INSPIRATIONAL STORY - 28 Sep 2008
Seorang gadis kecil berdiri terisak di depan pintu sebuah gereja kecil. Ia baru saja ditolak masuk ke gereja tersebut karena "sudah terlalu penuh".
Seorang pastur lewat didekatnya dan menanyakan kenapa si gadis kecil menangis. "Saya tidak dapat ke sekolah minggu" kata gadis kecil itu. Melihat penampilan gadis kecil tersebut yang kotor dan tidak terurus, sang pastur segera mengerti sebab penolakan si gadis kecil untuk ke sekolah Minggu. Segera dituntunnya gadis kecil itu ke ruang sekolah Minggu di gereja dan dicarikannya tempat duduk yang masih kosong.
Peristiwa tersebut begitu menggugah perasaan sang gadis kecil. Sebelum tidur ia selalu memikirkan anak miskin lain yang senasib dengannya, yang seolah-olah tidak mempunyai tempat untuk datang dan memuliakan Tuhan Yesus.
Sejak peristiwa itu, si gadis kecil tersebut berkawan dengan sang pastur. Dua tahun kemudian, si gadis kecil meninggal di tempat tinggalnya di daerah kumuh. Orang tuanya meminta bantuan sang pastur yang baik hati itu untuk memimpin prosesi pemakaman yang sangat sederhana.
Usai pemakaman, ketika merapikan kamar tidur si gadis kecil, orangtuanya menemukan sebuah dompet lusuh, kumal dan sobek-sobek. Dompet tersebut mungkin adalah dompet yang ditemukan si gadis kecil dari tempat sampah. Dalam dompet lusuh tersebut, ditemukan uang sejumlah 57 sen dan secarik kertas bertuliskan tangan gadis kecil itu, isinya: "uang ini untuk membantu pembangunan gereja kecil agar gereja itu dapat diperbesar, sehingga lebih banyak anak yang bisa datang ke sekolah Minggu." Ternyata, selama 2 tahun sejak ia tidak dapat masuk ke gereja itu, si gadis kecil menabungkan uangnya sampai sejumlah 57 sen untuk suatu maksud yang sangat mulia.
Ketika sang pastur membaca catatan kecil ini, matanya sembab dan ia sadar apa yang harus diperbuatnya. Dengan berbekal dompet tua dan catatan kecil itu, sang pastor berusaha memotivasi para pengurus dan jemaat gerejanya untuk meneruskan maksud mulia si gadis kecil untuk memperbesar bangunan gereja.
Cerita tidak berakhir sampai disitu. Salah satu surat kabar besar mengetahui hal ini dan mempublikasikannya terus menerus. Sampai akhirnya, seorang pengembang yang membaca berita ini tergerak dan ia segera menawarkan suatu lokasi yang berada di dekat gereja kecil itu dengan harga 57 sen, setelah para pengurus gereja menyatakan bahwa mereka tak mungkin sanggup membayar lokasi sebesar dan sebaik itu.
Para jemaat pun dengan sukarela memberikan dana dan melakukan pemberitaan, akhirnya bagaikan bola salju yang bergulir, dalam 5 tahun terkumpul dana sebesar 250.000 dollar (pada waktu itu setara dengan emas seberat 1 ton)
Cerita di atas merupakan hasil nyata tindakan "cinta kasih" seorang gadis kecil miskin, yang kekurangan makan dan tidak terawat, tetapi peduli dengan sesamanya yang menderita.
Bila anda datang ke Philadelphia, anda akan melihat "Temple Baptist Church" dengan kapasitas duduk 3300 orang, "Temple University" tempat beribu-ribu murid belajar, "Good Samarian Hospital" serta sebuah bangunan khusus sekolah Minggu yang lengkap dengan ratusan pengajarnya untuk memastikan tidak ada satupun yang tidak mendapat tempat di sekolah Minggu. Dalam salah satu ruangan, tampak foto si gadis kecil, pemilik tabungan sebesar 57 sen (namun dikumpulkan berdasarkan rasa "cinta kasih" terhadap sesama) yang telah membuat sejarah itu. Tampak pula berjajar rapi foto sang pastur baik hati yang telah mengulurkan tangan kepada si gadis kecil miskin itu, yaitu pastor DR. Russel H. Conwell, penulis buku "Acres of Diamonds" – a true story.(internet)
Saturday, September 27, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment