EDITORIAL 15 Juni
Ketika Yosua menerima tanggung jawab dari Tuhan untuk memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan, tentu bukan perkara yang mudah. Selain janji Tuhan tentang Kanaan yang sangat besar, tantangannya juga berat, waktunya pun sangat lama. Apalagi, dia harus memimpin banyak orang, di bawah bayang-bayang kharisma Musa, pemimpin besar sebelumnya yang sudah mangkat. Tetapi, Tuhan berkata kepadanya, sebanyak TIGA kali, supaya menguatkan dan meneguhkan hati! Mengapa Tuhan begitu menekankan pentingnya untuk menguatkan hati dalam mengemban tanggung jawab yang Dia percayakan? Sederhana saja. Orang yang kuat dan teguh hatinya, tidak akan mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Dia akan terus bertahan, bahkan cenderung kreatif untuk mencari jalan keluar menembus tantangan, sampai akhirnya dia beroleh kemenangan, keberhasilan dan penggenapan janji-janji Tuhan.
Tanggung jawab apa yang saat ini sedang Tuhan percayakan pada kita? Membina orang-orang yang sulitkah? Atau memberitakan keselamatan kepada orang-orang yang keras hati? Lalu, apa yang sering kali membuat kita patah semangat sehingga ingin menyerah? Apakah situasi yang tiba-tiba memburuk tanpa dapat dikendalikan dan kita−mau atau tidak−harus menghadapinya... sendirian? Ataukah perkataan negatif yang bernada menyerang dan menjatuhkan dari orang-orang di sekitar kita yang datang bertubi-tubi? Mungkin juga segala sesuatu tidak berjalan semestinya setelah kita mencurahkan segenap daya kekuatan kita? Apapun tantangan yang kita hadapi, mari menguatkan dan meneguhkan hati untuk terus melangkah. Ada penyertaan, hikmat dan kasih karunia Tuhan yang akan membawa kita menembus tantangan dan meraih janji-janji Tuhan.
Yulia Windyasari
Pemimpin Redaksi
Ketika Yosua menerima tanggung jawab dari Tuhan untuk memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan, tentu bukan perkara yang mudah. Selain janji Tuhan tentang Kanaan yang sangat besar, tantangannya juga berat, waktunya pun sangat lama. Apalagi, dia harus memimpin banyak orang, di bawah bayang-bayang kharisma Musa, pemimpin besar sebelumnya yang sudah mangkat. Tetapi, Tuhan berkata kepadanya, sebanyak TIGA kali, supaya menguatkan dan meneguhkan hati! Mengapa Tuhan begitu menekankan pentingnya untuk menguatkan hati dalam mengemban tanggung jawab yang Dia percayakan? Sederhana saja. Orang yang kuat dan teguh hatinya, tidak akan mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Dia akan terus bertahan, bahkan cenderung kreatif untuk mencari jalan keluar menembus tantangan, sampai akhirnya dia beroleh kemenangan, keberhasilan dan penggenapan janji-janji Tuhan.
Tanggung jawab apa yang saat ini sedang Tuhan percayakan pada kita? Membina orang-orang yang sulitkah? Atau memberitakan keselamatan kepada orang-orang yang keras hati? Lalu, apa yang sering kali membuat kita patah semangat sehingga ingin menyerah? Apakah situasi yang tiba-tiba memburuk tanpa dapat dikendalikan dan kita−mau atau tidak−harus menghadapinya... sendirian? Ataukah perkataan negatif yang bernada menyerang dan menjatuhkan dari orang-orang di sekitar kita yang datang bertubi-tubi? Mungkin juga segala sesuatu tidak berjalan semestinya setelah kita mencurahkan segenap daya kekuatan kita? Apapun tantangan yang kita hadapi, mari menguatkan dan meneguhkan hati untuk terus melangkah. Ada penyertaan, hikmat dan kasih karunia Tuhan yang akan membawa kita menembus tantangan dan meraih janji-janji Tuhan.
Yulia Windyasari
Pemimpin Redaksi
No comments:
Post a Comment