FOKUS KITA
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.- Lukas 18:1
Doa adalah hal yang mutlak untuk kehidupan kekristenan yang berhasil. Kuasa Allah dilepaskan ketika kita berdoa: kuasa untuk mengikat dan melepaskan, untuk melarang dan mengijinkan. Karena itu, tanggung jawab terbesar bagi orang percaya adalah berdoa dengan tidak jemu-jemu.
Ketika Yesus turun ke neraka, Dia merebut kembali kuasa dan otoritas yang telah dicuri oleh Iblis dan memberikannya kepada kita. Kita adalah mitra Tuhan di muka bumi. Jika kita gagal berdoa, kita sama dengan mengikat tangan Tuhan dan membatasi Dia. Semakin kita berjalan dengan Tuhan, pengenalan kita akan Tuhan harus semakin bertambah. Demikian pula dengan pengertian kita mengenai doa dan kehidupan doa kita; sehingga kita bisa bertumbuh dari iman ke iman, dari kemuliaan ke kemuliaan, dan melihat kemenangan demi kemenangan terjadi dalam kehidupan kita.
Ada tujuh peraturan dasar untuk doa yang didengar dan dijawab Tuhan, yaitu:
1. Minta kepada Allah Bapa sorgawi di dalam nama Yesus (Yohanes 16:23-24).
Yesus berkata bahwa apapun yang kita minta kepada Allah Bapa di dalam nama Tuhan Yesus, akan diberikan-Nya kepada kita. Kita meminta di dalam nama Yesus karena di dalam nama Yesus ada otoritas, yaitu hak untuk memakai kuasa.
2. Percaya bahwa Anda sudah menerima apa yang Anda minta dan doakan (Markus 11:24)
Saat kita meminta, kita percaya bahwa doa kita didengar dan dijawab Tuhan (Markus 11:24). Mengapa? Karena kita meminta sesuai firman Tuhan, yang adalah ya dan amin. Tuhan selalu menggenapi janji-Nya. Jadi ketika kita meminta berdasarkan firman Tuhan, kita percaya bahwa apa yang kita minta sudah kita terima, maka kita akan menerima apa yang kita percayai.
3. Lepaskan pengampunan sebelum Anda berdoa (Markus 11:25-26).
Hati yang penuh kebencian, kemarahan, kekecewaan, kepahitan, dendam membuat kita tidak bisa berdoa secara efektif dan tidak bisa mengekspresikan pujian penyembahan kepada Tuhan dengan sepenuh hati. Karena itu, bersihkan diri dari emosi-emosi tersebut dan ampuni sesama Anda agar Tuhan juga mengampuni kita.
4. Andalkan Roh Kudus dalam kehidupan doa kita (Roma 8:26).
Kita menghemat banyak waktu, energi dan pikiran jika kita mengikuti pimpinan Roh Kudus dalam kehidupan doa kita. Berdoa tidak bisa hanya mengandalkan pikiran dan intelek Anda.
5. Membangun diri dalam iman yang paling suci dan berdoa di dalam Roh Kudus (Yudas 1:20)
Bahasa roh memampukan kita berdoa dengan intens di atas kemampuan alamiah kita. Saat kita berbahasa roh, kita masuk ke alam supranatural Tuhan.
6. Berdoa syafaat (Roma 8:27).
Doa syafaat ( intercession) adalah level doa yang paling tinggi. Inti dari doa syafaat adalah berdoa bagi orang lain. Berdoalah mengikuti tuntunan Roh Kudus ( unction) kapanpun Roh Kudus menggerakkan kita untuk berdoa.
7. Memupuk hubungan yang baik dengan sesama dan antara suami isteri, secara alkitabiah (1 Petrus 3:1-8).
Doa menjadi tidak efektif ketika hubungan suami istri buruk. Rasul Petrus menggambarkan bagaimana seharusnya sikap suami terhadap istri dan sebaliknya. Para suami hendaknya memperlakukan istri dengan bijaksana dan penuh pertimbangan (consideration), menghormati istri sebagai pihak yang lebih lemah secara fisik, bukan secara mental dan rohani. Istri adalah mitra suami yang sejajar, penolong suami yang sepadan. Karena suami dan istri adalah pewaris bersama di dalam Kristus yang memperoleh kasih karunia yang sama. Hubungan adalah segalanya. Oleh sebab itu kita harus memperlakukan satu sama lain dengan berbelas kasihan, sopan, lemah lembut dan dengan rendah hati. (oleh: Ap. Indri Gautama/www.mmmindo.org)
Saturday, July 3, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
I apologise, but, in my opinion, you are mistaken. I suggest it to discuss. Write to me in PM.
Post a Comment