Saturday, September 6, 2008

Penuntun Saat Teduh 8-14 September 2008

GAYA HIDUP KERAJAAN ALLAH

Senin, 8 September 2008

GAYA HIDUP INTIM DENGAN RAJA
Firman Hari ini: Mazmur 84:1-13

Pertanyaan Perenungan:
Apakah yang dirindukan oleh pemazmur? (Ay. 3, 11)
Apakah berkat-berkat bagi orang yang selalu diam di rumah Tuhan? (Ay. 5-9, 12)

Pengajaran:
Sebuah keluarga yang ideal bukanlah keluarga yang memiliki kekayaan yang berlimpah, gaya hidup mewah atau memiliki anak perempuan dan laki-laki; melainkan memiliki hubungan yang ideal. Hubungan yang ideal berarti adanya komunikasi yang baik antar seluruh anggota keluarga. Harus ada keintiman di dalam sebuah keluarga. Jika ada komunikasi dan keintiman yang baik maka keluarga tersebut dapat dikatakan sebuah keluarga yang kuat. Begitu juga kita sebagai warga kerajaan Allah harus memiliki hubungan yang ideal, secara khusus dengan sang Raja. Siapakah Raja kita? Dia adalah Bapa di sorga. Kolose 1:18 mengatakan: “Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.” Jika kita mengamati struktur tubuh manusia, maka kita dapat memahami bahwa segala sesuatu yang ada di tubuh manusia selalu memiliki hubungan dengan kepala. Kristus adalah kepala jemaat. Kita sebagai anggota tubuhNya harus memiliki hubungan yang baik dengan sang kepala, sebab jika tidak ada hubungan maka hidup tidak akan pernah utuh dan maksimal, bahkan bisa mati. Pemazmur dalam Mazmur 84 sangat merindukan rumah Allah. Artinya, pemazmur selalu merindukan hubungan yang intim dengan Allah. Pemazmur menyadari pentingnya suatu hubungan dan kesadaran akan kehadiran Allah dalam hidup manusia. Di balik hubungan yang intim dengan Allah pasti ada berkat-berkat yang akan kita terima. Berkat tersebut seperti kesadaran akan kehadiran Allah, ada kekuatan rohani yang dibaharui (Ay. 6-8), doa yang dijawab (Ay. 9), serta kasih dan kehormatan (Ay. 12). Jadikanlah hubungan intim dengan Allah sebuah gaya hidup. Kita dapat melakukan di manapun kita berada dan kapan pun kita mau. Keintiman dengan Bapa atau Raja adalah pondasi yang membuat hidup kekristenan kita tetap kuat dalam segala keadaan. Oleh karena itu kita harus selalu mengutamakan keintiman dengan Raja, baik melalui saat teduh, doa, puasa, dll.

Penerapan pribadi:
Apakah Saudara sudah membangun keintiman dengan Raja setiap hari?
Apa yang menjadi penghalang keintiman Saudara dengan Raja?
Apa yang harus Saudara lakukan agar keintiman dengan Raja menjadi gaya hidup?


Selasa, 9 September 2008

GAYA HIDUP BERKOMUNITAS
Firman Hari ini: Kolose 3:12-17

Pertanyaan Perenungan:
Apa yang harus kita kenakan sebagai orang-orang pilihan Allah? (Ay. 12)
Menurut Saudara, apakah maksud Firman Allah dalam ayat 14-16?

Pengajaran:
Mengapa Allah tidak menempatkan manusia dalam beberapa planet-planet? Kenapa Allah mengumpulkan semua manusia di satu planet yaitu bumi? Ternyata Allah sengaja menempatkan manusia hidup bersama agar supaya kita dapat hidup dalam komunitas. Kita semua tahu bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Firman Allah yang kita baca hari ini adalah suatu gambaran hidup berkomunitas sebagai orang-orang pilihan Allah. Dalam ayat 15 dikatakan bahwa kita (gereja Tuhan) adalah satu tubuh, artinya kita harus hidup saling berhubungan. Hal ini diperkuat dalam Kolose 2:19 yang mengatakan: “Sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.” Jadi sebagai tubuh, selain kita harus memiliki hubungan dengan sang Kepala yaitu Kristus, kita juga harus memiliki hubungan dengan sesama anggota tubuh. Kita telah dipersatukan oleh Kristus seperti yang dituliskan dalam Kolose 2:19. Selain hubungan vertikal, harus ada hubungan horizontal yaitu sesama anggota tubuh Kristus. Edwin L. Cole mengatakan, jika tidak ada hubungan atau komunitas maka keabnormalan terjadi. Saat ini mari kita bayangkan tubuh jasmani manusia. Apakah satu anggota tubuh dengan anggota tubuh lain berjalan sendiri - sendiri? Tentu saja, tidak! Bayangkan saja jika kepala berjalan ke depan, tangan berjalan ke samping dan kaki berjalan ke belakang, apa yang terjadi? Wow, mengerikan! Jika tangan terlepas dari tubuh, apa yang terjadi? Tidak lama tangan mulai membiru dan akhirnya mati. Begitu juga dengan kita sebagai tubuh Kristus. Kita harus membangun hubungan satu dengan yang lain dan dari hubungan tsb. akan menghasilkan satu kekuatan. Apa keuntungannya jika kita membangun hubungan dalam komunitas? Kita dapat saling dikuatkan. Selain itu kita dapat mempraktekkan gaya hidup Allah. Kita mengerti praktek mengampuni dalam komunitas. Kita tahu praktek menolong hanya dalam komunitas. Justru segala kekayaan perkataan Kristus dapat diam dalam komunitas dan bukan dalam hidup sendiri (Kol. 3:16). Jika kita tidak pernah berkomunitas, maka keabnormalan terjadi yaitu adanya kekacauan hidup, tidak ada yang menjagai dan menguatkan kita, bahkan bisa murtad. Oleh karena itu, mari setiap kita mulai membangun hubungan melalui komunitas. Dalam kehidupan sehari-hari, Komsel adalah komunitas yang cukup ideal di mana pertumbuhan rohani kita dapat berkembang. Jadikan hidup berkomunitas sebagai gaya hidup dan dengan demikian hidup kerohanian kita semakin bertumbuh serta nama Tuhan dimuliakan.


Penerapan pribadi:
Apakah Saudara masih setia membangun hubungan dengan sesama tubuh Kristus? Tingkatkanlah terus !
Ataukah Saudara masih senang hidup sendiri/tidak berkomunitas? Mulailah terlibat dalam komunitas sel.


Rabu, 10 September 2008

GAYA HIDUP MENGAMPUNI
Firman Hari ini: Matius 18:21-35

Pertanyaan Perenungan:
Berapa kali kita harus mengampuni? Apa maksud dari jawaban tersebut bagi Saudara? (Ay. 22)
Setelah membaca Ayat 22-34, menurut Saudara apakah yang terjadi jika kita tidak mengampuni?

Pengajaran:
Sesuatu yang tidak dapat diberikan oleh orang-orang dunia bukanlah kekayaan, kepercayaan, uang atau nyawa. Banyak gengster atau komplotan mafia yang siap mati (memberi nyawa) demi keamanan komunitasnya. Tetapi ada satu hal yang tidak dapat mereka berikan yaitu pengampunan. Setelah Petrus datang kepada Yesus dan bertanya: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Maka Yesus menjawab: “Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Ada maksud yang jelas dari perkataan Yesus saat itu. Memang budaya pada jaman Yesus sangat kental dalam melibatkan angka. Angka 7 bagi mereka adalah kesempurnaan. Jadi ada penekanan khusus dari jawaban Yesus: ‘tujuh puluh kali tujuh kali’. Maksudnya adalah ketika kita mengampuni seseorang, maka pengampunan tersebut harus dilakukan secara terus-menerus kepada orang yang sama, kasus yang sama dan kapanpun kita temukan. Jadi, dari sini dapat disimpulkan bahwa pengampunan harus menjadi gaya hidup kita. Tidak ada yang sempurna di dunia ini dan setiap orang pasti memiliki kekurangan. Seberapa besar pun kesalahan yang kita temukan pada orang tersebut, kita harus bisa mengampuni. Kenapa kita harus mengampuni? Jawabannya sederhana yaitu karena Allah sudah terlebih dahulu mengampuni kita. Jika Allah sudah mengampuni kita, maka kita pun harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Firman Allah dengan tegas menyatakan bahwa Allah akan melakukan hal yang sama dengan raja yang menghukum hamba yang jahat-yang tidak mau mengampuni orang yang berhutang kepadanya. Jika kita mengaku anak-anak Allah, maka kita harus bisa mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Ampunilah mereka yang telah bersalah seperti Allah juga mengampuni kita. Mungkin ada anggota keluarga yang bersalah terhadap kita atau pimpinan yang membuat hati kita pahit. Saat inilah waktu yang tepat untuk praktek pengampunan kepada mereka.



Penerapan pribadi:
1. Apakah masih ada sakit hati dalam hidup Saudara karena kesalahan orang lain?
2. Apakah saudara sudah mengampuni sesama?
3. Belajarlah mengampuni dengan prinsip Firman Allah!


Kamis, 11 September 2008

GAYA HIDUP BERKECUKUPAN
Firman Hari ini: I Timotius 6:3-10

Pertanyaan Perenungan:
Menurut Saudara apa yang menjadi inti dari pembacaan ayat hari ini?
Mengapa Firman Allah memperingatkan orang-orang yang ingin kaya? (Ay. 9-10)

Pengajaran:
Banyak orang Kristen berpikir bahwa berkat yang berlimpah berarti hanya memiliki kekayaan secara jasmani. Firman Allah juga sering memperingatkan kepada kita bahwa gaya hidup juga harus dikendalikan. Kita yang harus mengendalikan gaya hidup dan bukan gaya hidup yang mengendalikan kita. Firman Allah juga sering mengingatkan mengenai kekayaan dan uang. Ternyata kata “cukup” memiliki makna yang sangat penting dalam kekristenan. Suatu hari ada 2 orang bersaudara yang akan mengadakan makan malam bersama. Ketika tiba saatnya makan, sang adik mengambil makanan yang sangat banyak. Tetapi akhirnya ia tidak dapat menghabiskan makanannya dan akhirnya makanan tersebut dibuang. Kakaknya berkata kepada sang adik: “Jangan serakah kalau makan, ambil secukupnya. Kalau kurang baru boleh tambah.” Dari cerita ini kita dapat belajar bahwa gaya hidup yang cukup adalah penting. Firman Allah tidak pernah menyuruh mengejar kekayaan, berkat, dll. Banyak guru palsu, ketika Timotius melayani, yang menyatakan bahwa dengan adanya kekayaan berarti Allah menyetujui pengajaran mereka. Penekanan dari pembacaan ayat hari ini adalah bahwa segala sesuatu bila disertai rasa cukup akan memberikan keuntungan. Yesus juga pernah mengatakan dalam salah satu isi doa Bapa Kami: “Berilah pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” Bukan berikan makanan yang banyak. Saat ini banyak orang yang berusaha mengejar kekayaan, sebab bagi mereka ukuran keberhasilan adalah jumlah kekayaan yang dimiliki. Prinsip ini adalah salah. Kekristenan mengajarkan bahwa keberhasilan hidup adalah hidup dan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Dalam kekristenan kekayaan adalah bonus dan bukan untuk dikejar. Allah tahu apa yang menjadi kebutuhan kita. Dia akan memberikan pada kita sepeda motor jika kita benar-benar butuh sepeda motor. Ketika kita melakukan kebenaran dan kehendak Allah, maka berkat akan mengikuti kita. Inilah prinsip berkat dalam kekristenan. Milikilah gaya hidup berkecukupan. Memang berat bagi mereka yang sudah terbiasa bergaya hidup mewah. Tetapi Firman Allah saat ini mengajarkan kita untuk memiliki rasa cukup. Jika ada diantara kita sudah diberkati Tuhan dengan kekayaan, maka ada satu tugas yang harus dilakukan yaitu menjadi berkat bagi orang yang berkekurangan. Kita diberkati untuk memberkati. Rasa cukup jika disertai dengan ucapan syukur akan terasa dahsyat. Itulah gaya hidup kerajaan Allah.

Penerapan pribadi:
1. Apakah Saudara masih memiliki prinsip mengejar kekayaan?
2. Tuliskan apa yang menjadi teguran dan perintah Tuhan untuk Saudara lakukan.


Jumat, 12 September 2008


GAYA HIDUP MELAYANI
Firman Hari ini: Matius 20: 26-28; I Petrus 4:7-11


Pertanyaan Perenungan:
Apa perintah Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya? (Matius 20:26-28)
Hal apa yang terutama harus dilakukan menjelang kesudahan segala sesuatu? (I Pet. 4:8-11)

Pengajaran:
Biasanya setiap orang menghindari untuk menjadi pelayan. Kalau bisa semua jadi bos dan dilayani. Tetapi Firman Tuhan hari ini mengajarkan bahwa setiap kita harus menjadi pelayan. Yesus sudah memberikan teladan bagi murid-murid-Nya bahwa jika ada seorang di antara kamu ingin menjadi terkemuka maka ia harus menjadi pelayan terlebih dahulu. Memang tidak mudah untuk menjadi pelayan dan melayani orang lain. Oleh karena itu melayani harus dijadikan gaya hidup sehingga akan terbiasa untuk dilakukan. Hal terpenting jika kita ingin melayani adalah memiliki hati seorang pelayan seperti Kristus ketika ada di dunia. Jika hati seorang pelayan sudah kita miliki, maka kita pasti bisa melayani. Prinsip hidup seorang pelayan adalah rela berkorban dan lebih mementingkan orang lain daripada kepentingan diri sendiri. Seorang pelayan bukanlah orang yang egois. Adalah lebih baik melayani daripada dilayani. Kita melayani orang lain supaya mereka melihat Kristus ada dalam hidup kita. Dalam I Petrus 4:7-11 sudah ditekankan bahwa kesudahan segala sesuatu sudah dekat dan apa yang harus kita lakukan? Melayani orang lain. Kita mau menyatakan kasih Kristus kepada sesama dan bahkan kepada orang yang belum mengenal Kristus? Layanilah mereka ! Jika ada di kantor, maka layanilah pimpinan dan karyawan yang lain. Jika di rumah layanilah orang tua, istri/ suami, saudara, anak, dll. Melayani berarti kita juga memberi teladan Kristus kepada orang lain. Bukti dari kasih adalah melayani. Melayani juga berbicara pelayanan yang ada di gereja lokal. Ambilah bagian dalam pelayanan di gereja lokal. Karunia apa yang sudah Tuhan tanamkan dalam hidup kita? Jika kita bisa menyanyi dan memainkan musik maka terlibatlah dalam pelayanan Pemuji. Jika kita bisa mengajar ikutilah pelayanan Les Gratis, dan masih banyak pelayanan yang dapat kita lakukan untuk Tuhan. Yang terpenting adalah miliki gaya hidup untuk melayani orang lain karena itu adalah perintah Tuhan. Warga kerajaan Allah harus memiliki gaya hidup melayani. Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip dunia, tetapi hal ini akan membawa kemuliaan bagi Allah. “ Melayani bukanlah suatu beban, tetapi suatu kehormatan.”

Penerapan pribadi:
Apakah Saudara sudah memiliki hati untuk melayani?
Sudahkah melayani orang lain menjadi gaya hidup Saudara?


Sabtu, 13 September 2008

GAYA HIDUP BERSAKSI
Firman Hari ini: Kisah Para Rasul 1:6-11; I Petrus 3: 13-16

Pertanyaan Perenungan:
Apa yang diinginkan oleh para murid kepada Yesus? (KPR 1:6)
Apa perintah Yesus kepada murid-murid-Nya? (KPR 1:8)
Menurut I Petrus 3:15, kita harus selalu siap pada segala waktu untuk melakukan apa?

Pengajaran:
Sebelum naik ke sorga Yesus memberi perintah pada murid-murid-Nya supaya menjadi saksi di Yerusalem, Samaria dan sampai ke ujung bumi. Padahal sebelumnya mereka memohon pemulihan kerajaan atas Israel. Ini adalah Amanat Agung yang sama tertulis di Matius 28:19-20. Menjadi saksi akan menjadi sulit jika dilakukan oleh karena beban atau tugas semata. Tetapi akan mudah jika dijadikan gaya hidup. Yesus mengatakan sampai ke ujung bumi. Artinya, di mana-mana kita harus menjadi saksi Kristus. Kita harus membawa nama Kristus dimanapun kita berada, supaya setiap orang yang mendengar beroleh kemurahan Allah dan menerima Kristus sebagai juruselamat. Namun tidak hanya sampai di situ saja. I Petrus 3:15 mengatakan bahwa kita sebagai orang percaya harus siap sedia memberi pertanggungjawaban tentang pengharapan yang ada pada kita. Jadi selain kita memberitakan Injil, kita juga menjadi saksi atas kebenaran Kristus. Namun seringkali banyak orang Kristen tidak mau tahu tentang kebenaran yang ada dalam kekristenan. Kita semua harus belajar memberikan jawaban apapun tentang kekristenan kepada orang yang bertanya kepada kita. Inilah saatnya kita membela iman dan keyakinan kita. Kita mau menyatakan bersama-sama bahwa Injil adalah kebenaran Allah. Kapanpun dan di manapun kita berada harus siap memberi pertanggungjawaban. Dari tantangan ini, kita harus terus belajar menggali kebenaran Firman Allah supaya kita siap dalam memberi jawaban. Jangan takut dan gentar. Kita pasti membutuhkan saudara seiman kita yang lain. Saat ini banyak orang yang sedang menanyakan kebenaran tentang Yesus, Allah Tri Tunggal, Roh Kudus, dll. Mari kita bersama-sama bergandengan tangan dalam menjawab tantangan ini. Tuhan pasti menyertai kita dan memberi hikmat sehingga kemenangan demi kemenangan dapat kita alami.

Penerapan pribadi:
Apa yang Saudara lakukan untuk menghadapi orang-orang yang akan bertanya tentang iman kekristenan?
Kebenaran apa yang masih belum Saudara pahami dalam kekristenan?



Minggu, 14 September 2008

GAYA HIDUP MEMBERI
Firman Hari ini: Amsal 11:25; 28:27; Lukas 6:38

Pertanyaan Perenungan:
Setelah membaca semua ayat di atas, apa kunci untuk memperoleh berkat dari Tuhan?
Apa yang Tuhan katakan melalui ayat-ayat tersebut kepada Saudara secara pribadi?

Pengajaran:
Ada sebuah legenda tentang seorang yang tersesat di gurun pasir dan hampir mati kehausan. Dengan jatuh bangun ia berusaha untuk berjalan maju terus sampai tiba di sebuah rumah kosong. Di depan rumah tua itu ternyata terdapat sebuah pompa. Segera ia pun berdiri menuju pompa itu dan mulai memompa dengan sekuat tenaga, tetapi tidak ada air yang keluar. Lalu, di sebelah pompa itu ia melihat ada sebuah kendi, yang tertutup dengan gabus dan pada sisinya tertempel sehelai kertas dengan tuisan, “Sahabat, pompa itu harus dipancing dengan air dahulu. NB: Sebelum pergi, jangan lupa mengisi kembali kendi ini lagi.” Lalu ia mencabut gabus dari kendi yang penuh air itu. Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bagaimana kalau tidak berhasil? Tidak akan ada air lagi. Kalau air kendi itu diminumnya, pasti ia tidak akan mati kehausan. Haruskah ia menuangkan air ke pompa yang karatan hanya karena instruksi di atas sehelai kertas yang kumal itu? Di saat orang itu bimbang, suara hatinya mengatakan bahwa ia harus mengikuti nasihat yang tertera di kertas itu sekalipun ada risiko yang harus ditanggungnya. Ia lalu mulai menuangkan seluruh isi kendi itu ke dalam pompa dan sekuat tenaga memompanya. Benar, air pun keluar dengan limpahnya. Dan, ia segera minum sepuas-puasnya. Setelah beristirahat sebentar untuk memulihkan tenaganya, sebelum meninggalkan tempat itu ia mengisi kendi itu penuh-penuh, menutup kembali gabusnya dan menambahkan beberapa kata di bawah instruksi itu, “Saya telah melakukannya dan berhasil. Engkau harus mengorbankan semuanya terlebih dahulu sebelum bisa menerima kembali. Percayalah! (Timotius Adi Tan, Secangkir Sup bagi Jiwa Anda 2). Gaya hidup yang kita pelajari hari ini adalah memberi. Wow, tidak mudah memberi sesuatu yang masih kita butuhkan. Namun, Firman Allah menyatakan bahwa adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima (Kisah Rasul 20:35). Warga kerajaan Allah harus bergaya hidup memberi. Jangan takut kekurangan. Kita adalah saluran berkat dari Allah. Jika kita ingin diberi, maka berilah terlebih dahulu. Yang terpenting adalah ketulusan dan bentuk pengorbanan kita. Berbahagialah orang yang memberi dengan sukacita karena berkat akan mengikuti hidupnya.

Penerapan pribadi:
Sudahkah Saudara memiliki gaya hidup memberi?
Jadikan praktek memberi sebagai gaya hidup.

No comments: