Sunday, March 29, 2009

Unsur-unsur Iman

Fokus Kita

Ada tiga unsur dasar dalam iman orang percaya. Tiga unsur tersebut adalah pengetahuan, persetujuan dan kepercayaan. Ketiga unsur ini tidak dapat dipisahkan dan tidak boleh dibalik urutannya. Hari ini kita belajar lebih dalam tentang iman.

Unsur pertama iman adalah pengetahuan. Jika Anda diminta untuk percaya, mungkin Anda akan bertanya, “Kepada siapa saya percaya?” Alkitab tidak berkata, “percaya saja” tetapi berkata, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus” (Kisah Para Rasul 16:31; Roma 10:9-10). Iman juga berdasarkan pada pengetahuan akan Allah seperti yang dinyatakan dalam Alkitab. Contohnya tentang keselamatan. Manusia menerima keselamatan dari Yesus Kristus karena ia sebelumnya telah tahu apa yang sudah dilakukan Allah melalui Yesus. Jika ada diantara kita yang kurang dalam pengetahuan akan kebenaran Allah atau Yesus Kristus, maka bacalah Alkitab dan renungkan. Jangan tinggalkan pembacaan Firman Allah dalam saat teduh kita. Pengetahuan kita akan mempengaruhi iman kita kepada siapa yang kita percayai.

Unsur kedua Iman adalah persetujuan. Persetujuan meliputi suatu penyerahan secara perasaan. Tidak cukup jika kita hanya mengetahui sebuah kenyataan atau fakta. Kita butuh persetujuan. Iman adalah persetujuan hati kita terhadap kebenaran yang kita ketahui. Kita harus berbuat lebih dari sekedar mengetahui bahwa hal-hal itu benar, melainkan juga harus menerimanya untuk diri kita sendiri.

Ada seorang pendeta bertanya kepada seorang pemuda tentang iman. Pendeta itu bertanya, “Apakah Anda seorang Kristen?” orang muda itu menjawab, “Ya.” Pendeta itu bertanya lagi, “Sudah berapa lama Anda menjadi orang Kristen?” Pemuda itu menjawab, “Oh, seumur hidup saya.” Pendeta itu terus bertanya, “Apakah Anda sendiri telah menerima Kristus atau pernah mempraktekkan iman Anda?” Pemuda itu menjelaskan, “Pak, saya pribadi tidak pernah bertobat. Puluhan tahun yang lalu, nenek moyang saya telah bertobat dan menerima iman Kristen. Mereka membawa seluruh keluarga kepada iman. Jadi, semua anggota keluarga kami adalah orang Kristen secara turun-temurun.” Pendeta itu menjawab, “Itu baik.” Tetapi seandainya Anda melihat suami-istri yang masih muda sedang sarapan di hotel dan Anda bertanya kepada mereka, “sudah berapa lama kalian menikah?” mereka menjawab, “Kami tidak menikah, tetapi nenek moyang kami telah menikah. Kami berasal dari keluarga yang turun-temurun telah menikah.” “Apakah itu cukup?” kata Pendeta. Pemuda itu mengerti maksudnya dan tersenyum. Jadi, pengetahuan kita tentang Yesus Kristus memerlukan persetujuan hati kita untuk menerima Dia bagi diri kita sendiri.
Unsur ketiga iman adalah kepercayaan. Jika seseorang mempunyai pengetahuan tentang Injil dan menyetujui kebenaran Injil itu, tetapi tidak menyerahkan dirinya kepada oknum Yesus Kristus, maka ia tidak mempunyai iman yang menyelamatkan. Kepercayaan menunjukkan tindakan kehendak, keputusan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Kristus dan kepada Dia kita percaya untuk mengatur hidup kita.

Sekelompok ahli botani sedang mencari bunga langka di pegunungan Alpen. Ada sekuntum bunga yang mereka temukan dan sangat bagus untuk dijadikan contoh dalam penelitian mereka. Tetapi, bunga itu terletak pada batu karang yang hanya dapat dicapai dengan tali penolong. Pekerjaan ini sangat berbahaya bagi mereka yang tak berpengalaman. Pada akhirnya mereka minta tolong kepada seorang anak penggembala yang mengenal daerah itu dengan baik. Mereka menawarkan uang bila ia bersedia mengambilkan bunga langka tersebut. Meskipun menginginkan uang itu, ia merasa takut karena tugas itu sangat berbahaya. Beberapa kali mengamati tepian tebing, ia tidak menemukan pegangan yang aman. Di sampin itu ia harus mempercayakan dirinya di tangan orang asing yang akan memegangi tali yang mengikat pad tubuhnya. Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia membawa seseorang yang jauh lebih tua untuk membantunya. Anak itu gembira berkata kepada para ahli botani tadi, “Anda dapat mengikat tali itu di tubuh saya sekarang. Saya akan turun ke jurang itu, asal Anda mengijinkan ayah saya yang akan memegang talinya.”

Cerita ini menggambarkan tentang pengertian iman yang kita pelajari hari ini. Pertama, anak tersebut tahu siapa ayahnya. Kedua, ia setuju akan kebenaran-kebenaran tentang siapa ayahnya dan ia menerima ayahnya sesuai dengan pengetahuannya. Ketiga, anak itu menyerahkan diri kepada ayahnya ketika ia hendak mengambil bunga yang berada di tepian tebing, hanya dengan menggunakan tali yang dipegang oleh ayahnya sendiri.(you)

Konsep diambil dari:
Buku LKTI, HIDUP DALAM KRISTUS: Suatu Pelajaran Mengenai Keselamatan

No comments: