Saturday, September 12, 2009

PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 13-20 SEPTEMBER 2009

Kamu adalah Orang yang Luar Biasa!

“Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;
manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

-1 Samuel 16:7b-

Senin, 14 September 2009
Lebih Mengutamakan Orang Lain
Firman hari ini: Filipi 2:1-10

Pengajaran:
Di tengah sebuah gang yang sangat sempit, ada dua orang yang berpapasan. Kedua orang tersebut sama-sama merasa berhak untuk berjalan lebih dahulu, sedangkan gang tersebut hanya cukup dilalui satu orang jika berjalan menghadap ke depan atau dapat juga dilalui dua orang, jika salah satu orang berjalan dengan memiringkan badan. Akhirnya mereka berdua sama-sama tidak dapat mencapai ujung gang, melainkan tetap di tengah gang itu. Andaikan salah satu saja dari mereka mau mengalah, maka mereka dapat mencapai tujuan masing-masing. Demikianlah dalam kehidupan bersama dengan orang lain, sering kali kita merasa lebih penting atau lebih pantas dihormati daripada orang lainorang lain yang harus lebih dulu menyapa, orang lain yang harus lebih dulu minta maaf, orang lain yang harus lebih memahami kita, dan sebagainya. Mari kita lebih mengutamakan orang lain, seperti Yesus sudah lebih mengutamakan kita daripada diri-Nya sendiri dengan mengorbankan diri bagi kita, supaya kita diselamatkan.


Selasa, 15 September 2009
Apa Yang Dilihat Tuhan?
Firman hari ini: 1 Samuel 16:1-13

Pengajaran:
Daud adalah anak yang tersisih dalam keluarga, sampai-sampai ketika Samuel meminta bertemu dengan semua anak Isai −ayah Daud− Daud tidak ikut dipanggil. Walaupun demikian, ternyata Tuhan melihat hati, bukan yang tampak oleh mata manusia. Daud yang muda dan tampak remeh yang dipilih untuk diurapi Tuhan, bukan saudara-saudaranya yang secara kasat mata luar biasa. Saat membaca kisah ini, biasanya yang kita ingat adalah diri kita sendiri, yaitu bahwa Tuhan melihat hati sehingga kita tidak perlu merasa tidak berharga, seperti apapun penampilan kita. Di sisi lain sebenarnya Tuhan juga ingin kita melihat orang lain dari hatinya. Seseorang yang tampak keras atau sombong mungkin di dalam hatinya sangat kesepian dan merasa tak berdaya. Atau mungkin ada orang yang terlihat begitu mudah mencela, tetapi sebenarnya ia sendiri sangat takut untuk gagal. Mereka semua memerlukan kita untuk memahami hati mereka, sehingga Tuhan dapat memakai kita untuk memulihkan mereka.


Rabu, 16 September 2009
Manusia-Manusia Baru
Firman hari ini: Kolose 3:5-11

Pengajaran:
Indonesia adalah salah satu negara yang tepat untuk mempraktikkan Firman Tuhan hari ini, dengan adanya begitu banyak perbedaan di antara rakyat bangsa ini. Tuhan ingin kita memandang orang lain sebagai manusia baru yang ditebus Kristus, terlepas apapun suku, agama, ras, dan golongannya. Bahkan jika orang tersebut belum bertobat dan menerima Yesus, kita tetap memandang mereka sebagai orang yang untuk mereka juga Yesus telah disalibkan dan bangkit. Kenyataannya, kita sering kali menjadi sama seperti dunia yang menilai dan memperlakukan orang dari latar belakangnya. Yang berkulit terang merasa paling berharga, yang berkulit gelap merasa yang berkulit terang itu sombong. Suku tertentu dicap pelit atau suka menipu, suku yang lain dipandang pemalas, demikian seterusnya. Sungguh, hal-hal ini mendukakan Tuhan karena Ia begitu mengasihi semua orang, seisi dunia ini (Yohanes 3:16).


Kamis, 17 September 2009
Tuhan Memperhatikan Orang Hina
Firman hari ini: Mazmur 138:6, Matius 25:31-40

Pengajaran:
Jika diminta ”memperhatikan orang hina” mungkin kita merasa sudah melakukannya. Kita berpikir ”orang hina” adalah orang yang secara fisik memang kelaparan, telanjang, atau dipenjara. Sejujurnya, tidaklah terlalu sulit bagi kita untuk mengasihi orang yang demikian karena mereka memang patut diperhatikan, apalagi kebanyakan dari mereka adalah orang yang mungkin tidak pernah kita kenal sebelumnya, jadi tentu tidak pernah menyakiti atau melakukan hal yang buruk terhadap kita. Nah, bagaimana dengan orang-orang yang dekat, tetapi menyakiti, mengganggu, atau menekan diri kita, mungkin orang tua, saudara, pemimpin rohani, anggota komsel, atasan, bawahan, rekan kerja, guru, teman, sudahkah kita memperhatikan mereka? Sebenarnya mereka juga orang yang ”hina” bagi kita karena kita sudah membenci atau menghindari mereka selama ini. Mereka adalah orang yang lapar, telanjang, dan terpenjara secara rohani dan juga memerlukan kasih Kristus melalui hidup kita!


Jumat, 18 September 2009
Kenakanlah Kasih!
Firman hari ini: Kolose 3:12-14, 1 Korintus 13:4-8

Pengajaran:
Paulus berkata bahwa dalam hubungan dengan orang lain, di atas semuanya kita harus mengenakan kasih. Seperti apakah mengenakan kasih itu? Mari kita membayangkan sedang mengenakan pakaian. Demikianlah kita mengenakan kasih. Sama seperti pakaian melekat pada tubuh kita, kasih juga harus melekat pada diri kita. Pakaian melindungi tubuh kita dari cuaca, penyakit, dan kotoran, maka seharusnya kasih juga melindungi saat kita menghadapi masalah, serangan iblis, kepahitan, dan berbagai bentuk ancaman atau pencemaran kehidupan. Seperti halnya pakaian dapat membuat penampilan kita menarik, demikian kasih juga dapat membuat kita menarik, sehingga orang lain pun ingin mendekat untuk mengetahui rahasia kemenarikan kita. Bagaimanakah kita mengenakan kasih? Antara lain adalah dengan tidak menceritakan dan mengumbar keburukan atau perbuatan jahat orang lain, melainkan memercayai bahwa Tuhan sedang mengubah kehidupan orang tersebut, sama seperti Tuhan juga sudah mengubah hidup kita.


Sabtu, 19 September 2009
Kita Sendiri Juga Melakukannya
Firman hari ini: Roma 2:1-5

Pengajaran:
Seekor anjing yang melintas di depan cermin menoleh dan melihat ada seekor anjing di hadapannya. Mulanya si anjing tampak senang dan ekornya bergoyang-goyang. Anjing pertama pun mulai mengangkat kaki untuk mengajak bermain, tetapi anjing di hadapannya hanya ikut mengangkat kaki. Anjing pertama menabrakkan badan ke anjing satunya untuk mengajak bermain lagi, tetapi malah kesakitan karena menabrak cermin dan anjing kedua terlihat ikut menabrakkan badan ke anjing pertama. Si anjing pertama mulai mencakar, tetapi tidak dapat mengenai anjing kedua yang juga seperti hendak mencakar dirinya. Akhirnya dengan bingung anjing pertama lari terbirit-birit. Saat melihat kejadian itu, kita mungkin tertawa terbahak-bahak, tetapi kita perlu ingat bahwa saat menghakimi orang lain, kita juga seperti si anjing pertama. Kita merasa bahwa orang lain yang bersalah dan mengganggu kita, tetapi sebenarnya kita sendiri juga melakukan hal yang sama, entah kepada orang itu atau kepada orang lain. Mari menjadikan orang lain sebagai cermin diri kita: ketika melihat orang lain melakukan kesalahan, mungkinkah kita juga pernah atau sedang melakukannya? Jika terbiasa seperti itu, maka kita akan lebih penuh pengertian saat melihat orang lain melakukan kesalahan dan bahkan mampu menolongnya untuk bangkit kembali.


Minggu, 20 September 2009
Mengeluarkan Balok Dari Mata Kita
Firman hari ini: Matius 7:1-5

Pengajaran:
Bagaimana kita dapat menolong orang lain untuk bangkit kembali setelah ia berbuat dosa atau kesalahan? Perumpamaan yang Yesus sampaikan dalam ayat ini sungguh tepat untuk menggambarkannya. Selumbar merupakan serpihan kayu yang ukurannya jauh lebih kecil daripada balok. Walau demikian ternyata menurut Yesus ada orang yang matanya sendiri tertutup balok, tetapi dapat melihat bahwa ada serpihan kayu di mata orang lain, malah hendak membantu mengambilkan. Hal itu yang sering kita lakukan: melihat kesalahan orang lain daripada kesalahan kita. Kita mencibir orang lain yang berbuat kesalahan, tetapi tidak mau disalahkan atau bahkan tidak menyadari kesalahan kita saat kita sendiri yang melakukannya. Seharusnya kita menyadari kesalahan sendiri serta bangkit terlebih dahulu dari kesalahan itu baru kemudian kita dapat melihat kondisi orang lain dengan jelas dan membantunya untuk berdiri dan memerbaiki kesalahannya. Mari bertolong-tolongan menanggung beban (Galatia 6:2), bukan saling menambah beban!

No comments: