Saturday, July 26, 2008
Tangisan akan Bapa
Allah mengasihi anak-anakNya dengan kadar yang sama, namun dengan cara yang berbeda. Demikian pula ayah dan ibu membesarkan anak-anak dengan cara yang berbeda. Anak-anak melihat kepada ayah mereka untuk memperoleh kekuatan, teladan serta bimbingan. Tetapi, buah hati cenderung datang kepada ibu saat membutuhkan sesuatu. Tujuan kasih sayang seorang ibu cenderung mengarah pada kepuasan dan kegembiraan. Seorang ibu hidup untuk melihat anak-anak berbahagia, sedangkan ayah hidup untuk melihat mereka siap menghadapi tantangan kehidupan.
Ironisnya, saat ini kita sedang berada pada sebuah masa di mana peran seorang ayah telah begitu rusak, sehingga kita kehilangan penyingkapan yang menyatakan betapa lebar dan dalamnya hati Bapa. Jika Allah menyatakan diriNya sebagai BAPA, itu karena Ia mengetahui apa yang terbaik dari kasih seorang bapa. Kesalahan mulai timbul ketika hati seseorang tidak memahami bahwa seorang bapa sesungguhnya adalah sebuah pujian bagi istri dan anak-anaknya, dan bukannya sebuah penghinaan.
Bapa di surga mengasihi anak-anakNya. HatiNya menjerit dengan perantaraan nabi Yeremia untuk kesembuhan biji mataNya! (Yer 8:21-22). Merupakan suatu sukacita bagi seorang Bapa jikalau Ia dapat memberikan apa yang menjadi kebutuhan anak-anakNya. Apa pun kebutuhan itu, Bapa selalu ingin mereka menerimanya. Ia berfirman melalui nabi Yeremia, “Tidak adakah tabib di sana?” Dengan kata lain Allah berkata, “Tidakkah Aku memberikan perbekalan kepada mereka untuk menghadapi bencana?” Jika dilihat sepintas, keadaan mereka menunjukkan bahwa Ia telah gagal memelihara umatNya. Tentu saja hal ini tidak benar! Dia adalah Jehovah Jireh. Dia adalah Bapa yang menjadi sumber perbekalan umatNya. Allah sedang mengungkapkan KEBUTUHAN, Allah sedang berbicara kepada PRIA (bapa)! Ketiadaan figur bapa adalah kutuk bagi keluarga.
Allah itu nyata dan Ia rindu kehadiranNya menjadi nyata melalui kehadiran bapa rohani untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan. Saya belajar menghidupi arti berfungsi sebagai bapa bagi generasi muda. Seorang remaja putri, sebut saja Icha. Lahir dalam sebuah keluarga Kristen yang utuh. Dia mengalami banyak luka hati karena perlakuan yang keras dari ayahnya, pertengkaran kedua orang tuanya menyebabkan ia tidak dapat merasakan hangatnya kasih sayang dalam keluarga. Icha tumbuh sebagai seorang wanita yang memiliki perasaan bahwa dirinya tidak berharga, hidupnya diliputi putus asa, karena dia tidak punya masa depan yang cemerlang. Beban hati Allah itu muncul, saat dia menceritakan pengalaman dianiaya oleh ayahnya. Dengan kerja sama tim, kami mendoakan dia dan keluarganya di setiap doa pagi. Sejak beberapa bulan lalu, saat kami membuka kelas SPK Pemenang dan mengadakan Champion Gathering (CG), Icha dilayani dan dibina dengan aktif. Hal sulit yang kami alami saat membina adalah melayaninya untuk mengampuni ayahnya. Puji Tuhan di CG, dia mengalami pemulihan hati Bapa. Satu lagi yang sulit, saat ini dia sedang berpacaran dengan teman tidak seiman. Yang kami lakukan adalah mengajar nilai-nilai hubungan, memberinya perhatian dan kasih sayang ekstra. Puji Tuhan, bulan ini juga dia mengambil keputusan untuk menyelesaikan hubungan dengan pacarnya. Icha menceritakan bahwa ia mengalami kasih keluarga, mendapatkan motivasi hidup saat dibina. Sekarang dia mempersiapkan diri untuk menjadi pembina bagi yang lain.
Bagi saya, membina Icha adalah pengalaman baru, karena saya tidak pernah membina gadis remaja. Hidup Icha mewakili sekian banyak generasi muda. Mereka membutuhkan penerimaan tanpa syarat, penghargaan, penghiburan, pengertian, waktu untuk saling mempercayai antara apa yang dikatakan dengan yang dilakukan.
Saya mulai membangun dan menuliskan suatu impian bagi setiap adik-adik rohani untuk menolong mengetahui dan menggenapi tujuan hidup mereka. Beberapa hal positif yang saya lakukan saat membangun dan menuliskan impian untuk mereka adalah:
1. Lebih jelas melihat kebutuhan mereka.
2. Memberikan motivasi saat rasa bosan datang
3. Melatih berpikir positif (iman) terhadap hidup mereka
4. memberikan arah untuk membina
5. Memperbesar kapasitas hidup sebagai pembina.
Di balik gelapnya malam, ada pagi hari. Saya sangat menyukai pagi hari. Pagi hari adalah saat kita dapat menggantungkan harapan. Jangan menyerah untuk bangun di pagi hari, karena Allah memberi kesempatan baru untuk dapat berkemenangan. Semua kehidupan di bumi mempunyai kesempatan yang sama untuk menyongsong hari baru. Menjadi bapa rohani adalah harta yang luar biasa! Jangan pernah berhenti membina jiwa. Saat mereka menggantungkan harapan pada Anda, saatnya Anda belajar bergantung pada BAPA dan bertindak dengan iman untuk menjawab kebutuhan mereka. Keputusan untuk bertumbuh dewasa sampai menjadi serupa dengan DIA adalah keputusan besar yang harus Anda putuskan.
Kediri, 21 Juli 2008
Yohanes Hendra Prayitno
Ternyata Ayah itu Menakjubkan
Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun - dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.
Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, te tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.
Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.
Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka, karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.
Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu), tetapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.
Ayah membantu membuat impianmu menjadi kenyataan, bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti mengapung di atas air setelah ia melepaskannya.
Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tetapi ia membantu kamu mencarinya.
Ayah mungkin tampak galak di matamu, tapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.
Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup.
Ayah benar-benar senang membantu seseorang... tapi ia sukar meminta bantuan.
Ayah di dapur. Membuat masakan seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya? ...mmmmhhh..."tidak terlalu mengecewakan" ^_~
Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.
Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang, tetapi tidak takut.
Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu di bahunya, ketika pawai lewat.
Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.
Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.
Ayah percaya orang harus tepat waktu, karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.
AYAH ITU MURAH HATI...
Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan...
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara...
Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar sekolahmu tiap semester,
meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya...
Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya di sekeliling beban itu....
Ayah akan berkata ”tanyakan saja pada ibumu" Ketika ia ingin berkata ”tidak"
Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin. Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepregok menghisap rokok di kamar mandi. Ayah mengatakan ”tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"
Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya...
Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri....
Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskanmu.
Ayah tidak suka meneteskan air mata... ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya, dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst... tapi sekali lagi ini bukan menangis)
Ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu ketika kau mimpi akan dibunuh monster... tapi.....ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.
Ayah pernah berkata : "kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkualitas tinggi, janganlah mencarinya di pasar apalagi di tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. Begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada “Yang Menciptakannya"
Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ”jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak, wanita yang lebih baik daripada ibumu, berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah kuberikan kepadamu"
Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan: "jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! Laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tetapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu"
Ayah bersikeras, bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu...
Ayah bisa membuatmu percaya diri... karena ia percaya padamu...
Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik....
Dan terpenting adalah...
Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.
Sumber: internet
INFO KITA - 27 Juli 08
Diakonia: Rp. 256.500
Misi: Rp. 1.172.000
Rumah Kehidupan: Rp. 100.000
Rumah Sakit: Rp. 50.000
Buah Sulung: Rp. 500.000
9 Hari Lagi!
Diklat Doa (Angkatan II)
Mulai 5 Agustus 2008 (setiap hari Selasa)
Pukul 19.00 WIB
di Gedung Gereja KrisPen
Jika Anda rindu memiliki kehidupan doa yang berkobar penuh kuasa atau ingin terlibat dalam pelayanan Doa,
jangan ragu untuk mendaftarkan diri kepada:
Ibu Ruth (3823490) pada jam kerja sekretariat gereja.
Penuntun Saat Teduh Pribadi 28 Juli-3 Agustus 2008
Senin, 28 Juli 2008
Aku Penjaga Hatiku
Firman Hari Ini : Amsal 4: 20 - 27
Pertanyaan Perenungan:
1. Renungkanlah ayat 23 baik-baik. Apa yang Anda peroleh dari perenungan tsb.?
2. Ada 4 hal yang harus kita lakukan agar bisa menjaga hati dengan penuh kewaspadaan. Apa saja 4 hal tsb.? ( Ayat 20-21)
3. Berkat-berkat apa yang kita peroleh jika menjaga hati dengan penuh kewaspadaan (melakukan 4 hal tsb. di atas) ? (Ayat 22)
4. Sebutkanlah 4 dampak lainnya jika kita menjaga hati seperti yang Allah perintahkan (Ayat 24-27).
Pengajaran:
Menjaga hati dengan penuh kewaspadaan adalah suatu hal mutlak yang harus kita lakukan. Karena dari hatilah terpancar kehidupan. Dalam salah satu terjemahan bahasa Inggris, dikatakan bahwa kita harus menjaga hati karena hati kita menentukan batas-batas hidup kita. Artinya, apa yang bisa kita capai dan nikmati dalam hidup ini tergantung dari hati kita. Hati kita bisa diumpamakan seperti sebuah sumber mata air yang telah diperbaharui total oleh Tuhan Yesus dan diisi dengan Roh Kudus sehingga memancarkan kehidupan, yang menghasilkan buah-buah Roh yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan dan penguasaan diri. Semua buah Roh itu adalah karakter Kristus yang membuat kita mampu memberkati hidup banyak orang. Oleh karena itu, kita harus menjaga hati kita dengan sungguh-sungguh, dengan ekstra hati-hati agar tidak dicemari oleh hal-hal yang bisa mengotori “sumber air” atau hati kita tersebut. Bila hati kita dicemari, maka apa yang kita hasilkan juga hal-hal yang cemar dan buruk, sehingga hidup kita tidak produktif dan tidak menjadi berkat. Tuhan Yesus sendiri juga mengatakan bahwa apa yang kita lakukan dan katakan itu meluap dari hati (Lukas 6:45). Kita perlu menjaga hati dengan cara menjaga apa yang masuk melalui indera kita, yaitu apa yang kita lihat, apa yang kita baca, dan apa yang kita dengarkan. Bagaimana caranya agar kita bisa memiliki kewaspadaan yang tinggi seperti ini? Dengan memperhatikan firman, mendengarkan firman, mengimajinasikan firman, dan menyimpan firman di dalam hati kita (Amsal 4: 20-21). Apabila kita melakukan semua hal ini, maka Roh Kudus terus menerus membersihkan hati kita dari dosa, ketakutan, kekuatiran, kemarahan, iri hati, bahkan kepahitan, yang mungkin timbul dalam hidup kita sehari-hari.
Penerapan Pribadi:
Apakah Anda sudah sungguh-sungguh menjaga apa yang Anda lihat, baca dan dengar?
Bagaimanakah Anda memperlakukan firman selama ini?
Sudahkah Anda memberikan cukup waktu kepada Roh Kudus untuk membersihkan hati Anda?
Selasa, 29 Juli 2008
Buang Kotoran Itu Selamanya !
Firman Hari Ini : Mazmur 37:1-11.
Pertanyaan pernungan:
Apa yang Tuhan peringatkan kepada kita saat kita melihat orang-orang yang tidak hidup takut akan Tuhan? (Ayat 1)
Bagaimana seharusnya sikap hati kita? (Ayat 3-5)
Apa hasilnya? (Ayat 4-6)
Pengajaran:
Salah satu sikap hati atau perasaan yang bisa mengotori hati kita adalah iri hati. Iri hati bisa berwujud mengingini barang orang lain yang lebih baik atau bisa tampak dalam suatu sikap yang kelihatannya lebih halus yaitu rasa “heran” terhadap orang yang tidak takut akan Tuhan, yang hidupnya tampak enak dan lancar bahkan tampak lebih baik dari hidup anak Tuhan yang sungguh-sungguh takut akan Tuhan. Sikap hati ini, bila tidak segera kita waspadai bisa membawa kita menjadi jengkel dan akhirnya protes dan marah kepada Tuhan : ” Mengapa aku yang telah hidup benar di hadapan Tuhan mengalami hidup yang lebih sulit dibanding dengan orang-orang yang tidak takut akan Tuhan?” Kita harus segera membuang sikap iri hati ini dengan suatu sikap percaya kepada Tuhan bahwa Tuhan memberi yang terbaik pada saat yang tepat bagi hidup kita. Kita harus mengijinkan Roh Kudus mengisi hati kita dengan sukacita dari Tuhan. Saat kita mengganntikan sikap iri hati dengan bersukacita karena Tuhan dengan segala yang telah dan akan Dia kerjakan dalam hidup kita, maka Tuhan berjanji bahwa Dia akan memberikan apa yang diinginkan hati kita (Mazmur 37: 4). Marilah kita waspada terhadap sikap iri hati ini dan tidak mengijinkan hati kita dicemari olehnya. Percayalah sepenuhnya kepada Tuhan dengan hati yang penuh sukacita bahwa Tuhan pasti memberi yang terbaik pada saat yang tepat.
Penerapan Pribadi:
Adakah rasa iri dalam hati Anda kepada orang yang tidak takut akan Tuhan tetapi hidupnya seakan berhasil?
Mari kita renungkan lagi Mazmur 37: 4. Dapatkanlah sesuatu dari ayat ini.
Rabu, 30 Juli 2008
Aku Bukan Hakim
Firman Hari Ini : Matius 7:1-5.
Pertanyaan Perenungan:
Apa perintah Yesus dalam firman hari ini? (Ayat 1)
Apa kecenderungan kita saat terjadi sesuatu yang tidak beres dalam diri orang lain? (Ayat 4)
Menurut Anda, apa artinya ayat 5?
Pengajaran:
Hal lain yang perlu kita lakukan agar hati tetap murni di hadapan Tuhan dan sesama adalah tidak menghakimi orang lain, terutama saudara seiman kita. Saat terjadi suatu masalah, secara manusia kita punya kecenderungan untuk menyalahkan orang lain dan tidak mau memeriksa / introspeksi diri kita. Saat kita mulai menghakimi maka hati kita terhadap saudara seiman kita menjadi tidak murni lagi dan bila tidak segera diselesaikan maka hal ini bisa menjadi awal dari dimulainya gosip atau memperbincangkan kesalahan / kekurangan saudara seiman kita kepada orang lain yang tidak berkepentingan. Seharusnya bila kita melihat saudara seiman kita berbuat salah atau melakukan sesuatu yang menurut kita tidak sesuai dengan Firman Tuhan, maka seharusnya kita bicara langsung empat mata dengan dia dalam kasih sehingga tidak timbul sikap hati yang menghakimi dan akhirnya memperbincangkan kesalahannya. Marilah kita belajar untuk tidak menghakimi orang lain sehingga hati kita tetap terjaga kemurniannya. Tuhan tidak menghendaki kita menjadi hakim atas sesama kita. Hanya Dialah Hakim yang adil. Sebagai manusia, sangat mudah bagi kita untuk melihat kelemahan orang lain dan menjatuhkan vonis kepadanya, padahal kita sendiri ternyata memiliki kelemahan yang sama bahkan lebih parah. Sebenarnya, ketinggian hati kitalah yang menyebabkan kita tidak sadar akan kelemahan sendiri. Yesus menegur kita, “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” “Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” (Matius 7:3,5).
Penerapan Pribadi:
1. Marilah memeriksa hati, apakah Anda memiliki kecenderungan untuk menjadi hakim dan memperbincangkan kesalahan orang lain ?
2. Siapa saja yang sering Anda hakimi dan gosipkan?
3. Mari renungkan Roma 15:7. Dapatkan sesuatu dari Roh Kudus dan tuliskanlah.
Kamis, 31 Juli 2008
Cabut Seakar - akarnya !
Firman Hari Ini : Ibrani 12: 14 - 15
Pertanyaan Perenungan:
Apa yang Tuhan ingin kita usahakan dalam hidup ini? (ayat 14)
Mengapa untuk hidup damai, kita perlu berusaha?
Apa yang harus kita jaga dalam hidup ini? (ayat 15)
Pengajaran:
Salah satu penyakit rohani yang bisa sangat mengganggu hati kita dan mencelakakan hidup kita adalah kepahitan. Akar pahit yang kita biarkan bertumbuh dalam hati akan merampas sukacita dan damai sejahtera yang Roh Kudus sudah berikan kepada kita. Kepahitan timbul dari rasa sakit hati atau kecewa karena perlakuan / perkataan orang yang tidak menyenangkan kita; yang kita biarkan berlarut-larut; yang tidak segera kita tuntaskan dengan mengampuni orang itu. Yang harus kita lakukan adalah mengambil keputusan untuk mengampuni. Amat sulit untuk mengampuni bila kita lakukan dengan kekuatan sendiri, tetapi pada saat kita mengambil keputusan untuk mengampuni, maka Roh Kudus yang memberi kemampuan kepada kita untuk dapat mengampuni. Simaklah baik-baik kisah nyata berikut ini. Jim Elliot dan isterinya, Elisabeth, memiliki hati untuk menjangkau suku Indian di Ekuador. Pada suatu waktu, Jim Elliot dan beberapa misionaris yang lain memutuskan untuk melayani suku Indian Auca yang terkenal brutal, sadis dan masih barbar. Tak lama kemudian datanglah kabar untuk Elisabeth bahwa suaminya dan beberapa misionaris yang lain telah mati dibunuh dengan kejam oleh suku Auca tersebut. Meskipun demikian Elisabeth tidak memilih pulang ke Amerika yang nyaman, melainkan melanjutkan penginjilan bersama beberapa misionaris yang tersisa untuk melayani suku Auca yang telah membunuh suaminya tersebut. Hingga akhirnya suku Auca tersebut bisa dijangkau oleh Injil dan dua orang pembunuh suaminya dari suku tersebut bertobat menerima Kristus. Sebenarnya, mudah saja bagi Elisabeth untuk kembali ke Amerika dan meninggalkan tempat yang menyisakan kenangan pahit tersebut. Bahkan Elisabeth punya alasan yang kuat untuk benci terhadap suku Auca yang telah membunuh suaminya. Namun karena kasih Kristus sudah menguasai hidupnya, tidak ada lagi kebencian dan kepahitan. Justru hidupnya semakin dipenuhi dengan belas kasihan terhadap suku Auca tersebut. Mungkin kita bertanya-tanya, bagaimana mungkin dia mau melayani orang-orang yang telah membunuh suaminya? Apabila kasih Kristus kita ijinkan untuk menguasai hati kita, maka hal yang rasanya mustahil pun bisa menjadi kenyataan.
Penerapan Pribadi:
Adakah perbuatan orang lain yang melukai hati Anda yang belum Anda ampuni?
Ambillah keputusan untuk mengampuni. Roh Kudus pasti mengalirkan kasih Yesus ke dalam hati Anda.
(Illustrasi : RH Spirit)
Jumat, 1 Agustus 2008
Marah Itu Berdosa?
Firman Hari Ini : Yakobus 1 : 19 - 27
Pertanyaan Perenungan:
Apa yang harus selalu kita ingat? (ayat 19)
Mengapa kita harus mengendalikan amarah kita? (ayat 20)
Pengajaran:
Hal berikutnya yang sering mengganggu hati kita sehingga kita kehilangan damai sejahtera adalah kemarahan. Rasa marah muncul karena apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Memang kadang kita bisa marah dan itu perlu untuk memberikan teguran kepada seseorang. Tetapi hal itu harus sangat menjadi pertimbangan, karena amarah kita bila tidak dikendalikan, bisa berubah menjadi seperti api yang bisa membakar habis hubungan-hubungan baik yang kita telah bangun bertahun-tahun. Kita perlu belajar untuk selalu bergantung pada Roh Kudus, sehingga kita bisa memegang kendali terhadap emosi kita, dan bukannya kita yang dikendalikan oleh emosi. Ada sebuah illustrasi yang menunjukkan bahwa kemarahan yang tidak pada tempatnya atau yang tidak dikendalikan seringkali membuat kita menyesal dan kelihatan bodoh. Seorang bos di sebuah perusahaan besar tiba-tiba melakukan inspeksi mendadak ke pabriknya untuk melihat kinerja para karyawannya. Di pabrik keempat, ia menemukan seorang pria muda yang tengah bersandar di dekat pintu, nampaknya ia tengah bersantai. Semua pekerja yang ada di ruangan itu tengah sibuk bekerja, kecuali pria itu. Si bos segera menghampiri pemuda tersebut dan bertanya,”Berapa gajimu seminggu?” Dengan sedikit terkejut, pemuda itu melihat kearah si bos dan berkata,”Hmmmm, eh … sekitar 100.000 per minggu, kenapa memangnya Pak?” Si bos mengeluarkan dompetnya dan mengambil empat lembar uang 100 ribu-an. Ia mengulurkannya kepada si pemuda, sambil berkata dengan suara keras,”Ini gajimu untuk sebulan dan cepat pergi dari sana. Aku tak mau melihatmu lagi.” Dengan keterkejutan yang luar biasa dan juga takut, si pemuda segera meninggalkan tempat tersebut tanpa banyak bicara. Lalu dengan muka berwibawa si bos melihat para stafnya yang sedari tadi memperhatikan adegan itu.“ Adakah yang tahu, dari divisi manakah pemuda malas tersebut?” tanyanya. Suasana menjadi hening sampai akhirnya seorang staf menjawab dengan sedikit ketakutan, “Ia tidak bekerja di sini. Ia adalah pengantar pizza, yang mengantar pesanan personalia.” Si Bos, “Apaaaa…..???!!!”
Penerapan Pribadi:
Renungkanlah Yakobus 1:20. Catatlah hal-hal yang Bapa katakan melalui ayat ini.
Mari belajar untuk menegur dalam kasih dengan menunggu waktu yang tepat yaitu saat emosi Anda sudah reda.
(Illustrasi : Hidup Produktif, Ir. Jarot Wijanarko)
Sabtu, 2 Agustus 2008
Kupelihara Sukacitaku
Firman Hari Ini : Matius 6: 25 - 34
Pertanyaan Perenungan:
Mengapa kita tidak boleh kuatir? (Ayat 27). Apa artinya pernyataan itu?
Apa rahasia utama agar kita tidak kuatir? (Ayat 33)
Apa artinya 'mencari dahulu kerajaan Allah' ?
Pengajaran:
Salah satu pencuri sukacita dari hati kita yang sudah dipenuhi oleh Roh Kudus adalah kekuatiran. Kekuatiran mulai terjadi saat kita berhenti memandang kepada Tuhan dan keperkasaanNya, dan memfokuskan diri pada masalah atau kesulitan kita. Memang kita perlu memikirkan jalan keluar dari masalah kita, tetapi sering kali kita menjadi terlalu sering membesarkan masalah tsb. bahkan saat kita sedang berdoa dan ada di hadirat Tuhan. Sebetulnya yang harus kita lakukan adalah menyatakan dengan iman kepada masalah kita tentang betapa dahsyatnya Tuhan Yesus yang kita sembah. Saat kita berfokus pada Tuhan Yesus dan janji-janjiNya maka kita akan dibawa Tuhan untuk naik melihat persoalan kita dari “atas”. Akibatnya, persoalan itu menjadi tampak kecil dan kita bisa melihat dengan iman bagaimana Tuhan kita sebenarnya jauh lebih besar dari semua masalah. Dia pasti menolong kita untuk menyelesaikan masalah demi masalah. Dia adalah Imanuel yaitu Allah yang selalu menyertai kita dan sangat mengasihi kita. Oleh karena itu, kita bisa terus percaya bahwa Tuhan pasti turun tangan untuk menolong kita. Dalam bukunya ' Facing The Giants ', Max Lucado mengatakan, “Pusatkanlah perhatian kepada raksasa, maka Anda akan tumbang. Pusatkanlah perhatian kepada Allah, maka raksasa akan tumbang.”
Penerapan Pribadi:
Bila kekuatiran menyerang Anda, apakah yang biasanya Anda lakukan?
Latihlah diri Anda untuk lebih rajin mengucapkan Firman Tuhan untuk masalah-masalah Anda.
Kuatkanlah iman saudara seiman yang sedang kuatir dalam menghadapi masalah.
Minggu, 3 Agustus 2008
Hatiku Lemah Lembut
Firman Hari Ini : Matius 5: 1-12
Pertanyaan Perenungan:
Fokuskanlah perhatian pada ayat 5. Renungkanlah ayat ini secara mendalam.
Apakah artinya ‘Lemah lembut’ itu?
Apakah artinya ‘Memiliki bumi’ itu?
Pengajaran:
Tuhan Yesus melalui kotbah di bukit mengajarkan bahwa orang yang memiliki hati yang lemah lembut akan berbahagia dan diberkati. Tuhan Yesus ingin kita belajar dari Dia yang lemah lembut. Apakah hati yang lemah lembut itu? Hati yang lemah lembut bukan berbicara tentang gaya bicara yang lembut dan santun, namun berbicara tentang sikap hati yang mau terus diajar dan berubah bila ditegur / dinasihati oleh Firman Tuhan, oleh pemimpin, oleh orang tua atau oleh saudara seiman kita. Orang yang lemah lembut tidak pernah merasa bahwa dia sudah cukup pandai dan cukup baik, sehingga tidak perlu mendengarkan nasihat dari firman Tuhan dan dari sesamanya. Orang yang lemah lembut tidak suka membela diri; tidak suka memaksakan kehendaknya; tidak mau membalas dendam. Ia adalah orang yang patuh kepada firman Tuhan, dan kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan dalam institusi apapun. Orang yang lemah lembut mau menerima kritik dengan tersenyum dan mengambil hikmah yang positif dari kritik tersebut agar dirinya berubah lebih baik lagi. Orang yang lemah lembut juga mau menerima orang lain apa adanya, tidak menuntut orang lain seperti dirinya. Kita perlu terus belajar untuk memiliki hati yang lemah lembut. Terus menerus siap untuk memperbaiki diri dan mengembangkan diri sehingga semakin disukai oleh Allah dan manusia. Kualitas hati semacam ini bisa kita hidupi apabila kita senantiasa meneladani Yesus dengan cara bergaul karib dengan Roh Kudus dan Firman (Matius 11:29).
Penerapan Pribadi:
Dari sifat-sifat kelemahlembutan yang telah diuraikan di atas, manakah yang belum Anda lakukan?
Renungkan Yakobus 1: 21. Catatlah semua yang Anda dapatkan dari ayat ini.
Saturday, July 19, 2008
Memberikan yang Kita Miliki
Lukas 6:36 berkata, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” Melalui ayat ini, Tuhan Yesus menginginkan agar kita anak-anakNya bertumbuh menjadi seperti Bapa dalam hal kemurahan hati. Salah satu wujud nyata dari kemurahan hati adalah memberi yang terbaik bagi mereka yang membutuhkan, sama seperti Bapa yang telah memberikan yang terbaik yaitu PutraNya yang tunggal, Yesus Kristus, untuk mati dan menebus kita semua. Kita harus mulai belajar memberi dari apa yang kita miliki, seperti waktu, perhatian, tenaga dan bahkan uang kita untuk mereka yang membutuhkan. Kita harus mulai belajar untuk memberi justru pada saat kita sedang dalam kebutuhan, bukannya menunggu sampai semua masalah kita selesai. Jangan pernah menunda untuk memberi, karena apabila kita menunda untuk memberi, maka pada akhirnya kita justru tidak akan pernah memberi.
Mari belajar memberi dari yang paling sederhana, yaitu perhatian untuk teman atau binaan kita lewat sms maupun telepon untuk menguatkan dia. Kita bisa belajar memberi lebih lagi dengan meluangkan waktu kita untuk mengunjungi rumah mereka. Selanjutnya kita dapat belajar untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan memberikan sebagian uang kita. Memberi memang perlu pengorbanan. Ada hal-hal yang harus kita korbankan, seperti keinginan untuk membeli barang-barang yang kita senangi atau untuk “makan di luar”. Hendaknya kita menghemat uang itu untuk kita berikan bagi mereka yang membutuhkan. Adalah suatu sukacita besar bila kita bisa memberi untuk menolong sesama kita.
dr. Daniel Christian Sudanawidjaja
Pengawas Area Youth
Jika BISA, Mengapa Tidak?
Setiap kita tentunya memiliki talenta dan karunia yang berbeda-beda. Ada yang memiliki karunia bernubuat, menginjil, mengajar, menggembalakan, memimpin atau lainnya. Namun, apalah artinya semua karunia yang kita miliki tersebut, jika di dalam hati kita tidak ada kasih serta belas kasihan untuk sesama dan kita tidak mau memakai kemampuan itu untuk menolong mereka.
Kisah orang Samaria yang murah hati dalam Lukas 10:25-37 mengingatkan kita tentang tindakan nyata yang lahir dari hati yang penuh belas kasihan. Ada 3 jenis orang yang digambarkan dalam kisah tersebut, yaitu :
1. Imam
Imam menggambarkan orang yang mengerti banyak kebenaran, tetapi tidak melakukan kebenaran tersebut. Orang yang pandai mengajar kebenaran, namun ia sendiri menjadi batu sandungan bagi sesamanya. Ketika ujian iman datang, ia tidak dapat / tidak mau mempraktekkan kebenaran yang dia peroleh. Seperti dalam kisah tersebut. Ketika melihat orang yang sedang merintih kesakitan karena dirampok oleh para penyamun, imam yang sedang dalam perjalanan itu hanya melihat kejadian itu dan berlalu tanpa berbuat sesuatu untuk menolongnya. Ia tidak mau agenda maupun perjalanannya ”diinterupsi” oleh orang yang menderita dan butuh pertolongan.
2. Orang Lewi
Orang Lewi menggambarkan orang yang hanya bisa berkata, ”Kasihan sekali orang itu”, tetapi ia tidak melakukan tindakan apapun. Ia justru berharap pasti ada orang lain yang akan menolong mereka yang menderita.
3. Orang Samaria (pengorbanan dan penuh belas kasihan)
Orang Samaria tersebut menggambarkan orang yang sederhana, tidak banyak berbicara, tetapi melakukan tindakan nyata. Orang ini memiliki hati yang terbuka untuk sesamanya. Orang Samaria ini sebenarnya sudah punya agenda lain yang lebih penting. Tetapi, dalam perjalanannya ia tetap peduli ketika melihat orang yang sedang terluka di tengah jalan. Orang tersebut sedang dalam kondisi sekarat dan sangat membutuhkan orang lain. Bagi orang Samaria, orang tersebut lebih penting dari agenda yang sudah direncanakannya. Seolah-olah orang Samaria itu bisa merasakan penderitaan orang yang terluka tersebut. Merasa ditinggalkan sendirian, sakit, hatinya hancur karena seluruh miliknya dirampok. Kebutuhan inilah yang dijawab dengan tindakan orang Samaria itu. Sekalipun mungkin ada rasa takut yang menghantui−apalagi orang Samaria belum mengenal orang ini, tetapi hatinya yang penuh belas kasihan menggerakkannya untuk menolong orang tersebut. Ia tidak peduli sekalipun harus berkorban dan membayar harga yang sangat mahal. Kehilangan waktu, tenaga, perasaan dan uang untuk merawat orang tersebut sampai sembuh. Ia bahkan rela kehilangan minyak dan anggur hanya untuk merawat orang tersebut. Minyak dan anggur adalah gambaran dari milik kita yang paling berharga.
Dari ketiga jenis orang di atas, termasuk jenis yang manakah kita? Apakah kita termasuk Imam yang mengerti kebenaran, pandai mengajar, berkotbah, tetapi tidak punya hati untuk menolong orang lain? Ataukah kita termasuk orang Lewi yang hanya mengasihani dari hati, namun juga tidak melakukan tindakan apapun terhadap orang yang menderita? Atau, kita adalah jenis orang Samaria?
Tidak peduli apapun posisi kita di lingkungan kita atau seberapa lama kita telah menjadi orang Kristen, Allah jauh lebih peduli dengan hati kita. Sekalipun orang Samaria ini terbatas, tetapi ia mengorbankan segala miliknya hanya untuk menolong orang lain yang terluka dan tidak ia kenal.
Allah bisa memakai kita, asalkan kita membiarkan Dia memakai kita. Jangan membatasi diri kita dengan kekurangan-kekurangan kita. Mari ingat, bahwa di luar sana masih banyak orang yang lebih berkekurangan dibandingkan kita. Mereka perlu Yesus. Mari miliki hati yang penuh belas kasihan dan bertindak seperti orang Samaria yang baik hati tersebut. Mari hadirkan Kerajaan Allah tengah-tengah dunia yang terhilang.(rs)
Awas Pornografi! Menyusup Lewat Games & Komik Anak
SEKITAR KITA - 20 Juli
Anak Anda gemar membaca komik, nonton film kartun, atau main games di komputer? Mungkin selama ini Anda tenang-tenang saja, karena menganggap tidak ada hal yang berbahaya. Toh, wajar saja bila anak-anak suka hal-hal seperti itu.
Tetapi, sesekali cobalah melakukan sidak alias inspeksi mendadak. Bukan tidak mungkin Anda akan menemukan kejutan. Karena, disinyalir, lewat sarana yang akrab dengan anak-anak itulah kini unsur pornografi di selipkan. Tidak mustahil di sela-sela komik favorit anak Anda, terselip adegan percintaan orang dewasa. Di antara games yang membuat anak Anda asyik, ‘muncul’ wanita berbusana superseksi menari-nari di layar. Atau, di saat anak Anda asyik menonton film kartun, tiba-tiba muncul adegan panas untuk orang dewasa!
INDUSTRI TERSELUBUNG
Di lapangan, fenomena pornografi terselubung juga dapat ditemukan di komik anak-anak dan remaja. Nyaris di setiap komik remaja Jepang (manga) terselip adegan yang mendebarkan (bahkan bagi orang dewasa!). Antara lain, adegan mandi pria dan wanita di kolam pemandian (tentu saja semua tanpa busana). Atau, dalam sebuah kisah samurai, sang wanita jagoan saat bertarung ada kalanya melepas semua busananya untuk membuat lawannya (yang pasti pria) tidak berdaya.
Itulah sebabnya, rental-rental games yang tersebar di banyak tempat, selalu ramai oleh pelanggan usia belia. Rupanya, anak-anak SD itu tidak hanya menikmati ketegangan bermain games, tetapi juga mencicipi ‘ketegangan lain’. Apalagi dengan uang sewa yang hanya beberapa ribu rupiah, ‘anak-anak’ bebas memilih games yang ingin mereka mainkan. Tak ada peraturan apalagi larangan di rental, bahwa anak-anak tidak boleh memainkan games yang (sebenarnya) ditujukan untuk orang dewasa.
Dalam VCD kartun Mickey Mouse atau Donald Duck yang biasa membuat anak Anda tergelak, ternyata bisa juga terselip adegan yang membuat orang dewasa terenyak. Memang sih, film kartun ‘edisi khusus’ ini adalah yang bajakan, yang dijual dengan harga Rp. 6.000 per keping VCD. Namun, yang mengkhawatirkan, umumnya VCD kartun semacam ini dijual bebas di lokasi dekat sekolah maupun di tempat anak-anak dan remaja biasa berkumpul.
AWAS, ANAK KECANDUAN!
Ternyata, segencar-gencarnya orang tua membangun keamanan, toh pornografi tetap hadir dengan cara yang lebih licin dan licik; halus dan nyaris tak terdeteksi. Ia terselip di antara perangkat anak-anak yang kita anggap steril. Sehingga, tanpa kita sadari, pornografi ternyata sudah jadi konsumsi sehari-hari anak kita. Dampak yang ditimbulkan jelas sangat merugikan, sebab apabila anak-anak terus terpapar sumber-sumber pornografi (termasuk film kartun, komik dan games), akan memunculkan mental model porno pada anak.
Mental model porno adalah kemampuan berimajinasi seksual yang berlebihan pada anak-anak. Sampai-sampai, ketika ia melihat seseorang atau sesuatu yang (sebetulnya) tidak ada hubungannya dengan seks, tetap bisa ia bayangkan sebagai objek seksual. Mental model porno ini terbentuk bila dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya, anak terjejali berbagai stimulasi pornografi. Terus-menerus melihat atau mendengar hal yang berkaitan dengan pornografi, akan merangsang terbentuknya saraf meilin, yang membuat anak sangat mudah terstimulasi bila membayangkan sesuatu yang porno. Bila model porno sudah terbentuk, kebutuhan akan sumber dan pengetahuan pornografi anak akan terus meningkat. Akibatnya, seorang anak menjadi kecanduan (adiktif) pada pornografi, sehingga akan terus mencari sumber-sumber pornografi yang bisa memberikan kepuasan lebih daripada sebelumnya, misalnya melakukan masturbasi. Yang lebih mengerikan, bagaimana bila mereka sudah tidak puas (lagi) dengan hanya melakukan masturbasi?
PENTINGNYA KETERBUKAAN
Lalu, bagaimana lagi cara orang tua menjauhkan anak-anaknya dari serbuan pornografi?
1. Menjalin Keterbukaan
Ini adalah salah satu cara ampuh menjauhkan anak dari kecanduan terhadap pornografi. Biarkan anak-anak bercerita apa yang ingin mereka ceritakan. Siapkan selalu telinga dan hati Anda dengan tulus untuk mereka. Ini akan memberikan kenyamanan pada anak. Dengan demikian, tak ada yang akan ditutupi anak dari Anda. Anda menjadi tahu dengan siapa dia berteman, atau apa yang dia lakukan selama di luar rumah, termasuk di sekolah.
2. Letakkan Perangkat di Tempat Terbuka
Hal lain yang bisa Anda lakukan adalah meletakkan televisi dan komputer (yang biasa digunakan anak-anak untuk menonton dan main games) di tempat yang terbuka, sehingga Anda bisa melihat apa yang dimainkan dan ditontonnya.
3. Memberikan Pendidikan/Pengarahan
Bila Anda ternyata memergoki anak sedang bermain games atau menonton film yang tidak patut mereka tonton, jangan panik dulu. Sebab bila Anda panik, justru anak Anda semakin penasaran. Alihkan perhatian mereka, lalu matikan/jauhkan dahulu sumber pornografi itu. Setelah itu, baru Anda jelaskan mengapa Anda melarangnya. Berikan alasan dan pengarahan yang jelas dan sesuai dengan usia mereka. Sehingga mereka mengetahui dengan jelas mengapa mereka tidak boleh menonton atau membacanya.
Namun, bila anak sudah terlanjur kecanduan, sebaiknya orang tua segera membawa anaknya ke tempat terapi, lebih baik lagi jika dilakukan sejak dini. Orang tua tidak perlu malu mengakui kondisi anaknya tersebut. Bersamaan dengan itu, orang tua harus mulai mengontrol setiap permainan dan bacaan anak-anaknya.
Ciri-ciri Anak Kecanduan Pornografi
- Tangan dan kakinya gampang berkeringat (padahal ia tidak memiliki gangguan jantung).
- Matanya sering tidak fokus melihat orang lain (karena asyik berimajinasi)
- Sering melamun
- Sering ke kamar mandi
- Tidak suka bersosialisasi
- Sering mengurung diri di kamar.
- Yang semula periang menjadi pemalu dan menutup diri (karena dikejar perasaan bersalah.)
Sumber: Femina
INFO KITA 20 Juli 2008
Perpuluhan: Rp. 8.910.000
Diakonia: Rp. 1.317.000
Misi: Rp. 1.589.000
Rumah Kehidupan: Rp. 100.000
Mari siapkan hati untuk masuk dalam Perjamuan Kudus yang akan dilaksanakan pada hari Minggu, 27 Juli 2008 di seluruh Ibadah Raya.
Diklat Doa
(Angkatan II)
Mulai 5 Agustus 2008
(Setiap hari Selasa)
Pukul 19.00 WIB
Gedung Gereja KrisPen
Pendaftaran & info selengkapnya hubungi:
Ibu Ruth (031)3823490 pada jam kantor sekretariat gereja
PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 21-27 Juli 2008
Senin, 21 Juli 2008
TETAP DALAM FIRMAN
Firman Hari ini: Yohanes 8:30-36
Pertanyaan Perenungan:
Apakah yang harus kita lakukan supaya benar-benar menjadi seorang murid Kristus? (Ay. 31)
Apakah maksudnya jawaban pertanyaan no.1 tsb. di atas?
Pengajaran:
Dalam Yosua 1:8 dikatakan bahwa kita harus mengucapkan dan merenungkan Taurat Tuhan yaitu Firman Allah siang dan malam. Mengapa harus merenungkan firman siang dan malam? Agar kita penuh dengan Firman Allah. Pak Eddy Leo mengatakan bahwa sebagai murid Kristus kita harus merenungkan Firman sampai hati kita penuh dengan Firman bahkan sampai ”Mabuk” oleh Firman (= dikuasai sepenuhnya oleh firman).
2. Praktekkan Firman
Firman Allah harus dipraktekkan supaya Firman itu benar-benar nyata dan hidup dalam diri kita. Inilah yang disebut Firman yang memerdekakan. Kita menyatakan Firman melalui praktek hidup sehari-hari supaya iman kita dapat dilihat orang lain di sekitar kita dan yakinlah bahwa mereka akan melihat Kristus dalam diri kita.
Lakukan 2 hal di atas secara terus-menerus supaya sebagai murid Kristus kita tetap kuat dalam menghadapi segala tantangan.
Penerapan Pribadi:
1. Apakah Saudara sudah merenungkan, mengucapkan dan mempraktekkan Firman Allah setiap hari?
2. Lakukan M1 (Menerima firman), M2 (Merenungkan firman), M3 (Melakukan firman) & M4 (Membagikan firman) secara terus-menerus!
Selasa, 22 Juli 2008
MEMILIKI BUAH SEJATI
Firman Hari ini: Yohanes 15:1-16
1. Apakah ciri murid Kristus yang sejati? (Ay. 8)
2. Apakah yang terjadi jika ia tidak berbuah? (Ay. 2)
3. Baca dan renungkan ayat 16! Apa maksud ayat tersebut bagi Saudara dan apa yang Tuhan katakan untuk diri Saudara?
Pengajaran:
Seorang yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi adalah murid Kristus. Sebagai murid Kristus ia harus tetap dalam pokok anggur yaitu Tuhan Yesus. Selain sebagai Tuhan bagi diri kita, Ia juga adalah Guru untuk hidup kita. Murid yang sejati harus berbuah (Ay. 2). Apa yang terjadi jika tidak berbuah? Firman Allah mengatakan bahwa ranting yang tidak berbuah akan dipotong. Apa yang terjadi jika sudah terpotong dan lepas dari pokoknya? Ranting tsb tidak akan pernah bisa berbuah, alias mati serta tidak ada gunanya. Buah apa saja yang harus ada dalam seorang murid Kristus?
1. Buah Pertobatan
Murid Kristus harus menunjukkan buah-buah pertobatan yaitu memilki karakter dari sang Guru. Murid tidak akan pernah hidup dalam hal-hal yang tidak menyenangkan bagi gurunya. Jadi kita harus benar-benar bertobat dari dosa. Mungkin kita masih bisa jatuh ke dalam dosa, tetapi seorang murid tidak akan pernah betah tinggal dalam dosa. Dia akan cepat-cepat bertobat. Miliki pertobatan yang radikal supaya kita tidak murtad dan tetap mengikut Yesus sampai akhir.
2. Buah Jiwa-Jiwa
Murid yang sejati pasti akan menghasilkan murid yang lain. Bibit mangga yang ditanam akan menghasilkan buah mangga dan buahnya banyak. Jadi sebagai murid Kristus kita harus berbuah murid Kristus lain. Marilah kita berbuah jiwa-jiwa. Kita akan terus melipatgandakan gaya hidup Allah kepada orang lain yang belum mengenal Yesus.
3. Buah Pelayanan
Seorang yang menjadikan Yesus sebagai Tuhan pasti ia melayani. Yesus adalah Tuan dan kita adalah hamba. Apa yang dilakukan oleh seorang hamba? Melayani tuannya sampai akhir hidupnya. Di mana pun dan kapan pun kita berada, kita harus tetap melayani Tuhan dan tidak ada kata pensiun. Inilah murid sejati.
Hasilkan buah-buah tersebut dan biarlah buahnya tetap. Buahnya tetap berarti kita menjaga buah tetap utuh. Hasilkan buah yang banyak bagi kemuliaan Allah.
Penerapan Pribadi:
1. Sudahkah Saudara menghasilkan buah? Buah mana yang belum dihasilkan?
2. Buatlah keputusan untuk menghasilkan buah dan hasilkan buah yang banyak bagi Tuhan!
(Disarikan dari buku SPK Pemenang)
Rabu, 23 Juli 2008
KETAATAN SEJATI
Firman Hari ini: Kejadian 6:9-22
Pertanyaan Perenungan:
1. Siapakah Nuh di hadapan Allah? (Ay. 9)
2. Apa perintah Allah kepada Nuh? (Ay. 14-21)
3. Baca dan renungkan Ay. 22. Dapatkanlah sesuatu dari merenungkan ayat ini.
Pengajaran:
Nuh adalah orang yang sangat luar biasa. Firman Allah mengatakan bahwa ia adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sejamannya dan yang lebih dahsyat lagi, ia bergaul dengan Allah. Bukankah ini luar biasa! Allah memerintahkan Nuh untuk membuat bahtera dan membawa segala sesuatu yang diperintahkan Allah untuk dibawa dalam bahtera. Mari kita lihat dan renungkan respon Nuh dalam ayat 22! Dikatakan bahwa Nuh melakukan semua itu tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya. Nuh taat kepada perintah Allah secara total. Ketaatan adalah karakter yang jarang ditemui saat ini. Seorang murid sejati adalah seperti seorang prajurit (Baca II Timotius 2:1-4). Apa saja yang diperintahkan oleh komandannya, harus dilakukan prajurit tersebut. Ketaatan tidak menunda apa yang telah diperintahkan. Ketaatan dilakukan segera dan tanpa pilih-pilih. Ketaatan yang ditunda, dipilih, apalagi tidak dilakukan bukanlah suatu ketaatan. Murid Kristus sejati harus taat terhadap komandan yaitu Yesus Kristus. Ada seseorang yang bekerja di sebuah toko bangunan. Pada hari pertama, pimpinannya menyuruhnya untuk memindahkan 500 buah genteng dari satu gudang ke gudang yang lain. Pekerja itu melakukannya dengan baik. Pada hari kedua, pimpinannya menyuruhnya untuk mengembalikan 500 buah genteng ke tempat semula dan ia melakukannya. Hari ketiga, pimpinannya kembali memerintahkan pekerja itu untuk memindahkan 500 buah genteng yang sama ke gudang yang lain. Hal ini berlangsung selama 1 minggu. Inilah gambaran ketaatan yang sejati. Seringkali orang mengeluh dan bertanya-tanya kenapa hal itu dilakukan? Tapi ketaatan harus tetap dilakukan bahkan ketika tidak diberi penjelasan sekalipun. Pertajam kepekaan Saudara terhadap suara Allah dan taatilah apa yang menjadi perintah-Nya. Jangan menunda-nunda dan memilih-milih. Segera lakukan. Buktikan bahwa Saudara adalah murid Kristus yang sejati.
Penerapan pribadi:
1. Apakah ada perintah Allah yang Saudara terima?
2. Sudahkah Saudara melakukannya?
3. Renungkan Mazmur 112:1-10! Catatlah semua hal yang Allah akan berikan ketika Saudara menaati perintah-perintahNya.
Kamis, 24 Juli 2008
MUDAH DIBENTUK
Firman Hari ini: Yeremia 18:1-6
Pertanyaan Perenungan:
Setelah membaca ayat Firman Tuhan hari ini, apa yang Saudara dapatkan?
Baca juga Yesaya 45:9 dan 64:8.
Pengajaran:
Yeremia dibawa oleh Allah kepada seorang tukang periuk yang sedang membuat bejana dari tanah liat. Jika bejana yang dibuat rusak, maka tukang periuk itu akan mengulangnya kembali. Allah berbicara kepada Yeremia bahwa Ia juga membentuk bangsa Israel seperti tukang periuk membentuk bejana itu. Ia sanggup melakukannya. Murid Kristus yang sejati harus mau dibentuk oleh Tuhan. Kapan proses pembentukan dimulai? Proses pembentukan dimulai saat seseorang menerima keselamatan. Tujuan pembentukan dari Allah adalah supaya kita semakin serupa dengan karakter Kristus. Seorang murid tidak boleh membantah dan melawan guru jika ia ingin menjadi serupa dengan gurunya sendiri. Mungkin ada karakter kesombongan, arogan atau meninggikan diri sendiri dalam hidup kita, maka inilah yang akan dikikis oleh Allah. Sebab tidak ada kesombongan dalam karakter Kristus. Tuhan ingin kita menjadi orang yang rendah hati dan selalu mengandalkan Dia. Proses pembentukan akan selalu melewati hal-hal yang menyakitkan, namun itulah harga yang harus dibayar. Jika kita ingin bisa bermain gitar, maka yang harus dilakukan adalah berlatih atau belajar dan siap untuk menghadapi hal-hal yang membutuhkan pengorbanan. Misalnya seperti jari tangan yang selalu bergesekan dengan senar gitar, hasilnya kulit jari menjadi rusak, sakit dan kadang-kadang terasa ada benda logam yang menancap di jari dan rasanya sakit. Selain itu kita harus menghafal kunci-kunci (chord) gitar, cara memetik gitar dengan benar dan bagaimana cara menghasilkan suara gitar yang sempurna. Ini semua membutuhkan pengorbanan. Demikian juga dengan kita sebagai murid Kristus. Dibutuhkan pengorbanan dari hidup kita. Gaya hidup kita yang tidak sesuai dengan karakter Kristus akan dikikis oleh Tuhan. Allah sering membentuk kita melalui komunitas. Kita akan bertemu dan selalu berinteraksi dengan saudara seiman yang seringkali membuat kita kecewa, tertekan, sehingga kita menghindari komunitas. Jalan keluarnya bukanlah menghindari, tetapi menghadapinya dengan sikap hati yang mau belajar untuk memiliki karakter-karakter Yesus. Ikutilah proses pembentukan Allah dan tunduklah terhadap kedaulatan-Nya, sebab Ia akan membuat kita menjadi murid sejati yang terbaik.
Penerapan pribadi:
Pembentukan apakah yang Saudara alami saat ini?
Apakah Saudara sudah memiliki penundukan diri terhadap pembentukan yang Allah lakukan?
Jangan keluar dari proses pembentukan Allah. Ingatlah, Roh Kudus selalu siap menolong Saudara dalam masa kesesakan. Bangunlah pergaulan yang karib dengan Roh Kudus.
Jum'at, 25 Juli 2008
HARGA MATI MURID SEJATI
Firman Hari ini: Lukas 9:22-27 dan Lukas 14:27
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa syarat untuk menjadi seorang murid Kristus? (Lukas 14:27)
2. Apa artinya 'menyangkal diri dan memikul salib' (Lukas 9:23)
3. Menurut Saudara, apa artinya Lukas 9:24?
Pengajaran:
Harga mati atau syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang murid Kristus adalah menyangkal diri dan memikul salib. Apa maksudnya 'memikul salib'? Orang-orang pada jaman Yesus mengetahui benar bahwa memikul salib bukanlah masalah-masalah yang biasa dialami oleh seorang manusia, seperti penyakit fisik, masalah keluarga, dll. Penyaliban adalah pemandangan yang sangat akrab bagi orang Yahudi. Bagi mereka salib adalah alat penderitaan yang menyakitkan dan yang pada akhirnya mematikan. Bagi Yesus salib adalah sesuatu yang dipikul-Nya secara sukarela, bukan secara terpaksa. Salib mencakup pengorbanan dan penderitaan (J. Oswald Sanders, Kemuridan Rohani). Memikul salib adalah mengalami penderitaan sebagai akibat kita melakukan kehendak Bapa. Setiap kali kita memutuskan untuk melakukan firman Allah, berarti kita menyangkal diri kita. Semua jenis penderitaan yang kita alami karena nama Yesus adalah wujud nyata dari memikul salib. Contohnya, seseorang yang rela untuk menerima pengucilan dan ketidakpopuleran dari dunia demi Dia. Mungkin kita harus mengeluarkan uang yang banyak demi jiwa-jiwa yang kita layani atau kita rela membatalkan segala rencana masa depan demi melayani Tuhan dan masih banyak lagi yang harus kita hadapi dan lakukan. Namun pengalaman memikul salib bukan berarti tanpa ada sukacita. Samuel Rutherford mengatakan: “Orang yang melihat sisi putih salib Kristus dan mengangkatnya dengan gagah akan mendapati bahwa itu bagaikan beban sayap-sayap bagi seekor burung.” Kita adalah murid Kristus yang sejati apabila kita siap memikul salib dengan sukarela, bukan dengan terpaksa. Jika tidak, maka kita bukanlah seorang murid Kristus. Setiap hari kita harus memikul salib dan menyangkal diri. Artinya, gaya hidup kita adalah gaya hidup memikul salib dan menyangkal diri. Kita harus bisa merelakan segala hal dalam hidup kita demi Kristus yang kita layani.
Penerapan pribadi:
1. Sudahkah Saudara memenuhi syarat mutlak ini yaitu memikul salib dan mengikut Yesus?
2. Jika belum ambillah keputusan untuk memulainya. Jika sudah, teruskan memikul salib dengan sukacita.
Sabtu, 26 Juli 2008
PENYERAHAN TOTAL
Firman Hari ini: Matius 19: 16-26; Lukas 14:33
Pertanyaan Perenungan:
1. Menurut Saudara apakah orang muda yang kaya tsb. sudah melakukan semua kehendak Allah? Mengapa demikian? (Mat. 19:16-22)
2. Apa yang harus dilakukan supaya dapat menjadi murid Kristus? (Luk. 14:33)
Pengajaran:
Ayat-ayat Firman Allah yang kita baca hari ini menyatakan dengan radikal bahwa murid Kristus harus melepaskan diri dari segala miliknya. Syarat ini biasanya yang paling sulit untuk dilakukan dan yang paling tidak disukai oleh masyarakat yang tamak dan materialistis sekarang ini. Apa yang sebenarnya Tuhan minta? Hal ini bukan berarti bahwa segala apa yang kita miliki dijual atau diserahkan kepada gereja. Tidak, bukan itu maksud Yesus. Artinya, semua harta yang ada pada kita bukanlah sebagai hak milik, tetapi sebagai perwalian. Dengan kata lain semua milik kita adalah milik Tuhan dan bukan milik kita. Kita hanya dipercayai untuk mengelola saja. Kita bertindak sebagai wali atas harta yang Tuhan titipkan kepada kita. Oleh sebab itu, sebagai murid Krsitus kita harus memberikan kepada Kristus tempat yang pertama dan terutama di atas segala milik duniawi kita. Ada 2 cara kita dapat memegang harta milik kita:
1. Kita dapat menggenggamnya dalam kepalan tangan kita erat-erat dan berkata: “Ini adalah milikku yang dapat kugunakan sesukaku.”
2. Kita dapat memegangnya dengan tangan terbuka, jari-jemari kita menyentuhnya sedikit saja dan berkata: “Terima kasih, Tuhan, karena telah mempercayakan segala harta milik ini kepadaku. Aku menyadari bahwa aku hanyalah seorang wali, bukan pemilik. Bila Engkau menginginkan yang mana pun dari semuanya ini kembali, katakanlah kepadaku dan aku akan melepaskannya.”
Nomor 2 adalah ciri murid sejati. Jangan lupa! Yesus selalu membandingkan dirinya dengan mamon yaitu harta atau keuangan. Firman Tuhan mengatakan, di mana hartamu berada, di situ hatimu ada. Tuhan tidak menuntut apa-apa. Ia hanya ingin kita menjadikan Dia prioritas utama dan segala-galanya, bukan harta yang ada pada kita saat ini. Jadilah murid sejati yang berani menyerahkan segalanya untuk Tuhan dan menjadikan Ia segala-galanya dalam hidup pribadi.
Penerapan pribadi:
Apakah hati Saudara dikuasai oleh harta benda? Apakah Saudara mencintai uang lebih daripada Tuhan? Ujilah hati dengan sungguh-sungguh.
Bila ya, catatlah semua hal yang masih Saudara pertahankan tersebut, kemudian serahkan itu kepada Tuhan.
(Disarikan dari buku J. Oswald Sanders, Kemuridan Rohani)
Minggu, 27 Juli 2008
SIAP MENGHADAPI UJIAN
Firman Hari ini: Matius 26:69-75
Pertanyaan Perenungan:
1. Menurut Saudara apa respon Petrus ketika ia menghadapi masalah? (Ay. 69-75)
2. Apakah posisi Petrus saat itu di hadapan Yesus?
Pengajaran:
Ketika Yesus ditangkap, semua murid-Nya tersebar atau melarikan diri. Salah satu murid yang melarikan diri adalah Petrus. Petrus menghadapi ujian sebanyak 3 kali. Jadi, waktu Yesus ditangkap, beberapa orang mengenali bahwa ia juga murid Yesus. Tetapi apa respon Petrus? Ia menyangkal dengan menegaskan bahwa ia bukan pengikut Yesus bahkan mengatakan tidak kenal sama sekali. Posisi Petrus saat itu adalah sebagai murid Yesus. Ia menghadapi ujian 3 kali dalam hal yang sama. Apa yang dapat kita pelajari dari hal ini? Sebagai Murid Kristus sejati, iman kita akan selalu diuji. Bukankah orang yang sedang belajar harus mengalami ujian sebagai bukti pemahaman atas apa yang telah ia pelajari? Demikian juga dengan kita, sebagai murid Kristus, akan ada ujian yang kita hadapi. Ujian kita bukanlah ujian tertulis, tetapi ujian praktek. Apa yang telah kita pelajari dari Firman Allah akan kita lakukan dalam praktek hidup sehari-hari dan pasti ada banyak masalah yang kita hadapi. Masalah tersebut akan memancing bagaimana respon kita sebagai muridNya. Apakah kita murid palsu atau sejati? Ini semua akan terlihat dalam ujian hidup. Jika kita gagal menghadapi ujian yang pertama maka ujian itu akan terulang kembali sampai kita berhasil. Petrus menghadapi ujian 3 kali dalam kasus yang sama yaitu tentang pengakuan apakah ia murid Yesus atau bukan. Jangan takut menghadapi setiap ujian hidup. Tuhan ingin melihat respon atau mental seorang murid yang sejati dalam diri kita. Jika kita berhasil melewati ujian pertama, maka kita akan masuk pada ujian yang lain. Hal ini akan membuat kita semakin dewasa dan serupa dengan Kristus. Pedoman agar kita lulus dalam ujian yang kita hadapi telah diberikan dalam firman Allah. Dia ingin kita mengikuti pedoman tersebut saat menghadapi ujian dalam sekolah kehidupan sehari-hari. Buatlah Tuhan bangga melalui respon kita sebagai Murid Kristus yang sejati.
Penerapan pribadi:
Ujian apa yang belum berhasil Saudara selesaikan?
Apakah respon Saudara ketika menghadapi ujian tsb.?
Bagaimanakah seharusnya respon Saudara?
Saturday, July 12, 2008
Pertumbuhan Berhenti, Pembusukan Terjadi
Dalam 2 Petrus 3:18 ditulis bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan. Akhiran “lah” dalam kata “bertumbuhlah” menyatakan suatu perintah. Perintah itu memiliki kekuatan yang memaksa kita untuk melakukannya, jika tidak dilakukan pasti ada akibatnya. Apabila kita menanam biji mangga, setelah beberapa lama pasti biji mangga itu akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang pada akhirnya akan menghasilkan buah. Tumbuhan mangga itu akan terhambat pertumbuhannya kalau banyak ditempeli benalu, karena benalu itu sifatnya mencuri makanan dari tumbuhan yang ditempelinya. Bila benalu yang menempel pada tumbuhan mangga itu semakin banyak, maka tumbuhan mangga itu akan berhenti untuk bertumbuh, mengering dan siap untuk ditebang.
Sebagai orang Kristen, kita harus terus bertumbuh, karena tujuan akhir hidup kita adalah menjadi serupa Kristus. Untuk terus bertumbuh kita perlu makanan. Yesus berkata, “makananKu adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya” (Yohanes 4:34). Jadi makanan yang kita butuhkan agar dapat bertumbuh adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya seperti yang telah Yesus lakukan. Melakukan kehendak Bapa berarti menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang. Namun seringkali pertumbuhan rohani kita menjadi terhambat, bahkan mampat, karena banyak benalu yang menempel dalam hidup kita, seperti: ikatan dosa, kenyamanan hidup, kemalasan, cinta akan uang, dan kesibukan pekerjaan. Akibatnya, bukannya kehendak Bapa yang kita lakukan, namun hal-hal yang menyenangkan diri kita sendiri. Seringkali benalu-benalu yang menempel dalam hidup kita membuat kita tidak lagi berfokus pada kehendak Bapa, tetapi pada diri sendiri. Ketika kita mulai berfokus pada diri sendiri, maka semua organ-organ rohani kita tidak lagi berfungsi dengan baik, maka pertumbuhan menjadi terhambat, bahkan akhirnya berhenti. Inilah yang menyebabkan terjadinya pembusukan di semua area hidup kita. Singkirkan benalu Anda, dan teruslah bertumbuh!
Priscilla Lidia Brocharda
Koordinator Dept. Misi
Kerjakan Keselamatanmu!
Setiap orang yang menerima Yesus sebagai juruselamat pribadi pasti diselamatkan. Tetapi, sebagai orang yang telah diselamatkan kita tidak berhenti begitu saja dan tidak melakukan apa-apa. Ada hal yang harus dikerjakan oleh setiap orang percaya, yaitu mengerjakan keselamatan. Mungkin kita bingung dengan pernyataan “mengerjakan keselamatan.” Namun, Rasul Paulus membantu kita untuk memahami pernyataan tersebut.
Sebagai seorang yang telah diselamatkan, kita tidak boleh pasif. Dalam Filipi 2:12-18, Paulus menjelaskan bahwa seorang Kristen harus menyatakan bahwa dirinya adalah orang yang telah diselamatkan dengan tetap mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (ay. 12). Mengerjakan keselamatan adalah bertindak atau melakukan perbuatan-perbuatan yang dikehendaki oleh Allah atau hidup menaati Firman Allah. Takut dan gentar adalah bertindak dengan rasa hormat serta menaklukkan hidup kita kepada Allah. Biarlah Roh Kudus yang menuntun kita untuk tetap mengerjakan keselamatan dan bukan dengan kekuatan diri sendiri.
Jadi, mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar adalah melakukan segala sesuatu apa yang telah diajarkan oleh Firman Allah dengan tetap melalui tuntunan Allah. Sampai kapan kita melakukan hal itu? Paulus mengatakan: “Bukan saja pada waktu aku hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir” (Ay. 12). Artinya, mengerjakan keselamatan adalah hal yang terus-menerus dilakukan sampai akhir hidup kita di dunia.
Lakukan segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan (Ay.14). Allah sebenarnya tidak pernah memaksa kita untuk melakukan kehendak-Nya. Inilah yang dimaksud oleh Paulus. Kita harus melakukan segala sesuatu dengan sukarela karena kita mengasihi Allah. Sama halnya ketika kita menerima Yesus sebagai juruselamat. Kita tidak dipaksa untuk menerima Dia sebagai juruselamat, tetapi kita sendiri yang mengambil keputusan dengan sukarela. Begitu juga dengan mengerjakan keselamatan, kita harus melakukan dengan sukacita dan karena kasih kita kepada Allah. Mengapa hal ini ditekankan oleh Paulus? Supaya kita tidak bernoda sebagai anak-anak Allah di antara angkatan yang bengkok hatinya (Ay. 15).
Segala sesuatu yang kita lakukan dengan terpaksa, bersungut-sungut, berbantah-bantahan, maka akan membuat kita jatuh dalam dosa. Jika kita sudah jatuh dalam dosa maka kita tidak bisa menjadi berkat untuk orang-orang di sekitar kita. Kita melakukan semua itu supaya kita bisa menjadi berkat dan bercahaya di lingkungan kita seperti bintang-bintang di dunia (Ay.15b).
Jadi, apa yang harus kita lakukan sebagai orang yang telah diselamatkan? Filipi 2:12-18 mengajarkan hal-hal yang harus kita lakukan sebagai berikut:
1. Kerjakan Keselamatan
Lakukan Firman Allah dalam seluruh area kehidupan kita. Praktekkan gaya hidup Allah di rumah, kantor, kampus, sekolah, di tengah masyarakat. Apa pun yang telah diajarkan dalam Firman Allah, lakukanlah itu semua dengan radikal, berapapun harga yang harus kita bayar.
2. Lakukan dengan takut dan gentar
Melakukan Firman Allah dalam hidup sehari-hari dengan sukacita karena kita melakukannya untuk Allah. Jadi jangan bersungut-sungut atau mengeluh. Lakukan segala sesuatu dengan rendah hati supaya kita tidak jatuh dalam pencobaan. Taklukkan diri kita senantiasa kepada Roh Kudus supaya Ia tetap memberikan kekuatan kepada kita untuk mengerjakan keselamatan.
3. Menjadi seperti bintang di langit
Kita adalah duta Allah di dunia ini. Kita harus menjadi berkat dan harus tampil beda sebagai orang-orang yang telah diselamatkan. Praktekkan Firman Allah supaya orang-orang pada angkatan kita saat ini melihat Kristus dalam hidup kita. Angkatan yang bengkok dan sesat adalah orang-orang duniawi yang belum diselamatkan oleh Allah dan hidupnya hanya untuk kepuasan pribadinya sendiri. Mereka ada dalam kegelapan dan membutuhkan “Terang Kristus” yang ada pada hidup kita.
Jika kita melakukan 3 hal tersebut, maka kita tetap pada lingkaran keselamatan yang telah Allah berikan pada kita. Kita harus senantiasa membuktikan pada dunia bahwa kita adalah orang yang telah diselamatkan.(you)
“Barang siapa yang telah menjadi warga Kerajaan Allah, harus hidup sebagai warga Kerajaan Allah.”
Cerdas Memilih Wadah Plastik
Botol plastik tempat minuman ringan seperti teh atau soda yang sudah habis, kadang masih digunakan orang sebagai wadah air putih. Faktor praktis dan karena alasan malas bolak-balik ke dapur kantor, membuat orang lebih senang memakainya. Penggunaan plastik atau polimer sangat luas karena praktis, kuat, tahan lama, ringan, dan dapat dibentuk apa saja. Penggunaan polimer dalam kemasan makanan sebenarnya cukup aman, asal memperhatikan jenis dan cara penggunaannya.
Pilihan lain yang relatif aman sebagai wadah makan & minum adalah gelas (kaca)/keramik. Kalau takut pecah, gunakan saja stainless steel. Dengan menghemat pemakaian plastik, selain meminimalkan risiko gangguan kesehatan, kita juga mengurangi limbah yang sulit terurai hingga 1.000 tahun. Pemerintah Cina telah melarang penggunaan tas plastik mulai 1 Juni 2008. Pelarangan ini bertujuan menekan polusi dan menyelamatkan sumber daya alam. Plastik dengan ketebalan 0,025 mm menjadi target pelarangan penggunaan bahan plastik. Pusat perbelanjaan di Cina sudah tidak menggunakan tas plastik sebagai kemasan barang belanja. Pengunjung harus membawa sendiri tas untuk menampung belanjaan. Jika dibandingkan dengan tas yang terbuat dari kertas, penguraian limbah sangat jauh berbeda. Tas yang terbuat dari plastik terurai 1.000 tahun, sedangkan tas kertas terurai dalam jangka waktu satu bulan. Dari segi bobot, untuk 2.000 tas plastik setebal 0,025 mm berbobot 13,6 kg dan tas kertas hanya 12,7 kg. Memang material yang dibutuhkan untuk membuat satu ton tas kertas dibutuhkan sedikitnya 13-17 pohon. Dengan bobot yang sama, minyak yang dibutuhkan untuk memproduksi tas plastik mencapai 11 barrel. Produksi energi untuk menghasilkan tas plastik 594 British Termal Unit (BTU) dan tas kertas 2.511 BTU. Tingkat daur ulang plastik 1%, tas kertas 20%. (Sumber: Dunia Kecilku.com)
INFO KITA - 13 Juli
PERSEMBAHAN 29 JUNI 2008
Diakonia: Rp. 571.000
Misi: Rp. 2.244.000
Rumah Kehidupan: Rp. 275.000
PERSEMBAHAN 6 JULI 2008
Diakonia: Rp. 1.026.000
Misi: Rp. 4.884.000
Rumah Kehidupan: Rp. 285.000
Les Gratis: Rp. 50.000
Bagikan Kesaksian Anda!
Kesaksian Anda akan sangat memberkati dan menguatkan iman saudara seiman lainnya.
Kirimkan kesaksian Anda ke:
kristuspencipta@gmail.com
atau hubungi:
Lia (031-3823490)
Merry (031-60361123)
PELAYANAN RUTAN MEDAENG
Mari terlibat dalam pelayanan kepada para napi di Rutan Medaeng yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Juli 2008.
Berangkat bersama-sama dari gereja pada pukul 07.30 WIB.
Segera!
Diklat Doa
(Angkatan II)
Mulai 5 Agustus 2008
(Setiap hari Selasa)
Pukul 19.00 WIB
Gedung Gereja KrisPen
Pendaftaran & info selengkapnya hubungi:
Ibu Ruth (031)3823490 pada jam kantor sekretariat gereja
PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 14-20 Juli 2008
Senin, 14 Juli 2008
KASIH SEORANG MURID
Firman Hari Ini : Yohanes 13:31-35
Pertanyaan Perenungan :
1. Bagaimanakah caranya semua orang tahu bahwa kita murid Kristus? (Ayat 35)
2. Kita harus saling mengasihi dengan kualitas yang bagaimana? (Ayat 34)
a. Coba renungkan dan tuliskan bukti-bukti kasih Yesus yang telah Anda alami.
b. Seperti yang Yesus telah lakukan kepada Anda, begitulah yang Anda harus
lakukan kepada sesama.
Pengajaran:
“Semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (ayat 35) Coba renungkan baik-baik perkataan Yesus ini. Mungkin teman-teman, keluarga, dan tetangga Anda sudah tahu bahwa Anda adalah 'orang Kristen' karena Anda setia pergi ke gereja, ke komsel, dan mengerjakan pelayanan-pelayanan di gereja. Namun, kesetiaan kita ke gereja dan melayani pekerjaan Tuhan belum bisa membuktikan bahwa kita adalah 'murid Kristus'. Hanya dengan mengasihi mereka dan mengasihi sesama orang Kristen barulah kita bisa membuktikan bahwa kita MURID KRISTUS. Menjadi 'orang Kristen' belum tentu menjadi 'murid Kristus'. Salah satu ciri murid Kristus adalah HIDUP DALAM KASIH. Pada akhir jaman semasa kita hidup sekarang ini, manusia hanya mencintai dirinya sendiri (Bacalah 2 Timotius 3:2). Kasih menjadi dingin dan kedurhakaan semakin bertambah (Matius 24:12). Sebagai pengikut Kristus, kita harus bisa membuktikan bahwa kita adalah murid Kristus yang berbeda karena kita saling mengasihi. Apakah kasih itu? Marilah merenungkannya dari I Korintus 13:4-7 : “Kasih itu sabar; murah hati; tidak cemburu; tidak memegahkan diri dan tidak sombong; tidak melakukan yang tidak sopan; tidak mencari keuntungan diri sendiri; tidak pemarah; tidak menyimpan kesalahan orang lain; tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran; menutupi segala sesuatu; percaya segala sesuatu; mengharapkan segala sesuatu; sabar menanggung segala sesuatu.”
Penerapan Pribadi :
1. Bacalah daftar kasih tsb. di atas perlahan-lahan. Manakah yang belum Anda lakukan?
2. Dengan mengandalkan pertolongan Roh Kudus, lakukanlah hal tsb. kepada sesama.
3. Marilah bertekad menjadi murid Yesus bukan sekedar orang Kristen.
Selasa, 15 Juli 2008
KASIH YANG SOPAN
Firman Hari Ini : Amsal 23: 22-28
Pertanyaan Perenungan :
1. Tuliskanlah dengan kata-kata sendiri. Bagaimanakah kita harus memperlakukan orang tua kita? (Ayat 22)
2. Apakah dampaknya bagi orang tua kita jika kita melakukan ayat 22 tsb.? (Ayat 24-25)
Pengajaran:
“Kasih tidak melakukan yang tidak sopan...” ( I Korintus 13:5). Seorang murid Kristus harus sopan kepada semua orang. Pertama, kita harus sopan terhadap ayah dan ibu kita. Beberapa perbuatan kesopanan yang harus kita tunjukkan adalah: Tidak berbicara dengan nada kasar; tidak membanting pintu ketika mereka memarahi kita; tidak menghina mereka dalam hati kita meskipun mereka kurang berpendidikan dibanding kita; mendengarkan dengan penuh perhatian ketika mereka berbicara kepada kita; tidak memotong pembicaraan mereka karena kita tidak sabar,dll. Kedua, kita harus sopan terhadap pemimpin baik di sekolah, di kantor, di gereja, dll. (Kolose 3:22-23 dan I Tesalonika 5:12-13). Apakah kita menampakkan wajah yang cemberut ketika diberi tugas? Apakah kita membantah dengan seenaknya ketika dikoreksi? Ketiga, kita harus sopan terhadap orang yang lemah (Amsal 29:7). Orang lemah berhak untuk diperlakukan dengan sopan sebagai manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar Allah. Ya, kesopanan harus kita tunjukkan kepada mereka yang bekerja untuk kita seperti karyawan, pembantu rumah tangga, sopir, dsb; juga kepada orang yang sederhana (tidak mampu, tidak terpelajar). Perhatikan kisah nyata berikut ini. Seperti biasanya, seusai ibadah raya Bapak dan Ibu Gembala Sidang sebuah jemaat di Surabaya ini, menyalami semua jemaat yang pulang. Ketika menyalami orang-orang yang kaya atau berpendidikan, ibu pendeta begitu ramah. Namun, saat menyalami orang-orang yang sederhana, dia membuang muka. Dari minggu ke minggu perlakuan yang berbeda tsb diperhatikan oleh sepasang suami istri dari kalangan menengah atas. Sebagai akibatnya, pasutri tsb. tidak mau ke gereja bahkan tidak mau mengikut Yesus lagi. Sungguh fatal! Anda murid Kristus? Perlakukanlah semua orang dengan sopan, tanpa membeda-bedakan! KASIH TIDAK MELAKUKAN YANG TIDAK SOPAN !
Penerapan Pribadi:
1. Kepada siapakah biasanya Anda kurang sopan? Tuiskan semuanya.
2. Marilah berubah sikap dengan segera. Tuliskan rencana perubahan Anda.
Rabu, 16 Juli 2008
KASIH BERSUKACITA KARENA KEBENARAN
Firman Hari Ini : Amsal 24:15-29
Pertanyaan Perenungan:
Bagaimanakah kita harus bersikap dan bertindak terhadap musuh kita? (Ayat 17,19, 29)
Renungkanlah baik-baik ayat 17-18. Tuliskanlah hal-hal yang Roh Kudus katakan kepada Anda.
Bagaimanakah seharusnya sikap kita terhadap orang fasik? (Ayat 24-25)
Pengajaran:
“Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran.” (I Korintus 13:6)
Kasih tidak bersukacita bila terjadi ketidakadilan atau ketidakbenaran pada hidup sesama kita, meskipun mereka telah banyak merugikan dan mempersulit hidup kita. Di kalangan orang yang tidak memiliki kasih Yesus, amat banyak perbuatan saling menjatuhkan, saling menjelekkan, saling membalas dendam, dsb. Namun, hari ini firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk “ tidak bersukacita bila musuh kita jatuh; hati kita tidak beria-ria kalau musuh kita terperosok.” (Amsal 24:17). Kasih Kristus harus kita ijinkan menguasai hati kita agar kita benar-benar hidup berbeda di tengah-tengah masyarakat yang tidak mengenal Yesus.
Apakah kita bersukacita apabila orang yang pernah merugikan kita terseret dalam suatu kasus hukum yang menjebloskan dia ke penjara? Apakah kita senang bila musuh kita gagal usahanya atau studinya? Di perusahaan tempat kita bekerja, apakah kita merasa tersaingi dan kemudian menceritakan kejelekan-kejelekan saingan kita kepada pimpinan dengan maksud agar dia di turunkan jabatannya atau bahkan dikeluarkan? Di keluarga, apakah kita sering mempengaruhi orang tua kita dengan menceritakan kejelekan saudara kandung dengan melebih-lebihkannya, supaya orang tua berpihak pada kita dan menyudutkan saudara kandung kita?
Jika kita hidup di dalam kasih, kita tidak akan bergembira melihat orang lain (musuh kita) jatuh. Kasih tidak pernah akan mengambil keuntungan atas suatu ketidakadilan. Kasih akan melakukan yang sebaliknya yaitu selalu berbuat benar, mengusahakan agar kebenaran yang menang, melindungi kebenaran. Orang yang mengkompromikan kebenaran dengan cara berpihak pada orang yang berbuat jahat dan mempersalahkan orang benar adalah kekejian bagi Tuhan (Amsal 17:15).
Penerapan Pribadi :
Mari memeriksa hati sungguh-sungguh. Adakah roh persaingan yang tidak sehat di dalam hati Anda? Adakah upaya-upaya untuk menjatuhkan orang lain yang lebih berhasil? Adakah kata-kata hasutan yang Anda ucapkan kepada otoritas supaya mereka berpihak kepada Anda? Apakah Anda suka berpihak pada yang salah dan menyerang pihak yang benar?
Bagaimanakah reaksi Anda saat mendengar orang yang pernah melukai Anda berhasil studinya, pekerjaannya, pernikahannya atau pelayanannya? Marah? Iri hati? Protes kepada Tuhan? Ataukah ikut bersyukur karena Tuhan memberkati hidup orang tsb.?
Ambillah keputusan untuk hanya bersukacita karena kebenaran bukan karena ketidakadilan dan ketidakbenaran. Hiduplah di dalam kasih senantiasa!
Kamis, 17 Juli 2008
KASIH MENUTUPI DOSA ORANG LAIN
Firman Hari Ini : Galatia 6:1-10
Pertanyaan Perenungan:
1. Ada 5 hal yang harus kita lakukan jika kita melihat saudara seiman yang melakukan pelanggaran. Temukanlah 5 hal tsb. dan praktekkanlah (Ayat 1-4).
2. Ayat mana yang paling berbicara kepada Anda? Mengapa demikian?
Pengajaran:
“Kasih menutupi segala sesuatu” ( I Korintus 13:7). Lebih tepatnya, kalimat ini berbunyi, “Kasih menutupi dosa orang lain”. Kata 'menutupi' ('stego' - bahasa Yunani), artinya, menutupi dengan diam ; menahan dengan sabar. Maksudnya, bukanlah menutup-nutupi dosa seseorang atau berpihak kepada orang yang berbuat salah (hanya karena orang tsb mungkin teman baik / keluarga / kroni kita) dan menyerang pihak yang benar. Arti sesungguhnya daripada ayat ini adalah bila kita mengasihi sesama kita, maka kita akan menutupi dosa mereka dengan cara menolak untuk menggosipkan mereka. Kita akan melindungi sesama dari pihak-pihak yang berusaha merusakkan reputasi mereka. Bila kita mengetahui sesama kita berbuat dosa, maka kita wajib menjaga dan melindungi dia dengan bertemu empat mata untuk menasihati, menegur, dan membawa dia ke jalan yang benar (Galatia 6:1); bukannya membicarakan dengan orang lain yang tidak berkepentingan. Mengapa banyak orang Kristen suka membicarakan kesalahan sesamanya? Jawabannya, karena tidak hidup di dalam kasih yang sejati. Dimana ada kasih, di sana tak ada gosip.
Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda selama ini suka membicarakan kekurangan orang lain? Siapakah yang Anda sering bicarakan?
2. Tuhan mau agar Anda insaf dan segera berubah. Hiduplah dalam kasih kepada semua orang.
(Ilustrasi dari E-Sword)
Jum'at, 18 Juli 2008
KASIH MEMPERCAYAI YANG TERBAIK
Firman Hari Ini : Hakim- Hakim 6:1-24
Pertanyaan Perenungan:
1. Perhatikanlah baik-baik ayat 11-16.
2. Tuhan memanggil Gideon dengan sebutan apa? (Ayat 12)
3. Apakah Gideon saat itu sudah menjadi seorang yang seperti Tuhan katakan? (Ayat 11,13,15).
Henry Stimson mengatakan, “Pelajaran yang paling utama yang saya pelajari selama hidup ini adalah bahwa satu-satunya cara untuk membuat seseorang bisa dipercayai adalah dengan mempercayai dia; sebaliknya satu-satunya cara untuk membuat seseorang tidak bisa dipercayai adalah dengan tidak mempercayai dia.” Dalam kisah Gideon, kita melihat bagaimana Tuhan memandang Gideon sebagai pahlawan yang gagah berani, padahal kenyataan yang sesungguhnya dia penakut, peragu, merasa rendah diri, yang saat itu sedang bekerja di tempat yang tersembunyi dari orang Midian. Bahkan Tuhan mempercayakan pada Gideon suatu tugas yang besar. Akhirnya, karena mendapat kepercayaan dari Tuhan, maka Gideon sungguh-sungguh menjadi pahlawan gagah berani yang berhasil menumpas bangsa Midian (Hakim-Hakim 7-8). “Kasih mempercayai segala sesuatu....” (I Korintus 13:7). Ayat tsb. seharusnya berbunyi, “Kasih mempercayai yang terbaik dalam diri orang lain.” (Inggris-Amplified). Bukan berarti kita harus menjadi orang yang mudah tertipu karena mempercayai segala orang; tetapi berarti bahwa jika kita mengasihi seseorang, kita harus percaya bahwa orang tsb. bisa berubah menjadi sangat baik. Kita tidak terus menerus melihat kebelakang tetapi ke depan. Apabila murid Kristus memiliki kasih sejati, maka setiap konflik akan bisa diselesaikan dengan kasih; bahkan kita semua akan berhasil meraih potensi maksimal kita, sehingga gereja Tuhan akan berdampak besar bagi dunia ini. Selama ini kita berkata: “Kalau kamu ingin saya percaya sama kamu, ya kamu harus berubah dulu dong. Bila kamu nggak berubah, bagaimana saya bisa percaya kamu?” Kasih Kristus tidak mengajar kita demikian. Kita harus terlebih dulu mempercayai yang terbaik dalam diri orang itu, barulah dia bisa berubah menjadi orang yang dipercayai untuk melakukan hal-hal yang luarbiasa.
Bagaimana caranya agar kita bisa mempercayai bahwa orang yang terus menerus berperilaku buruk terhadap kita? Seperti yang Tuhan lakukan kepada Gideon, yaitu memanggil orang itu dengan sebutan yang berlawanan dengan sifat buruknya. Bila orang itu sombong, suka memberontak, sebut dia sebagai orang yang rendah hati, penurut. Bila anak Anda malas, panggil dia sebagai anak yang rajin. Doakanlah dengan menggunakan ayat-ayat firman tentang rendah hati, penurut, rajin,dll. Apabila Anda mengucapkan firman dengan setia dan tekun, maka pandangan Anda kepada orang tsb. segera akan berubah, dan kepercayaan Anda tumbuh kepadanya. Lama kelamaan perlakuan Anda juga akan berubah menjadi positif. Kepercayaan yang positif inilah yang akan membuat orang tsb. bisa berubah. Itulah kasih Kristus yang luar biasa!
Penerapan Pribadi:
Siapakah orang yang selama ini tidak bisa Anda percayai, karena perilaku yang tidak menunjukkan perubahan?
Mulailah mendoakan orang (-orang) tsb dengan ayat firman Tuhan yang berlawanan dengan perilakunya.
Mulailah memandang, memanggil, dan memperlakukan dia (mereka) dengan berbeda. Tuliskanlah rencana Anda.
SABTU, 19 Juli 2008
KASIH MENGHARAPKAN YANG TERBAIK
Firman Hari Ini : Lukas 22:24-34
Pertanyaan Perenungan :
1. Apa yang Yesus ketahui tentang kelemahan Petrus ? (Ayat 34)
2. Namun demikian, apa harapan dan kepercayaan Yesus mengenai Petrus? (Ayat 32)
Pengajaran:
“Kasih mengharapkan segala sesuatu...” ( I Korintus 13:7). Sebenarnya, berbunyi :”Kasih mengharapkan yang terbaik dalam diri orang lain.” Kalimat ini memang berkaitan erat dengan kalimat “Kasih mempercayai yang terbaik” yang telah dibahas kemarin. Jika kita hidup di dalam kasih, maka kita bisa mempercayai yang terbaik; dan jika kita mempercayai yang terbaik, maka kita bisa mengharapkan yang terbaik. Meskipun Yesus pernah disangkali oleh Petrus sebanyak tiga kali, tetapi Dia tetap percaya dan memiliki harapan yang terbaik mengenai Petrus. Dampaknya, Petrus bangkit dari semua kelemahannya dan diurapi luar biasa sehingga bisa berkotbah dan mempertobatkan 3000 orang dalam sehari (Kisah 2:42).
Semakin banyak penelitian kejiwaan yang menunjukkan bahwa kita punya kekuatan untuk memunculkan sifat-sifat paling buruk atau sifat-sifat paling baik dari diri seseorang melalui harapan-harapan kita. Seorang ahli jiwa bernama C. Knight Aldrich, yang bertahun-tahun menangani anak-anak yang menjadi penjahat, menulis sebuah artikel berjudul “Bagaimana Menjadikan Anak Anda Seorang Pencuri.” Katakanlah, anak Anda mencuri sebungkus permen coklat di pasar swalayan. Jika Anda berkata,” Sekarang aku tahu siapa kamu sebenarnya – kamu pencuri! Mulai dari sekarang Papa dan Mama akan terus menerus mengawasi kamu,” maka besar kemungkinannya bahwa anak Anda bertumbuh pesat dari pencuri permen menjadi pencuri mobil. Sebaliknya, apabila Anda bereaksi dengan tegas namun lembut mengatakan,” Nak, kamu sebenarnya bukan anak yang suka mencuri. Kita akan kembalikan permen ini ke swalayan dan membereskan dengan mereka. Memang kamu bersalah telah mencuri, tetapi Papa Mama tidak akan memperbesar masalah ini. Papa Mama yakin kamu tidak akan mencuri lagi. Jika si anak diperlakukan demikian, maka karirnya sebagai pencuri dengan cepat akan berakhir selamanya. Prinsipnya adalah : Dengan terus mengingat kelemahan seseorang, berarti kita terus menerus menghubungkan mereka dengan kelemahannya, dan akibatnya perilaku mereka semakin buruk. Sebaliknya, dengan mengharapkan dan memusatkan perhatian kita kepada kelebihan-kelebihan mereka, kita terus menerus menghubungkan mereka dengan kelebihannya. Akibatnya, perilaku mereka menjadi makin baik.(Bringing Out The Best in People, Alan Loy McGinnis). Marilah kita jadikan keluarga, dunia kerja, dunia studi, komsel, dan gereja kita semakin baik dan semakin luar biasa dengan cara saling mengasihi – SALING MEMPERCAYAI DAN MENGHARAPKAN YANG TERBAIK !
Penerapan Pribadi:
1. Siapakah orang yang perilakunya bermasalah sehingga membawa banyak kesulitan kepada Anda?
2. Praktekkanlah prinsip kasih yang kita pelajari hari ini kepada orang itu.
Minggu, 20 Juli 2008
KASIH SABAR MENANGGUNG SEGALA SESUATU
Firman Hari Ini : II Korintus 6:1-10
Pertanyaan Perenungan :
1. Baca dan renungkan ayat 4-10 baik-baik. Tuliskan apa saja yang Roh Kudus katakan melalui ayat-ayat ini.
2. Teladan apakah yang Anda peroleh dari hidup Paulus?
Pengajaran:
“Kasih...sabar menanggung segala sesuatu.” (I Korintus 13:7). Kata 'sabar' di sini adalah 'hupomone' dalam bahasa Yunani (bahasa asli Perjanjian Baru). Hupomone biasanya diterjemahkan menjadi 'kesabaran' dan 'ketekunan'. Hupomone mengandung arti yang amat mendalam yaitu kesabaran dalam menanggung penderitaan, termasuk yang diakibatkan oleh perbuatan orang lain yang menyakitkan kita, sehingga melalui kesabaran ini, kita memiliki karakter-karakter sbb :
1. Tekun ( Roma 5:3)
2. Selalu memiliki pengharapan (Roma 5:4)
3. Bersukacita (Kolose 1:11 – versi bhs.Inggris)
Bagi orang yang memiliki kesabaran yang seperti ini, janji-janji Allah akan digenapi (Ibrani 10:36). Hupomone bukanlah kesabaran yang membuat kita pasif, kita membiarkan orang lain mengontrol hidup kita, kita tidak bisa mengatakan 'tidak', atau kita dengan nelongso menyerah pada nasib. Hupomone adalah kesabaran yang disertai dengan kegigihan, dengan hati yang penuh dengan pengharapan, dengan sukacita yang sejati, karena yakin bahwa Allah tidak pernah ingkar janji. Hasilnya, kasih kita kepada sesama semakin dewasa, utuh, tak kekurangan suatu apapun. Penderitaan membuat kita semakin baik dalam mengasihi orang lain, bukan semakin pahit. Better not bitter! Sudahkah Anda memiliki kesabaran yang sedemikian? Anda bisa memilikinya karena Roh Kuduslah yang membentuk kesabaran tsb dalam diri Anda jika Anda mengijinkan Dia bekerja.
Penerapan Pribadi:
1. Selama ini perlakuan buruk orang lain kepada Anda telah membuat Anda semakin pahit ataukah semakin baik?
2. Bacalah lagi 3 karakter di bagian Pengajaran tsb. di atas. Manakah yang belum Anda miliki?
3. Apa yang akan Anda lakukan supaya karakter tsb.berkembang?
(Diinspirasi oleh New Testament Words, William Barclay)