Saturday, January 24, 2009

Bekerja Dengan Kualitas Terbaik

FOKUS KITA

Ada dua hal yang selalu mengganggu pikiran saya ketika orang Kristen dan pekerjaannya disebut-sebut. Pertama, betapa sedikit orang Kristen yang bahagia dengan pekerjaannya. Kedua, betapa sering orang lain menyebut orang Kristen sebagai pekerja yang buruk. Beberapa majikan bahkan me-ngatakan kepada saya bahwa mereka tidak suka mempekerjakan orang Kristen. Wah, jujur saja telinga saya cukup panas mendengar hal itu. Sementara saya berusaha menyelidiki kebenaran dari tuduhan-tuduhan itu, saya mendengar pernyataan-pernyataan yang semakin menguatkan fakta negatif tentang pekerja Kristen:
1. Orang Kristen cenderung sombong, mereka memanfaatkan bos-bos Kristen.
2. Ini adalah masalah sikap, saya memandang pekerja Kristen terlalu negatif, suka
mencela dan melawan perubahan.
3. Mereka tidak cakap bekerja. Bagi saya rasanya beberapa orang terakhir yang saya
pekerjakan sama sekali tidak bisa (atau tidak mau) melakukan pekerjaannya.
4. Orang Kristen sering lebih sibuk memikirkan hal lain yang tidak ada sangkut
pautnya dengan pekerjaannya, seperti membuat kesaksian, pelayanan gereja, dll.
5. Terus terang, saya tidak bisa mempercayai mereka jika saya tidak ada. Orang
Kristen terakhir yang saya pekerjakan benar-benar tidak jujur.

Baiklah, mungkin ini hanya pengecualian dan hanya mewakili minoritas, namun saya masih tetap merasa tergganggu. Bagi setiap perkecualian, terdapat banyak pelanggaran dan tidak sedikit perasaan tidak enak yang timbul. “Sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan”, sejumlah jeruk yang busuk akan merusakkan satu keranjang mayoritas. Sering saya dapati seorang Kristen yang malas dan menjengkelkan di pekerjaannya sehingga banyak kantor, perusahaan, pelanggan atau beberapa toko yang tidak tertarik untuk menerima pekerja Kristen.
Suka atau tidak, seluruh dunia mengawasi kita sebagai orang Kristen dengan mata seekor elang yang mengawasi ayam. Kita bagaikan mangsa yang sedang diawasi terus menerus. Itulah bahayanya dengan status kita sebagai orang Kristen. Dan kalau kita berbicara tentang Juruselamat kita dan kehidupan yang ditawarkanNya, segala hal yang kita katakan akan selalu disaring melalui kualitas pekerjaan kita.

Panggung paling baik untuk membangun satu kasus bagi orang Kristen yang bekerja secara baik diletakkan di atas enam tiang penyangga besar yang saya sebut kompetensi: integritas, kesetiaan, ketepatan waktu, mutu kemampuan kerja, sikap yang menyenangkan dan antusiasme. Pekerjakanlah seseorang yang berkompeten dan hanya merupakan soal waktu saja sebelum bisnis mulai meningkat dan orang akan terkesan dan...Kekristenan akan mulai kelihatan penting. Renungkan beberapa ayat ini:
• “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” (1 Korintus 10:31).
• “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan,
lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur
oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” (Kolose 3:17).
• “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16).

Mari baca juga surat Yakobus yang intinya mengatakan bahwa iman yang sejati diperkuat oleh pekerjaan yang baik. Kepercayaan yang benar dan perilaku yang benar berjalan bergandengan tangan. Ingatlah, tidak ada perbedaan sakral (rohani) dan sekuler di dalam Alkitab. Dari awal Allah merancang Adam dan Hawa untuk bekerja (Kejadian 2:15) mengusahakan dan memelihara taman Eden. Kata bekerja ini artinya sama dengan kata ibadah, yaitu ibadah yang memuliakan Tuhan. Berarti bekerja itu sama dengan memuliakan Tuhan. Titus 1:5 mengatakan:“Bagi orang suci semuanya suci...” Itu berarti bahwa pekerjaan sekuler Anda dari Senin sampai Sabtu adalah suci, itu adalah sakral. Sama sakralnya dengan kegiatan di hari Minggu. Bagi orang Kristen semua kehidupan suci!

Surat Rasul Paulus yang ditulis dengan kata-kata yang abadi dalam Efesus 4:1 adalah untuk mengingatkan kita, bahwa setiap individu disadarkan bahwa dia sudah dipanggil oleh Tuhan ke suatu profesi atau pekerjaan. Tanpa memperdulikan apa pekerjaannya itu, asal tidak melanggar Firman Tuhan, itu adalah sakral, itu adalah pangggilan Tuhan.

Mari ingat selalu bahwa pekerjaan kita adalah panggilan kita. Itulah tanggung jawab yang ditetapkan Tuhan bagi kita. Karena kita sedang menjalankan panggilan Allah dalam pekerjaan kita, mari bekerja dengan kompetensi yang terbaik, yang berarti memperbaiki dan mengusahakan: integritas, ketepatan waktu, ke-setiaan, sikap, produktivitas, antusiasme. Jika kita bersedia, maka kasih karunia Allah akan menyertai kita.(jas)

No comments: