Sunday, June 29, 2008

Kuasa Hati yang Remuk

FOKUS KITA - 29 Juni

Ketika Smith Wisglessworth ditanya tentang rahasianya memperoleh kuasa, jawabannya tidak mengandung pemikiran yang khas seperti diharapkan dunia gereja. Ia tidak menceritakan tentang doa–doanya atau lamanya berpuasa atau rajinnya mempelajari Firman Tuhan. Ia hanya berkata, ”Saya memiliki hati yang remuk.” Wigglesworth membangkitkan orang mati sebanyak 14 kali, mengadakan mujizat–mujizat yang luar biasa, serta memiliki kuasa yang mengalir dari kehidupannya, terutama karena dia memiliki hati yang remuk.

Orang yang memiliki hati yang remuk bukanlah orang yang cengeng, selalu murung, selalu bersedih, atau orang yang serius, tidak mau bercanda ria. Hati yang remuk ialah keadaan rohani dimana kehendak diri sendiri, kekerasan dan penolakan telah disingkirkan dari hati kita. Atau keadaan jiwa (pikiran & perasaan yang telah ditaklukkan dan diletakkan di kaki Yesus sebagai tawanan (2 Kor 10:4–7).

Kunci untuk Datang ke Hadirat Tuhan

Allah diam bersama mereka yang berhati hancur dan remuk (Yes. 57:15). Hadirat Tuhan ditolak oleh hati yang keras dan kekerasan tidak dimiliki oleh orang yang remuk hati. Tuhan menolak orang yang sombong karena kesombongan juga menolak Tuhan. Tuhan tidak akan berjalan dengan orang yang sombong. Ia akan berjalan bersama orang yang rendah hati karena Ia sendiripun adalah rendah hati.

Kunci Menerima Wahyu dan Pimpinan

Tuhan dapat memberi kesan dan dorongan ke dalam hati yang lembut dan mudah dibentuk. Dalam hati yang lembut Tuhan menuliskan hukum–hukumNya sebab Tuhan tidak dapat bekerja pada hati yang keras. Hati yang keras itu tidak peka dan tidak mampu mendengarkan suara Roh yang lembut (Maz. 25:9).

Kunci Kesatuan dan Damai Sejahtera

Dalam kerendahan hati ada kesatuan, dimana orang mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Alkitab memrintahkan agar kita menganggap orang lain lebih utama (Flp. 2:3–4, Roma 12:10). Orang yang memiliki hati yang remuk tidak mudah tersinggung atau marah; sebaliknya orang yang berke-aku-an kuat sangat mudah untuk emosional. Percekcokan dan konflik akan berhenti bila kita memiliki hati yang remuk.

Kepribadian yang kasar, pemarah, sombong, suka menguasai, suka menuntut dan keras perlu diremukkan. Seharusnya orang–orang di sekeliling kita tidak boleh merasakan roh kita, melainkan harusnya Roh Allah yang bekerja dalam diri kita. Jika tidak demikian maka kita perlu roh atau hati yang remuk. Dan ini memerlukan banyak penghancuran di beberapa bidang. Hati yang remuk dimiliki oleh orang yang tidak disiplin dan dididik secara benar di masa kecilnya.

Kunci untuk Tidak Tersinggung

Bukanlah hati anak Domba Allah yang bisa tersinggung dan pahit hati, melainkan hati seorang bos. Orang yang rendah hati, lemah lembut dan remuk hati, tidak akan tersinggung. Orang menjadi tersinggung karena ego-nya terluka. Kasih karunia ditolaknya dan ia mengeraskan hatinya untuk mejadi pahit (Ibrani 12:15). Orang yang memelihara luka hati akan menajdi pahit dan mudah tersinggung. Ia menjebloskan dirinya sendiri ke lubang yang dalam ia buat sendiri. Orang semacam ini tidak akan dapat keluar dan sembuh oleh banyaknya permintaan maaf dari orang–orang yang ia anggap telah menyakitinya, kecuali… ia datang dan menyerah pada jamahan Tuhan.

Saya ingin mengulangi : orang yang tersinggung bukanlah “anak domba” melainkan seorang “tuan” yang sombong dan tidak memiliki hati yang remuk. Ia memiliki pendapat yang tinggi tentang dirinya sendiri dan ‘sok penting’. Ia mempertahankan hak–haknya dan menuntut pembelaan atas dirinya. Salah satu tipuan yang memperdayai orang yang tersinggung ialah : ia percaya bahwa ia memiliki hak untuk tersinggung dan merasa benar untuk marah dan melukai orang–orang lain. Ia menolak bahwa Tuhan bisa memakai ketidakadilan untuk membentuk dan meningkatkan kerohanian anak–anakNya. Satu–satunya cara untuk keluar dari lubang menyeramkan ini adalah : membiarkan dan merelakan hati kita untuk diremukkan dan terus–menerus melepaskan kuasa pengampunan. Percaya bahwa Tuhan sanggup mengubahkan hal yang buruk sekalipun menjadi berkat bagi kita.

(disadur dari artikel tentang Smith Wigglesworth – sky)

No comments: