Saturday, July 19, 2008

Awas Pornografi! Menyusup Lewat Games & Komik Anak


SEKITAR KITA - 20 Juli

Anak Anda gemar membaca komik, nonton film kartun, atau main games di komputer? Mungkin selama ini Anda tenang-tenang saja, karena menganggap tidak ada hal yang berbahaya. Toh, wajar saja bila anak-anak suka hal-hal seperti itu.

Tetapi, sesekali cobalah melakukan sidak alias inspeksi mendadak. Bukan tidak mungkin Anda akan menemukan kejutan. Karena, disinyalir, lewat sarana yang akrab dengan anak-anak itulah kini unsur pornografi di selipkan. Tidak mustahil di sela-sela komik favorit anak Anda, terselip adegan percintaan orang dewasa. Di antara games yang membuat anak Anda asyik, ‘muncul’ wanita berbusana superseksi menari-nari di layar. Atau, di saat anak Anda asyik menonton film kartun, tiba-tiba muncul adegan panas untuk orang dewasa!

INDUSTRI TERSELUBUNG
Di lapangan, fenomena pornografi terselubung juga dapat ditemukan di komik anak-anak dan remaja. Nyaris di setiap komik remaja Jepang (manga) terselip adegan yang mendebarkan (bahkan bagi orang dewasa!). Antara lain, adegan mandi pria dan wanita di kolam pemandian (tentu saja semua tanpa busana). Atau, dalam sebuah kisah samurai, sang wanita jagoan saat bertarung ada kalanya melepas semua busananya untuk membuat lawannya (yang pasti pria) tidak berdaya.

Itulah sebabnya, rental-rental games yang tersebar di banyak tempat, selalu ramai oleh pelanggan usia belia. Rupanya, anak-anak SD itu tidak hanya menikmati ketegangan bermain games, tetapi juga mencicipi ‘ketegangan lain’. Apalagi dengan uang sewa yang hanya beberapa ribu rupiah, ‘anak-anak’ bebas memilih games yang ingin mereka mainkan. Tak ada peraturan apalagi larangan di rental, bahwa anak-anak tidak boleh memainkan games yang (sebenarnya) ditujukan untuk orang dewasa.

Dalam VCD kartun Mickey Mouse atau Donald Duck yang biasa membuat anak Anda tergelak, ternyata bisa juga terselip adegan yang membuat orang dewasa terenyak. Memang sih, film kartun ‘edisi khusus’ ini adalah yang bajakan, yang dijual dengan harga Rp. 6.000 per keping VCD. Namun, yang mengkhawatirkan, umumnya VCD kartun semacam ini dijual bebas di lokasi dekat sekolah maupun di tempat anak-anak dan remaja biasa berkumpul.

AWAS, ANAK KECANDUAN!
Ternyata, segencar-gencarnya orang tua membangun keamanan, toh pornografi tetap hadir dengan cara yang lebih licin dan licik; halus dan nyaris tak terdeteksi. Ia terselip di antara perangkat anak-anak yang kita anggap steril. Sehingga, tanpa kita sadari, pornografi ternyata sudah jadi konsumsi sehari-hari anak kita. Dampak yang ditimbulkan jelas sangat merugikan, sebab apabila anak-anak terus terpapar sumber-sumber pornografi (termasuk film kartun, komik dan games), akan memunculkan mental model porno pada anak.

Mental model porno adalah kemampuan berimajinasi seksual yang berlebihan pada anak-anak. Sampai-sampai, ketika ia melihat seseorang atau sesuatu yang (sebetulnya) tidak ada hubungannya dengan seks, tetap bisa ia bayangkan sebagai objek seksual. Mental model porno ini terbentuk bila dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya, anak terjejali berbagai stimulasi pornografi. Terus-menerus melihat atau mendengar hal yang berkaitan dengan pornografi, akan merangsang terbentuknya saraf meilin, yang membuat anak sangat mudah terstimulasi bila membayangkan sesuatu yang porno. Bila model porno sudah terbentuk, kebutuhan akan sumber dan pengetahuan pornografi anak akan terus meningkat. Akibatnya, seorang anak menjadi kecanduan (adiktif) pada pornografi, sehingga akan terus mencari sumber-sumber pornografi yang bisa memberikan kepuasan lebih daripada sebelumnya, misalnya melakukan masturbasi. Yang lebih mengerikan, bagaimana bila mereka sudah tidak puas (lagi) dengan hanya melakukan masturbasi?

PENTINGNYA KETERBUKAAN
Lalu, bagaimana lagi cara orang tua menjauhkan anak-anaknya dari serbuan pornografi?

1. Menjalin Keterbukaan
Ini adalah salah satu cara ampuh menjauhkan anak dari kecanduan terhadap pornografi. Biarkan anak-anak bercerita apa yang ingin mereka ceritakan. Siapkan selalu telinga dan hati Anda dengan tulus untuk mereka. Ini akan memberikan kenyamanan pada anak. Dengan demikian, tak ada yang akan ditutupi anak dari Anda. Anda menjadi tahu dengan siapa dia berteman, atau apa yang dia lakukan selama di luar rumah, termasuk di sekolah.

2. Letakkan Perangkat di Tempat Terbuka

Hal lain yang bisa Anda lakukan adalah meletakkan televisi dan komputer (yang biasa digunakan anak-anak untuk menonton dan main games) di tempat yang terbuka, sehingga Anda bisa melihat apa yang dimainkan dan ditontonnya.

3. Memberikan Pendidikan/Pengarahan
Bila Anda ternyata memergoki anak sedang bermain games atau menonton film yang tidak patut mereka tonton, jangan panik dulu. Sebab bila Anda panik, justru anak Anda semakin penasaran. Alihkan perhatian mereka, lalu matikan/jauhkan dahulu sumber pornografi itu. Setelah itu, baru Anda jelaskan mengapa Anda melarangnya. Berikan alasan dan pengarahan yang jelas dan sesuai dengan usia mereka. Sehingga mereka mengetahui dengan jelas mengapa mereka tidak boleh menonton atau membacanya.

Namun, bila anak sudah terlanjur kecanduan, sebaiknya orang tua segera membawa anaknya ke tempat terapi, lebih baik lagi jika dilakukan sejak dini. Orang tua tidak perlu malu mengakui kondisi anaknya tersebut. Bersamaan dengan itu, orang tua harus mulai mengontrol setiap permainan dan bacaan anak-anaknya.

Ciri-ciri Anak Kecanduan Pornografi
- Tangan dan kakinya gampang berkeringat (padahal ia tidak memiliki gangguan jantung).
- Matanya sering tidak fokus melihat orang lain (karena asyik berimajinasi)
- Sering melamun
- Sering ke kamar mandi
- Tidak suka bersosialisasi
- Sering mengurung diri di kamar.
- Yang semula periang menjadi pemalu dan menutup diri (karena dikejar perasaan bersalah.)

Sumber: Femina


No comments: