“Memulihkan Emosi yang Hancur”
Bahan diambil & diedit dari: Kingdom of Heaven, Ir. Eddy Leo, M.Th
Senin, 30 Maret 2009
Emosi yang Mematikan
Firman Hari Ini: Mazmur 107:17-22
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang dapat menyebabkan penyakit? (Ayat 17). Apa akibat penyakit tersebut? (Ayat 18).
2. Apa yang seharusnya dilakukan oleh orang yang mengalami kesesakan (penyakit)? Dari hal apakah Allah membebaskan mereka? (Ayat 19).
3. Bagaimana cara Allah menyembuhkan penyakit yang demikian? (Ayat 20).
4. Apa yang harus tetap dipelihara setelah kesembuhan terjadi? (Ayat 21-22).
Pengajaran:
Emosi atau perasaan turut membentuk sikap hati seseorang. Sikap hati seseorang menentukan perilakunya. Jika emosi seseorang sehat, maka sikap hati dan perilakunya sehat pula. Sebaliknya, jika emosi seseorang tidak sehat, maka menghasilkan sikap hati dan perilaku yang berdosa. Emosi seseorang disebabkan oleh kepercayaan-kepercayaan yang ada dalam pikirannya. Jika kepercayaannya benar, maka menghasilkan emosi yang sehat. Jika kepercayaannya salah, maka akan menghasilkan emosi yang tidak sehat dan mematikan. Emosi-emosi yang mematikan antara lain: tidak mau mengampuni, kepahitan, kebencian, ketakutan, rasa bersalah, iri hati, malu, kemarahan, kesepian/merasa ditinggalkan, merasa direndahkan.
Kepercayaan yang salah berasal dari tipu daya yang iblis tabur dalam pikiran seseorang untuk menghancurkannya. Jika pikiran manusia terjerat tipu daya ini, maka ia hidup dalam emosi yang tidak sehat, yang akan membawanya kepada perilaku dosa, sehingga muncul berbagai jenis penyakit yang mematikan. Kepercayaan yang salah hanya dapat diperbaiki dengan kebenaran firman Tuhan. Firman Tuhan adalah kebenaran yang akan menerangi pikiran kita dan membawa damai sejahtera. Apakah Anda ingin hidup sehat dan bahagia? Milikilah obat mujarab dari surga yang bernama buah Roh (Galatia 5:22-23). Ingat, memelihara emosi yang tidak sehat membuat sistem kekebalan tubuh kita lemah, kacau, bahkan menjadi agresif sehingga mengakibatkan perusakan diri.
Penerapan pribadi:
Bereskanlah emosi Anda yang tidak sehat dan perilaku berdosa yang masih Anda simpan.
Layanilah orang-orang di sekitar Anda yang membutuhkan pemulihan emosi dengan kebenaran Firman hari ini.
Selasa, 31 Maret 2009
Kepahitan yang Menghancurkan
Firman Hari ini: Matius 18:21-35
Pertanyaan Perenungan:
1. Berdasarkan apakah Raja tersebut membebaskan hambanya? (ayat 23-27)
2. Apa yang hamba itu lakukan terhadap hamba lain yang berhutang kepadanya? (ayat 28-30)
3. Apa akibat yang dialami hamba yang gagal mengampuni hamba yang lain itu? (ayat 31-35). Mengapa ia gagal mengampuni?
Pengajaran:
Dalam novel Charles Dickens yang berjudul “Great Expectations”, salah seorang tokohnya bernama Nona Havisham. Ia adalah wanita tua yang kaya, namun galak dan berpenampilan aneh. Sewaktu muda, Nona Havisham ditinggal pergi kekasihnya di depan altar, pada hari pernikahannya. Puluhan tahun sesudahnya, ia masih duduk di kursi besar dalam kamar pengantinnya yang dekorasinya sudah usang, berdebu dan gelap, tanpa pernah keluar sekalipun. Ia memakai gaun pengantin putih dan seluruh perhiasannya yang sudah pudar warnanya, stocking dan sepatunya sudah berlubang. Wajahnya yang keriput dirias coreng moreng tebal dan ditutup cadar pengantin yang panjang sampai ke lantai. Rambut putihnya dihiasi bunga-bunga yang sudah pudar warnanya. Di mejanya masih ada makan pagi pengantinnya yang sudah dipenuhi sarang laba-laba dan kecoa. Sementara pria yang seharusnya menikahinya pergi begitu saja dan tetap hidup bebas, Nona Havisham hidup terbelenggu dalam kekecewaan, kebencian dan kepahitan. Ia bahkan menularkan kepahitannya kepada keponakannya, Estella, yang masih muda, supaya memikat para pria untuk kemudian meninggalkan mereka.
Kepahitan bukan disebabkan oleh orang lain, situasi atau iblis, tetapi karena seseorang telah meninggalkan KASIH KARUNIA (Ibrani 12:15). Hamba dalam Matius 18 gagal mengampuni temannya karena ia gagal melihat bahwa ia diampuni rajanya berdasarkan ANUGERAH. Ia gagal melihat KASIH KARUNIA yang diterimanya, ia menjauhkan diri dari kasih karunia yang seharusnya memampukannya untuk mengampuni orang lain.
Penerapan pribadi:
Siapakah orang yang sulit Anda ampuni saat ini? Tuliskan apa saja yang telah dilakukannya yang menyakiti Anda. Terimalah kasih karunia Tuhan dan lepaskan pengampunan untuk orang yang telah menyakiti Anda.
Layanilah orang-orang di sekitar Anda yang hidup dalam kepahitan dengan kebenaran tentang pengampunan.
Rabu, 1 April 2009
Perfeksionis
Firman Hari ini: Roma 4:6-8; Titus 3:4-7
Pertanyaan Perenungan:
1. Siapakah orang yang berbahagia itu? (Roma 4:6).
2. Apa yang Allah lakukan terhadap orang tersebut? (Roma 4:7-8).
3. Berdasarkan apakah kita diselamatkan? (Titus 3:4-6).
4. Jadi, oleh karena apakah kita dibenarkan? (Titus 3:7).
Pengajaran:
Perfeksionis adalah masalah kejiwaan di mana seseorang mempunyai prinsip kesempurnaan (perfect). Perfeksionis adalah bentuk ekstrim dari takut gagal. Seorang perfeksionis dalam sehari akan berkali-kali mengalami kegagalan dalam mencapai standar kesempurnaan. Itu sebabnya ia akan jatuh bangun dan perasaannya akan naik turun berkali-kali dalam 1 hari. Seorang perfeksionis sangat sulit menerima kegagalan, ia akan marah terhadap kegagalan dirinya maupun orang lain.
Orang perfeksionis biasanya tidak menyadari masalah kejiwaan tersebut, sebab mereka menganggap hal tersebut sama dengan spirit of excellence (semangat yang selalu ingin memberi yang terbaik). Perbedaannya sangat besar. Orang pefeksionis akan melakukan kesempurnaan, bukan untuk Tuhan, tetapi untuk memenuhi keberhargaan dirinya. Sedangkan spirit of excellence akan melakukan yang terbaik untuk Tuhan. Pada saat seorang perfeksionis gagal, mereka tidak dapat menerimanya dan mulai menyalahkan diri sendiri, orang lain bahkan kadang-kadang menyalahkan Tuhan. Sebaliknya pada saat gagal, seorang yang mempunyai spirit of excellence tidak akan terus menerus terpuruk dalam tuduhan. Ia akan cepat bangkit dan mengembalikan segala kemuliaan bagi Tuhan. Marilah memiliki prinsip spirit of excellence, bukan perfeksionis, sebab segala yang kita perbuat adalah untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk kemuliaan diri kita sendiri.
Penerapan pribadi
Pengalaman masa lalu apa saja yang membentuk Anda sehingga menjadi perfeksionis? Alami kebenaran firman hari ini supaya Anda pulih.
Layanilah orang lain yang masih mempunyai kepercayaan yang salah, bahwa mereka menjadi benar bukan karena perbuatan mereka, tetapi karena kasih karunia.
Kamis, 2 April 2009
Rendah Diri
Firman Hari ini: 2 Korintus 5:16-17; Matius 11:11
Pertanyaan Perenungan:
1. Menurut ukuran apakah kita seharusnya menilai orang lain? (2 Korintus 5:16)
2. Siapakah kita sesungguhnya? (2 Korintus 5:17)
3. Lebih dari siapa keberhargaan orang terkecil dalam Kerajaan Allah? (Matius 11:11)
Pengajaran:
Gambar diri adalah imajinasi/pandangan yang kita miliki atas diri kita sendiri. Pandangan tersebut berasal dari: apa kata orang tua/orang lain, misalnya, bodoh, banci, jelek, tidak ada harapan, dll; apa kata lingkungan (nilai budaya), misalnya: pria lebih berharga daripada wanita, kulit hitam itu jelek, dll; apa kata diri sendiri/self talk, yang biasa kita katakan kepada diri sendiri saat sedang berada dalam tekanan, misalnya: memang nasibku jelek, aku tidak mungkin berubah, dll. Imajinasi dapat mempengaruhi dan mengontrol hidup kita. Jalan keluar untuk pulih dari gambar diri yang buruk adalah memiliki imajinasi baru yang berasal dari firman Tuhan, bahwa kita adalah ciptaan baru dan serupa dengan gambar Allah (Kejadian 1:27).
Pernahkah Anda mendengar kisah Helen Keller? Ia adalah wanita Inggris pertama yang mendapat gelar sarjana, padahal ia memiliki cacat ganda (buta dan tuli). Orang tuanya telah menyerah untuk membesarkannya, namun Helen menjadi sukses berkat investasi hidup yang diberikan oleh seorang perawat kristen bernama Annie Sulivan. Oleh karena kasih yang luar biasa dan penanaman nilai-nilai gambar diri yang sehat, perawat tersebut berhasil membuat Helen tidak minder, bahkan tidak putus asa untuk berjuang menjadi seorang sarjana yang berguna bagi bangsa dan kemanusiaan. Mengapa Annie sabar untuk melayani Helen yang cacat? Sebab, Annie sendiri pernah mengalami penyakit jiwa yang sangat berat. Ia dikurung di dalam rumah sakit jiwa di tempat yang paling terisolir. Tetapi, berkat seorang perawat kristen di rumah sakit tersebut, Annie akhirnya disembuhkan. Setelah sembuh, ia mengabdikan dirinya demi memulihkan orang-orang cacat yang lain. Helen maupun Annie, keduanya disembuhkan melalui: kebenaran Firman, situasi/kondisi, doa-doa dan komunitas orang percaya yang mengasihi mereka.
Penerapan Pribadi:
Apa pengalaman masa lalu, perkataan orang tua, lingkungan atau diri sendiri yang menyakiti dan merendahkan Anda? Alamilah kebenaran firmanNya hari ini supaya Anda pulih.
Layanilah seseorang yang membutuhkan pemulihan gambar diri dan perasaan rendah diri (minder).
Jumat, 3 April 2009
Takut Gagal
Firman Hari ini: 2 Korintus 5:21; Ibrani 10:10,14
Pertanyaan Perenungan:
1. Bagaimanakah Allah membuat kita menjadi benar? (2 Korintus 5:21).
2. Berapa kalikah Kristus harus berkorban untuk pembenaran kita? Berapa lamakah pembenaran tersebut berlangsung? (Ibrani 10:10,14)
Pengajaran:
Takut gagal berasal dari standar BENAR-SALAH yang sudah tertanam dalam diri kita sejak kecil, melalui pengalaman-pengalaman yang mengajarkan nilai-nilai yang salah. Misalnya, seorang anak yang sering mendengar ayahnya mengatakan berulang-ulang: "Kamu jangan lupa, kita adalah keluarga yang miskin, orang miskin itu sangat hina. Karena itu kamu harus sekolah yang tinggi, kerja harus berhasil jangan sampai gagal, supaya nanti JADI ORANG. Dengan begitu kita tidak akan diremehkan orang lain, tapi dihargai." Anak itu akan merasa sangat bersalah dan ketakutan setiap kali gagal. Itu sebabnya banyak orang mengejar kesuksesan demi menghilangkan rasa bersalah dan takut gagal. Ada juga orang yang justru tidak ingin melakukan apa-apa supaya tidak mengalami kegagalan.
Banyak orang Kristen takut gagal karena hidup dalam standar harga diri yang salah, yaitu membangun harga dirinya atas penampilannya dan apa kata orang lain. Akibatnya, ia menghalalkan segala cara untuk mencapai penampilan tertentu dan menuruti standar orang lain supaya merasa berhasil dan berharga. Jika kita membangun harga diri di atas standar ini, maka kita akan memiliki harga diri yang tidak stabil, sebab penampilan kita dan apa kata orang lain selalu berubah-ubah.
Kita harus hidup dalam standar harga diri yang benar supaya pulih dari perasaan takut gagal. Standar harga diri yang benar adalah pribadi kita di dalam Kristus dan apa kata Tuhan, yaitu: kita menjadi BENAR/BERHARGA bukan karena perbuatan kita, namun karena iman kita kepada Kristus yang telah mati bagi dosa-dosa kita (Roma 3:28), dan Dia menerima kita sepenuhnya dan apa adanya.
Penerapan Pribadi:
Masih adakah pengalaman yang membuat Anda trauma dan takut gagal? Ambillah keputusan untuk bebas dari rasa takut gagal dengan hidup dalam standar harga diri yang benar dari Tuhan.
Kemudian layanilah orang yang membutuhkan pemulihan yang sama dengan prinsip-prinsip di atas.
Sabtu, 4 April 2009
Rasa Tertuduh
Firman Hari ini: 1 Yohanes 3:19-22; 1 Yohanes 4:10
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang terjadi jika seseorang bebas dari tuduhan? (1 Yohanes 3:21-22).
2. Bagaimana cara mengatasi tuduhan saat kita jatuh ke dalam dosa/berbuat kesalahan? (1 Yohanes 3:19-20).
3. Apa yang Allah lakukan agar kita berdamai denganNya? (1 Yohanes 4:10).
Pengajaran:
Ada orang-orang yang begitu terbiasa dengan tuduhan, sampai-sampai mereka TERTUDUH kalau TIDAK TERTUDUH. Wah ini, tertuduh kelas berat. Tuduhan itu sebenarnya wajar dan perlu. Kita akan tertuduh apabila kita jatuh ke dalam dosa dan berbuat kesalahan. Tuduhan adalah alat yang diberikan oleh Tuhan di dalam hati nurani untuk memberikan kita peringatan (alarm) tentang kondisi kita terhadap suatu keadaan. Jika kita melanggar batas-batas moral, maka hati nurani kita mulai berbunyi. Namun demikian, keadaan tertuduh terus menerus adalah hal yang tidak sehat. Tuduhan yang kita ijinkan berlarut-larut di dalam diri kita akan memberikan tempat bagi iblis untuk bekerja, sehingga ia akan menghancurkan kita. Tuduhan iblis yang kita biarkan mempengaruhi kita, dapat membuat kita kehilangan hubungan yang intim dengan Allah, sebab kita akan merasa jauh, tidak layak di hadapan Allah.
Ada 2 jenis rasa tertuduh: 1) Rasa Tertuduh yang Benar, yaitu teguran Tuhan melalui Roh Kudus dalam hati nurani kita karena perbuatan dosa/kesalahan kita. Tujuannya adalah untuk menyadarkan dan membawa kita kepada pertobatan. 2) Rasa Tertuduh yang Tidak Benar, yang dapat berasal dari didikan orangtua/lingkungan kita pada masa lalu yang bersumber dari: ajaran yang sesat, kebanggaan suku/kelompok, roh kontrol/manipulasi, standar yang tidak mutlak.
Pastikan jika kita mengalami perasaan tertuduh, itu adalah rasa tertuduh yang benar. Karena rasa tertuduh yang benar akan membawa kita kepada pertobatan dan kemenangan dalam hidup.
Penerapan Pribadi:
Pengalaman-pengalaman masa lalu apakah yang membuat Anda tertuduh sampai hari ini? Bawalah kepada Tuhan dan terima kebenaran firmanNya hari ini supaya Anda sembuh.
Layanilah orang lain yang membutuhkan pemulihan dari rasa tertuduh dengan kebenaran firman hari ini.
Minggu, 5 April 2009
Rasa Tertolak
Firman Hari ini: Kolose 1:19-23
Pertanyaan Perenungan:
1. Siapakah Kristus? (Ayat 19). Apa yang Kristus lakukan untuk kita? (Ayat 20).
2. Bagaimanakah keadaan kita sebelum diperdamaikan oleh Kristus? (Ayat 21). Apakah hasil pendamaian Kristus atas hidup kita? (Ayat 22).
3. Apa yang harus kita lakukan agar dapat menikmati hasil pendamaian Kristus? (Ayat23).
Pengajaran:
Rasa tertolak dapat menyebabkan banyak masalah kejiwaan lainnya, seperti minder, marah, kepahitan, dsb. Penolakan bisa dialami seseorang sejak ia masih ada di dalam kandungan ibunya. Saat seorang ibu mencoba menggugurkan kandungannya, maka penolakanpun dirasakan si anak, walaupun ia belum lahir. Orang tua yang membeda-bedakan kasih sayang terhadap anaknya dapat berakibat penolakan. Dalam pergaulan dengan teman dan lingkungan, kita juga dapat mengalami penolakan. Kita diberi label-label tertentu seperti "Si gendut", "Si kurus", "Si jelek" yang dapat membuat kita merasa tertolak. Cinta yang ditolak juga dapat membuat seseorang merasa tertolak.
Penolakan manusia tidak dapat kita hindari, tetapi kita dapat sembuh dan hidup bebas dari rasa tertolak, jika kita menerima korban pendamaian Kristus. Sejak Adam jatuh ke dalam dosa, semua manusia tertolak dan terpisah dari Allah, karena Allah yang MAHA KUDUS tidak dapat bersatu dengan dosa. Tetapi karena begltu besar kasih Allah akan kita, la rela menjadi korban pendamaian bagi kita melalui kematian Kristus di kayu salib (Kolose 1:21-22). Saat Kristus disalibkan, selain menanggung dosa kita, Ia juga menanggung semua penolakan yang seharusnya kita terima sebagai akibat dosa-dosa kita. Tatkala Kristus mengalami semua penolakan tersebut, maka kitapun dapat terbebas dari penolakan Allah. Kristus menjadi korban pendamaian kita dengan Allah. Karena korban itu, maka kita tidak akan pernah lagi ditolak oleh Allah, tetapi diterima sepenuhnya. Dengan penerimaan Allah, kita dapat mengatasi penolakan yang dilakukan orang lain.
Penerapan Pribadi:
Masih adakah perasaaan tertolak dalam diri Anda karena perlakuan orang lain? Serahkanlah kepada Allah dan terimalah kebenaran firman hari ini supaya Anda sembuh.
Kemudian layanilah orang lain yang juga mengalami perasaan tertolak dengan kebenaran Firman hari ini.
Bahan diambil & diedit dari: Kingdom of Heaven, Ir. Eddy Leo, M.Th
Senin, 30 Maret 2009
Emosi yang Mematikan
Firman Hari Ini: Mazmur 107:17-22
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang dapat menyebabkan penyakit? (Ayat 17). Apa akibat penyakit tersebut? (Ayat 18).
2. Apa yang seharusnya dilakukan oleh orang yang mengalami kesesakan (penyakit)? Dari hal apakah Allah membebaskan mereka? (Ayat 19).
3. Bagaimana cara Allah menyembuhkan penyakit yang demikian? (Ayat 20).
4. Apa yang harus tetap dipelihara setelah kesembuhan terjadi? (Ayat 21-22).
Pengajaran:
Emosi atau perasaan turut membentuk sikap hati seseorang. Sikap hati seseorang menentukan perilakunya. Jika emosi seseorang sehat, maka sikap hati dan perilakunya sehat pula. Sebaliknya, jika emosi seseorang tidak sehat, maka menghasilkan sikap hati dan perilaku yang berdosa. Emosi seseorang disebabkan oleh kepercayaan-kepercayaan yang ada dalam pikirannya. Jika kepercayaannya benar, maka menghasilkan emosi yang sehat. Jika kepercayaannya salah, maka akan menghasilkan emosi yang tidak sehat dan mematikan. Emosi-emosi yang mematikan antara lain: tidak mau mengampuni, kepahitan, kebencian, ketakutan, rasa bersalah, iri hati, malu, kemarahan, kesepian/merasa ditinggalkan, merasa direndahkan.
Kepercayaan yang salah berasal dari tipu daya yang iblis tabur dalam pikiran seseorang untuk menghancurkannya. Jika pikiran manusia terjerat tipu daya ini, maka ia hidup dalam emosi yang tidak sehat, yang akan membawanya kepada perilaku dosa, sehingga muncul berbagai jenis penyakit yang mematikan. Kepercayaan yang salah hanya dapat diperbaiki dengan kebenaran firman Tuhan. Firman Tuhan adalah kebenaran yang akan menerangi pikiran kita dan membawa damai sejahtera. Apakah Anda ingin hidup sehat dan bahagia? Milikilah obat mujarab dari surga yang bernama buah Roh (Galatia 5:22-23). Ingat, memelihara emosi yang tidak sehat membuat sistem kekebalan tubuh kita lemah, kacau, bahkan menjadi agresif sehingga mengakibatkan perusakan diri.
Penerapan pribadi:
Bereskanlah emosi Anda yang tidak sehat dan perilaku berdosa yang masih Anda simpan.
Layanilah orang-orang di sekitar Anda yang membutuhkan pemulihan emosi dengan kebenaran Firman hari ini.
Selasa, 31 Maret 2009
Kepahitan yang Menghancurkan
Firman Hari ini: Matius 18:21-35
Pertanyaan Perenungan:
1. Berdasarkan apakah Raja tersebut membebaskan hambanya? (ayat 23-27)
2. Apa yang hamba itu lakukan terhadap hamba lain yang berhutang kepadanya? (ayat 28-30)
3. Apa akibat yang dialami hamba yang gagal mengampuni hamba yang lain itu? (ayat 31-35). Mengapa ia gagal mengampuni?
Pengajaran:
Dalam novel Charles Dickens yang berjudul “Great Expectations”, salah seorang tokohnya bernama Nona Havisham. Ia adalah wanita tua yang kaya, namun galak dan berpenampilan aneh. Sewaktu muda, Nona Havisham ditinggal pergi kekasihnya di depan altar, pada hari pernikahannya. Puluhan tahun sesudahnya, ia masih duduk di kursi besar dalam kamar pengantinnya yang dekorasinya sudah usang, berdebu dan gelap, tanpa pernah keluar sekalipun. Ia memakai gaun pengantin putih dan seluruh perhiasannya yang sudah pudar warnanya, stocking dan sepatunya sudah berlubang. Wajahnya yang keriput dirias coreng moreng tebal dan ditutup cadar pengantin yang panjang sampai ke lantai. Rambut putihnya dihiasi bunga-bunga yang sudah pudar warnanya. Di mejanya masih ada makan pagi pengantinnya yang sudah dipenuhi sarang laba-laba dan kecoa. Sementara pria yang seharusnya menikahinya pergi begitu saja dan tetap hidup bebas, Nona Havisham hidup terbelenggu dalam kekecewaan, kebencian dan kepahitan. Ia bahkan menularkan kepahitannya kepada keponakannya, Estella, yang masih muda, supaya memikat para pria untuk kemudian meninggalkan mereka.
Kepahitan bukan disebabkan oleh orang lain, situasi atau iblis, tetapi karena seseorang telah meninggalkan KASIH KARUNIA (Ibrani 12:15). Hamba dalam Matius 18 gagal mengampuni temannya karena ia gagal melihat bahwa ia diampuni rajanya berdasarkan ANUGERAH. Ia gagal melihat KASIH KARUNIA yang diterimanya, ia menjauhkan diri dari kasih karunia yang seharusnya memampukannya untuk mengampuni orang lain.
Penerapan pribadi:
Siapakah orang yang sulit Anda ampuni saat ini? Tuliskan apa saja yang telah dilakukannya yang menyakiti Anda. Terimalah kasih karunia Tuhan dan lepaskan pengampunan untuk orang yang telah menyakiti Anda.
Layanilah orang-orang di sekitar Anda yang hidup dalam kepahitan dengan kebenaran tentang pengampunan.
Rabu, 1 April 2009
Perfeksionis
Firman Hari ini: Roma 4:6-8; Titus 3:4-7
Pertanyaan Perenungan:
1. Siapakah orang yang berbahagia itu? (Roma 4:6).
2. Apa yang Allah lakukan terhadap orang tersebut? (Roma 4:7-8).
3. Berdasarkan apakah kita diselamatkan? (Titus 3:4-6).
4. Jadi, oleh karena apakah kita dibenarkan? (Titus 3:7).
Pengajaran:
Perfeksionis adalah masalah kejiwaan di mana seseorang mempunyai prinsip kesempurnaan (perfect). Perfeksionis adalah bentuk ekstrim dari takut gagal. Seorang perfeksionis dalam sehari akan berkali-kali mengalami kegagalan dalam mencapai standar kesempurnaan. Itu sebabnya ia akan jatuh bangun dan perasaannya akan naik turun berkali-kali dalam 1 hari. Seorang perfeksionis sangat sulit menerima kegagalan, ia akan marah terhadap kegagalan dirinya maupun orang lain.
Orang perfeksionis biasanya tidak menyadari masalah kejiwaan tersebut, sebab mereka menganggap hal tersebut sama dengan spirit of excellence (semangat yang selalu ingin memberi yang terbaik). Perbedaannya sangat besar. Orang pefeksionis akan melakukan kesempurnaan, bukan untuk Tuhan, tetapi untuk memenuhi keberhargaan dirinya. Sedangkan spirit of excellence akan melakukan yang terbaik untuk Tuhan. Pada saat seorang perfeksionis gagal, mereka tidak dapat menerimanya dan mulai menyalahkan diri sendiri, orang lain bahkan kadang-kadang menyalahkan Tuhan. Sebaliknya pada saat gagal, seorang yang mempunyai spirit of excellence tidak akan terus menerus terpuruk dalam tuduhan. Ia akan cepat bangkit dan mengembalikan segala kemuliaan bagi Tuhan. Marilah memiliki prinsip spirit of excellence, bukan perfeksionis, sebab segala yang kita perbuat adalah untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk kemuliaan diri kita sendiri.
Penerapan pribadi
Pengalaman masa lalu apa saja yang membentuk Anda sehingga menjadi perfeksionis? Alami kebenaran firman hari ini supaya Anda pulih.
Layanilah orang lain yang masih mempunyai kepercayaan yang salah, bahwa mereka menjadi benar bukan karena perbuatan mereka, tetapi karena kasih karunia.
Kamis, 2 April 2009
Rendah Diri
Firman Hari ini: 2 Korintus 5:16-17; Matius 11:11
Pertanyaan Perenungan:
1. Menurut ukuran apakah kita seharusnya menilai orang lain? (2 Korintus 5:16)
2. Siapakah kita sesungguhnya? (2 Korintus 5:17)
3. Lebih dari siapa keberhargaan orang terkecil dalam Kerajaan Allah? (Matius 11:11)
Pengajaran:
Gambar diri adalah imajinasi/pandangan yang kita miliki atas diri kita sendiri. Pandangan tersebut berasal dari: apa kata orang tua/orang lain, misalnya, bodoh, banci, jelek, tidak ada harapan, dll; apa kata lingkungan (nilai budaya), misalnya: pria lebih berharga daripada wanita, kulit hitam itu jelek, dll; apa kata diri sendiri/self talk, yang biasa kita katakan kepada diri sendiri saat sedang berada dalam tekanan, misalnya: memang nasibku jelek, aku tidak mungkin berubah, dll. Imajinasi dapat mempengaruhi dan mengontrol hidup kita. Jalan keluar untuk pulih dari gambar diri yang buruk adalah memiliki imajinasi baru yang berasal dari firman Tuhan, bahwa kita adalah ciptaan baru dan serupa dengan gambar Allah (Kejadian 1:27).
Pernahkah Anda mendengar kisah Helen Keller? Ia adalah wanita Inggris pertama yang mendapat gelar sarjana, padahal ia memiliki cacat ganda (buta dan tuli). Orang tuanya telah menyerah untuk membesarkannya, namun Helen menjadi sukses berkat investasi hidup yang diberikan oleh seorang perawat kristen bernama Annie Sulivan. Oleh karena kasih yang luar biasa dan penanaman nilai-nilai gambar diri yang sehat, perawat tersebut berhasil membuat Helen tidak minder, bahkan tidak putus asa untuk berjuang menjadi seorang sarjana yang berguna bagi bangsa dan kemanusiaan. Mengapa Annie sabar untuk melayani Helen yang cacat? Sebab, Annie sendiri pernah mengalami penyakit jiwa yang sangat berat. Ia dikurung di dalam rumah sakit jiwa di tempat yang paling terisolir. Tetapi, berkat seorang perawat kristen di rumah sakit tersebut, Annie akhirnya disembuhkan. Setelah sembuh, ia mengabdikan dirinya demi memulihkan orang-orang cacat yang lain. Helen maupun Annie, keduanya disembuhkan melalui: kebenaran Firman, situasi/kondisi, doa-doa dan komunitas orang percaya yang mengasihi mereka.
Penerapan Pribadi:
Apa pengalaman masa lalu, perkataan orang tua, lingkungan atau diri sendiri yang menyakiti dan merendahkan Anda? Alamilah kebenaran firmanNya hari ini supaya Anda pulih.
Layanilah seseorang yang membutuhkan pemulihan gambar diri dan perasaan rendah diri (minder).
Jumat, 3 April 2009
Takut Gagal
Firman Hari ini: 2 Korintus 5:21; Ibrani 10:10,14
Pertanyaan Perenungan:
1. Bagaimanakah Allah membuat kita menjadi benar? (2 Korintus 5:21).
2. Berapa kalikah Kristus harus berkorban untuk pembenaran kita? Berapa lamakah pembenaran tersebut berlangsung? (Ibrani 10:10,14)
Pengajaran:
Takut gagal berasal dari standar BENAR-SALAH yang sudah tertanam dalam diri kita sejak kecil, melalui pengalaman-pengalaman yang mengajarkan nilai-nilai yang salah. Misalnya, seorang anak yang sering mendengar ayahnya mengatakan berulang-ulang: "Kamu jangan lupa, kita adalah keluarga yang miskin, orang miskin itu sangat hina. Karena itu kamu harus sekolah yang tinggi, kerja harus berhasil jangan sampai gagal, supaya nanti JADI ORANG. Dengan begitu kita tidak akan diremehkan orang lain, tapi dihargai." Anak itu akan merasa sangat bersalah dan ketakutan setiap kali gagal. Itu sebabnya banyak orang mengejar kesuksesan demi menghilangkan rasa bersalah dan takut gagal. Ada juga orang yang justru tidak ingin melakukan apa-apa supaya tidak mengalami kegagalan.
Banyak orang Kristen takut gagal karena hidup dalam standar harga diri yang salah, yaitu membangun harga dirinya atas penampilannya dan apa kata orang lain. Akibatnya, ia menghalalkan segala cara untuk mencapai penampilan tertentu dan menuruti standar orang lain supaya merasa berhasil dan berharga. Jika kita membangun harga diri di atas standar ini, maka kita akan memiliki harga diri yang tidak stabil, sebab penampilan kita dan apa kata orang lain selalu berubah-ubah.
Kita harus hidup dalam standar harga diri yang benar supaya pulih dari perasaan takut gagal. Standar harga diri yang benar adalah pribadi kita di dalam Kristus dan apa kata Tuhan, yaitu: kita menjadi BENAR/BERHARGA bukan karena perbuatan kita, namun karena iman kita kepada Kristus yang telah mati bagi dosa-dosa kita (Roma 3:28), dan Dia menerima kita sepenuhnya dan apa adanya.
Penerapan Pribadi:
Masih adakah pengalaman yang membuat Anda trauma dan takut gagal? Ambillah keputusan untuk bebas dari rasa takut gagal dengan hidup dalam standar harga diri yang benar dari Tuhan.
Kemudian layanilah orang yang membutuhkan pemulihan yang sama dengan prinsip-prinsip di atas.
Sabtu, 4 April 2009
Rasa Tertuduh
Firman Hari ini: 1 Yohanes 3:19-22; 1 Yohanes 4:10
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang terjadi jika seseorang bebas dari tuduhan? (1 Yohanes 3:21-22).
2. Bagaimana cara mengatasi tuduhan saat kita jatuh ke dalam dosa/berbuat kesalahan? (1 Yohanes 3:19-20).
3. Apa yang Allah lakukan agar kita berdamai denganNya? (1 Yohanes 4:10).
Pengajaran:
Ada orang-orang yang begitu terbiasa dengan tuduhan, sampai-sampai mereka TERTUDUH kalau TIDAK TERTUDUH. Wah ini, tertuduh kelas berat. Tuduhan itu sebenarnya wajar dan perlu. Kita akan tertuduh apabila kita jatuh ke dalam dosa dan berbuat kesalahan. Tuduhan adalah alat yang diberikan oleh Tuhan di dalam hati nurani untuk memberikan kita peringatan (alarm) tentang kondisi kita terhadap suatu keadaan. Jika kita melanggar batas-batas moral, maka hati nurani kita mulai berbunyi. Namun demikian, keadaan tertuduh terus menerus adalah hal yang tidak sehat. Tuduhan yang kita ijinkan berlarut-larut di dalam diri kita akan memberikan tempat bagi iblis untuk bekerja, sehingga ia akan menghancurkan kita. Tuduhan iblis yang kita biarkan mempengaruhi kita, dapat membuat kita kehilangan hubungan yang intim dengan Allah, sebab kita akan merasa jauh, tidak layak di hadapan Allah.
Ada 2 jenis rasa tertuduh: 1) Rasa Tertuduh yang Benar, yaitu teguran Tuhan melalui Roh Kudus dalam hati nurani kita karena perbuatan dosa/kesalahan kita. Tujuannya adalah untuk menyadarkan dan membawa kita kepada pertobatan. 2) Rasa Tertuduh yang Tidak Benar, yang dapat berasal dari didikan orangtua/lingkungan kita pada masa lalu yang bersumber dari: ajaran yang sesat, kebanggaan suku/kelompok, roh kontrol/manipulasi, standar yang tidak mutlak.
Pastikan jika kita mengalami perasaan tertuduh, itu adalah rasa tertuduh yang benar. Karena rasa tertuduh yang benar akan membawa kita kepada pertobatan dan kemenangan dalam hidup.
Penerapan Pribadi:
Pengalaman-pengalaman masa lalu apakah yang membuat Anda tertuduh sampai hari ini? Bawalah kepada Tuhan dan terima kebenaran firmanNya hari ini supaya Anda sembuh.
Layanilah orang lain yang membutuhkan pemulihan dari rasa tertuduh dengan kebenaran firman hari ini.
Minggu, 5 April 2009
Rasa Tertolak
Firman Hari ini: Kolose 1:19-23
Pertanyaan Perenungan:
1. Siapakah Kristus? (Ayat 19). Apa yang Kristus lakukan untuk kita? (Ayat 20).
2. Bagaimanakah keadaan kita sebelum diperdamaikan oleh Kristus? (Ayat 21). Apakah hasil pendamaian Kristus atas hidup kita? (Ayat 22).
3. Apa yang harus kita lakukan agar dapat menikmati hasil pendamaian Kristus? (Ayat23).
Pengajaran:
Rasa tertolak dapat menyebabkan banyak masalah kejiwaan lainnya, seperti minder, marah, kepahitan, dsb. Penolakan bisa dialami seseorang sejak ia masih ada di dalam kandungan ibunya. Saat seorang ibu mencoba menggugurkan kandungannya, maka penolakanpun dirasakan si anak, walaupun ia belum lahir. Orang tua yang membeda-bedakan kasih sayang terhadap anaknya dapat berakibat penolakan. Dalam pergaulan dengan teman dan lingkungan, kita juga dapat mengalami penolakan. Kita diberi label-label tertentu seperti "Si gendut", "Si kurus", "Si jelek" yang dapat membuat kita merasa tertolak. Cinta yang ditolak juga dapat membuat seseorang merasa tertolak.
Penolakan manusia tidak dapat kita hindari, tetapi kita dapat sembuh dan hidup bebas dari rasa tertolak, jika kita menerima korban pendamaian Kristus. Sejak Adam jatuh ke dalam dosa, semua manusia tertolak dan terpisah dari Allah, karena Allah yang MAHA KUDUS tidak dapat bersatu dengan dosa. Tetapi karena begltu besar kasih Allah akan kita, la rela menjadi korban pendamaian bagi kita melalui kematian Kristus di kayu salib (Kolose 1:21-22). Saat Kristus disalibkan, selain menanggung dosa kita, Ia juga menanggung semua penolakan yang seharusnya kita terima sebagai akibat dosa-dosa kita. Tatkala Kristus mengalami semua penolakan tersebut, maka kitapun dapat terbebas dari penolakan Allah. Kristus menjadi korban pendamaian kita dengan Allah. Karena korban itu, maka kita tidak akan pernah lagi ditolak oleh Allah, tetapi diterima sepenuhnya. Dengan penerimaan Allah, kita dapat mengatasi penolakan yang dilakukan orang lain.
Penerapan Pribadi:
Masih adakah perasaaan tertolak dalam diri Anda karena perlakuan orang lain? Serahkanlah kepada Allah dan terimalah kebenaran firman hari ini supaya Anda sembuh.
Kemudian layanilah orang lain yang juga mengalami perasaan tertolak dengan kebenaran Firman hari ini.
No comments:
Post a Comment