FOKUS KITA - 22 Juni
Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah buku dengan judul Your Best life Now dan di dalamnya ada satu bab yang berjudul “Tuhan memiliki lebih banyak lagi dalam ‘gudang penyimpanan’Nya”. Saya membayangkan bahwa di gudang Tuhan tersimpan berbagai macam kebutuhan saya: uang, barang-barang yang saya perlukan, prestasi, kesembuhan, mujizat. Dalam hati saya Roh Kudus berkata “Masih ada lebih banyak lagi”. Saya mencoba berpikir “liar” tentang apa saja yang mungkin ada di gudang itu: impian-impian, tujuan hidup saya, jodoh, mobil, urapan untuk menyembuhkan orang sakit, dll. Semakin saya mencoba membayangkannya, suara Roh Kudus semakin kencang “Masih ada lagi!” seolah-olah menyemangati saya untuk terus berpikir apa lagi yg ada di gudang milik Tuhan. Akhirnya satu kesimpulan menutup saat teduh saya malam itu: SEMUA ada di gudang Tuhan.
Keesokan paginya saya terbangun dengan masih terus membayangkan gudang Tuhan. Dalam hati saya terdengar “Sayangnya banyak sekali deadstock di gudang itu”. Deadstock adalah barang yang tidak terpakai atau tidak laku terjual dalam waktu lama. Ya, saya belum mendapatkan cukup uang untuk melunasi hutang; saya belum mendapatkan urapan kesembuhan yang pernah saya bayangkan seperti Benny Hinn. Masih banyak lagi yang belum saya ambil di gudang Tuhan, yang seharusnya sudah saya alami/nikmati saat ini.
“Mengapa?” Saya sedikit protes kepada Tuhan. Tuhan mengingatkan saya tentang Yohanes 15:7 bahwa saya harus intim dengan Tuhan dan minta apa yang saya kehendaki, maka saya akan menerimanya. “Saya kan sudah cukup intim, tapi koq belum menerimanya?” dengan nada kesal saya berkata kepada Tuhan. “Kamu sendiri yang sering membatalkannya”.
Sikap hati saya ketika berkat-berkat itu sedang “dalam proses untuk dikirim” sering kali membatalkan pengiriman itu. Menunggu bagi saya adalah hal yang paling membosankan. Apakah Anda juga? Saya sering kehabisan iman atau kesabaran ketika menunggu janji Tuhan.
Semakin besar berkat yang kita rindukan atau impian yang akan kita raih, semakin besar pula iman yang diperlukan untuk melepaskan berkat itu. Iman saya bertumbuh ketika saya intim dengan Tuhan, sehingga berkat-berkat berubah status dari “deadstock” menjadi “dalam proses pengiriman”. Saya menyebutnya “iman yang melepaskan”.
Diperlukan lebih banyak lagi iman, ketika menunggu janji-janji Tuhan yang sedang dikirim nyata dalam kehidupan kita. Saat saya melalui masa-masa sulit yang sepertinya tidak ada pertolongan Tuhan; saat saya seolah-olah tidak sanggup bertahan satu hari lagi. Saya memerlukan lebih banyak lagi iman. Saya menyebutnya “iman yang menopang”.
Iman berasal dari pendengaran akan Firman. Seberapa kuat kita merenungkan Firman, sekuat itu pula iman kita akan bertumbuh untuk “melepaskan” apa yang ada di gudang Tuhan, dan sekuat itu pula iman itu akan “menopang” kita saat menunggu penggenapan janji Tuhan.
Ketika saya mengerti janji Tuhan tentang keluarga saya, saya mengucapkannya berulang-ulang. Ketika diadakan Champion Gathering, saya beriman bahwa orang tua saya bisa ikut dan mengalami lawatan Tuhan. Ternyata sampai hari H papa saya menyatakan tidak bisa ikut. Saya terus mengucapkan janji Tuhan. Beberapa hari kemudian kakak saya mengirim sms dan mengatakan bahwa mama saya dilawat Tuhan ketika sedang beribadah. Papa saya? “Sedang dalam proses”, dan saya tidak mau membatalkan pengiriman janji Tuhan.
Apakah Anda memiliki impian yang bagi Anda terlalu besar/ mustahil? Apakah Anda memiliki kebutuhan kerinduan yang hanya mujizat Tuhan saja yang bisa mewujudkannya? Keselamatan Biaya dan sarana untuk mengerjakan visi yang Tuhan percayakan dalam hidup Anda? Kuasa untuk menyembuhkan orang sakit? SEMUA telah tersedia di gudang Tuhan bagi Anda. Jangan biarkan semua itu tertumpuk di gudang tanpa pernah dikirim dalam kehidup-an Anda. Bapa ingin agar anak-anakNya menikmati kekayaan dan kemuliaanNya. Mari lebih intim lagi dengan Tuhan, lakukan bagian kita dengan setia… melayani, bekerja, menginjil, mendoakan… dan dapatkan lebih banyak lagi berkat-berkatNya. Buktikan firman Tuhan dalam Yosua 1:8.(wn)
Saturday, June 21, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment