Saturday, March 14, 2009

Penuntun Saat Teduh Pribadi 16-22 Maret 2009

“Saya Mengampunimu”

Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang,
Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang,
Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
-Matius: 6:14-15-


Sumber: e-4M Abbalove

Senin, 16 Maret 2009
TUHAN ADALAH MAHA PENGAMPUN
Firman Hari Ini: Keluaran 34:1-17

Pertanyaan Perenungan:
1. Sebagai apakah Allah memperkenalkan diriNya? (ayat 5-7). Apa permintaan Musa? (ayat 8-9).
2. Apa jawaban Tuhan? (ayat 10).
3. Apa persyaratan yang diberikanNya? (ayat 11-17).

Pengajaran:
Mengampuni sangat mudah diucapkan, tetapi sukar dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali mulut kita mudah mengucapkan kata, “Saya memaafkan”, tetapi sesungguhnya hati kita masih menyimpan rasa sakit. Banyak orang percaya yang tidak bisa mengampuni kesalahan orang lain dengan berbagai alasan. Namun, jika kita memiliki kasih Allah di dalam hidup kita, maka kita bisa mengampuni orang lain seperti Allah telah mengampuni segala dosa dan pelanggaran kita. 4M minggu ini akan menuntun kita untuk belajar memahami Tuhan yang maha pengampun dan bagaimana kita juga dapat mengampuni orang lain. Karena itu, mari bersiap-siaplah untuk belajar mengampuni orang lain seperti Yesus mengampuni kita.

Penerapan Pribadi:
Sudahkah Anda mengampuni seperti Bapa mengampuni kesalahan kita? Jika Tuhan adalah maha pengampun, apa keputusan Anda? Tuliskan komitmen Anda.


Selasa, 17 Maret 2009
MENGAMPUNI SUPAYA DIAMPUNI
Firman Hari Ini: Matius 6:5-15

Pertanyaan Perenungan:
1. Sebutkan salah satu syarat yang harus kita penuhi dalam doa Bapa Kami? (ayat 12).
2. Mengapa syarat yang diberikan Yesus itu sangat penting untuk ditaati? (ayat 14-15).
3. Jika Anda belum memenuhi persyaratan tersebut, apa komitmen yang akan Anda lakukan?

Pengajaran:
Saya beryukur karena sampai saat ini dapat mengenal Tuhan dan melayaniNya lebih lagi. Sebelum mengenal Tuhan, saya adalah tipe anak yang pendiam dan salah satu sifat buruk saya adalah sering membuat orang tua kecewa, terutama ibu saya. Ibu saya memiliki sikap yang tegas dan suara yang lantang, sehingga membuat saya sering mengalami ketakutan. Suatu hari saya melakukan kesalahan dan ibu memarahi saya dengan kata-kata yang kasar. Saat itu juga tangannya mulai menampar pipi saya dengan keras dan memukuli punggung saya dengan kayu hingga bengkak. Hal inilah yang membuat saya benar-benar kepahitan dan ingin meninggalkan rumah. Beberapa kali saya mencoba melarikan diri, namun saya tidak bisa meninggalkan ayah karena beliau begitu sayang dan mengasihi saya. Ketika saya menerima Yesus dan mengalami pemulihan dalam hidup, saya mengambil keputusan untuk mengampuni ibu saya. Luka yang sudah lama ada dalam hati saya mulai pulih, saat saya memilih untuk mengampuni ibu saya. Beberapa bulan kemudian saya pulang ke daerah dan meminta maaf serta mengampuni ibu saya. Saya pun mengalami damai yang luar biasa dari Tuhan. (Tanael, karyawan swasta)

Penerapan Pribadi:
Masih adakah kepahitan dalam hati Anda hari ini yang belum dibereskan sehingga Anda belum dapat melepaskan pengampunan? Tuliskan langkah-langkah baru yang akan Anda ambil sebagai komitmen mengampuni.


Rabu, 18 Maret 2009
MEMBERI PENGAMPUNAN ADALAH PERINTAH ALLAH
Firman Hari Ini: Efesus 4:17-32

Pertanyaan Perenungan:
1. Menurut ayat 23-24, apa yang akan terjadi pada kita sebelum kita mengampuni orang lain?
2. Apa yang akan terjadi jika kita tidak mengampuni orang lain? (ayat 30). 3. Ukuran pengampunan manakah yang menjadi standar hidup kita? (ayat 32).

Pengajaran:
Pada suatu hari, seorang pengawal mendorong masuk seorang napi ke dalam sel. Ia dicukur, kotor dan kurus. Mula-mula tak seorangpun mengenalnya. Tetapi, setelah beberapa menit seseorang berseru, “Dia 'kan kapten X.” Ia adalah penyiksa yang paling kejam. Ia telah menahan dan memukuli banyak orang. Mereka menggerumuninya dan bertanya mengapa ia masuk penjara? Dengan berlinang air mata, kapten yang kini menjadi napi itu menceritakan kisahnya. Beberapa bulan sebelumnya, ketika sedang duduk di kantornya, seorang anak laki-laki berumur 12 tahun masuk, sambil memegang setangkai bunga di tangannya. Anak itu berkata, “Kapten, Anda adalah orang yang menaruh dan menyiksa ayah serta ibuku di dalam penjara. Hari ini adalah ulang tahun ibuku. Tetapi karena Anda, aku tidak mempunyai ibu yang harus aku bahagiakan hari ini. Tetapi, ibu adalah seorang yang mengajariku untuk mencintai musuhku, dan membalas kejahatan dengan kebaikan. Jadi, aku berpikir untuk memberikan bunga ini kepada istri Anda dan tolong katakan kepadanya tentang cintaku dan tentang cinta kasih Kristus.” Hal ini amat menyentuh, bahkan bagi seorang kapten yang bengis sekalipun. Bagaimanapun ia mempunyai nurani, ia memeluk anak itu, hatinya yang keras hancur menjadi lembut hanya oleh karena kasih. Ia menyadari satu nilai istimewa untuk tinggal di penjara bersama orang yang telah ia penjarakan. Kasih yang memaafkan adalah kunci kehidupan yang penuh kemenangan. (Secangkir Sup Bagi Jiwa Anda #1, Metanoia Publishing)

Penerapan Pribadi:
Sudahkah Anda menjalani sikap seperti yang firman Tuhan katakan? Tuliskanlah berkat-berkat baru yang Anda dapatkan hari ini.


Kamis, 19 Maret 2009
MENGAMPUNI SEPERTI ALLAH MENGAMPUNI
Firman Hari Ini: Kolose 3:5-17

Pertanyaan Perenungan:
1. Mengapa Paulus berkata, “karena itu matikanlah dalam dirimu sesuatu yang duniawi,”? (ayat 6).
2. Seperti siapakah kita diperintahkan untuk mengampuni? (ayat 13).
3. Sikap apakah yang seharusnya ada dalam diri kita? (ayat 14)

Pengajaran:
Menurut hasil survey, para dokter menemukan adanya hubungan antara kesembuhan tubuh jasmani seorang pasien dengan pengampunan yang diberikan/dilepaskannya. Jika seseorang tidak mau atau tidak bisa mengampuni orang yang bersalah kepadanya, maka penyakitnya susah untuk disembuhkan. Tetapi, pasien yang suka mengampuni orang lain, maka mereka akan mudah mengalami kesembuhan total secara cepat. Hal ini menunjukkan bahwa ketika seseorang melepaskan kuasa pengampunan terhadap orang yang menyakiti hidupnya, maka orang tersebut sedang mempraktekkan hati Allah yang suka mengampuni manusia. Inilah pokok sangat penting bagi kehidupan kekristenan. Jadi, teruslah mencari kebenaran tentang pengampunan.

Penerapan Pribadi:
Tuliskanlah perubahan-perubahan yang akan Anda lakukan untuk dapat hidup selalu mengampuni.


Jumat, 20 Maret 2009
70 X 7 X
Firman Hari Ini: Matius 18:21-35

Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang Petrus tanyakan kepada Yesus tentang hal mengampuni? (ayat 21).
2. Menurut Yesus, berapa kali kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita? (ayat 22).
3. Renungkan ayat 23-35 dan buat komitmen untuk meresponi firman Tuhan ini!

Pengajaran:
Yesus menggambarkan hal pengampunan dengan sangat jelas dalam Matius 18:21-35. Dikatakan bahwa pengampunan di dalam Kerajaan Allah itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ada yang berhutang 10.000 talenta dan ada juga yang berhutang hanya 100 dinar saja. Karena tidak sanggup membayar, maka orang yang memiliki hutang 10.000 talenta dihapuskan hutangnya. Seharusnya, ia juga menghapuskan hutang 100 dinar dari orang berhutang kepadanya. Tetapi hal yang terjadi adalah ia menuntut, menangkap dan mencekik orang yang berhutang seratus dinar itu. Akibatnya ia harus bertanggungjawab atas perbuatannya itu. Lalu, Yesus menyimpulkan pengajaranNya ini demikian, “Maka BapaKu yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hati,” (Matius 18:35). Jadi, marilah kita juga mengampuni orang lain seperti kita telah menerima pengampunan dari Tuhan.

Penerapan Pribadi:
Sudah berapa kali Anda mengampuni orang yang bersalah kepada Anda hari ini? Apakah Anda merasa cukup? Tuliskan komitmen Anda untuk selalu menjadi orang yang memberi maaf.


Sabtu, 21 Maret 2009
MENYIMPAN KEPAHITAN (SAKIT HATI) BERAKIBAT FATAL
Firman Hari Ini: Ester 2:19-23

Perenungan Pribadi:
1. Untuk mengetahui latar belakang dari rasa sakit hati Bigtan dan Teresy terhadap Ester dan Mordekhai, bacalah ayat 15-18. Mengapa Bigtan dan Teresy merasa sakit hati? (ayat 19-21a).
2. Apa yang mereka rencanakan? (ayat 21b). Siapa yang mengetahui rencana mereka? (ayat 22).
3. Akibat fatal apa yang terjadi? (ayat 23). Jika Anda telah melihat akibat dari sakit hati, apa komitmen Anda untuk meresponi firman Tuhan?

Pengajaran:


Janganlah Anda menyimpan kepahitan atau rasa sakit di dalam hati Anda, karena akan berakibat fatal bagi kehidupan Anda pribadi. Salomo berkata bahwa “dapatkah orang membawa api di dalam selimut dan tidak akan terbakar atau dapatkah orang berjalan di atas bara api dan tidak terbakar kakinya?” Namun, banyak sekali orang Kristen yang menyimpan kepahitan di dalam hatinya, sehingga dapat merusak hidup mereka. Itulah sebabnya, lanjut Salomo, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan,” (Amsal 4:23). Dalam 4M hari ini, kita melihat contoh dua pribadi yang menyimpan kepahitan (sakit hati) di dalam hati mereka yang berakibat fatal bagi masa depan mereka. Mereka harus menerima resiko dibunuh karena sakit hati tersebut.

Penerapan Pribadi:
Sudahkah Anda menyadari bahaya yang mengancam kehidupan Anda bila menyimpan kepahitan di dalam hati? Tuliskan langkah praktis Anda untuk mencegah kepahitan / sakit hati mencemari hati Anda.


Minggu 22 Maret 2009
PENGAMPUNAN DAPAT MENCAIRKAN SUASANA HATI YANG MEMBEKU
Firman hari Ini: Kejadian 50:15-21

Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang mendasari pendapat saudara-saudara Yusuf bahwa mereka dibenci? (ayat 15). Apakah yang mereka lakukan? (ayat 16-17a).
2. Apa yang dilakukan oleh Yusuf? (ayat 17b). Perhatikan apa perkataan Yusuf yang mencairkan suasana hati yang beku itu? (ayat 19-21).
3. Jika Anda berada pada posisi Yusuf, apakah yang akan Anda lakukan?

Pengajaran:
Setiap orang memiliki kerinduan di dalam hatinya untuk mendengar kata, “Aku memaafkan dan mengampunimu,” dari seseorang yang ia telah sakiti. Ketika kata-kata ini keluar dari dalam hati dan mulut orang yang telah kita sakiti, maka hal itu terasa seperti es yang mencair di dalam hati kita yang merindukan pengampunan.

Yusuf adalah seorang yang telah dibuang dan disakiti oleh saudara-saudaranya, namun ia dapat mencairkan suasana hati yang membeku dari saudara-saudaranya yang telah menjual Yusuf ke Mesir. Mari, jadikanlah renungan firman Tuhan ini sebagai model untuk mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita.

Penerapan Pribadi:
Sudahkah Anda menyadari kelimpahan rahmat Allah setiap hari karena Anda seringkali memberikan pengampunan kepada orang lain? Tuliskan berkat-berkat baru yang Anda dapatkan dari firman Tuhan hari ini.

No comments: