketika Saudara ingin memberitakan Injil dan tindakan apa yang Saudara ingin lakukan supaya menjadi berkat.


Sabtu, 21 Juni 2008

LAYANI MEREKA!
Firman Hari ini: Lukas 8: 40-56

Pertanyaan Perenungan:
Apa yang diinginkan oleh Yairus kepada Yesus? (Ay. 41-42)
Apa yang dilakukan oleh perempuan yang sakit pendarahan? (Ay. 44)
Apa yang terjadi pada perempuan yang sakit pendarahan dan pada anak perempuan Yairus? (Ay. 44, 54-55)

Pengajaran:
Setelah Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan roh jahat di Gerasa (Lukas 8:26-39), Ia langsung melayani Yairus yang tiba-tiba datang supaya Ia menyembuhkan anaknya yang hampir mati. Sebelum Yesus melangkah lebih jauh, datanglah seorang perempuan yang sakit pendarahan selama 12 tahun dan menjamah jubah Yesus. Untuk sementara waktu, perhatian Yesus tertuju pada orang yang menjamah jubah-Nya. Jika kita membayangkan keadaan saat itu, Yesus terlihat sangat sibuk dan dibutuhkan orang banyak. Pada waktu yang sama 2 orang membutuhkan Yesus dan selain itu banyak orang yang berdesak-desakan ingin melihat Yesus. Orang pertama yang meminta pertolongan adalah Yairus. Tiba-tiba Yesus berhenti dan melayani perempuan yang menjamah jubah-Nya. Bagaimana dengan anak Yairus yang hendak mati? Jika kita di posisi Yesus, pasti cukup panik dan mulai gelisah. Tetapi, Yesus tetap melayani keduanya, walaupun mendapat kabar bahwa anak Yairus mati. Alhasil, keduanya mendapat mujizat dari Yesus. Situasi seperti ini sering kita hadapi dalam melayani orang lain. Mungkin kita sibuk dengan pekerjaan, keluarga, dll, namun ada orang disekitar yang harus kita layani. Jika kita ingin orang lain diselamatkan, maka kita harus tetap melayani mereka. Jika terbentur dengan waktu, aturlah waktu sedemikian rupa supaya kita bisa melayani mereka. Kita harus tetap meminta hikmat Allah di saat-saat yang sulit. Melayani orang lain pasti membutuhkan pengorbanan. Mungkin kita harus membatalkan waktu istirahat, berbelanja, piknik, nonton TV, untuk melayani orang lain demi demi keselamatan hidup mereka. Pasti ada waktu untuk melayani orang lain, walaupun jadwal pribadi kita padat. Untuk itulah kita diutus sebagai duta Allah, yaitu melayani orang di sekeliling kita. Justru waktu-waktu pribadi yang kita gunakan untuk melayani akan dipakai Allah dalam menyatakan mujizat-Nya. Tetap layani sesamamu.

Penerapan pribadi:
1. Siapakah orang yang saat ini membutuhkan pelayanan Saudara?
2. Adakan waktu untuk mereka dan layani mereka.


Minggu, 22 Juni 2008

DOAKAN MEREKA!

Firman Hari ini: 1 Timotius 2: 1-6

Pertanyaan Perenungan:
Untuk siapa kita harus berdoa? (Ay. 1-2a)
Ada 2 tujuan mengapa kita harus mendoakan mereka. Sebutkanlah! (Ay. 2b, 4)

Pengajaran:
Paulus menghendaki supaya kita sebagai jemaat Tuhan berdoa untuk semua orang sebab hal itu sesuai dengan kehendak Allah yaitu, mereka diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Firman Allah yang cukup sederhana ini menekankan bahwa doa untuk mereka yang kita layani adalah penting. Mungkin setiap hari kita melayani orang lain. Tetapi jika tidak disertai dengan doa, maka pelayanan kita tidak ada kuasanya. Kita tidak boleh mengandalkan pikiran dan kekuatan manusiawi kita. Kita sangat terbatas. Kita adalah perantara mereka di hadapan Allah. Pertobatan atau perubahan hidup seseorang bukan karena perbuatan kita, tetapi karena kuasa Allah yang kita mohonkan dalam doa untuk orang tersebut. Tidak ada cara lain selain berdoa kepada Tuhan. Doakan secara spesifik orang yang akan kita layani, supaya Allah membuka pikiran, hati mereka dan akhirnya mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat. Doa mendatangkan kuasa. Doa mengubah orang yang berdoa dan orang yang didoakan. Kita meminta hikmat juga melalui doa. Doa berarti penyerahan total kepada kekuatan Allah dan kita tidak akan berjalan sendiri. Doakan supaya setiap orang yang bertemu dengan kita akan merasakan kemuliaan Allah. Jangan berhenti berdoa! Lakukan dengan setia dan Allah pasti menyertai kita sampai pada akhir jaman.

Penerapan pribadi:
Berdoalah dengan setia untuk setiap orang yang Saudara layani, maka Allah akan menyatakan mujizat-Nya.

No comments: