Saturday, January 17, 2009

Burung Kolibri Biru

INSPIRATIONAL STORY

Pada jaman dahulu hiduplah seorang pemuda. Pemuda itu adalah seorang anak yang periang dan tidak peduli terhadap sekelilingnya. Ia mempunyai sahabat kecil yang istimewa, yaitu seekor burung kolibri biru. Ia tidak mempunyai banyak sahabat karib, namun keduanya merupakan sahabat karib yang tak terpisahkan.

Pemuda itu demikian sayangnya kepada si kolibri biru, sehingga ia membuat rumah-rumahan untuk burung tersebut. Si kolibri birupun menyayangi pemuda sahabatnya tersebut dan selalu terbang mengikuti ke mana saja si pemuda pergi. Sejalan dengan berlalunya waktu, kasih sayang di antara mereka berdua juga semakin bertambah-tambah.

Sampai suatu hari pemuda tersebut bertemu dengan seorang gadis yang cantik di sekolah. Gadis tersebut bermata biru dan memiliki senyum yang menawan. Saat itu acara pesta dansa terbesar sepanjang tahun akan berlangsung. Si pemuda berpikir keras bagaimana caranya mengajak si gadis untuk menjadi pasangannya di pesta dansa tersebut. Sepanjang hari ia mengumpulkan segenap keberaniannya.

Akhirnya, saat sekolah usai, ia menghampiri gadis itu dan mengajaknya ke pesta dansa.
Gadis ini adalah seorang gadis yang ramah, baik hati dan populer di sekolahnya. Dia merasa tidak enak jika harus selalu bersama dengan pemuda itu yang begitu memperhatikannya, karena ada banyak pemuda lain yang juga ingin mengajaknya pergi ke pesta dansa. Dia tidak mau dianggap pilih kasih, maka dia memberikan syarat kepada pemuda itu, bahwa gadis itu bersedia diajak ke pesta dansa jika si pemuda membawakannya setangkai mawar merah.
Hal ini mematahkan hati si pemuda, sebab ia tahu bahwa di daerahnya tidak pernah ada mawar berwarna merah. Yang ada hanya mawar putih saja. Si pemuda menggerutu sepanjang jalan menuju rumahnya. Dia tak habis berpikir, mengapa si gadis tidak meminta mawar putih saja. Ada ratusan bunga mawar putih yang terhampar di halaman depan rumahnya.

Ia tidak menyadari bahwa sahabatnya, si burung kolibri, terbang mengikutinya yang sedang menyesali nasib. Si kolibri demikian menyayanginya, sehingga ia tahu bahwa sahabatnya itu sedang dirundung masalah. Burung tersebut terbang mendekat, sementara si pemuda meneruskan gerutunya sepanjang jalan. Jelaslah sudah bagi si kolibri bahwa sahabatnya itu sedang mengalami masalah yang amat serius. Burung itu tidak dapat beristirahat sepanjang malam. Ia memikirkan bagaimana cara menolong sahabatnya tersebut.

Akhirnya, saat fajar menyingsing, si burung mendapatkan cara bagaimana ia dapat menolong si pemuda. Burung kolibri kecil itu terbang ke arah semak-semak mawar seraya mencari mawar putih paling besar, yang batang berdurinya terletak tepat di atas bunganya. Setelah menemukannya, ia terbang menabrakkan dirinya yang kecil itu ke arah duri tersebut dengan segenap kekuatan sayapnya. Duri tersebut menusuk tubuhnya sedemikian rupa sehingga kesakitanlah ia. Tetesan darahnya pun mengucur membasahi kelopak bunga mawar putih tersebut.

Ketika si pemuda bersiap-siap pergi ke sekolah, dilihatnya setangkai mawar berwarna merah ada di tengah-tengah semak bunga mawar putih. Ia tidak dapat mempercayai matanya. Ia berlari ke arah mawar merah tersebut serta mencabut tangkainya. Dalam suka citanya ia tidak melihat seonggok tubuh kecil tak bernyawa yang tergeletak di tengah genangan darah di bawah semak-semak.

Dengan gembiranya ia membawa mawar merah itu ke sekolah. Sebelum ia sampai di sekolah, sekumpulan anak muda yang sedang bermain sepak bola di lapangan memanggilnya untuk turut bermain bola dengan mereka. Jawaban pertama yang terlintas di benaknya adalah menolak ajakan tersebut, karena ia memiliki urusan yang lebih penting untuk dilakukan dari hanya sekedar bermain bola.

Namun, anak-anak tersebut terus mendesaknya bermain, sebab mereka sangat membutuhkan dirinya agar jumlah pemain sepak bola itu menjadi genap. Ia melihat ke arah mawar merah, kemudian berpaling ke arah anak-anak itu, lalu kembali menoleh ke arah mawar merah.
Akhirnya ia berkata kepada dirinya sendiri, "Ah!!! Gadis itu toh tidak terlalu suka pergi denganku. Apalagi, mngajaknya pun harus memakai syarat pula.” Ia lalu membuang mawar merah tersebut dan berlari ke arah kerumunan anak-anak untuk turut bermain sepak bola.
Cerita di atas menggambarkan hidup kita. Pemuda tersebut ialah gambaran diri kita sehari-hari. Burung kolibri menggambarkan Yesus Kristus, gadis menggambarkan kehidupan kekal, mawar merah melambangkan pertobatan, dan sepak bola melambangkan hal-hal duniawi yang seringkali kita anggap sangat penting dalam kehidupan, namun sesungguhnya tidak berarti apa-apa, sayangnya kita seringkali terpikat olehnya sehingga membuang apa yang sesungguhnya sangat berharga dalam hidup ini. Bagaimana kita menanggapinya? (Anonim-net)

No comments: