Wednesday, January 7, 2009

Penuntun Saat Teduh Pribadi 5-11 Januari 2009

SETIA DALAM RENCANA TUHAN
(Sumber diambil dari: Manna Surgawi)

Senin, 5 Januari

Manna Bukti Pemeliharaan Tuhan
Firman Hari Ini : Keluaran 16 : 1-4.

Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang dilakukan bangsa Israel kepada Musa dan Harun?
2. Apa yang ada dalam pikiran bangsa Israel?

Pengajaran:
Minggu itu Uci pulang agak siang karena di Sekolah Minggunya ada acara tambahan. Sesampainya di rumah, dia langsung masuk ruang makan. Tidak lama kemudian dia keluar sambil menggerutu,”Sudah siang begini nasinya belum masak, lauk juga tidak ada, tahu begini tadi aku jajan dulu.” ”Sabarlah nak, seharusnya kamu bersyukur karena Tuhan tetap memelihara kita.” kata ibunya.

Seperti Uci, demikianlah bangsa Israel. Bangsa Israel adalah bangsa yang tidak pernah bersyukur atas apa yang Tuhan lakukan untuk mereka, meskipun sudah mengalami begitu banyak mujizat dari pembelaan Tuhan atas mereka. Mereka tidak mau belajar dari pengalaman nenek moyang mereka. Pengalaman indah ketika Tuhan memelihara kehidupan Yakub dan keluarga besarnya pada saat terjadi kelaparan seharusnya menumbuhkan keyakinan di dalam diri bangsa Israel bahwa Tuhan pun akan memelihara mereka. Mereka lebih senang mati dengan menghadapi kenikmatan dunia daripada mati di dalam ketaatan kepada Tuhan (ayat 3). Seandainya perkataan itu ditujukan kepada kita sebagai ganti Musa dan Harun, bisa jadi kita akan bingung dan ketakutan. Bayangkan saja orang sebanyak itu merasa lapar dan tidak ada persediaan makanan. Dalam kondisi seperti itu, biasanya emosi mudah tersulut dan tindakan massa sulit dikendalikan. Tetapi, Tuhan tahu bagaimana menjawab perkataan yang ditujukan kepada Musa dan Harun itu. Tuhan mengirimkan manna sehingga mereka tidak mati kelaparan. Seberapa pun besarnya jumlah mereka, Tuhan tetap mau dan mampu memelihara kehidupan mereka.

Keadaan perekonomian saat ini memang sangat menggelisahkan. Kemampuan daya beli kita semakin berkurang karena tingginya harga barang-barang. Hal tersebut bisa membuat kita semakin takut. Tetapi, ingatlah, Tuhan tidak pernah berubah. Seberapa pun besarnya kebutuhan kita, Tuhan tidak pernah kewalahan memelihara kita, sebab ”kantong harta” Tuhan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan kita.

Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda mempunyai sikap hati yang bersungut-sungut dengan keadaan ekonomi saat ini? Marilah memeriksa hati Anda dengan jujur.
2. Mari renungkan dan hafalkan Filipi 4:19


Selasa, 6 Januari

Kelimpahan Adalah Sebuah Ujian
Firman Hari Ini : Keluaran 16:4-5; Ulangan 8:2.

Pertanyaan Perenungan:
1. Apa tujuan Tuhan memberkati umat Israel dengan manna? (ayat 4b)
2. Apa tujuan Tuhan menguji bangsa Israel? (Ulangan 8:2)

Pengajaran:
Seorang bapak bercerita, ”Beberapa waktu yang lalu, saya mengalami masalah yang sangat berat sehingga saya susah tidur. Bahkan saya pernah tidak tidur selama 2 hari penuh. Saya datang kepada teman dan dia memberikan tablet obat tidur setengah botol kecil. Saking kesalnya, saya minum semua obat tidur tersebut. Ternyata hal itu berdampak tidak baik bagi saya. Saya tidak bangun-bangun sekalipun sudah tidur sekitar 10 jam. Istri saya sudah mulai bingung. Untung saja saya tidak ’lewat’. Setelah bangun justru badan saya terasa tidak enak.” Obat tidur dalam jumlah yang berlebihan itu sebenarnya merupakan ujian bagi bapak tersebut, apakah dia mau menuruti aturan pemakaiannya atau tidak. Ketika dia tidak mengikuti aturan pemakaiannya dia hampir mengalami celaka.

Kisah di atas merupakan gambaran tentang sikap bangsa Israel ketika diberi manna. Hujan manna yang melimpah sebenarnya merupakan ujian Tuhan bagi bangsa Israel. (Kel. 16:4). Dengan berlimpahnya manna bukan berarti bangsa Israel bisa mengambil seenaknya. Ada aturan yang diberikan Tuhan untuk pengambilan manna tersebut, yaitu setiap orang hanya boleh mengambil segomer atau ± 3,6 liter sehari. Manna itu tidak boleh ditinggalkan sampai pagi. Tetapi, pada hari ke-6 setiap orang boleh mengambil 2 gomer dengan maksud untuk persediaan di hari Sabat, sebab pada hari Sabat tidak akan turun hujan manna. Inilah ujian bagi bangsa Israel. Ternyata, masih ada juga yang gagal di dalam menghadapi ujian itu dengan melanggar aturan yang diberikan Tuhan (Kel. 16: 20,27). Bisa dibayangkan kalau dalam menghadapi ujian ini saja mereka gagal, bagaimana mereka akan menghadapi ujian-ujian lain yang akan mereka hadapi? Terbukti bahwa pada akhirnya semua mereka gagal dan tidak diizinkan masuk ke Tanah Perjanjian.

Ketika mengalami kekurangan, kita pasti mengharapkan berkat Tuhan. Tetapi, kita perlu memahami bahwa ketika Tuhan memberkati kita, juga ada ujian di balik berkat yang kita terima itu. Ujian itu adalah apakah kita akan tetap rendah hati, bergantung kepada Tuhan dan berlaku murah hati. Keberhasilan menghadapi ujian-ujian tersebut akan menolong kita untuk berhasil juga di dalam menghadapi ujian-ujian lainnya. Hal yang sangat menyedihkan adalah ketika kita justru terjatuh karena berkat Tuhan yang kita terima.

Penerapan Pribadi:
1. Bagaimanakah sikap Anda saat diberkati dengan melimpah?
2. Sudahkah Anda menggunakan berkat Tuhan untuk memperluas Kerajaan Sorga?


Rabu, 6 Januari 2009

Sebuah Kesaksian Tentang Tuhan
Firman Hari Ini : Keluaran 16:6-12.

Pertanyaan Perenungan :
1. Apakah tujuan utama Tuhan saat Dia memberi mereka manna? (ayat 6)
2. Sesungguhnya siapa yang mendengar keluhan bangsa Israel? (ayat 8)

Pengajaran:
Suatu kali ada seorang bapak yang mendekati seorang gembala sebuah gereja dan berkata, ”Pak, kalau Komisi Remaja mau mengikuti acara Paskah bersama, pakai mobil saya saja.” Bapak gembala itu senang dan menyetujui usulan bapak itu, sebab ia memang sedang bingung memikirkan transportasi untuk jemaat yang mengikuti acara Paskah tersebut. Di kemudian hari ketika ada kebaktian Padang, bapak ini yang pertama kali menyediakan mobilnya untuk mengantar sebagian peserta. Dalam acara-acara lain dia selalu meminta istrinya untuk menyumbangkan makanan. Rumahnya pun sangat terbuka untuk tempat persekutuan. Dia juga menjadi salah satu donatur untuk program beasiswa di gereja. Setelah sekian lama, bapak gembala tiba pada kesimpulan bahwa bapak ini memang murah hati. Apa yang dilakukan bapak ini menjadi kesaksian tentang dirinya.

Ketika Tuhan memberikan hujan manna bagi bangsa Israel, sesungguhnya Dia sedang menunjukkan siapa diriNya. Dikatakan,”Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.” (Kel. 16:12). Sebutan TUHAN (Yahweh) menunjuk kepada Tuhan yang telah melakukan perbuatan-perbuatan ajaib, seperti menurunkan 10 tulah bagi bangsa Mesir, menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir dengan tiang awan dan tiang api, membelah Laut Teberau dan mengubah air pahit menjadi manis. Dia adalah Pribadi yang mahakuasa, lebih berkuasa daripada segala allah sembahan Mesir. Dia adalah Pribadi yang memahami kesulitan umatNya.

Mengetahui siapa Tuhan dengan pikiran adalah baik, tetapi jauh lebih baik mengenal Tuhan melalui pengalaman hidup kita. Ketika kesulitan-kesulitan kita teratasi, ketika pergumulan-pergumulan kita dijawab, ketika kekurangan-kekurangan kita tercukupi, ketika tubuh kita disembuhkan dari penyakit, ingatlah bahwa semua itu adalah pekerjaan Tuhan yang menunjukkan siapa diriNya. Allah itu kasih dan kasihNya baru setiap pagi. Tuhan itu peduli terhadap kita. Tuhan itu mahakuasa dan sanggup mengatasi setiap masalah yang kita hadapi. Perbuatan Tuhan bagi kita umatNya mengukuhkan kesaksian tentang siapa diriNya yang sesungguhnya.

Penerapan Pribadi:
1. Apakah kita sudah membuat berkat Tuhan menjadi suatu kesaksian bagi orang di sekitar kita?
2. Sudahkah hati kita melimpah dengan syukur?


Kamis, 8 Januari 2009

Sebuah Latihan
Firman Hari Ini : Roma 5: 1-11

Pertanyaan Perenungan:
1. Mengapa kita harus bermegah dalam penderitaan / ujian hidup ? (Ayat 3-5)
2. Renungkan juga 1 Petrus 5:10. Apakah yang Tuhan akan lakukan setelah kita melewati ujian hidup? Catatlah hal-hal yang Tuhan singkapkan bagi Anda.

Pengajaran:
Sebuah peribahasa berbunyi,”Lebih baik mandi keringat saat latihan daripada mandi darah saat bertempur.” Peribahasa ini biasa digunakan di dunia olahraga atau di dunia militer. Peribahasa ini menekankan pentingnya latihan. Seorang olahragawan harus berlatih keras supaya tidak malu karena kalah saat pertandingan. Seorang tentara harus berlatih keras supaya tidak gugur atau terluka di medan pertempuran. Latihan sangat dibutuhkan untuk bisa menikmati hal yang menyenangkan di kemudian hari.
Pemberian manna sebenarnya merupakan latihan bagi bangsa Israel. Ini adalah sebuah latihan iman dan pengharapan bagi bangsa Israel. Empat puluh tahun makan manna bukanlah waktu yang singkat dan bisa membuat mereka bosan. Selama itu bangsa Israel diharapkan tetap beriman dan berharap bahwa suatu hari kelak Tuhan akan memberikan yang lebih baik.
Di samping latihan iman, pemberian manna juga merupakan latihan karakter. Aturan pengambilan manna segomer sehari untuk tiap orang, melatih mereka untuk tidak serakah dan ”nrimo” atas pemberian Tuhan. Ini bukan berarti menghilangkan semangat kerja keras yang memang diperlukan untuk kehidupan ini. Ini dimaksudkan supaya bangsa Israel tidak mudah mengeluh.
Pemberian manna juga melatih mental bangsa Israel. Saat itu bangsa Israel masih bermental pecundang atau pengecut. Sedikit menghadapi masalah mereka ingin pulang ke Mesir. Pemberian manna menolong mereka untuk memahami bahwa masalah bisa diatasi bersama Tuhan. Andai saja bangsa Israel berhasil menjalani latihan-latihan itu dengan baik, maka mereka akan masuk Tanah Kanaan dengan kepala tegak, tetapi tidak membusungkan dada (sombong) dan siap menikmati berkat yang luar biasa di tanah tersebut.
Terkadang berkat Tuhan yang kita terima tidak seperti yang kita doakan atau harapkan. Itu artinya Tuhan sedang melatih iman, karakter dan mental kita. Tuhan lebih mengutamakan membentuk karakter kita menjadi pemenang yang tangguh; Dia tidak ingin sekedar memberkati kita. Maukah kita tetap mensyukuri berkat yang sementara ini kita terima? Tuhan tahu kapan kita siap menerima apa yang kita doakan. Sebab itu bertekun dan bersabarlah.

Penerapan Pribadi:
Bagaimana sikap Anda saat mengalami ujian hidup? Apakah Anda tetap tekun berdoa, beriman dan berharap menerima apa yang Anda doakan? Atau, Anda justru menjadi undur karenanya? Ujilah hati Anda baik-baik.


Jumat, 9 Januari 2009

Belajar Hidup Dari Firman Tuhan
Firman Hari Ini : Ulangan 8: 1-20

Pertanyaan Perenungan:
1. Apakah kunci utama dari kehidupan? (Ayat 3)
2. Apa maksudnya ’manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan’?

Pengajaran:
Ketika menceritakan ulang kisah perjalanan bangsa Israel di padang gurun, Musa berkata, ”Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenk moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.”(Ul. 8:3). Perkataan ini mengandung 2 hal penting, yaitu:
1. Kehidupan manusia tidak hanya terdiri dari jasmani saja, tetapi juga rohani dan jiwani. Roti memang diperlukan untuk kehidupan jasmani, tetapi tidak bisa membantu kehidupan rohani dan jiwani. Roh dan jiwa manusia bisa hidup hanya dengan firman Tuhan. Manusia memperoleh kehidupan kekal karena menerima firman Tuhan. Manusia disembuhkan dan disegarkan jiwanya karena menerima firman Tuhan.
2. Bukan alam yang memberi makanan kepada manusia, tetapi Tuhan melalui alam. Manna yang turun kepada bangsa Israel terjadi bukan karena langit membuat lalu menuangkannya. Manna turun kepada bangsa Israel karena perintah (firman) Tuhan. Menarik untuk memperhatikan anak kalimat,”Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.” Itu artinya bahwa Tuhan turut bekerja supaya manna yang dimakan bangsa Israel itu bisa memberi mereka kehidupan. Dalam kisah pencobaan yang dilakukan iblis kepada Yesus, Yesus menolak untuk mengubah batu manjadi roti. Yesus tahu bahwa perintah itu hanya perintah iblis dan Tuhan tidak memerintahkanNya (Matius 4:4).
Mungkin saat ini kita sedang kebingungan tentang kehidupan jasmani kita. Mari kita melihat hal lain yang sangat penting, yaitu roh dan jiwa kita. Sudahkah roh dan jiwa kita diberi makan firman Tuhan secara teratur? Juga, janganlah kita beranggapan bahwa alam inilah yang memberi kehidupan kepada kita, karena sebenarnya Tuhanlah yang memerintahkan alam untuk menyediakan makanan bagi kehidupan kita. Sebenarnya Tuhan turut bekerja di dalam segala perkara untuk memelihara kita.

Penerapan Pribadi:
1. Sudahkah Anda memiliki hati yang mencintai firman Tuhan?
2. Sudahkah Anda berfokus kepada hal-hal yang rohani?


Sabtu, 10 Januari 2009

Hanya Sementara
Firman Hari Ini : Roma 8: 18-30

Pertanyaan Perenungan:
Renungkanlah ayat 18 baik-baik. Apa yang Tuhan katakan secara khusus kepada Anda? Catatlah dan ijinkanlah firman ini mengubah hati Anda.

Pengajaran:
Suatu kali ada seorang hamba Tuhan pelayanan ke sebuah desa yang membawa banyak kenangan, salah satunya adalah saat ia makan nasi jagung. Perut hamba Tuhan ini tidak terbiasa dengan nasi jagung. Jadi, kalau habis makan nasi jagung, sekitar satu jam kemudian perutnya akan bermasalah. Saat itu pasti ia bertanya dalam hati,”Kapan ya bertemu nasi?” Tetapi, suatu kali terpikirkan olehnya,”Tetapi, mengapa jemaat tidak pernah sedikit pun mengeluh ya meskipun makan nasi jagung?” Lalu ia bertanya kepada seorang ibu,”Bu, apa tidak bosan makan nasi jagung?” ”Tidak, ini juga sementara, nanti kalau bisa berhasil tanam padinya, kami juga makan nasi lagi,” jawabnya singkat. Ada dua kata penting dari jawaban ibu itu, yaitu ’hanya sementara’.
Bangsa Israel berada di padang gurun sekitar 40 tahun lamanya. Selama itu pula mereka makan manna (Keluaran 16:35). Mungkin mereka bosan, mungkin mereka berkata,”Manna lagi, manna lagi.” Tetapi Tuhan berjanji tidak selamanya bangsa Istael akan makan manna dan janjiNya itu dibuktikan di kemudian hari. ”Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.” (Yosua 5:12). Memang, 40 tahun adalah waktu yang cukup lama, tetapi manna bukanlah berkat akhir bagi bangsa Israel, itu hanya sementara saja. Kalau bangsa Israel terus memandang waktu demi waktu di mana mereka merasakan penderitaan, maka mereka akan merasa sangat lama. Tetapi, kalau mereka tetap memandang rencana Tuhan secara keseluruhan, mereka akan melalui waktu penderitaan itu dengan cepat.
Betapa banyak orang yang mengira bahwa penderitaan adalah akhir dari segala-galanya. Ini terbukti dengan banyaknya kasus bunuh diri. Apakah Anda juga merasa bahwa sepertinya Anda terus berada dalam kesulitan? Apakah Anda merasa seakan-akan tidak ada jalan keluar bagi masalah Anda? Ingat manna! Itu hanya sementara! Tuhan tidak akan membiarkan Anda terus berada di dalam kesulitan. Tuhan akan memberikan jalan keluar bagi masalah yang Anda hadapi. Tuhan tidak pernah berubah, Dia tetap setia dan akan menepati janjiNya kepada Anda. Tunggu tanggal mainnya! Hidup dalam kesulitan memang tidak menyenangkan, tapi pikirkanlah bahwa semua itu ada akhirnya.

Penerapan Pribadi:
Dimanakah fokus perhatian Anda? Pada masalah atau pada rencana Tuhan atas hidup Anda?
Janganlah berputus asa dengan kesulitan yang sedang Anda alami, karena Tuhan punya rencana yang indah. Roma 8:28.


Minggu, 11 Januari 2009

Yesus, Manna Rohani
Firman Hari Ini : Yohanes 6:35, 48-51, 58.

Pertanyaan Perenungan:
Apa yang terjadi pada mereka yang datang kepada Yesus?

Pengajaran:
Sepanjang pelayananNya di bumi, Tuhan Yesus sering mengungkapkan pernyataan yang dianggap sangat kontroversial. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan masalah makanan (Yoh. 6:35). Pernyataan ini sangat membingungkan orang Yahudi, apalagi Tuhan Yesus melanjutkan pernyataanNya dengan pernyataan yang lebih kontroversial lagi, yaitu Dia turun dari Sorga. Pernyataan-pernyataan Tuhan Yesus di bagian ini merupakan perbandingan sekaligus penggenapan tentang manna. Ada 3 hal penting yang bisa kita mengerti melalui pernyataan-pernyataan Yesus yang berkaitan dengan manna:
1. Turun dari Sorga
Manna yang diberikan kepada bangsa Israel berasal dari Sorga. Dengan kata lain, manna itu berasal dari Tuhan bukan dari Musa, pemimpin bangsa Israel yang terus menjadi kebanggan mereka sepanjang zaman (Yoh. 6:32). Tuhan Yesus juga turun dari Sorga karena diutus Bapa (Yoh 6:38).
2. Memberi Kehidupan
Manna yang diberikan Tuhan itu memberi hidup jasmani bagi bangsa Israel. Tuhan Yesus datang memberi hidup rohani bagi dunia (Yoh.6:33; 10:10b)
3. Hasil Akhir
Bangsa Israel yang telah makan manna itu sudah mati semuanya, karena manna hanya memberikan hidup jasmani yang sementara. Sedangkan untuk kehidupan rohani mereka, manna tidak memberikan jaminan. Tetapi, orang-orang yang menerima Tuhan Yesus tidak akan mati rohaninya, walaupun tetap mengalami kematian jasmani (Yoh. 6:49-51).
Jangan takut dan putus asa seandainya kita mengalami kesulitan jasmani, sebab Tuhan yang menurunkan manna bagi bangsa Israel itu sanggup memelihara hidup kita. Terlebih dari itu, marilah kita bersukacita karena Tuhan Yesus sudah menjamin kehidupan rohani kita. Manna Perjanjian Lama untuk hidup jasmani, manna Perjanjian Baru untuk hidup rohani dan Tuhan memberikan kedua-duanya bagi kita.

Penerapan Pribadi:
Apakah Yesus telah menjadi manna rohani bagi Anda selama ini?
Jika belum, langkah apa yang akan Anda ambil ?

No comments: