Masa Depan Penuh Harapan
(Beberapa ide diambil dari “Our Daily Bread” Annual Gift Edition)
Senin, 26 Januari 2009
Rencana dan Kenyataan
Firman Hari Ini: Amsal 16:1-9
Pertanyaan perenungan:
1. Percayakah Anda pada “nasib”?
2. Percayakah Anda bahwa Tuhan ternyata ikut campur dalam setiap hidup ini?
(ayat 2)
Pengajaran:
Ketika masih duduk di SMP saya bercita-cita menjadi seorang dokter gigi, Pada waktu menginjak bangku SMU cita-cita saya berubah menjadi pebisnis karena saat itu saya sangat menyukai pelajaran ekonomi. Saya berpikir bahwa perekonomianlah yang akan menjadi pusat kehidupan di masa depan. Sekarang memang terbukti bahwa perekonomian adalah pusat kehidupan manusia. Tetapi, yang terjadi pada saya saat ini, saya bukan lagi seorang pebisnis, walaupun saya pernah melewati pengalaman menjadi pebisnis. Sekarang saya menjadi seorang hamba Tuhan yang mengajarkan kebenaran Firman Tuhan, mengkonseling dan berkotbah.
Setiap kita mungkin telah membuat rencana masa depan dengan baik. Kita sudah menyusun dengan cermat bagaimana masa depan yang hendak kita jalani, namun semua tidak berjalan sesuai rencana. Beberapa pintu akhirnya tertutup, sebaliknya pintu yang lain justru terbuka. Ternyata rancangan manusia dan kenyataan yang terjadi bisa sangat berbeda. Hal ini bisa berarti bahwa Allah merencanakan hal yang lain dalam hidup kita. Memang kita perlu merencanakan masa depan dengan baik dan berhikmat, tetapi yang lebih penting adalah kita harus tetap terbuka, jika Tuhan pada akhirnya mengubah arah hidup kita. Amsal 16:9 berkata: “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.” Allah tidak akan pernah keliru menuntun hidup kita, jika kita percaya sepenuhnya kepada Dia dengan sepenuh hati kita. Dia akan mengarahkan setiap langkah hidup kita (Amsal 3:5-6). JalanNya adalah yang terbaik.
Penerapan pribadi:
1. Apakah Anda bergumul dengan rencana masa depan?
2. Bagaimana Anda meresponi Firman Tuhan hari ini?
3. Maukah Anda menyerahkan setiap rencana kehidupan Anda kepada Tuhan?
Selasa, 27 Januari 2009
Rencanakan Bersama Tuhan
Firman Hari Ini: Mazmur 37:1-6
Pertanyaan Perenungan:
Apakah Anda sudah merencanakan sesuatu di awal tahun ini?
Apa syarat yang harus kita lakukan agar Tuhan memberikan apa yang diinginkan hati kita ? (ayat 3-4).
Pengajaran:
Di awal tahun, hal penting yang dilakukan oleh setiap orang adalah mulai merencanakan segala sesuatu. Perusahaan mulai memikirkan rencana-rencana untuk sepanjang tahun. Organisasi/gereja mulai memikirkan pencapaian-pencapaian untuk satu tahun ke depan, bahkan setiap pribadi mulai memikirkan apa yang harus dicapai sepanjang tahun yang akan dijalani.
Di dalam merencanakan peningkatan produktifitas atau efisiensi yang harus diperbesar, terkadang kita lupa bahwa setiap rencana seharusnya tidak hanya menjadi rencana manusia, tetapi hendaknya kita membuat setiap perencanaan bersama Tuhan dan menyertakan kehendakNya dalam rencana-rencana kita. Di dalam Mazmur 37:5 dikatakan: “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak”. Artinya, marilah kita serahkan setiap tindakan dan rencana yang hendak kita capai kepada Tuhan. Rencana Tuhan adalah rencana yang terbaik dan pasti akan terlaksana. Apapun yang menjadi keinginan kita, akan jauh lebih efektif bila itu sesuai dengan kehendak Bapa di Surga.
Penerapan Pribadi:
1. Maukah Anda menyerahkan segala rencana Anda kepada Tuhan?
2. Coba renungkan, bersediakah Anda mengubah rencana Anda jika hal itu ternyata tidak sesuai dengan kehendak Bapa?
3. Bagaimana respon Anda?
Rabu, 28 Januari 2009
Sudut Pandang Kekekalan
Firman Hari Ini: Kolose 3:1-4
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa artinya “kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus...?” (Ay. 3).
2. Apakah Kristus telah menyatakan diriNya? Menurut Anda, kapankah hal itu terjadi? (Ay. 4).
Pengajaran:
Dalam film legendaris Gladiator, Jendral Maximus memberikan semangat dan dorongan kepada anak buahnya ketika mereka sedang bersiap-siap menghadapi musuhnya, bangsa Germania. Dia menantang anak buahnya agar mereka melakukan yang terbaik dan memberikan sebuah pernyataan yang terkenal: “What we do in life echoes in eternity” (Apa yang kita lakukan di dalam hidup ini bergema dalam kekekalan).
Pernyataan ini sebenarnya mengandung konsep yang sama bagi setiap kita sebagai pengikut Kristus. Kita tidak sedang menghabiskan waktu dan hidup di dunia tanpa tujuan, melainkan kita ada di dunia ini untuk melaksanakan suatu tujuan (misi). Tujuan hidup kita sebagai orang percaya adalah membuat perbedaan dalam hidup di dunia ini untuk kekekalan (Kolose 3:2). Tuhan Yesus berkata, “Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.” (Matius 6:20). Memiliki sudut pandang kekekalan dapat membuat perbedaan di dalam hidup kita.
Apa artinya hidup dalam sudut pandang kekekalan? Artinya, apa yang kita kerjakan dan rencanakan sekarang seharusnya berdampak ketika kita hidup dalam kekekalan. Allah ingin kita menilai harta duniawi tidak lebih penting daripada harta di surga. Allah ingin kita menilai karakter kita lebih penting daripada kharisma kita. Ini adalah kebenaran yang sejati dan kekal dan memikirkan tentang hal-hal tersebut akan membawa kita pada sudut pandang kekekalan di dalam hidup kita.
Penerapan Pribadi:
1. Sudahkah Anda memiliki karakter yang baik/teruji?
2. Bagaimana respon Anda dalam menghadapi setiap kesulitan/pergumulan dalam hidup ini?
3. Apakah Anda menilai kekayaan jasmani Anda lebih penting daripada harta di surga? Maukah Anda mengubah pola pikir Anda?
Kamis, 29 Januari 2009
Saya Bersama Kristus
Firman hari Ini: Lukas 23:32-43
Pertanyaan Perenungan:
1. Berapa jumlah orang yang akan disalib pada hari itu? (Ayat 32).
2. Menurut Anda, mengapa seorang dari penjahat itu ada yang mengolok-ngolok Yesus? (ayat 39)
Pengajaran:
Dalam menghadapi masa depan, terkadang kita menemui jalan buntu. Hal ini membuat kita bimbang dan ragu, kemana lagi kita bisa mencari harapan akan masa depan. Kedua penjahat yang disalib di samping Yesus sudah kehilangan harapan. Mereka mungkin tidak bisa lagi berpikir bahwa mereka punya masa depan. Satu hal yang pasti, masa depan mereka adalah salib dan kematian. Saya percaya, mereka pasti sudah pernah mendengar tentang kisah Yesus, bahwa Dia itu seorang Guru yang baik hati, sanggup membuat mujizat, mengajar dengan kuasa dan mempunyai banyak pengikut. Namun, keduanya mempunyai respon yang berbeda: yang seorang mengolok Yesus (Ayat 39) dan yang satunya memohon kepada Yesus agar mengingat dia jika Yesus masuk ke dalam KerajaanNya (Ayat 42). Saya tidak yakin penjahat ini mengerti benar arti permintaannya kepada Yesus. Mungkin saja dia bertemu Yesus baru pada hari penyaliban itu. Hal yang luar biasa adalah dia mau merendahkan hatinya dan meminta tolong kepada Yesus. Bisa saja hal ini dilakukan karena dia sudah tidak mungkin meminta pertolongan kepada pihak lain. Bagi bangsanya, dia adalah penjahat. Bagi pihak pemerintah Romawi, dia pembunuh. Teman-teman sesama penjahat juga tidak bisa menolong, bahkan salah satunya juga akan mati hari itu juga. Satu-satunya pihak dimana dia bisa minta tolong hanyalah kepada Yesus. Dia paham Yesus adalah seorang Raja, dia mengerti bahwa kerajaan Yesus bukan ada di dunia ini, dan dia percaya Yesus sanggup menolongnya. Akhirnya, Yesus berkata: “..., sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Ayat 43).
Jika Anda sedang berada di sebuah persimpangan jalan yang tidak menentu atau menghadapi kebuntuan jalan, Yesus sanggup menolong dan menyediakan jalan. Tidak ada yang mustahil bagi Allah untuk menolong kita. Jangan sampai kita kehilangan Yesus di dalam hidup kita. Dia yang mampu menolong orang yang hampir mati, Dia juga pasti mampu menolong Anda.
Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda menghadapi jalan buntu seperti penjahat yang akan disalib itu?
2. Percayakah Anda bahwa Yesus adalah raja atas hidup dan mati Anda?
3. Serahkan semuanya kepada Yesus dan berdoalah agar Dia menyediakan jalan keluar bagi kebuntuan Anda.
Jumat, 30 Januari 2009
Aku Punya Mimpi
Firman Hari ini: Yesaya 58:1-12
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang dimaksud dengan puasa yang sesungguhnya? (Ayat 6-7)
2. Berkat-berkat apa yang diterima bagi orang yang mau berpuasa? (Ayat 8-12)
Pengajaran:
Pada tahun 1963, di kota Washington DC, Martin Luther King menyampaikan pidatonya yang terkenal “I Have a Dream” (Aku Punya Mimpi). Dengan gaya pidatonya yang luar biasa, King mengajak setiap pendengarnya untuk memperjuangkan kemerdekaan yang sama bagi setiap ras, suku dan bangsa di Amerika. Pidato itu sangat diurapi Tuhan dan berhasil membuat suatu gerakan kesadaran akan pentingnya persamaan hak bagi setiap ras dan suku bangsa di Amerika. Pada abad ke 8 sebelum Masehi, Nabi Yesaya juga dipakai Tuhan untuk membangkitkan kesadaran bangsa Israel supaya melakukan pertobatan yang sesungguhnya (Ayat 6-12), untuk benar-benar memperjuangkan hak keadilan bagi orang-orang yang miskin, sakit dan terbelenggu dosa.
Hari ini kita diingatkan Tuhan kembali untuk melihat visi pribadi kita (mimpi kita). Apakah yang kita lakukan sudah sesuai dengan visi Allah? Visi Allah adalah perwujudan Kerajaan Allah di dunia ini. Arti Kerajaan Allah adalah hadirnya pemerintahan rohani di dalam hidup kita dan di dunia sekitar kita. Salah satu prinsip Kerajaan Allah adalah mewujudkan keadilan bagi semua umat manusia. Anda adalah partner Allah dalam mewujudkan KerajaanNya di dunia, dengan mulai memikirkan orang lain dan mengupayakan keadilan bagi mereka. Bagaimana caranya? Pertama, Tuhan ingin agar lewat berkat keuangan yang kita terima, kita juga mulai menjadi berkat bagi orang-orang yang berkekurangan. Ke dua, lewat kepandaian/keahlian kita, mari kita mengajar orang lain supaya mereka juga terlatih, dsb. Saya percaya ada banyak cara agar keadilan semua orang dapat terlaksana. Maukah Anda terlibat?
Perenungan Pribadi:
1. Maukah Anda terlibat dalam perwujudan Kerajaan Allah di dunia ini?
2. Apa yang akan Anda lakukan?
Sabtu, 31 Januari 2009
Bagaimana Hidup Bahagia?
Firman Hari Ini: Mazmur 146: 1-10
Pertanyaan Perenungan:
1. Siapakah yang dimaksud dengan “anak manusia” dalam ayat 3-4?
2. Siapkah yang akan dikasihi Tuhan? (Ayat 8-9)
Pengajaran:
Banyak orang yang tidak merasa bahagia menjalani hidupnya di dalam Kebenaran Tuhan. Memang jalan Tuhan itu sempit dan kecil, tidak seperti jalan dunia yang lebar dan besar. Anak rohani saya yang masih sekolah kelas 4 SD saja bisa merasakan dan berkata, “Kenapa ya, jadi anak Tuhan itu kok susah? Tidak boleh melakukan ini dan itu seperti teman-teman di sekolah”. Saya juga bertemu dengan jemaat yang merasa bahwa masalah tidak pernah berhenti menerpa hidupnya. Padahal Firman Tuhan berkata: “Bersukacitalah senantiasa.” (1 Tesalonika 5:16). Artinya, bersukacita itu seharusnya menjadi bagian dari kehidupan kita sebagai anak Tuhan.
Mengapa hal ini terjadi? Karena banyak orang mencari kebahagiaan di tempat yang salah. Mazmur 146:5 berkata: “Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya.” (Mazmur 146:5). Jadi, yang menjadi pondasi dari kebahagiaan hidup adalah suatu hubungan yang benar dan intim dengan Allah.
Beberapa langkah praktis tentang hidup benar dan intim dengan Allah, antara lain:
1. Memberi/membantu orang lain.
2. Bagikan kebaikan Anda.
3. Bersyukur selalu.
4. Hidup dengan antusias dan semangat.
5. Hormati orang tua dan belajarlah sesuatu dari mereka.
6. Pandanglah wajah anak-anak dengan kekaguman akan Allah.
7. Tersenyum dan tertawalah selalu.
8. Hidup untuk mengenal Allah setiap hari.
9. Cobalah lihat ke bawah, banyak orang yang jauh lebih menderita daripada Anda.
10. Hiduplah seolah-olah hari ini adalah hari terakhir dari hidup anda.
(Disarikan dari 10 Hukum untuk Hidup Bahagia).
Renungkan 10 langkah praktis untuk bahagia ini. Coba lakukan sambil memuji Tuhan dan kebahagiaan Anda akan penuh. “Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.” (Mazmur 146:1-2).
Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda merasa kurang bahagia? Jika ya, tuliskan apa yang membuat Anda merasa kurang bahagia?
2. Maukah Anda belajar untuk hidup bersyukur? Itulah kunci untuk hidup berbahagia.
Minggu, 1 Februari 2009
Lari Dari Tuhan
Firman Hari Ini: Yunus 1:1-10
Pertanyaan Perenungan:
1. Kemana Tuhan mengutus Yunus? (Ayat 1-2)
2. Kemana ia lari? (Ayat 3) Apa sebabnya Yunus lari dari panggilan Tuhan? (ayat 10)
Pengajaran:
Mengapa orang lari dari Tuhan? Bisa jadi karena rasa marah, kecewa, kehilangan harapan atau ketidaktaatan yang disebabkan oleh harapan-harapan pribadi yang tidak tercapai. Dalam kisah Yunus, kita membaca bagaimana Yunus menolak panggilan Allah untuk menyampaikan hukuman Allah kepada penduduk Niniwe. Yunus menolak perintah Allah, bahkan lari ke kota Tarsis. Yunus tahu apa yang harus dilakukan, tetapi dia justru lari. Setelah diberikan kesempatan kedua, Yunus akhirnya mau melakukan perintah Allah (Yunus 3:1-2). Di dalam hidup ini kita seringkali juga bertindak dan mengambil keputusan sesuai kehendak kita sendiri, padahal seringkali kehendak Tuhan berbeda dengan kehendak kita. Baru setelah kita mengalami “kapal karam”, kita mulai mencari apa rencana Tuhan dan mau taat. Daripada harus mengalami seperti Yunus, bagaimana kalau kita mencari kehendak Allah lebih dahulu, lalu berjalan dengan ketaatan?
Bagaimana kita tahu rencana dan kehendak Allah? Yunus 1:3 berkata, “Yunus lari, jauh dari hadapan Tuhan”. Perhatikan, kata “jauh dari hadapan Tuhan” diulang hingga 2 kali menunjukkan pentingnya hal ini. Yunus gagal memenuhi kehendak Allah, karena jauh dari hadapan Tuhan. Jika Anda ingin tepat pada sasaran dalam panggilan Tuhan, tidak ada cara lain selain kita dekat di hadapan Tuhan. Hanya dekat di hadapan Tuhan yang akan membuat kita mengerti apa artinya hidup kita dan berjalan dalam kehendak Tuhan (Mazmur 145:18). Apapun rencana masa depan di dalam hidup kita, kita tidak akan pernah menggenapinya jika tidak dekat/intim dengan Allah.
Penerapan Pribadi:
1. Bagaimana hubungan Anda dengan Bapa di surga hari-hari ini?
2. Maukah Anda kembali membangun hubungan intim dengan Bapa?
3. Jika Anda memang sedang bergumul dengan panggilan/kehendak Allah, tidak ada cara lain selain datang mendekat selalu kepada Tuhan.
(Beberapa ide diambil dari “Our Daily Bread” Annual Gift Edition)
Senin, 26 Januari 2009
Rencana dan Kenyataan
Firman Hari Ini: Amsal 16:1-9
Pertanyaan perenungan:
1. Percayakah Anda pada “nasib”?
2. Percayakah Anda bahwa Tuhan ternyata ikut campur dalam setiap hidup ini?
(ayat 2)
Pengajaran:
Ketika masih duduk di SMP saya bercita-cita menjadi seorang dokter gigi, Pada waktu menginjak bangku SMU cita-cita saya berubah menjadi pebisnis karena saat itu saya sangat menyukai pelajaran ekonomi. Saya berpikir bahwa perekonomianlah yang akan menjadi pusat kehidupan di masa depan. Sekarang memang terbukti bahwa perekonomian adalah pusat kehidupan manusia. Tetapi, yang terjadi pada saya saat ini, saya bukan lagi seorang pebisnis, walaupun saya pernah melewati pengalaman menjadi pebisnis. Sekarang saya menjadi seorang hamba Tuhan yang mengajarkan kebenaran Firman Tuhan, mengkonseling dan berkotbah.
Setiap kita mungkin telah membuat rencana masa depan dengan baik. Kita sudah menyusun dengan cermat bagaimana masa depan yang hendak kita jalani, namun semua tidak berjalan sesuai rencana. Beberapa pintu akhirnya tertutup, sebaliknya pintu yang lain justru terbuka. Ternyata rancangan manusia dan kenyataan yang terjadi bisa sangat berbeda. Hal ini bisa berarti bahwa Allah merencanakan hal yang lain dalam hidup kita. Memang kita perlu merencanakan masa depan dengan baik dan berhikmat, tetapi yang lebih penting adalah kita harus tetap terbuka, jika Tuhan pada akhirnya mengubah arah hidup kita. Amsal 16:9 berkata: “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.” Allah tidak akan pernah keliru menuntun hidup kita, jika kita percaya sepenuhnya kepada Dia dengan sepenuh hati kita. Dia akan mengarahkan setiap langkah hidup kita (Amsal 3:5-6). JalanNya adalah yang terbaik.
Penerapan pribadi:
1. Apakah Anda bergumul dengan rencana masa depan?
2. Bagaimana Anda meresponi Firman Tuhan hari ini?
3. Maukah Anda menyerahkan setiap rencana kehidupan Anda kepada Tuhan?
Selasa, 27 Januari 2009
Rencanakan Bersama Tuhan
Firman Hari Ini: Mazmur 37:1-6
Pertanyaan Perenungan:
Apakah Anda sudah merencanakan sesuatu di awal tahun ini?
Apa syarat yang harus kita lakukan agar Tuhan memberikan apa yang diinginkan hati kita ? (ayat 3-4).
Pengajaran:
Di awal tahun, hal penting yang dilakukan oleh setiap orang adalah mulai merencanakan segala sesuatu. Perusahaan mulai memikirkan rencana-rencana untuk sepanjang tahun. Organisasi/gereja mulai memikirkan pencapaian-pencapaian untuk satu tahun ke depan, bahkan setiap pribadi mulai memikirkan apa yang harus dicapai sepanjang tahun yang akan dijalani.
Di dalam merencanakan peningkatan produktifitas atau efisiensi yang harus diperbesar, terkadang kita lupa bahwa setiap rencana seharusnya tidak hanya menjadi rencana manusia, tetapi hendaknya kita membuat setiap perencanaan bersama Tuhan dan menyertakan kehendakNya dalam rencana-rencana kita. Di dalam Mazmur 37:5 dikatakan: “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak”. Artinya, marilah kita serahkan setiap tindakan dan rencana yang hendak kita capai kepada Tuhan. Rencana Tuhan adalah rencana yang terbaik dan pasti akan terlaksana. Apapun yang menjadi keinginan kita, akan jauh lebih efektif bila itu sesuai dengan kehendak Bapa di Surga.
Penerapan Pribadi:
1. Maukah Anda menyerahkan segala rencana Anda kepada Tuhan?
2. Coba renungkan, bersediakah Anda mengubah rencana Anda jika hal itu ternyata tidak sesuai dengan kehendak Bapa?
3. Bagaimana respon Anda?
Rabu, 28 Januari 2009
Sudut Pandang Kekekalan
Firman Hari Ini: Kolose 3:1-4
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa artinya “kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus...?” (Ay. 3).
2. Apakah Kristus telah menyatakan diriNya? Menurut Anda, kapankah hal itu terjadi? (Ay. 4).
Pengajaran:
Dalam film legendaris Gladiator, Jendral Maximus memberikan semangat dan dorongan kepada anak buahnya ketika mereka sedang bersiap-siap menghadapi musuhnya, bangsa Germania. Dia menantang anak buahnya agar mereka melakukan yang terbaik dan memberikan sebuah pernyataan yang terkenal: “What we do in life echoes in eternity” (Apa yang kita lakukan di dalam hidup ini bergema dalam kekekalan).
Pernyataan ini sebenarnya mengandung konsep yang sama bagi setiap kita sebagai pengikut Kristus. Kita tidak sedang menghabiskan waktu dan hidup di dunia tanpa tujuan, melainkan kita ada di dunia ini untuk melaksanakan suatu tujuan (misi). Tujuan hidup kita sebagai orang percaya adalah membuat perbedaan dalam hidup di dunia ini untuk kekekalan (Kolose 3:2). Tuhan Yesus berkata, “Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.” (Matius 6:20). Memiliki sudut pandang kekekalan dapat membuat perbedaan di dalam hidup kita.
Apa artinya hidup dalam sudut pandang kekekalan? Artinya, apa yang kita kerjakan dan rencanakan sekarang seharusnya berdampak ketika kita hidup dalam kekekalan. Allah ingin kita menilai harta duniawi tidak lebih penting daripada harta di surga. Allah ingin kita menilai karakter kita lebih penting daripada kharisma kita. Ini adalah kebenaran yang sejati dan kekal dan memikirkan tentang hal-hal tersebut akan membawa kita pada sudut pandang kekekalan di dalam hidup kita.
Penerapan Pribadi:
1. Sudahkah Anda memiliki karakter yang baik/teruji?
2. Bagaimana respon Anda dalam menghadapi setiap kesulitan/pergumulan dalam hidup ini?
3. Apakah Anda menilai kekayaan jasmani Anda lebih penting daripada harta di surga? Maukah Anda mengubah pola pikir Anda?
Kamis, 29 Januari 2009
Saya Bersama Kristus
Firman hari Ini: Lukas 23:32-43
Pertanyaan Perenungan:
1. Berapa jumlah orang yang akan disalib pada hari itu? (Ayat 32).
2. Menurut Anda, mengapa seorang dari penjahat itu ada yang mengolok-ngolok Yesus? (ayat 39)
Pengajaran:
Dalam menghadapi masa depan, terkadang kita menemui jalan buntu. Hal ini membuat kita bimbang dan ragu, kemana lagi kita bisa mencari harapan akan masa depan. Kedua penjahat yang disalib di samping Yesus sudah kehilangan harapan. Mereka mungkin tidak bisa lagi berpikir bahwa mereka punya masa depan. Satu hal yang pasti, masa depan mereka adalah salib dan kematian. Saya percaya, mereka pasti sudah pernah mendengar tentang kisah Yesus, bahwa Dia itu seorang Guru yang baik hati, sanggup membuat mujizat, mengajar dengan kuasa dan mempunyai banyak pengikut. Namun, keduanya mempunyai respon yang berbeda: yang seorang mengolok Yesus (Ayat 39) dan yang satunya memohon kepada Yesus agar mengingat dia jika Yesus masuk ke dalam KerajaanNya (Ayat 42). Saya tidak yakin penjahat ini mengerti benar arti permintaannya kepada Yesus. Mungkin saja dia bertemu Yesus baru pada hari penyaliban itu. Hal yang luar biasa adalah dia mau merendahkan hatinya dan meminta tolong kepada Yesus. Bisa saja hal ini dilakukan karena dia sudah tidak mungkin meminta pertolongan kepada pihak lain. Bagi bangsanya, dia adalah penjahat. Bagi pihak pemerintah Romawi, dia pembunuh. Teman-teman sesama penjahat juga tidak bisa menolong, bahkan salah satunya juga akan mati hari itu juga. Satu-satunya pihak dimana dia bisa minta tolong hanyalah kepada Yesus. Dia paham Yesus adalah seorang Raja, dia mengerti bahwa kerajaan Yesus bukan ada di dunia ini, dan dia percaya Yesus sanggup menolongnya. Akhirnya, Yesus berkata: “..., sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Ayat 43).
Jika Anda sedang berada di sebuah persimpangan jalan yang tidak menentu atau menghadapi kebuntuan jalan, Yesus sanggup menolong dan menyediakan jalan. Tidak ada yang mustahil bagi Allah untuk menolong kita. Jangan sampai kita kehilangan Yesus di dalam hidup kita. Dia yang mampu menolong orang yang hampir mati, Dia juga pasti mampu menolong Anda.
Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda menghadapi jalan buntu seperti penjahat yang akan disalib itu?
2. Percayakah Anda bahwa Yesus adalah raja atas hidup dan mati Anda?
3. Serahkan semuanya kepada Yesus dan berdoalah agar Dia menyediakan jalan keluar bagi kebuntuan Anda.
Jumat, 30 Januari 2009
Aku Punya Mimpi
Firman Hari ini: Yesaya 58:1-12
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang dimaksud dengan puasa yang sesungguhnya? (Ayat 6-7)
2. Berkat-berkat apa yang diterima bagi orang yang mau berpuasa? (Ayat 8-12)
Pengajaran:
Pada tahun 1963, di kota Washington DC, Martin Luther King menyampaikan pidatonya yang terkenal “I Have a Dream” (Aku Punya Mimpi). Dengan gaya pidatonya yang luar biasa, King mengajak setiap pendengarnya untuk memperjuangkan kemerdekaan yang sama bagi setiap ras, suku dan bangsa di Amerika. Pidato itu sangat diurapi Tuhan dan berhasil membuat suatu gerakan kesadaran akan pentingnya persamaan hak bagi setiap ras dan suku bangsa di Amerika. Pada abad ke 8 sebelum Masehi, Nabi Yesaya juga dipakai Tuhan untuk membangkitkan kesadaran bangsa Israel supaya melakukan pertobatan yang sesungguhnya (Ayat 6-12), untuk benar-benar memperjuangkan hak keadilan bagi orang-orang yang miskin, sakit dan terbelenggu dosa.
Hari ini kita diingatkan Tuhan kembali untuk melihat visi pribadi kita (mimpi kita). Apakah yang kita lakukan sudah sesuai dengan visi Allah? Visi Allah adalah perwujudan Kerajaan Allah di dunia ini. Arti Kerajaan Allah adalah hadirnya pemerintahan rohani di dalam hidup kita dan di dunia sekitar kita. Salah satu prinsip Kerajaan Allah adalah mewujudkan keadilan bagi semua umat manusia. Anda adalah partner Allah dalam mewujudkan KerajaanNya di dunia, dengan mulai memikirkan orang lain dan mengupayakan keadilan bagi mereka. Bagaimana caranya? Pertama, Tuhan ingin agar lewat berkat keuangan yang kita terima, kita juga mulai menjadi berkat bagi orang-orang yang berkekurangan. Ke dua, lewat kepandaian/keahlian kita, mari kita mengajar orang lain supaya mereka juga terlatih, dsb. Saya percaya ada banyak cara agar keadilan semua orang dapat terlaksana. Maukah Anda terlibat?
Perenungan Pribadi:
1. Maukah Anda terlibat dalam perwujudan Kerajaan Allah di dunia ini?
2. Apa yang akan Anda lakukan?
Sabtu, 31 Januari 2009
Bagaimana Hidup Bahagia?
Firman Hari Ini: Mazmur 146: 1-10
Pertanyaan Perenungan:
1. Siapakah yang dimaksud dengan “anak manusia” dalam ayat 3-4?
2. Siapkah yang akan dikasihi Tuhan? (Ayat 8-9)
Pengajaran:
Banyak orang yang tidak merasa bahagia menjalani hidupnya di dalam Kebenaran Tuhan. Memang jalan Tuhan itu sempit dan kecil, tidak seperti jalan dunia yang lebar dan besar. Anak rohani saya yang masih sekolah kelas 4 SD saja bisa merasakan dan berkata, “Kenapa ya, jadi anak Tuhan itu kok susah? Tidak boleh melakukan ini dan itu seperti teman-teman di sekolah”. Saya juga bertemu dengan jemaat yang merasa bahwa masalah tidak pernah berhenti menerpa hidupnya. Padahal Firman Tuhan berkata: “Bersukacitalah senantiasa.” (1 Tesalonika 5:16). Artinya, bersukacita itu seharusnya menjadi bagian dari kehidupan kita sebagai anak Tuhan.
Mengapa hal ini terjadi? Karena banyak orang mencari kebahagiaan di tempat yang salah. Mazmur 146:5 berkata: “Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya.” (Mazmur 146:5). Jadi, yang menjadi pondasi dari kebahagiaan hidup adalah suatu hubungan yang benar dan intim dengan Allah.
Beberapa langkah praktis tentang hidup benar dan intim dengan Allah, antara lain:
1. Memberi/membantu orang lain.
2. Bagikan kebaikan Anda.
3. Bersyukur selalu.
4. Hidup dengan antusias dan semangat.
5. Hormati orang tua dan belajarlah sesuatu dari mereka.
6. Pandanglah wajah anak-anak dengan kekaguman akan Allah.
7. Tersenyum dan tertawalah selalu.
8. Hidup untuk mengenal Allah setiap hari.
9. Cobalah lihat ke bawah, banyak orang yang jauh lebih menderita daripada Anda.
10. Hiduplah seolah-olah hari ini adalah hari terakhir dari hidup anda.
(Disarikan dari 10 Hukum untuk Hidup Bahagia).
Renungkan 10 langkah praktis untuk bahagia ini. Coba lakukan sambil memuji Tuhan dan kebahagiaan Anda akan penuh. “Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.” (Mazmur 146:1-2).
Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda merasa kurang bahagia? Jika ya, tuliskan apa yang membuat Anda merasa kurang bahagia?
2. Maukah Anda belajar untuk hidup bersyukur? Itulah kunci untuk hidup berbahagia.
Minggu, 1 Februari 2009
Lari Dari Tuhan
Firman Hari Ini: Yunus 1:1-10
Pertanyaan Perenungan:
1. Kemana Tuhan mengutus Yunus? (Ayat 1-2)
2. Kemana ia lari? (Ayat 3) Apa sebabnya Yunus lari dari panggilan Tuhan? (ayat 10)
Pengajaran:
Mengapa orang lari dari Tuhan? Bisa jadi karena rasa marah, kecewa, kehilangan harapan atau ketidaktaatan yang disebabkan oleh harapan-harapan pribadi yang tidak tercapai. Dalam kisah Yunus, kita membaca bagaimana Yunus menolak panggilan Allah untuk menyampaikan hukuman Allah kepada penduduk Niniwe. Yunus menolak perintah Allah, bahkan lari ke kota Tarsis. Yunus tahu apa yang harus dilakukan, tetapi dia justru lari. Setelah diberikan kesempatan kedua, Yunus akhirnya mau melakukan perintah Allah (Yunus 3:1-2). Di dalam hidup ini kita seringkali juga bertindak dan mengambil keputusan sesuai kehendak kita sendiri, padahal seringkali kehendak Tuhan berbeda dengan kehendak kita. Baru setelah kita mengalami “kapal karam”, kita mulai mencari apa rencana Tuhan dan mau taat. Daripada harus mengalami seperti Yunus, bagaimana kalau kita mencari kehendak Allah lebih dahulu, lalu berjalan dengan ketaatan?
Bagaimana kita tahu rencana dan kehendak Allah? Yunus 1:3 berkata, “Yunus lari, jauh dari hadapan Tuhan”. Perhatikan, kata “jauh dari hadapan Tuhan” diulang hingga 2 kali menunjukkan pentingnya hal ini. Yunus gagal memenuhi kehendak Allah, karena jauh dari hadapan Tuhan. Jika Anda ingin tepat pada sasaran dalam panggilan Tuhan, tidak ada cara lain selain kita dekat di hadapan Tuhan. Hanya dekat di hadapan Tuhan yang akan membuat kita mengerti apa artinya hidup kita dan berjalan dalam kehendak Tuhan (Mazmur 145:18). Apapun rencana masa depan di dalam hidup kita, kita tidak akan pernah menggenapinya jika tidak dekat/intim dengan Allah.
Penerapan Pribadi:
1. Bagaimana hubungan Anda dengan Bapa di surga hari-hari ini?
2. Maukah Anda kembali membangun hubungan intim dengan Bapa?
3. Jika Anda memang sedang bergumul dengan panggilan/kehendak Allah, tidak ada cara lain selain datang mendekat selalu kepada Tuhan.
No comments:
Post a Comment