Saturday, September 12, 2009

Fokus Kita 13 September 2009

Ada yang unik dari perayaan HUT salah satu stasiun televisi swasta tanah air satu bulan yang lalu. Salah satu pengisi acara megah malam itu adalah Ramli, seorang pemuda remaja yang biasa mengamen di jalanan dengan biolanya. Untuk ukuran pengamen jalanan cilik, permainan biolanya cukup terampil. Apalagi pengamen dengan menggunakan biola amat langka ditemui. Dia punya cita-cita bahwa permainan biolanya tidak hanya berhenti diperdengarkan di jalanan semata, melainkan ke tingkat yang lebih tinggi. Cita-citanya menjadi nyata manakala stasiun televisi tersebut mendaulatnya sebagai salah satu pengisi acara perayaan HUT-nya yang sangat spektakuler.

Menariknya, di atas pentas Ramli disandingkan dengan pemain biola senior bin kesohor di Indonesia, Idris Sardi, memainkan lagu One Day in Your Life-nya almarhum Michael Jackson. Sangat menakjubkan melihat kolaborasi mereka. Kesederhanaan permainan si pengamen cilik disempurnakan oleh kepiawaian sang maestro. Bisa jadi kala itu Ramli gugup dalam pertunjukan perdananya di pentas yang dihadiri para pesohor negeri. Namun nyatanya dia tenang-tenang saja, melakukan bagiannya yang terbaik dan percaya kepada partner-nya yang lebih “ahli” untuk menyempurnakan permainan biolanya. Hasilnya, terciptalah suatu simfoni musik yang indah.
Seringkali kita takut untuk memenuhi perintah/panggilan Tuhan. Takut gagal, takut ditolak, takut tidak mampu melakukan dengan sempurna. Kita mengijinkan trauma masa lalu, kepahitan dan kekecewaan menghentikan langkah kita. Kita hanya diam, tidak melakukan apa-apa. Kita hanya menunggu datangnya mujijat dan perubahan, tanpa melakukan satu langkah kecilpun untuk melakukan perubahan. Parahnya lagi, kita menjadi iri, menggerutu dan menghakimi manakala melihat orang lain mau bertindak untuk melakukan perubahan yang masih belum sempurna.

Ketika Tuhan menyuruh kita untuk berbuat sesuatu bagiNya, Dia sudah tahu besarnya kemampuan kita, apa kelemahan kita, dimana batas kesanggupan kita. Bahkan, Dia sudah menyediakan jalan keluar untuk mengantisipasi setiap masalah dan tantangan yang membentang di depan kita sebelum kita menyadari adanya masalah tersebut. Lebih luar biasa lagi, Dia berjuang bersama-sama kita, memberikan kasih karuniaNya untuk menopang kita melewati penderitaan karena namaNya, dan terus berdoa bagi kita. Jadi, mengapa kita harus berhenti berlari memenuhi perintahNya? Mengapa kita menjadi tawar hati untuk berdoa bagi keselamatan keluarga dan orang-orang yang terhilang di sekitar kita? Mengapa kita berhenti memberitakan keselamatan kepada mereka yang belum bertobat hanya karena takut? Ada Tuhan yang menyempurnakan setiap langkah kecil kita. Justru dalam keterbatasan kita, kuasaNya menjadi sempurna dan Dialah yang ditinggikan dalam hidup kita. (l@)

No comments: