Saturday, April 24, 2010

Saatnya Anak-Anak Allah Dinyatakan

FOKUS KITA



Dalam bahasa Yunani, arti kata ‘dunia‘ ada tiga macam. Yang pertama adalah aion yang berarti sebuah periode waktu atau satu generasi dalam sejarah manusia (dapat ditemukan dalam Matius 13:22). Arti yang kedua adalah oikumene yang artinya area atau letak bangsa-bangsa secara geografis (Matius 24:14). Kosmos adalah arti yang ketiga, ditemukan dalam Markus 16:15: Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia (kosmos), beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Kata ini berarti memenetrasi semua sendi sosial kemasyarakatan dan kebudayaan.

Sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang sehari-hari kita jalani. Menurut para ilmuwan sosial, kebudayaan manusia dibangun di atas tujuh pilar, yaitu: agama, keluarga, bisnis, pendidikan, pemerintahan, seni, dan media. Pilar bisnis, pendidikan, pemerintahan, seni, dan media adalah lima pilar yang biasa disebut dengan marketplace atau dunia kerja. Dunia kerja adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Dari anak-anak hingga orang dewasa, kita hidup dalam salah satu dari kelima pilar itu. Kenyataannya, hidup kita tak dapat dipisahkan dari ketujuh pilar yang menopang kebudayaan. Sehari-hari kita bergelut dengan minimal satu dari ketujuh pilar yang ada.

Sekarang mari kita melihat keadaan negara kita. Siapa yang tidak miris melihat keadaan negara kita sekarang ini. Ada bencana alam, gizi yang buruk, keadaan sosial-ekonomi masyarakat yang semakin memprihatinkan, fasilitas pendidikan yang kurang memadai, berita-berita tentang kekerasan, perceraian, pembunuhan, sampai pada berita-berita yang marak akhir-akhir ini; apalagi kalau bukan mengenai makelar kasus. Kita hidup di tengah masyarakat yang kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah. Di tengah dunia yang mementingkan dirinya sendiri. Di tengah masyarakat yang kehilangan harapan dan damai sejahtera, dan bahkan kehilangan arah.
Sebagai anak-anak Allah apa yang seharusnya kita lakukan? Apakah kita ikut kuatir dan takut? Jika demikian, maka kita tidak menjadi berkat bagi orang-orang yang belum mengenal Yesus. Roma 8:19 mengatakan: Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Tuhan memanggil kita untuk menjadi garam dan terang dunia, untuk mentransformasi dunia kita, untuk berani tampil beda.

Daniel adalah contoh yang sangat baik dalam hal ini. Daniel berada di pilar pemerintahan. Ia adalah anak Tuhan yang bekerja dengan unggul di bidangnya dan hatinya tertuju kepada Allah:

Dia bukanlah seorang bodoh, malah sebaliknya, sangat berhikmat dan cerdas. Alkitab mencatat bahwa dia sepuluh kali lebih cerdas dibandingkan semua orang berilmu di kerajaan itu. (Daniel 1.20)

Dia tidak menutup dirinya terhadap bahasa dan tulisan orang Kasdim, bahkan memiliki nama dari bahasa Babilonia. (Daniel 1.4,7)

Dia melakukan bagiannya dengan sangat baik, sehingga dia lebih cemerlang ketimbang yang lainnya. Tak ada satupun kesalahan/ kelalaian yang didapati dalam pekerjaannya sebab ia setia. (Daniel 6.3-4)

Selain bekerja dengan unggul, kualitas Daniel berikutnya adalah hatinya yang berpegang pada firman kehidupan. Sekalipun ia terjun di dunia pemerintahan yang menyembah berhala, imannya tidak tergoyahkan. Ia tetap berdiri teguh di atas imannya yang menentang arus itu. Daniel tampil beda sebab hatinya tertuju kepada Tuhan. Menghadapi tantangan kematian sekalipun, dia tetap tidak berkompromi sejauh itu menyangkut imannya.

Apakah dia menguasai bahasa kerajaan-kerajaan itu (Daniel berada pada pemerintahan empat kerajaan yang berbeda)? Ya. Apakah dia bekerja pada kerajaan-kerajaan itu? Ya. Apakah dia menghabiskan hari-harinya di tengah-tengah pemerintahan yang bengkok hatinya dan yang sesat? Ya. Apakah dia tetap memelihara imannya kepada Tuhan? Ya, dia berdoa dan memuji Tuhan tiga kali sehari di kamarnya.

Sehingga oleh karena imannya, Raja Nebukadnezar meninggikan dan memuliakan Allah yang disembah Daniel (Daniel 4.37). Raja Darius pun mengakui kedaulatan dan kebesaran Allahnya Daniel, bahkan ia memerintahkan agar seluruh orang di kerajaannya takut dan gentar terhadap Dia. (Daniel 6.26-27). Daniel mentransformasi Babilonia dan Media.

Filipi 2:14-16 berkata: Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.

Pada ayat-ayat sebelumnya Paulus menekankan agar dalam hidup mereka bersama, mereka memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Dengan memiliki pikiran dan perasaan Kristus, kita sedang berpegang pada firman kehidupan sebab Yesus adalah firman itu sendiri (Yohanes 1.1). Dengan begitu, kita sedang menerapkan prinsip-prinsip kebenaran kerajaan Allah. Kita sedang mendatangkan kerajaan Allah yang mentransformasi dunia kita.

Sebagai anak-anak Tuhan, sudah seharusnya kita berbeda dari orang-orang yang belum mengenal Yesus. Berada di pilar manakah kita? Di pilar manapun kita ditempatkan, mari kita lakukan bagian kita dengan unggul dan dengan prinsip-prinsip kebenaran kerajaan Allah. Dengan demikian kita memberitakan Injil kerajaan Allah dan terang kita bercahaya di depan orang-orang yang berinteraksi dengan kita, karena mereka melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Bapa yang di sorga. Karena kita menyinari keresahan dan ketakutan dengan kasih dan kebenaran Allah yang memberikan pengharapan dan damai sejahtera. (dra)

No comments: