Saturday, September 20, 2008

Hati Seorang Pria

INSPIRATIONAL STORY - 21 September 2008

Suatu ketika, ada seorang anak gadis yang tanpa sengaja melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk. Gadis itu bertanya kepada ayahnya, “Yah, mengapa wajah Ayah semakin berkerut-merut dan badan Ayah semakin hari juga semakin terbungkuk?" Demikian pertanyaannya ketika Ayahnya sedang duduk santai di beranda.

Ayahnya menjawab, "Sebab aku laki-laki”.

Gadis itu berguman, "Aku tidak mengerti." Keningnya berkerut, jawaban ayahnya membuat gadis itu penasaran.

Ayahnya hanya tersenyum. Dibelainya rambut dan ditepuk-tepuknya bahu anak gadisnya. "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang laki-laki." Demikian bisik ayahnya yang membuat anak gadis itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, anak gadis itu menghampiri ibunya dan bertanya, "Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut? Badannya juga semakin membungkuk dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan maupun rasa sakit?"

Ibunya menjawab, "Anakku, seorang pria yang benar-benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban sang ibu.

Anak gadis itu tumbuh menjadi dewasa, namun ia tetap saja penasaran. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah ia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat jawaban atas rasa penasarannya selama ini.

"Saat Kuciptakan laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta tiang penyangga bangunan keluarga. Dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi. "

"Kuciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya, dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya.”
"
Kuberikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. "

"Kuberikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah. Demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panas matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya. Dan, yang selalu dia ingat adalah saat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."

"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa ada keluh kesah, walaupun di setiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. "

"Kuberikan kegigihan untuk terus berjuang mencintai serta mengasihi keluarganya, dalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaan serta hatinya. Padahal, perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman ketika anak-anaknya tertidur lelap, dan sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan saat dia menepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi sesama saudara."

"Kuberikan kebijaksanaan serta kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup, baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji kesetiaan yang diberikan kepada istrinya, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar, saling melengkapi serta menyayangi."

"Kuberikan kerutan diwajahnya supaya menjadi bukti bahwa laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup bahagia. BADANNYA YANG TERBUNGKUK menjadi bukti bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarga, ia senantiasa mencurahkan seluruh tenaga, perasaan, kekuatan dan keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. "

"Kuberikan kepada laki-laki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin dan tiang penyangga keluarga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Inilah kelebihan sekaligus tanggung jawab yang dimiliki oleh laki-laki."

Anak gadis itu terbangun. Segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu ia hampiri ayahnya yang sedang berdoa di kamar. Ketika ayahnya berdiri, gadis itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayanya. "AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, AYAH."

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun dapat menandingi keindahan tangan Ayah.(internet)

No comments: