Senin, 14 Juli 2008
KASIH SEORANG MURID
Firman Hari Ini : Yohanes 13:31-35
Pertanyaan Perenungan :
1. Bagaimanakah caranya semua orang tahu bahwa kita murid Kristus? (Ayat 35)
2. Kita harus saling mengasihi dengan kualitas yang bagaimana? (Ayat 34)
a. Coba renungkan dan tuliskan bukti-bukti kasih Yesus yang telah Anda alami.
b. Seperti yang Yesus telah lakukan kepada Anda, begitulah yang Anda harus
lakukan kepada sesama.
Pengajaran:
“Semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (ayat 35) Coba renungkan baik-baik perkataan Yesus ini. Mungkin teman-teman, keluarga, dan tetangga Anda sudah tahu bahwa Anda adalah 'orang Kristen' karena Anda setia pergi ke gereja, ke komsel, dan mengerjakan pelayanan-pelayanan di gereja. Namun, kesetiaan kita ke gereja dan melayani pekerjaan Tuhan belum bisa membuktikan bahwa kita adalah 'murid Kristus'. Hanya dengan mengasihi mereka dan mengasihi sesama orang Kristen barulah kita bisa membuktikan bahwa kita MURID KRISTUS. Menjadi 'orang Kristen' belum tentu menjadi 'murid Kristus'. Salah satu ciri murid Kristus adalah HIDUP DALAM KASIH. Pada akhir jaman semasa kita hidup sekarang ini, manusia hanya mencintai dirinya sendiri (Bacalah 2 Timotius 3:2). Kasih menjadi dingin dan kedurhakaan semakin bertambah (Matius 24:12). Sebagai pengikut Kristus, kita harus bisa membuktikan bahwa kita adalah murid Kristus yang berbeda karena kita saling mengasihi. Apakah kasih itu? Marilah merenungkannya dari I Korintus 13:4-7 : “Kasih itu sabar; murah hati; tidak cemburu; tidak memegahkan diri dan tidak sombong; tidak melakukan yang tidak sopan; tidak mencari keuntungan diri sendiri; tidak pemarah; tidak menyimpan kesalahan orang lain; tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran; menutupi segala sesuatu; percaya segala sesuatu; mengharapkan segala sesuatu; sabar menanggung segala sesuatu.”
Penerapan Pribadi :
1. Bacalah daftar kasih tsb. di atas perlahan-lahan. Manakah yang belum Anda lakukan?
2. Dengan mengandalkan pertolongan Roh Kudus, lakukanlah hal tsb. kepada sesama.
3. Marilah bertekad menjadi murid Yesus bukan sekedar orang Kristen.
Selasa, 15 Juli 2008
KASIH YANG SOPAN
Firman Hari Ini : Amsal 23: 22-28
Pertanyaan Perenungan :
1. Tuliskanlah dengan kata-kata sendiri. Bagaimanakah kita harus memperlakukan orang tua kita? (Ayat 22)
2. Apakah dampaknya bagi orang tua kita jika kita melakukan ayat 22 tsb.? (Ayat 24-25)
Pengajaran:
“Kasih tidak melakukan yang tidak sopan...” ( I Korintus 13:5). Seorang murid Kristus harus sopan kepada semua orang. Pertama, kita harus sopan terhadap ayah dan ibu kita. Beberapa perbuatan kesopanan yang harus kita tunjukkan adalah: Tidak berbicara dengan nada kasar; tidak membanting pintu ketika mereka memarahi kita; tidak menghina mereka dalam hati kita meskipun mereka kurang berpendidikan dibanding kita; mendengarkan dengan penuh perhatian ketika mereka berbicara kepada kita; tidak memotong pembicaraan mereka karena kita tidak sabar,dll. Kedua, kita harus sopan terhadap pemimpin baik di sekolah, di kantor, di gereja, dll. (Kolose 3:22-23 dan I Tesalonika 5:12-13). Apakah kita menampakkan wajah yang cemberut ketika diberi tugas? Apakah kita membantah dengan seenaknya ketika dikoreksi? Ketiga, kita harus sopan terhadap orang yang lemah (Amsal 29:7). Orang lemah berhak untuk diperlakukan dengan sopan sebagai manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar Allah. Ya, kesopanan harus kita tunjukkan kepada mereka yang bekerja untuk kita seperti karyawan, pembantu rumah tangga, sopir, dsb; juga kepada orang yang sederhana (tidak mampu, tidak terpelajar). Perhatikan kisah nyata berikut ini. Seperti biasanya, seusai ibadah raya Bapak dan Ibu Gembala Sidang sebuah jemaat di Surabaya ini, menyalami semua jemaat yang pulang. Ketika menyalami orang-orang yang kaya atau berpendidikan, ibu pendeta begitu ramah. Namun, saat menyalami orang-orang yang sederhana, dia membuang muka. Dari minggu ke minggu perlakuan yang berbeda tsb diperhatikan oleh sepasang suami istri dari kalangan menengah atas. Sebagai akibatnya, pasutri tsb. tidak mau ke gereja bahkan tidak mau mengikut Yesus lagi. Sungguh fatal! Anda murid Kristus? Perlakukanlah semua orang dengan sopan, tanpa membeda-bedakan! KASIH TIDAK MELAKUKAN YANG TIDAK SOPAN !
Penerapan Pribadi:
1. Kepada siapakah biasanya Anda kurang sopan? Tuiskan semuanya.
2. Marilah berubah sikap dengan segera. Tuliskan rencana perubahan Anda.
Rabu, 16 Juli 2008
KASIH BERSUKACITA KARENA KEBENARAN
Firman Hari Ini : Amsal 24:15-29
Pertanyaan Perenungan:
Bagaimanakah kita harus bersikap dan bertindak terhadap musuh kita? (Ayat 17,19, 29)
Renungkanlah baik-baik ayat 17-18. Tuliskanlah hal-hal yang Roh Kudus katakan kepada Anda.
Bagaimanakah seharusnya sikap kita terhadap orang fasik? (Ayat 24-25)
Pengajaran:
“Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran.” (I Korintus 13:6)
Kasih tidak bersukacita bila terjadi ketidakadilan atau ketidakbenaran pada hidup sesama kita, meskipun mereka telah banyak merugikan dan mempersulit hidup kita. Di kalangan orang yang tidak memiliki kasih Yesus, amat banyak perbuatan saling menjatuhkan, saling menjelekkan, saling membalas dendam, dsb. Namun, hari ini firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk “ tidak bersukacita bila musuh kita jatuh; hati kita tidak beria-ria kalau musuh kita terperosok.” (Amsal 24:17). Kasih Kristus harus kita ijinkan menguasai hati kita agar kita benar-benar hidup berbeda di tengah-tengah masyarakat yang tidak mengenal Yesus.
Apakah kita bersukacita apabila orang yang pernah merugikan kita terseret dalam suatu kasus hukum yang menjebloskan dia ke penjara? Apakah kita senang bila musuh kita gagal usahanya atau studinya? Di perusahaan tempat kita bekerja, apakah kita merasa tersaingi dan kemudian menceritakan kejelekan-kejelekan saingan kita kepada pimpinan dengan maksud agar dia di turunkan jabatannya atau bahkan dikeluarkan? Di keluarga, apakah kita sering mempengaruhi orang tua kita dengan menceritakan kejelekan saudara kandung dengan melebih-lebihkannya, supaya orang tua berpihak pada kita dan menyudutkan saudara kandung kita?
Jika kita hidup di dalam kasih, kita tidak akan bergembira melihat orang lain (musuh kita) jatuh. Kasih tidak pernah akan mengambil keuntungan atas suatu ketidakadilan. Kasih akan melakukan yang sebaliknya yaitu selalu berbuat benar, mengusahakan agar kebenaran yang menang, melindungi kebenaran. Orang yang mengkompromikan kebenaran dengan cara berpihak pada orang yang berbuat jahat dan mempersalahkan orang benar adalah kekejian bagi Tuhan (Amsal 17:15).
Penerapan Pribadi :
Mari memeriksa hati sungguh-sungguh. Adakah roh persaingan yang tidak sehat di dalam hati Anda? Adakah upaya-upaya untuk menjatuhkan orang lain yang lebih berhasil? Adakah kata-kata hasutan yang Anda ucapkan kepada otoritas supaya mereka berpihak kepada Anda? Apakah Anda suka berpihak pada yang salah dan menyerang pihak yang benar?
Bagaimanakah reaksi Anda saat mendengar orang yang pernah melukai Anda berhasil studinya, pekerjaannya, pernikahannya atau pelayanannya? Marah? Iri hati? Protes kepada Tuhan? Ataukah ikut bersyukur karena Tuhan memberkati hidup orang tsb.?
Ambillah keputusan untuk hanya bersukacita karena kebenaran bukan karena ketidakadilan dan ketidakbenaran. Hiduplah di dalam kasih senantiasa!
Kamis, 17 Juli 2008
KASIH MENUTUPI DOSA ORANG LAIN
Firman Hari Ini : Galatia 6:1-10
Pertanyaan Perenungan:
1. Ada 5 hal yang harus kita lakukan jika kita melihat saudara seiman yang melakukan pelanggaran. Temukanlah 5 hal tsb. dan praktekkanlah (Ayat 1-4).
2. Ayat mana yang paling berbicara kepada Anda? Mengapa demikian?
Pengajaran:
“Kasih menutupi segala sesuatu” ( I Korintus 13:7). Lebih tepatnya, kalimat ini berbunyi, “Kasih menutupi dosa orang lain”. Kata 'menutupi' ('stego' - bahasa Yunani), artinya, menutupi dengan diam ; menahan dengan sabar. Maksudnya, bukanlah menutup-nutupi dosa seseorang atau berpihak kepada orang yang berbuat salah (hanya karena orang tsb mungkin teman baik / keluarga / kroni kita) dan menyerang pihak yang benar. Arti sesungguhnya daripada ayat ini adalah bila kita mengasihi sesama kita, maka kita akan menutupi dosa mereka dengan cara menolak untuk menggosipkan mereka. Kita akan melindungi sesama dari pihak-pihak yang berusaha merusakkan reputasi mereka. Bila kita mengetahui sesama kita berbuat dosa, maka kita wajib menjaga dan melindungi dia dengan bertemu empat mata untuk menasihati, menegur, dan membawa dia ke jalan yang benar (Galatia 6:1); bukannya membicarakan dengan orang lain yang tidak berkepentingan. Mengapa banyak orang Kristen suka membicarakan kesalahan sesamanya? Jawabannya, karena tidak hidup di dalam kasih yang sejati. Dimana ada kasih, di sana tak ada gosip.
Pada suatu hari, Xanthus, seorang filsuf, memberitahu kokinya untuk menyiapkan hidangan makan malam yang paling lezat dari bahan makanan yang terbaik di pasar, karena dia akan mengundang sahabat-sahabatnya untuk bersantap malam bersama. Setelah mereka siap untuk makan, ternyata seluruh menu makanan terbuat dari lidah sapi yang dimasak dengan berbagai cara. Dengan marah Xanthus bertanya kepada sang koki, “Bukankah aku menyuruh kamu untuk memasak dari bahan makanan yang paling baik di pasar? Koki menjawab,”Saya sudah melakukannya,Tuan. Bukankah lidah merupakan organ tubuh yang paling baik untuk memberi semangat, menghibur, membantu orang lain memaksimalkan potensi mereka? Kemudian, Xanthus berkata,”Besok, aku ingin kamu memasak hidangan yang terbuat dari bahan yang paling jelek di pasar.” Keesokan harinya, ketika ia siap untuk bersantap, ia disuguhi masakan yang terbuat dari lidah sapi yang dipotong dalam berbagai bentuk. Lagi-lagi kemarahannya meluap,”Bukankah aku menyuruh kamu memasak dari bahan yang paling jelek di pasar? Kok lidah lagi? Sang koki menjawab,”Saya telah melakukannya, Tuan. Bukankah lidah adalah organ tubuh yang digunakan untuk menggosip, untuk menghancurkan reputasi, untuk membunuh potensi sesama, untuk berdusta, untuk menghujat orang lain? Sang koki telah berhasil mengajarkan suatu pelajaran yang berharga kepada sang filsuf. Jika kasih Kristus memerintah hati kita, maka lidah kita menjadi organ tubuh yang paling baik. Sebaliknya, jika tak ada kasih Kristus di hati kita, maka lidah kita menjadi organ tubuh yang paling buruk. Ingatlah, bahwa setiap kata sia-sia yang kita ucapkan harus kita pertanggungjawabkan pada hari penghakiman. Karena menurut ucapan kita, kita akan dibenarkan atau akan dihukum ( Matius 12:36-37).
Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda selama ini suka membicarakan kekurangan orang lain? Siapakah yang Anda sering bicarakan?
2. Tuhan mau agar Anda insaf dan segera berubah. Hiduplah dalam kasih kepada semua orang.
(Ilustrasi dari E-Sword)
Jum'at, 18 Juli 2008
KASIH MEMPERCAYAI YANG TERBAIK
Firman Hari Ini : Hakim- Hakim 6:1-24
Pertanyaan Perenungan:
1. Perhatikanlah baik-baik ayat 11-16.
2. Tuhan memanggil Gideon dengan sebutan apa? (Ayat 12)
3. Apakah Gideon saat itu sudah menjadi seorang yang seperti Tuhan katakan? (Ayat 11,13,15).
Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda selama ini suka membicarakan kekurangan orang lain? Siapakah yang Anda sering bicarakan?
2. Tuhan mau agar Anda insaf dan segera berubah. Hiduplah dalam kasih kepada semua orang.
(Ilustrasi dari E-Sword)
Jum'at, 18 Juli 2008
KASIH MEMPERCAYAI YANG TERBAIK
Firman Hari Ini : Hakim- Hakim 6:1-24
Pertanyaan Perenungan:
1. Perhatikanlah baik-baik ayat 11-16.
2. Tuhan memanggil Gideon dengan sebutan apa? (Ayat 12)
3. Apakah Gideon saat itu sudah menjadi seorang yang seperti Tuhan katakan? (Ayat 11,13,15).
Pengajaran:
Henry Stimson mengatakan, “Pelajaran yang paling utama yang saya pelajari selama hidup ini adalah bahwa satu-satunya cara untuk membuat seseorang bisa dipercayai adalah dengan mempercayai dia; sebaliknya satu-satunya cara untuk membuat seseorang tidak bisa dipercayai adalah dengan tidak mempercayai dia.” Dalam kisah Gideon, kita melihat bagaimana Tuhan memandang Gideon sebagai pahlawan yang gagah berani, padahal kenyataan yang sesungguhnya dia penakut, peragu, merasa rendah diri, yang saat itu sedang bekerja di tempat yang tersembunyi dari orang Midian. Bahkan Tuhan mempercayakan pada Gideon suatu tugas yang besar. Akhirnya, karena mendapat kepercayaan dari Tuhan, maka Gideon sungguh-sungguh menjadi pahlawan gagah berani yang berhasil menumpas bangsa Midian (Hakim-Hakim 7-8). “Kasih mempercayai segala sesuatu....” (I Korintus 13:7). Ayat tsb. seharusnya berbunyi, “Kasih mempercayai yang terbaik dalam diri orang lain.” (Inggris-Amplified). Bukan berarti kita harus menjadi orang yang mudah tertipu karena mempercayai segala orang; tetapi berarti bahwa jika kita mengasihi seseorang, kita harus percaya bahwa orang tsb. bisa berubah menjadi sangat baik. Kita tidak terus menerus melihat kebelakang tetapi ke depan. Apabila murid Kristus memiliki kasih sejati, maka setiap konflik akan bisa diselesaikan dengan kasih; bahkan kita semua akan berhasil meraih potensi maksimal kita, sehingga gereja Tuhan akan berdampak besar bagi dunia ini. Selama ini kita berkata: “Kalau kamu ingin saya percaya sama kamu, ya kamu harus berubah dulu dong. Bila kamu nggak berubah, bagaimana saya bisa percaya kamu?” Kasih Kristus tidak mengajar kita demikian. Kita harus terlebih dulu mempercayai yang terbaik dalam diri orang itu, barulah dia bisa berubah menjadi orang yang dipercayai untuk melakukan hal-hal yang luarbiasa.
Bagaimana caranya agar kita bisa mempercayai bahwa orang yang terus menerus berperilaku buruk terhadap kita? Seperti yang Tuhan lakukan kepada Gideon, yaitu memanggil orang itu dengan sebutan yang berlawanan dengan sifat buruknya. Bila orang itu sombong, suka memberontak, sebut dia sebagai orang yang rendah hati, penurut. Bila anak Anda malas, panggil dia sebagai anak yang rajin. Doakanlah dengan menggunakan ayat-ayat firman tentang rendah hati, penurut, rajin,dll. Apabila Anda mengucapkan firman dengan setia dan tekun, maka pandangan Anda kepada orang tsb. segera akan berubah, dan kepercayaan Anda tumbuh kepadanya. Lama kelamaan perlakuan Anda juga akan berubah menjadi positif. Kepercayaan yang positif inilah yang akan membuat orang tsb. bisa berubah. Itulah kasih Kristus yang luar biasa!
Penerapan Pribadi:
Siapakah orang yang selama ini tidak bisa Anda percayai, karena perilaku yang tidak menunjukkan perubahan?
Mulailah mendoakan orang (-orang) tsb dengan ayat firman Tuhan yang berlawanan dengan perilakunya.
Mulailah memandang, memanggil, dan memperlakukan dia (mereka) dengan berbeda. Tuliskanlah rencana Anda.
SABTU, 19 Juli 2008
KASIH MENGHARAPKAN YANG TERBAIK
Firman Hari Ini : Lukas 22:24-34
Pertanyaan Perenungan :
1. Apa yang Yesus ketahui tentang kelemahan Petrus ? (Ayat 34)
2. Namun demikian, apa harapan dan kepercayaan Yesus mengenai Petrus? (Ayat 32)
Pengajaran:
“Kasih mengharapkan segala sesuatu...” ( I Korintus 13:7). Sebenarnya, berbunyi :”Kasih mengharapkan yang terbaik dalam diri orang lain.” Kalimat ini memang berkaitan erat dengan kalimat “Kasih mempercayai yang terbaik” yang telah dibahas kemarin. Jika kita hidup di dalam kasih, maka kita bisa mempercayai yang terbaik; dan jika kita mempercayai yang terbaik, maka kita bisa mengharapkan yang terbaik. Meskipun Yesus pernah disangkali oleh Petrus sebanyak tiga kali, tetapi Dia tetap percaya dan memiliki harapan yang terbaik mengenai Petrus. Dampaknya, Petrus bangkit dari semua kelemahannya dan diurapi luar biasa sehingga bisa berkotbah dan mempertobatkan 3000 orang dalam sehari (Kisah 2:42).
Semakin banyak penelitian kejiwaan yang menunjukkan bahwa kita punya kekuatan untuk memunculkan sifat-sifat paling buruk atau sifat-sifat paling baik dari diri seseorang melalui harapan-harapan kita. Seorang ahli jiwa bernama C. Knight Aldrich, yang bertahun-tahun menangani anak-anak yang menjadi penjahat, menulis sebuah artikel berjudul “Bagaimana Menjadikan Anak Anda Seorang Pencuri.” Katakanlah, anak Anda mencuri sebungkus permen coklat di pasar swalayan. Jika Anda berkata,” Sekarang aku tahu siapa kamu sebenarnya – kamu pencuri! Mulai dari sekarang Papa dan Mama akan terus menerus mengawasi kamu,” maka besar kemungkinannya bahwa anak Anda bertumbuh pesat dari pencuri permen menjadi pencuri mobil. Sebaliknya, apabila Anda bereaksi dengan tegas namun lembut mengatakan,” Nak, kamu sebenarnya bukan anak yang suka mencuri. Kita akan kembalikan permen ini ke swalayan dan membereskan dengan mereka. Memang kamu bersalah telah mencuri, tetapi Papa Mama tidak akan memperbesar masalah ini. Papa Mama yakin kamu tidak akan mencuri lagi. Jika si anak diperlakukan demikian, maka karirnya sebagai pencuri dengan cepat akan berakhir selamanya. Prinsipnya adalah : Dengan terus mengingat kelemahan seseorang, berarti kita terus menerus menghubungkan mereka dengan kelemahannya, dan akibatnya perilaku mereka semakin buruk. Sebaliknya, dengan mengharapkan dan memusatkan perhatian kita kepada kelebihan-kelebihan mereka, kita terus menerus menghubungkan mereka dengan kelebihannya. Akibatnya, perilaku mereka menjadi makin baik.(Bringing Out The Best in People, Alan Loy McGinnis). Marilah kita jadikan keluarga, dunia kerja, dunia studi, komsel, dan gereja kita semakin baik dan semakin luar biasa dengan cara saling mengasihi – SALING MEMPERCAYAI DAN MENGHARAPKAN YANG TERBAIK !
Penerapan Pribadi:
1. Siapakah orang yang perilakunya bermasalah sehingga membawa banyak kesulitan kepada Anda?
2. Praktekkanlah prinsip kasih yang kita pelajari hari ini kepada orang itu.
Minggu, 20 Juli 2008
KASIH SABAR MENANGGUNG SEGALA SESUATU
Firman Hari Ini : II Korintus 6:1-10
Pertanyaan Perenungan :
1. Baca dan renungkan ayat 4-10 baik-baik. Tuliskan apa saja yang Roh Kudus katakan melalui ayat-ayat ini.
2. Teladan apakah yang Anda peroleh dari hidup Paulus?
Pengajaran:
“Kasih...sabar menanggung segala sesuatu.” (I Korintus 13:7). Kata 'sabar' di sini adalah 'hupomone' dalam bahasa Yunani (bahasa asli Perjanjian Baru). Hupomone biasanya diterjemahkan menjadi 'kesabaran' dan 'ketekunan'. Hupomone mengandung arti yang amat mendalam yaitu kesabaran dalam menanggung penderitaan, termasuk yang diakibatkan oleh perbuatan orang lain yang menyakitkan kita, sehingga melalui kesabaran ini, kita memiliki karakter-karakter sbb :
1. Tekun ( Roma 5:3)
2. Selalu memiliki pengharapan (Roma 5:4)
3. Bersukacita (Kolose 1:11 – versi bhs.Inggris)
Bagi orang yang memiliki kesabaran yang seperti ini, janji-janji Allah akan digenapi (Ibrani 10:36). Hupomone bukanlah kesabaran yang membuat kita pasif, kita membiarkan orang lain mengontrol hidup kita, kita tidak bisa mengatakan 'tidak', atau kita dengan nelongso menyerah pada nasib. Hupomone adalah kesabaran yang disertai dengan kegigihan, dengan hati yang penuh dengan pengharapan, dengan sukacita yang sejati, karena yakin bahwa Allah tidak pernah ingkar janji. Hasilnya, kasih kita kepada sesama semakin dewasa, utuh, tak kekurangan suatu apapun. Penderitaan membuat kita semakin baik dalam mengasihi orang lain, bukan semakin pahit. Better not bitter! Sudahkah Anda memiliki kesabaran yang sedemikian? Anda bisa memilikinya karena Roh Kuduslah yang membentuk kesabaran tsb dalam diri Anda jika Anda mengijinkan Dia bekerja.
Penerapan Pribadi:
1. Selama ini perlakuan buruk orang lain kepada Anda telah membuat Anda semakin pahit ataukah semakin baik?
2. Bacalah lagi 3 karakter di bagian Pengajaran tsb. di atas. Manakah yang belum Anda miliki?
3. Apa yang akan Anda lakukan supaya karakter tsb.berkembang?
(Diinspirasi oleh New Testament Words, William Barclay)
Henry Stimson mengatakan, “Pelajaran yang paling utama yang saya pelajari selama hidup ini adalah bahwa satu-satunya cara untuk membuat seseorang bisa dipercayai adalah dengan mempercayai dia; sebaliknya satu-satunya cara untuk membuat seseorang tidak bisa dipercayai adalah dengan tidak mempercayai dia.” Dalam kisah Gideon, kita melihat bagaimana Tuhan memandang Gideon sebagai pahlawan yang gagah berani, padahal kenyataan yang sesungguhnya dia penakut, peragu, merasa rendah diri, yang saat itu sedang bekerja di tempat yang tersembunyi dari orang Midian. Bahkan Tuhan mempercayakan pada Gideon suatu tugas yang besar. Akhirnya, karena mendapat kepercayaan dari Tuhan, maka Gideon sungguh-sungguh menjadi pahlawan gagah berani yang berhasil menumpas bangsa Midian (Hakim-Hakim 7-8). “Kasih mempercayai segala sesuatu....” (I Korintus 13:7). Ayat tsb. seharusnya berbunyi, “Kasih mempercayai yang terbaik dalam diri orang lain.” (Inggris-Amplified). Bukan berarti kita harus menjadi orang yang mudah tertipu karena mempercayai segala orang; tetapi berarti bahwa jika kita mengasihi seseorang, kita harus percaya bahwa orang tsb. bisa berubah menjadi sangat baik. Kita tidak terus menerus melihat kebelakang tetapi ke depan. Apabila murid Kristus memiliki kasih sejati, maka setiap konflik akan bisa diselesaikan dengan kasih; bahkan kita semua akan berhasil meraih potensi maksimal kita, sehingga gereja Tuhan akan berdampak besar bagi dunia ini. Selama ini kita berkata: “Kalau kamu ingin saya percaya sama kamu, ya kamu harus berubah dulu dong. Bila kamu nggak berubah, bagaimana saya bisa percaya kamu?” Kasih Kristus tidak mengajar kita demikian. Kita harus terlebih dulu mempercayai yang terbaik dalam diri orang itu, barulah dia bisa berubah menjadi orang yang dipercayai untuk melakukan hal-hal yang luarbiasa.
Bagaimana caranya agar kita bisa mempercayai bahwa orang yang terus menerus berperilaku buruk terhadap kita? Seperti yang Tuhan lakukan kepada Gideon, yaitu memanggil orang itu dengan sebutan yang berlawanan dengan sifat buruknya. Bila orang itu sombong, suka memberontak, sebut dia sebagai orang yang rendah hati, penurut. Bila anak Anda malas, panggil dia sebagai anak yang rajin. Doakanlah dengan menggunakan ayat-ayat firman tentang rendah hati, penurut, rajin,dll. Apabila Anda mengucapkan firman dengan setia dan tekun, maka pandangan Anda kepada orang tsb. segera akan berubah, dan kepercayaan Anda tumbuh kepadanya. Lama kelamaan perlakuan Anda juga akan berubah menjadi positif. Kepercayaan yang positif inilah yang akan membuat orang tsb. bisa berubah. Itulah kasih Kristus yang luar biasa!
Penerapan Pribadi:
Siapakah orang yang selama ini tidak bisa Anda percayai, karena perilaku yang tidak menunjukkan perubahan?
Mulailah mendoakan orang (-orang) tsb dengan ayat firman Tuhan yang berlawanan dengan perilakunya.
Mulailah memandang, memanggil, dan memperlakukan dia (mereka) dengan berbeda. Tuliskanlah rencana Anda.
SABTU, 19 Juli 2008
KASIH MENGHARAPKAN YANG TERBAIK
Firman Hari Ini : Lukas 22:24-34
Pertanyaan Perenungan :
1. Apa yang Yesus ketahui tentang kelemahan Petrus ? (Ayat 34)
2. Namun demikian, apa harapan dan kepercayaan Yesus mengenai Petrus? (Ayat 32)
Pengajaran:
“Kasih mengharapkan segala sesuatu...” ( I Korintus 13:7). Sebenarnya, berbunyi :”Kasih mengharapkan yang terbaik dalam diri orang lain.” Kalimat ini memang berkaitan erat dengan kalimat “Kasih mempercayai yang terbaik” yang telah dibahas kemarin. Jika kita hidup di dalam kasih, maka kita bisa mempercayai yang terbaik; dan jika kita mempercayai yang terbaik, maka kita bisa mengharapkan yang terbaik. Meskipun Yesus pernah disangkali oleh Petrus sebanyak tiga kali, tetapi Dia tetap percaya dan memiliki harapan yang terbaik mengenai Petrus. Dampaknya, Petrus bangkit dari semua kelemahannya dan diurapi luar biasa sehingga bisa berkotbah dan mempertobatkan 3000 orang dalam sehari (Kisah 2:42).
Semakin banyak penelitian kejiwaan yang menunjukkan bahwa kita punya kekuatan untuk memunculkan sifat-sifat paling buruk atau sifat-sifat paling baik dari diri seseorang melalui harapan-harapan kita. Seorang ahli jiwa bernama C. Knight Aldrich, yang bertahun-tahun menangani anak-anak yang menjadi penjahat, menulis sebuah artikel berjudul “Bagaimana Menjadikan Anak Anda Seorang Pencuri.” Katakanlah, anak Anda mencuri sebungkus permen coklat di pasar swalayan. Jika Anda berkata,” Sekarang aku tahu siapa kamu sebenarnya – kamu pencuri! Mulai dari sekarang Papa dan Mama akan terus menerus mengawasi kamu,” maka besar kemungkinannya bahwa anak Anda bertumbuh pesat dari pencuri permen menjadi pencuri mobil. Sebaliknya, apabila Anda bereaksi dengan tegas namun lembut mengatakan,” Nak, kamu sebenarnya bukan anak yang suka mencuri. Kita akan kembalikan permen ini ke swalayan dan membereskan dengan mereka. Memang kamu bersalah telah mencuri, tetapi Papa Mama tidak akan memperbesar masalah ini. Papa Mama yakin kamu tidak akan mencuri lagi. Jika si anak diperlakukan demikian, maka karirnya sebagai pencuri dengan cepat akan berakhir selamanya. Prinsipnya adalah : Dengan terus mengingat kelemahan seseorang, berarti kita terus menerus menghubungkan mereka dengan kelemahannya, dan akibatnya perilaku mereka semakin buruk. Sebaliknya, dengan mengharapkan dan memusatkan perhatian kita kepada kelebihan-kelebihan mereka, kita terus menerus menghubungkan mereka dengan kelebihannya. Akibatnya, perilaku mereka menjadi makin baik.(Bringing Out The Best in People, Alan Loy McGinnis). Marilah kita jadikan keluarga, dunia kerja, dunia studi, komsel, dan gereja kita semakin baik dan semakin luar biasa dengan cara saling mengasihi – SALING MEMPERCAYAI DAN MENGHARAPKAN YANG TERBAIK !
Penerapan Pribadi:
1. Siapakah orang yang perilakunya bermasalah sehingga membawa banyak kesulitan kepada Anda?
2. Praktekkanlah prinsip kasih yang kita pelajari hari ini kepada orang itu.
Minggu, 20 Juli 2008
KASIH SABAR MENANGGUNG SEGALA SESUATU
Firman Hari Ini : II Korintus 6:1-10
Pertanyaan Perenungan :
1. Baca dan renungkan ayat 4-10 baik-baik. Tuliskan apa saja yang Roh Kudus katakan melalui ayat-ayat ini.
2. Teladan apakah yang Anda peroleh dari hidup Paulus?
Pengajaran:
“Kasih...sabar menanggung segala sesuatu.” (I Korintus 13:7). Kata 'sabar' di sini adalah 'hupomone' dalam bahasa Yunani (bahasa asli Perjanjian Baru). Hupomone biasanya diterjemahkan menjadi 'kesabaran' dan 'ketekunan'. Hupomone mengandung arti yang amat mendalam yaitu kesabaran dalam menanggung penderitaan, termasuk yang diakibatkan oleh perbuatan orang lain yang menyakitkan kita, sehingga melalui kesabaran ini, kita memiliki karakter-karakter sbb :
1. Tekun ( Roma 5:3)
2. Selalu memiliki pengharapan (Roma 5:4)
3. Bersukacita (Kolose 1:11 – versi bhs.Inggris)
Bagi orang yang memiliki kesabaran yang seperti ini, janji-janji Allah akan digenapi (Ibrani 10:36). Hupomone bukanlah kesabaran yang membuat kita pasif, kita membiarkan orang lain mengontrol hidup kita, kita tidak bisa mengatakan 'tidak', atau kita dengan nelongso menyerah pada nasib. Hupomone adalah kesabaran yang disertai dengan kegigihan, dengan hati yang penuh dengan pengharapan, dengan sukacita yang sejati, karena yakin bahwa Allah tidak pernah ingkar janji. Hasilnya, kasih kita kepada sesama semakin dewasa, utuh, tak kekurangan suatu apapun. Penderitaan membuat kita semakin baik dalam mengasihi orang lain, bukan semakin pahit. Better not bitter! Sudahkah Anda memiliki kesabaran yang sedemikian? Anda bisa memilikinya karena Roh Kuduslah yang membentuk kesabaran tsb dalam diri Anda jika Anda mengijinkan Dia bekerja.
Penerapan Pribadi:
1. Selama ini perlakuan buruk orang lain kepada Anda telah membuat Anda semakin pahit ataukah semakin baik?
2. Bacalah lagi 3 karakter di bagian Pengajaran tsb. di atas. Manakah yang belum Anda miliki?
3. Apa yang akan Anda lakukan supaya karakter tsb.berkembang?
(Diinspirasi oleh New Testament Words, William Barclay)
No comments:
Post a Comment