Saturday, September 5, 2009

PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 7-13 SEPTEMBER 2009

“Seminggu bersama Bartimeus”
Sumber: Manna Surgawi, 2009


Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya
kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.
-2 Tawarikh 16:9a-

Senin, 7 September 2009
Mata Rohani Yang Terbuka
Firman hari ini: Markus 10:46-47

Pengajaran:
Bartimeus memang buta, tetapi seperti kebanyakan orang buta lainnya, ia memiliki pendengaran yang tajam. Kemungkinan besar ia sudah lama mendengar tentang Yesus Sang Pembuat Mujizat itu, ia mendengar bagaimana Yesus telah membuat orang lumpuh berjalan dan orang buta dapat melihat serta berbagai tanda ajaib yang sudah dilakukanNya. Bartimeus memang tidak pernah melihat Yesus dan bagaimana Ia melakukan tanda-tanda ajaib itu, namun ia percaya bahwa Yesus berkuasa. Ketika Yesus lewat, ia berteriak,”Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku.” Ia percaya bahwa Yesus juga berkuasa mencelikkan matanya. Istilah “Anak Daud” yang dipakainya, menunjukkan pengharapannya tentang Mesias yang akan datang sebagai Raja. Satu pelajaran penting dari hal ini adalah bahwa Bartimeus memang buta secara jasmani, tetapi tidak secara rohani. Mata rohaninya jelas terbuka, ia dapat melihat Yesus sebagai Mesias yang berkuasa. Bandingkan dengan orang banyak yang masih meminta tanda kepada Yesus, sekalipun mereka sudah berkali-kali menyaksikanNya melakukan mujizat (Yohanes 6:30). Di sisi lain, para imam dan ahli-ahli Taurat yang adalah pengajar firman Allah justru mempertanyakan kuasa Yesus (Markus 11:27-33). Sungguh kenyataan yang memprihatinkan bagi orang-orang yang celik secara jasmani, namun tidak pernah mempercayai Yesus dan kuasaNya. Karena itu, mintalah agar Tuhan memberikan iman percaya dan mata rohani yang terbuka kepada Anda.


Selasa, 8 September 2009
Melangkah Untuk Sebuah Perubahan
Firman hari ini: Markus 10:47; Ezra 10:4

Pengajaran:
Ada orang yang tahu bagaimana harus berubah, tetapi tetap memilih untuk tidak berbuat apa-apa. Melalui kisah Bartimeus kita melihat sesuatu yang berbeda, di mana seorang yang buta bertindak untuk mengubah hidupnya. Bartimeus tidak mau hidup dalam keterpurukan kebutaannya. Ia sudah kenyang direndahkan orang sebagai masyarakat kelas bawah, ia tidak ingin menjadi pengemis selamanya yang hanya mengharapkan belas kasihan orang. Dua hal yang menyebabkan Bartimeus mengambil langkah untuk bertindak, adalah: Satu, Bartimeus sadar bahwa tanggung jawab ada di pundaknya. Memang banyak kejadian dalam hidup ini yang tidak dapat kita elakkan, tetapi kita dapat mengatasinya dengan hikmat dan kekuatan dari Tuhan. Itulah yang ditunjukkan Bartimeus. Ia tidak tinggal dalam penyesalan diri dan menyalahkan orang lain atas keadaannya yang buta. Sebaliknya, ia memikul tanggung jawabnya dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengubah hidupnya dengan cara datang kepada Yesus. Bartimeus tahu bahwa pertolongannya harus datang dari kuasa yang lebih tinggi dari dirinya, kuasa ilahi! Daripada menyalahkan situasi dan orang lain, lebih baik ia berseru kepada Yesus yang sanggup mencelikkan matanya. Dua, Bartimeus yakin bahwa keadaannya bisa berubah. Ia percaya bahwa Yesus sanggup mengubah hidupnya menjadi berbeda dari hari-hari sebelumnya yang ia lalui di dalam kebutaan. Memang banyak hal yang tak dapat kita ubah dengan kemanusiaan kita yang terbatas, tetapi Yesus dapat melakukannya. Harapkan bahwa keadaanmu bisa berubah meskipun manusia tidak berani menjamin akan hal itu, tetapi engkau bisa mempercayai dan mengandalkan Yesus.



Rabu, 9 September 2009
Mengatasi Para Penghalang
Firman hari ini: Markus 10:48

Pengajaran:
Pada waktu Bartimeus berseru kepada Yesus, orang-orang bukannya berusaha menolong atau memberi jalan agar Bartimeus lebih mudah bertemu Yesus, sebaliknya mereka memarahi dan menyuruhnya agar diam. Tak seorang pun yang mendukungnya untuk bertemu Yesus. Apa yang dialami oleh Bartimeus menjadi gambaran penting bahwa ketika kita mulai serius mencari Yesus, sikap dan kata-kata di sekeliling kita bisa melemahkan semangat. Budaya telah membentuk masyarakat kita sehingga jika ada orang yang memiliki gaya hidup yang berbeda, maka ia akan dianggap aneh dan akhirnya dijauhi sekalipun hal itu adalah hal yang baik. Jika hanya sekedar menjadi orang Kristen yang biasa-biasa saja, mungkin kita tidak akan menghadapi masalah yang cukup serius. Tetapi, ketika kita menjadi pengikut Yesus yang sungguh-sungguh dan mau hidup mencapai visi yang Tuhan beri, maka kita akan mulai mendengar suara-suara sumbang.
Lakukan apa yang Bartimeus lakukan ketika orang-orang mencoba menghalangi Anda untuk bertemu Yesus. Ia tidak mempedulikan mereka, ia tidak membiarkan mereka melemahkan semangatnya dan membuatnya diam. Ia malah semakin keras berseru kepada Yesus tanpa menghiraukan apa kata orang kepadanya. Bukan orang lain yang menentukan apakah kita akan menjadi pemenang, atau menjadi orang yang kalah, karena sesungguhnya kita sendirilah yang menentukan semuanya. Sebuah ungkapan mengatakan, ”Bagaimanapun usaha orang menghalangi langkahmu, mereka tidak akan pernah berhasil kecuali jika engkau sendiri mengijinkan mereka menghalangimu.” Jadilah seperti Bartimeus yang tidak mengijinkan orang banyak menghalangi langkahnya untuk mencari Yesus.


Kamis, 10 September 2009
Yesus Tidak Pernah Terlalu Sibuk
Firman hari ini: Markus 10:49, 2 Tawarikh 16:9a

Pengajaran:
Para penafsir mengatakan bahwa situasi saat Yesus masuk ke kota Yerikho saat itu sangatlah ramai, bukan hanya karena banyaknya orang, tetapi karena suara teriakan mereka. Dalam kondisi yang sedemikian itu, tentu sulit untuk mendengar secara jelas teriakan masing-masing orang. Tetapi Yesus sanggup mendengar dan membedakan jeritan si buta Bartimeus yang memohon belas kasihanNya di tengah suara-suara yang riuh saat itu. Penting kita mengingat hal ini bahwa Yesus akan selalu mendengar jeritan dan tetap mempedulikan kita sekalipun situasi sekitar kita sepertinya sangat sulit. “Karena mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melilmpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.” (2 Tawarikh 16:9a). Jeritan kita dalam doa akan membuat “Ia menghentikan langkahNya” dan kemudian mencari sumber jeritan itu, lalu menyatakan pertolonganNya. Yesus tidak pernah terlalu sibuk sehingga Ia mengabaikan orang-orang yang berseru kepadaNya. Di lain kesempatan Yesus sedang dalam perjalanan ke rumah Yairus untuk menyembuhkan anaknya. Di tengah kerumunan orang banyak, seorang wanita yang menderita pendarahan menyentuh ujung jubahNya secara diam-diam. Meskipun sedang berdesakan dengan orang banyak, namun Yesus tahu bahwa seseorang menjamah jubahNya dengan iman dan Yesus segera berhenti untuk mencari tahu siapa yang menjamah jubahnya. Kemudian Ia menyembuhkan wanita itu.
Dipandang dari seluruh penduduk bumi yang berjumlah sekitar 6 milliar lebih, mungkin Anda berpikir bukan siapa-siapa, bukan orang penting. Namun, ingatlah bahwa Anda begitu penting di mata Tuhan. Jeritan Anda kepada Yesus akan membuatNya berhenti serta menolongmu, sebagaimana Ia berhenti dan menolong Bartimeus.


Jumat, 11 September 2009
Katakan Apa Kebutuhanmu
Firman hari ini: Markus 10:51

Pengajaran:
Pertanyaan Tuhan Yesus “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” sedikit mengherankan dan agak aneh. Yesus pasti sudah tahu bahwa Bartimeus buta dan tahu apa yang diinginkannya. Yesus pernah mengajukan pertanyaan senada kepada orang lumpuh di tepi kolam Betesda. “…maukah engkau sembuh?” (Yohanes 5:6). Yesus bertanya kepada Bartimeus dengan tujuan agar Bartimeus mengakui kebutuhannya serta percaya sepenuhnya bahwa Yesus sanggup mengubah hidupnya. Jika Bartimeus tidak mempercayai kesanggupan Yesus, ia hanya akan meminta hal-hal yang umum seperti, ”Berkatilah aku supaya aku tidak perlu mengemis lagi.” Tetapi, melalui permohonan yang singkat namun jelas, Bartimeus memberitahukan kebutuhannya dan menyatakan keyakinannya pada kuasa Yesus. “Rabuni” adalah sebutan lain dari “rabbi” yang artinya “guru” atau “tuan”. Hanya saja sebutan “rabuni” mengandung penghormatan yang lebih tinggi dan lebih pribadi, menandakan hubungan yang dekat. Dengan menyebut “rabuni”, Bartimeus menunjukkan rasa hormat dan keyakinannya bahwa Yesus Sang Rabbi sanggup menolongnya.
Tuhan memang tahu kebutuhan kita dan Ia memiliki segalanya, juga ada banyak hal yang oleh kemurahan hatiNya diberikan kepada semua orang tanpa mereka memintanya, namun ada pemberian-pemberian tertentu yang akan kita terima hanya jika kita berdoa dan memintanya kepada Tuhan. Perhatikan apa yang dikatakan di dalam Yakobus 4:2,”Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.” Perubahan terjadi ketika kita terbuka kepada Tuhan tentang masalah yang kita hadapi dan apa yang sesungguhnya kita butuhkan.


Sabtu, 12 September 2009
Menanggalkan Jubahnya
Firman hari ini: Markus 10:50; Ibrani 12:1-3

Pengajaran:
Pada waktu orang memberitahukan kepada Bartimeus bahwa Yesus memanggilnya, maka ia pun menanggalkan jubahnya. Bartimeus dipenuhi dengan sukacita karena ia meyakini bahwa sebentar lagi akan ada perubahan penting dalam dirinya. Keyakinan Bartimeus dalam hal ini dapat disebut sebagai iman. Iman telah membuatnya melangkah datang kepada Yesus, iman telah membuatnya melakukan sesuatu yang dramatikal, yaitu menanggalkan jubahnya. Ia sengaja menanggalkan jubah tersebut agar lebih leluasa datang menemui Yesus. Meskipun jubah luar pada umumnya merupakan pakaian yang melindungi seseorang dari cuaca yang dingin, namun apalah arti sebuah jubah bagi Baartimeus dibandingkan kesembuhan yang akan diterimanya dari Yesus. Bartimeus rela menanggalkan jubahnya karena tahu ada hal yang lebih penting daripada sebuah jubah. Ini adalah gambaran bagi seorang berdosa yang memutuskan untuk datang kepada Yesus. Ia harus rela menanggalkan “jubah” yang selama ini ia kenakan, yaitu jubah dosa yang telah membutakan mata rohaninya. Untuk mendapatkan kemurahan hati Allah, ia harus bersedia meninggalkan kehidupan lamanya (dosa).
Rasul Paulus berkata, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggaprugi karena Kristus.” (Filipi 3:7). Pertemuan dengan Yesus akan mengubah hidup serta cara pandang kita. Karena itu, tanggalkanlah “jubah” yang selama ini kita kenakan, jubah yang telah merintangi kita untuk datang kepada Yesus, jubah yang membutakan mata rohani kita, sehingga kita tidak bisa melihat Sang Kebenaran itu. Bartimeus mengajar kita untuk rela melepaskan apa yang selama ini kita anggap penting dan nyaman, namun yang menghalangi kita untuk mengenal Yesus. Percayalah, ketika kita datang kepadaNya, maka kita akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih baik. Memiliki Yesus berarti memiliki segalanya!


Minggu, 13 September 2009
Bartimeus Pun Mengikut Yesus
Firman hari ini: Markus 10:52

Pengajaran:
Tak dapat dibayangkan betapa bersukacitanya Bartimeus ketika “kegelapan” berlalu dari hidupnya dan digantikan dengan pemandangan indah yang dapat ia saksikan melalui penglihatannya yang kini normal. Dalam ayat 52 kita membaca apa yang dilakukan oleh Bartimeus setelah matanya dicelikkan,”…lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalananNya.” Tindakan Bartimeus mengikut Yesus di sini mendasari pendapat sebagian penafsir Alkitab bahwa Bartimeus termasuk dalam ke 120 murid yang berdoa di loteng Yerusalem pada hari Pentakosta. Bartimeus dapat disamakan dengan Maria Magdalena yang setelah dilepaskan dari tujuh setan, akhirnya setia mengikut Yesus. Bartimeus bukan tipe orang yang hanya menginginkan mujizat dan setelah itu lupa kepada Sang Pemberi Mujizat. Ia tidak seperti kesembilan orang yang disembuhkan dari sakit kusta yang tidak ingat untuk kembali mengucap syukur kepada Yesus.
Bartimeus merupakan contoh orang yang benar di dalam menanggapi mujizat yang ia terima. Ia tidak hanya berhenti sampai pada celiknya matanya, tetapi lebih daripada itu ia menyerahkan hatinya kepada Sang Pembuat Mujizat sebagai ucapan syukurnya. Cobalah untuk mengingat kembali mujizat atau pertolongan apa yang pernah kita terima dari Yesus. Apakah semua itu sudah cukup menggugah hati kita untuk lebih menyerahkan diri kita kepadaNya, atau kita berlaku seperti sembilan orang kusta yang melupakan Yesus begitu saja setelah mereka menerima kebaikan Tuhan. Sekalipun kita menerima mujizat berkali-kali, semua itu tidak ada artinya jika kita tidak sembuh secara rohani dengan mengalami pengenalan yang benar pada Sang Pemberi Mujizat itu. Dan pengenalan yang benar, menuntut penyerahan yang lebih total serta perhubungan yang setia. Mari, jadilah orang-orang yang haus untuk mengenal Sang Pemberi Mujizat!

No comments: