Sunday, April 5, 2009

Jenderal yang Mengorbankan Diri

INSPIRATIONAL STORY

Keputusan telah diambil. Prajurit telah dikerahkan dan kapal-kapal perang telah berangkat. Hampir tiga juta tentara sudah siap untuk menghantam dinding Atlantik dari Adolf Hitler, di Perancis. Tanggung jawab untuk penyerangan ini ada di pundak Jenderal berbintang empat, Dwight Eisenhower.

Malam sebelum penyerangan dimulai, Jenderal Eisenhower, atau lebih dikenal dengan nama panggilan Ike, menghabiskan waktunya dengan pasukan dari 101st Airborne. Ketika pasukan sedang mempersiapkan pesawat-pesawat tempur dan mengecek perlengkapan, Ike mendekati prajurit demi prajurit untuk menyampaikan kata-kata yg membesarkan hati mereka. Banyak diantara mereka yg cukup muda untuk menjadi anaknya. Ike memperlakukan mereka seperti itu. Dan…waktu telah ditentukan, semua pesawat bergerak menuju landasan dan terbang meninggalkan pangkalan militer itu.

Seorang koresponden menulis, saat Eisenhower mengamati pesawat-pesawat terbang tinggal landas dan menghilang dalam kegelapan malam, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku sedalam-dalamnya dan matanya penuh dengan air mata. Kemudian Jendral itu kembali ke baraknya dan duduk di belakang meja tulisnya. Ia mengambil sehelai kertas dan pena lalu menulis pesan yang akan dikirim ke Gedung Putih bila penyerangan besar ini akan menemui kegagalan.

Pesan itu merupakan sesuatu yg singkat dan amat berani. ”Tuan Presiden, pendaratan kita….telah menemui kegagalan. Tentara kita, angkatan udara, angkatan laut telah melakukan tugasnya dengan penuh keberanian dan ketaatan yang luar biasa dan melakukan kewajibannya sedapat-dapatnya. Maka, segala tanggung jawab akan kegagalan ini, terletak padaku seorang diri.”

Tindakan yang paling berani pada hari itu bukanlah berada dalam kokpit pesawat tempur atau di dalam kapal-kapal perang, melainkan di sebuah meja tulis, ketika sosok yang berada di puncak pimpinan mengambil alih semua tanggung jawab dari bawahannya. Bersedia memikul kesalahannya, bahkan sebelum kesalahan itu benar-benar terjadi.

Sungguh seorang pemimpin yang amat langka. Dia merupakan contoh dari sifat yang jarang ditemui di masyarakat kita saat ini yang dipenuhi dengan perkara-perkara hukum, korupsi, suap, penyalahgunaan kekuasaan dan banyak lagi. Kebanyakan dari kita ingin mendapatkan keuntungan dari kebenaran yang kita lakukan. Sementara, beberapa di antara kita bersedia menerima hukuman dari kesalahan kita. Namun sedikit sekali yang bersedia memikul tanggung jawab kesalahan orang lain. Lebih langka lagi, yang bersedia memikul kesalahan dari suatu perbuatan yang belum dilakukan. Eisenhower telah melakukannya, sama seperti Yesus. Ia telah memikul setiap beban kesalahan setiap kita, di masa lalu, masa kini, hingga masa depan. (vln/internet)

No comments: