FOKUS KITA
Mazmur Daud.
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,
Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,
aku tidak takut bahaya,
sebab Engkau besertaku;
gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku,
di hadapan lawanku;
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;
pialaku penuh melimpah.
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku,
seumur hidupku;
dan aku akan diam dalam rumah TUHAN
sepanjang masa.
(Mazmur 23:1-6)
“Bagaimanakah aku dapat melalui hari-hari tersulit yang membentang di depanku? Dari manakah datang pertolonganku dan bagaimana aku dapat meluputkan diriku dari bahaya bahkan maut yang mengancam hidupku?”
Mungkin pertanyaan-pertanyaan seperti itu sedang bermain di benak Anda saat ini, namun ingatlah janji-janji Allah, percayai itu dan imani bahwa Ia adalah Gembala yang akan memelihara kita. Ia menuntun dan memberi makan umatNya, bahkan kadang-kadang dengan cara yang tidak pernah terpikirkan oleh kita, seperti yang pernah dialami oleh John Craig.
John Craig lahir di Skotlandia pada tahun 1512, belajar di Universitas St. Andrews dan kemudian melayani Tuhan. Karena usahanya untuk semakin mengenal Kristus, ia akhirnya ditangkap dan dibawa sebagai tawanan ke Roma. Bukan hanya sebagai tawanan, ia bahkan dijatuhi hukuman mati. Malam itu, tahun 1559, sementara menantikan eksekusi yang akan dijalaninya pada keesokan harinya, Craig mendengar berita bahwa Paus Paulus IV meninggal. Sudah menjadi kebiasaan bahwa jika Paus meninggal, maka penjara-penjara di Roma akan dibuka dan tahanan dibebaskan untuk sementara. Craig melihat itu sebagai kesempatan untuk membebaskan diri, sehingga ia melarikan diri kesebuah penginapan di pinggir kota. Para prajurit tidak tinggal diam, mereka mengejar dan pemimpin pasukan berhasil menangkapnya. Pemimpin pasukan itu menatap lama wajah Craig, kemudian berkata: “Kamu ingat ketika menolong seorang serdadu yang terluka di Bologna dulu? Sayalah serdadu itu. Ini saatnya saya membalas budi baikmu, jadi sekarang kau bebas,” katanya. Pemimpin pasukan itu memberikan sejumlah uang kepada Craig dan menunjukkan kepadanya jalan untuk melarikan diri. Untuk menghindari jalan umum, Craig mengambil jalan memutar dan dengan uang yang diberikan oleh pemimpin pasukan itu, ia membeli makanan. Ketika sendirian di hutan dengan kantong yang sudah kosong dan semangat yang patah, Craig merenung. Tiba-tiba ia mendengar bunyi langkah mendekatinya. Ia menjadi takut, tetapi saat melihat kebelakang ternyata ada seekor anjing membawa dompet di mulutnya dan mengibas-ngibaskan ekornya. Craig takut jebakan sehingga ia mengusir anjing tersebut, tetapi anjing itu bersikeras mengibaskan ekornya dan meninggalkan dompet itu di pangkuannya. Dengan uang tersebut ia bisa tiba di Austria, dan setelah Kaisar Maximilian mendengar khotbahnya, ia memberikan perlindungan kepadanya. Craig memberitakan Injil sampai ajal menjemputnya di usia 88 tahun.
Pemeliharaan Tuhan selalu terbukti dan Ia akan memakai berbagai cara untuk menolong anak-anakNya. Gembala yang baik itu tidak akan membiarkan domba-dombaNya terlantar. Apakah yang membuat Anda kuatir saat ini? Ketika keadaan menjadi sulit, Ia ada untuk menolong kita. Sebuah kalimat bijak ini hendaknya menguatkan kita: “Keajaiban terjadi ketika kuasa Allah bertemu dengan iman kita.” Mari buka mata iman kita lebar-lebar, pegang teguh janji-janjiNya, bertekunlah dalam pengharapan dan setialah melakukan bagian kita. Dia adalah gembala yang baik, yang tahu persis untuk memberikan apa yang dibutuhkan dan dirindukan kita, domba-domba kesayanganNya tepat pada waktunya. (l@/internet)
Saturday, September 26, 2009
Potret Kasih Sejati
DARI KITA UNTUK KITA
Saya mengenal sebuah keluarga yang diguncang oleh ketidaksetiaan sang suami. Dia pergi dengan wanita lain hampir secepat tinta di atas surat pernikahannya mengering. Sang istri dapat mengendus ketidaksetiaannya. Kekecewaan pun menyelinap dalam hatinya. Dia mulai mencurigai setiap tindak tanduk suaminya.
Karena sang suami tidak mau disalahkan –sekalipun dia memang bersalah–, dia menyerang sang istri dengan kata-katanya yang tajam dan hal itu menyakiti hati istrinya lebih lagi. Saat kekecewaannya memuncak, sang istri menjadi tawar hati dan tak punya semangat hidup. Suatu kali, dia meminum obat dalam dosis sangat banyak dengan harapan dapat meninggalkan dunia dan tidak lagi dirongrong kekecewaan yang mendalam. Namun Tuhan memiliki sebuah rencana lain. Dia segera ditemukan, dibawa ke rumah sakit terdekat dan para dokter berhasil menyelamatkan nyawanya. Dia masih mengasihi suaminya dengan sepenuh hati saat ini sekalipun sang suami masih belum menunjukkan perubahan yang sangat berarti selama 32 tahun pernikahan mereka. Sekalipun begitu, sang istri terus membawa korban ucapan syukurnya kepada Penulis hidupnya. Dia belajar untuk mengenal Cinta Sejatinya, mempercayai rancangan Bapa-Nya, hidup dalam kasih karunia-Nya hari demi hari, mengasihi tanpa syarat, dan bersyukur dalam segala keadaan.
Bagi saya, dia adalah potret kasih sejati di dunia yang rusak ini. Seorang pahlawan bagi saya. Ya, dia memiliki kekurangan, tetapi pada akhirnya, dia akan menjadi seperti permata yang berkilauan.
Dalam hidup kita sehari-hari mungkin kita tidak mengalami apa yang dialami sang istri dalam keluarga itu, namun kekecewaan bukanlah barang baru bagi kita. Kita kecewa oleh banyak hal yang tidak sesuai harapan kita.
Kekecewaan yang saya hadapi beberapa waktu yang lalu membuat saya tergoda untuk mundur dari pelayanan. Saya berpikir saya akan tetap berfungsi sekalipun tanpa jabatan apapun dalam gereja, dan saya bukan orang yang gagal. Akan tetapi, lewat cuplikan film Passion of the Christ Tuhan menguatkan saya, bahwa Dia tidak berhenti sekalipun Dia sangat kesakitan. Sekalipun orang-orang –yang untuk mereka Ia rela mati– mengejek bahkan menghinaNya, Ia tetap berjalan tersaruk-saruk menuju Golgota dan tetap mengasihi mereka. Saya sangat tertempelak. Apa yang saya alami tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang dialamiNya. Saya belum mengasihi orang lain seperti diri saya sendiri.
Yesus sanggup karena kasihNya. KasihNyalah yang memampukan saya untuk terus maju –dengan berjalan ataupun merangkak– mengasihi orang lain tanpa syarat, menerima mereka apa adanya, menolong mereka tanpa lelah.
Kasih adalah…
Saat engkau tahu pasanganmu tidak setia
Namun engkau masih mengasihinya dan tidak meninggalkannya
Kasih adalah…
Saat engkau merasa engkau tidak dapat berjalan lagi
Namun engkau tetap berjalan maju demi kebaikan seseorang
Kasih adalah…
Saat seseorang mengecewakan engkau
Namun engkau masih mempercayainya
Kasih adalah…
Saat seseorang tak dapat memberimu apapun
Namun engkau menerima dia apa adanya
Kasih adalah…
Saat engkau mengetahui kekurangan seseorang
Namun engkau tetap mendukung dan memberkati dia
Kasih adalah…
Saat engkau tahu seseorang berjalan ke arah yang salah
Dan engkau memberitahu dia jalan yang benar
Kasih adalah…
Saat seseorang membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri
Dan engkau memberikan hal itu kepadanya
Kasih adalah…
Saat aku melihatmu tersenyum
Dan aku tersenyum bersamamu
Kasih adalah…
Saat engkau menangis
Dan aku turut menangis bersamamu
Kasih adalah…
Bersukacita dan menanggung beban bersama-sama
Tahu bahwa kita satu Tubuh
Diciptakan untuk menjadi satu
Dan bersama-sama kita mempermuliakan nama Tuhan
Di generasi kita (dra)
Saya mengenal sebuah keluarga yang diguncang oleh ketidaksetiaan sang suami. Dia pergi dengan wanita lain hampir secepat tinta di atas surat pernikahannya mengering. Sang istri dapat mengendus ketidaksetiaannya. Kekecewaan pun menyelinap dalam hatinya. Dia mulai mencurigai setiap tindak tanduk suaminya.
Karena sang suami tidak mau disalahkan –sekalipun dia memang bersalah–, dia menyerang sang istri dengan kata-katanya yang tajam dan hal itu menyakiti hati istrinya lebih lagi. Saat kekecewaannya memuncak, sang istri menjadi tawar hati dan tak punya semangat hidup. Suatu kali, dia meminum obat dalam dosis sangat banyak dengan harapan dapat meninggalkan dunia dan tidak lagi dirongrong kekecewaan yang mendalam. Namun Tuhan memiliki sebuah rencana lain. Dia segera ditemukan, dibawa ke rumah sakit terdekat dan para dokter berhasil menyelamatkan nyawanya. Dia masih mengasihi suaminya dengan sepenuh hati saat ini sekalipun sang suami masih belum menunjukkan perubahan yang sangat berarti selama 32 tahun pernikahan mereka. Sekalipun begitu, sang istri terus membawa korban ucapan syukurnya kepada Penulis hidupnya. Dia belajar untuk mengenal Cinta Sejatinya, mempercayai rancangan Bapa-Nya, hidup dalam kasih karunia-Nya hari demi hari, mengasihi tanpa syarat, dan bersyukur dalam segala keadaan.
Bagi saya, dia adalah potret kasih sejati di dunia yang rusak ini. Seorang pahlawan bagi saya. Ya, dia memiliki kekurangan, tetapi pada akhirnya, dia akan menjadi seperti permata yang berkilauan.
Dalam hidup kita sehari-hari mungkin kita tidak mengalami apa yang dialami sang istri dalam keluarga itu, namun kekecewaan bukanlah barang baru bagi kita. Kita kecewa oleh banyak hal yang tidak sesuai harapan kita.
Kekecewaan yang saya hadapi beberapa waktu yang lalu membuat saya tergoda untuk mundur dari pelayanan. Saya berpikir saya akan tetap berfungsi sekalipun tanpa jabatan apapun dalam gereja, dan saya bukan orang yang gagal. Akan tetapi, lewat cuplikan film Passion of the Christ Tuhan menguatkan saya, bahwa Dia tidak berhenti sekalipun Dia sangat kesakitan. Sekalipun orang-orang –yang untuk mereka Ia rela mati– mengejek bahkan menghinaNya, Ia tetap berjalan tersaruk-saruk menuju Golgota dan tetap mengasihi mereka. Saya sangat tertempelak. Apa yang saya alami tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang dialamiNya. Saya belum mengasihi orang lain seperti diri saya sendiri.
Yesus sanggup karena kasihNya. KasihNyalah yang memampukan saya untuk terus maju –dengan berjalan ataupun merangkak– mengasihi orang lain tanpa syarat, menerima mereka apa adanya, menolong mereka tanpa lelah.
Kasih adalah…
Saat engkau tahu pasanganmu tidak setia
Namun engkau masih mengasihinya dan tidak meninggalkannya
Kasih adalah…
Saat engkau merasa engkau tidak dapat berjalan lagi
Namun engkau tetap berjalan maju demi kebaikan seseorang
Kasih adalah…
Saat seseorang mengecewakan engkau
Namun engkau masih mempercayainya
Kasih adalah…
Saat seseorang tak dapat memberimu apapun
Namun engkau menerima dia apa adanya
Kasih adalah…
Saat engkau mengetahui kekurangan seseorang
Namun engkau tetap mendukung dan memberkati dia
Kasih adalah…
Saat engkau tahu seseorang berjalan ke arah yang salah
Dan engkau memberitahu dia jalan yang benar
Kasih adalah…
Saat seseorang membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri
Dan engkau memberikan hal itu kepadanya
Kasih adalah…
Saat aku melihatmu tersenyum
Dan aku tersenyum bersamamu
Kasih adalah…
Saat engkau menangis
Dan aku turut menangis bersamamu
Kasih adalah…
Bersukacita dan menanggung beban bersama-sama
Tahu bahwa kita satu Tubuh
Diciptakan untuk menjadi satu
Dan bersama-sama kita mempermuliakan nama Tuhan
Di generasi kita (dra)
INFO KITA 27 September 2009
Persembahan 13 September 2009
Perpuluhan: Rp. 14.985.400
Diakonia: Rp. 636.000
Misi: Rp. 2.521.000
Investasi Iman Healing Center: Rp. 150.000
Untuk Rumah Kehidupan: Rp. 50.000
INVESTASI IMAN ESC 2009
Bagi peserta ESC 2009 lalu yang telah berkomitmen untuk memberikan Investasi Iman harap segera merealisasikan komitmennya. Realisasi dapat dilakukan dengan memasukkan kontribusi Sdr. ke dalam amplop persembahan dan menuliskan keterangan di slip persembahan, pos Lain2: Realisasi Investasi Iman ESC 2009.
Terima kasih atas perhatian dan realisasi investasi iman Sdr.
DATA ULANG TAHUN JEMAAT
Bagi seluruh jemaat KrisPen yang data ulang tahunnya belum tercantum dalam Warta Kita setiap akhir bulan (sesuai bulan kelahiran masing-masing), harap segera memberitahukannya kepada Sdr. Bayu atau Sdri. Lia di 031-3823490, pada jam kerja sekretariat gereja.
LIBUR IBADAH KAUM WANITA
Ibadah Kaum Wanita pada hari Rabu, 30 September 2009 LIBUR. Ibadah Kaum Wanita akan dimulai kembali pada hari Rabu, 7 Okteber 2009.
Harap diperhatikan!
TRAINING PEMBINA
CHAMPION GATHERING (CG)
Seluruh PJ, PA, PKS, Supervisor & Pembina SPK Pemenang WAJIB mengikuti pelatihan dan doa bersama Pembina CG yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 1 Oktober 2009, pukul 19.00 WIB di Gedung Ibadah Krispen.
IBADAH RAYA GABUNGAN
Sehubungan dengan pelaksanaan Champion Gathering SPK Pemenang, maka Ibadah Raya Family, Youth & Teen pada hari Minggu, 4 Oktober 2009 DIGABUNG pada pukul 08.00 WIB.
TEMU PKS SELURUH USIA
Seluruh PJ, PA & PKS WAJIB hadir pada pertemuan bersama yang akan diselenggarakan pada hari Kamis, 8 Oktober 2009, pukul 19.00 WIB di gedung ibadah. NB: Jangan lupa membawa buku PKS & absensi komsel.
CHAMPION GATHERING SPK PEMENANG
Seluruh peserta SPK Pemenang WAJIB mengikuti Champion Gathering pada hari:
- Sabtu, 3 Oktober 2009, pukul 17.00 WIB – selesai, di ruang ibadah.
- Minggu, 4 Oktober 2009, pukul 10.30 WIB – selesai, di ruang ibadah.
Perhatian!
PA & PKS WAJIB mengikutsertakan peserta SPK Pemenang
angkatan sebelumnya (anggota komselnya)
yang belum mengikuti Champion Gathering,
dengan mendaftarkan mereka kepada: Sdri. Lois (031-3823490)
pada jam kerja sekretarian gereja.
PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 28 SEPTEMBER – 4 OKTOBER 2009
Rahasia Keintiman
“Mendekatlah kepada Allah dan Ia akan mendekat kepadamu.”
-Yakobus 4:8a-
Senin, 21 September 2009
Arti keintiman (1)
Firman hari ini: 2 Korintus 6:16-18
Pengajaran:
Setiap orang percaya merindukan lawatan Tuhan saat mereka beribadah atau bersekutu dengan Tuhan. Ini adalah sesuatu yangbaik. Namun, sesungguhnya Tuhan merindukan lebih dari itu, bukan sekedar lawatan atau kunjungan singkat, melainkan Ia ingin diam dan hidup bersama-sama dengan setiap orang percaya. Sama dengan ketika kita berkunjung ke rumah sahabat kita, dengan senang hati Ia menerima, menjamu dan bercengkerama, namun ada saatnya kita pulang ke rumah kita, kunjungan itu bersifat sementara, sehingga keintimannyapun sementara. Sebaliknya, tinggal itu sifatnya tetap. Dan Alalh ingin tinggal bersama-sama dengan kita. Dia ingin senantiasa menjadi Allah dan Bapa kita. Inilah maksud Tuhan menebus hidup kita. Keluaran 29:46 berkata, “Maka mereka akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, Allah mereka, yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, supaya Aku diam di tengah-tengah mereka; Akulah Tuhan, Allah mereka.” Tuhan ingin kita mengerti maksud sesungguhnya dari karyaNya menebus hidup kita dari perbudakan dosa, yaitu bahwa Ia ingin diam/tinggal diantara kita, Ia ingin senantiasa dekat dengan umat tebusanNya. Sungguh hal yang luar biasa. Bagaimana seorang Pencipta mencari dan mendekati ciptaanNya yang telah memberontak kepadaNya. Maukah kita mengerti dan meresponinya?
Selasa, 22 September 2009
Arti Keintiman (2)
Firman hari ini: Mazmur 63:1-9
Pengajaran:
Keintiman dapat diartikan adanya dua pihak yang menjalin hubungan secara pribadi dan mendalam sehingga tercipta suatu kesatuan jiwa. Renungan kemarin mengajar kita bahwa Tuhan sebagai Pribadi yang mulia telah berinisiatif menjalin hubungan yang intim dengan manusia, hari ini giliran manusia meresponi kerinduan Tuhan.
Daud berkata jiwanya haus akan Tuhan, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Inilah gambaran kerinduan yang mendalam akan Tuhan. Bagaimana dengan Anda? Apa yang Anda rindukan hari-hari ini? Seberapa dalam kerinduan Anda kepada Tuhan? Seringkali sepulang dari ibadah atau komsel kita diingatkan kembali pentingnya merindukan Tuhan dan kita meresponinya dengan baik, bahkan kita membuat komitmen untuk dekat denganNya. Namun, kerapkali pula kerinduan itu semakin pupus setelah beberapa hari. Daud memberikan resep kepada kita bahwa bukan hanya jiwanya yang haus kepada Tuhan, namun tubuhnya juga rindu kepada Tuhan, artinya jiwa dan tubuhnya bekerja bersama-sama untuk rindu dan datang kepada Tuhan. Kita perlu mendisiplin tubuh kita untuk terus mendekat kepadaNya di dalam doa, firman, komsel dan ibadah raya. Kita perlu ‘memerintahkan’ tubuh kita untuk mengikuti kerinduan jiwa kita untuk datang kepadaNya. Karena Tuhan berfirman: “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Markus 14:38)
Rabu, 23 September 2009
Mendapatkan Tuntunan
Firman hari ini: Mazmur 32:8-9
Pengajaran:
Ciri-ciri kuda yang tidak berakal adalah garang, sulit didekati, apalagi dikendalikan. Dibutuhkan tali dan kekang untuk membuatnya menurut. Tuhan tidak ingin kita menjadi orang yang garang, sulit didekati dan dikendalikan, sehingga Tuhan perlu memakai cara-cara yang ‘menyakitkan’ untuk membuat kita lembut dan mudah dipimpin. Dia ingin kita menjadi orang yang terus mendekat kepadaNya dengan kesadaran/kerinduan sendiri tanpa adanya paksaan yang menyakitkan. Alasannya sangat jelas karena Ia hendak menunjukkan jalan yang harus kita tempuh. Dalam hidup ini kita sangat memerlukan tuntunan Tuhan dalam mengambil setiap keputusan, khususnya keputusan-keputusan besar yang berdampak jangka panjang dan luas (berdampak kepada orang-orang di sekeliling kita). Kita perlu mendekatkan diri secara total agar tuntunanNya jelas bagi kita. Tuntunan Tuhan bisa berupa firman yang kita baca dan renungkan; atau impresi-impresi dalam hati kita ketika kita berdoa; atau peneguhan-peneguhan dari saudara seiman dan sebagainya. Tuntunan Tuhanlah yang membuat hidup kita menjadi berhasil dan menjadi berkat bagi orang lain.
Kamis, 24 September 2009
Ketenangan
Firman hari ini: Mazmur 62:1-9
Pengajaran:
Yang membuat kita tenang bukanlah harta, pangkat atau kemampuan kita, karena itu semua bisa sirna dalam sekejap bila Tuhan menghendakinya, tetapi hanya dekat Tuhan saja kita tenang. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Karena Tuhan menjadi tempat perlindungan bagi kita (ayat 9). Salah satu kebutuhan terbesar manusia adalah rasa aman. Tidak adanya rasa aman membuat kita tidak tenang, seperti Daud yang terus menerus dikejar musuh sehingga ia merasa terancam nyawanya. Namun, di tengah ketakutannya ia menemukan rahasia ketenangan yaitu ketika ia dekat dengan Tuhannya. Hari-hari ini apakah yang membuat Anda tidak tenang, takut, gelisah atau kuatir? Janganlah mencoba mengatasinya dengan kekuatan sendiri atau orang lain karena Anda akan mengalami kegagalan. Tetapi, mendekatlah kepada Tuhan, sebab Ia berjanji, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yohanes 14:27). Ia juga berfirman: ”Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketentraman kepadamu” (Keluaran 33:14). Janji-janjiNya akan memberikan kekuatan baru kepada kita.
Jumat, 25 September 2009
Keserupaan
Firman hari ini: Keluaran 34:27-35
Pengajaran:
Sesuatu yang luar biasa terjadi ketika Musa bersama-sama dengan Tuhan selama empat puluh hari empat puluh malam. Kulit mukanya menjadi bercahaya. Penyebabnya jelas, yaitu karena Musa telah berbicara dengan Tuhan. Musa mendapatkan kemuliaan Tuhan setelah ia bersekutu secara intim dengan Tuhan. Musa memiliki keserupaan dengan Tuhan. Musa adalah orang yang sangat lembut hatinya (Bilangan 12:3). Sifat ini adalah sifat Tuhan sendiri (Matius 11:29). Semakin kita intim dengan Tuhan, semakin pula kita diubahkan serupa denganNya. Kita akan menjadi serupa dengan siapa kita bergaul, sebab itu firman Tuhan berkata: “Janganlah kamu sesat: pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” (1 Korintus 15:33). Jika Anda memiliki sifat-sifat atau kebiasaan-kebiasaan yang buruk dan Anda ingin berubah, cara yang efektif adalah dengan mendekat kepada Tuhan, maka Anda akan diubahkan semakin serupa dengan Dia. Banyaklah berdoa, merenungkan firman Tuhan dan berpuasa, maka Anda akan mengalami perubahan-perubahan menuju keserupaan dengan Tuhan, sehingga orang-orang di sekeliling Anda akan diberkati dengan keberadaan Anda.
Sabtu, 26 September 2009
Pemulihan
Firman hari ini: Lukas 15:11-24
Pengajaran:
Dengan jelas kita melihat bahwa anak bungsu yang meninggalkan dan tinggal jauh dari bapanya mengalami keterpurukan yang amat sangat. Tidak ada suatu keberhasilan apapun ketika seseorang meninggalkan Bapa Surgawinya, yang ada hanyalah kemalangan dan penderitaan. Sebab beginilah firman Tuhan: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.” (Yeremia 17:5-6). Namun, ketika si bungsu mulai menyadari keterpurukannya dan mengambil keputusan untuk kembali ke rumah bapanya, serta mengakui dosanya, maka bapanya menerimanya dengan penuh kerinduan dan sukacita. Dan apa yang menjadi hak anak bungsu itu diberikan/dikembalikan lagi. Bahkan, lebih daripada itu, bapanya mengadakan pesta tanda sukacita. Inilah yang disebut pemulihan! Dari keadaan yang terpuruk diubah menjadi serba kelimpahan. Hal itu terjadi ketika seseorang menyadari keadaannya yang jauh dari Tuhan dan memutuskan kembali tinggal dan diam bersama BapaNya dengan segenap hati. Di dalam keintiman dengan Bapa ada pemulihan. Maukah Anda mengalami pemulihan? Maka, kembalilah kepadaNya.
Minggu, 27 September 2009
Ketahanan (Endurance)
Firman hari ini: Yesaya 40:27-31
Pengajaran:
Kerap kali kita lesu atau bosan dalam mengikuti atau melayani Tuhan. Hal ini dikarenakan persoalan hidup yang semakin berat, sehingga konsentrasi/fokus kita cenderung kepada masalah dan bukan kepada Tuhan yang sanggup menyelesaikan masalah kita. Kita mulai berpikir dan mengatakan bahwa hidup kita tidak diperhatikan oleh Tuhan (ayat 27), sehingga semakin hari semangat kita semakin sirna dalam mengiring Tuhan. Sesungguhnya, Tuhan memberikan kekuatan baru kepada orang-orang yang menanti-nantikanNya, sehingga mereka akan tetap bersemangat meskipun persoalan datang. Mereka akan tetap berjalan, bahkan berlari tanpa letih atau lesu sedikitpun, rohnya tetap menyala-nyala dalam mengikuti atau melayani Tuhan. Persoalan tidak akan berhenti dalam hidup ini, artinya persoalan yang satu selesai, persoalan yang lain muncul. Namun, itu tidak seharusnya membuat kita semakin kehilangan semangat dan kekuatan, karena firman Tuhan berkata: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu” (Yesaya 30:15) dan “Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion” (Mazmur 84:8).
“Mendekatlah kepada Allah dan Ia akan mendekat kepadamu.”
-Yakobus 4:8a-
Senin, 21 September 2009
Arti keintiman (1)
Firman hari ini: 2 Korintus 6:16-18
Pengajaran:
Setiap orang percaya merindukan lawatan Tuhan saat mereka beribadah atau bersekutu dengan Tuhan. Ini adalah sesuatu yangbaik. Namun, sesungguhnya Tuhan merindukan lebih dari itu, bukan sekedar lawatan atau kunjungan singkat, melainkan Ia ingin diam dan hidup bersama-sama dengan setiap orang percaya. Sama dengan ketika kita berkunjung ke rumah sahabat kita, dengan senang hati Ia menerima, menjamu dan bercengkerama, namun ada saatnya kita pulang ke rumah kita, kunjungan itu bersifat sementara, sehingga keintimannyapun sementara. Sebaliknya, tinggal itu sifatnya tetap. Dan Alalh ingin tinggal bersama-sama dengan kita. Dia ingin senantiasa menjadi Allah dan Bapa kita. Inilah maksud Tuhan menebus hidup kita. Keluaran 29:46 berkata, “Maka mereka akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, Allah mereka, yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, supaya Aku diam di tengah-tengah mereka; Akulah Tuhan, Allah mereka.” Tuhan ingin kita mengerti maksud sesungguhnya dari karyaNya menebus hidup kita dari perbudakan dosa, yaitu bahwa Ia ingin diam/tinggal diantara kita, Ia ingin senantiasa dekat dengan umat tebusanNya. Sungguh hal yang luar biasa. Bagaimana seorang Pencipta mencari dan mendekati ciptaanNya yang telah memberontak kepadaNya. Maukah kita mengerti dan meresponinya?
Selasa, 22 September 2009
Arti Keintiman (2)
Firman hari ini: Mazmur 63:1-9
Pengajaran:
Keintiman dapat diartikan adanya dua pihak yang menjalin hubungan secara pribadi dan mendalam sehingga tercipta suatu kesatuan jiwa. Renungan kemarin mengajar kita bahwa Tuhan sebagai Pribadi yang mulia telah berinisiatif menjalin hubungan yang intim dengan manusia, hari ini giliran manusia meresponi kerinduan Tuhan.
Daud berkata jiwanya haus akan Tuhan, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Inilah gambaran kerinduan yang mendalam akan Tuhan. Bagaimana dengan Anda? Apa yang Anda rindukan hari-hari ini? Seberapa dalam kerinduan Anda kepada Tuhan? Seringkali sepulang dari ibadah atau komsel kita diingatkan kembali pentingnya merindukan Tuhan dan kita meresponinya dengan baik, bahkan kita membuat komitmen untuk dekat denganNya. Namun, kerapkali pula kerinduan itu semakin pupus setelah beberapa hari. Daud memberikan resep kepada kita bahwa bukan hanya jiwanya yang haus kepada Tuhan, namun tubuhnya juga rindu kepada Tuhan, artinya jiwa dan tubuhnya bekerja bersama-sama untuk rindu dan datang kepada Tuhan. Kita perlu mendisiplin tubuh kita untuk terus mendekat kepadaNya di dalam doa, firman, komsel dan ibadah raya. Kita perlu ‘memerintahkan’ tubuh kita untuk mengikuti kerinduan jiwa kita untuk datang kepadaNya. Karena Tuhan berfirman: “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Markus 14:38)
Rabu, 23 September 2009
Mendapatkan Tuntunan
Firman hari ini: Mazmur 32:8-9
Pengajaran:
Ciri-ciri kuda yang tidak berakal adalah garang, sulit didekati, apalagi dikendalikan. Dibutuhkan tali dan kekang untuk membuatnya menurut. Tuhan tidak ingin kita menjadi orang yang garang, sulit didekati dan dikendalikan, sehingga Tuhan perlu memakai cara-cara yang ‘menyakitkan’ untuk membuat kita lembut dan mudah dipimpin. Dia ingin kita menjadi orang yang terus mendekat kepadaNya dengan kesadaran/kerinduan sendiri tanpa adanya paksaan yang menyakitkan. Alasannya sangat jelas karena Ia hendak menunjukkan jalan yang harus kita tempuh. Dalam hidup ini kita sangat memerlukan tuntunan Tuhan dalam mengambil setiap keputusan, khususnya keputusan-keputusan besar yang berdampak jangka panjang dan luas (berdampak kepada orang-orang di sekeliling kita). Kita perlu mendekatkan diri secara total agar tuntunanNya jelas bagi kita. Tuntunan Tuhan bisa berupa firman yang kita baca dan renungkan; atau impresi-impresi dalam hati kita ketika kita berdoa; atau peneguhan-peneguhan dari saudara seiman dan sebagainya. Tuntunan Tuhanlah yang membuat hidup kita menjadi berhasil dan menjadi berkat bagi orang lain.
Kamis, 24 September 2009
Ketenangan
Firman hari ini: Mazmur 62:1-9
Pengajaran:
Yang membuat kita tenang bukanlah harta, pangkat atau kemampuan kita, karena itu semua bisa sirna dalam sekejap bila Tuhan menghendakinya, tetapi hanya dekat Tuhan saja kita tenang. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Karena Tuhan menjadi tempat perlindungan bagi kita (ayat 9). Salah satu kebutuhan terbesar manusia adalah rasa aman. Tidak adanya rasa aman membuat kita tidak tenang, seperti Daud yang terus menerus dikejar musuh sehingga ia merasa terancam nyawanya. Namun, di tengah ketakutannya ia menemukan rahasia ketenangan yaitu ketika ia dekat dengan Tuhannya. Hari-hari ini apakah yang membuat Anda tidak tenang, takut, gelisah atau kuatir? Janganlah mencoba mengatasinya dengan kekuatan sendiri atau orang lain karena Anda akan mengalami kegagalan. Tetapi, mendekatlah kepada Tuhan, sebab Ia berjanji, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yohanes 14:27). Ia juga berfirman: ”Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketentraman kepadamu” (Keluaran 33:14). Janji-janjiNya akan memberikan kekuatan baru kepada kita.
Jumat, 25 September 2009
Keserupaan
Firman hari ini: Keluaran 34:27-35
Pengajaran:
Sesuatu yang luar biasa terjadi ketika Musa bersama-sama dengan Tuhan selama empat puluh hari empat puluh malam. Kulit mukanya menjadi bercahaya. Penyebabnya jelas, yaitu karena Musa telah berbicara dengan Tuhan. Musa mendapatkan kemuliaan Tuhan setelah ia bersekutu secara intim dengan Tuhan. Musa memiliki keserupaan dengan Tuhan. Musa adalah orang yang sangat lembut hatinya (Bilangan 12:3). Sifat ini adalah sifat Tuhan sendiri (Matius 11:29). Semakin kita intim dengan Tuhan, semakin pula kita diubahkan serupa denganNya. Kita akan menjadi serupa dengan siapa kita bergaul, sebab itu firman Tuhan berkata: “Janganlah kamu sesat: pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” (1 Korintus 15:33). Jika Anda memiliki sifat-sifat atau kebiasaan-kebiasaan yang buruk dan Anda ingin berubah, cara yang efektif adalah dengan mendekat kepada Tuhan, maka Anda akan diubahkan semakin serupa dengan Dia. Banyaklah berdoa, merenungkan firman Tuhan dan berpuasa, maka Anda akan mengalami perubahan-perubahan menuju keserupaan dengan Tuhan, sehingga orang-orang di sekeliling Anda akan diberkati dengan keberadaan Anda.
Sabtu, 26 September 2009
Pemulihan
Firman hari ini: Lukas 15:11-24
Pengajaran:
Dengan jelas kita melihat bahwa anak bungsu yang meninggalkan dan tinggal jauh dari bapanya mengalami keterpurukan yang amat sangat. Tidak ada suatu keberhasilan apapun ketika seseorang meninggalkan Bapa Surgawinya, yang ada hanyalah kemalangan dan penderitaan. Sebab beginilah firman Tuhan: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.” (Yeremia 17:5-6). Namun, ketika si bungsu mulai menyadari keterpurukannya dan mengambil keputusan untuk kembali ke rumah bapanya, serta mengakui dosanya, maka bapanya menerimanya dengan penuh kerinduan dan sukacita. Dan apa yang menjadi hak anak bungsu itu diberikan/dikembalikan lagi. Bahkan, lebih daripada itu, bapanya mengadakan pesta tanda sukacita. Inilah yang disebut pemulihan! Dari keadaan yang terpuruk diubah menjadi serba kelimpahan. Hal itu terjadi ketika seseorang menyadari keadaannya yang jauh dari Tuhan dan memutuskan kembali tinggal dan diam bersama BapaNya dengan segenap hati. Di dalam keintiman dengan Bapa ada pemulihan. Maukah Anda mengalami pemulihan? Maka, kembalilah kepadaNya.
Minggu, 27 September 2009
Ketahanan (Endurance)
Firman hari ini: Yesaya 40:27-31
Pengajaran:
Kerap kali kita lesu atau bosan dalam mengikuti atau melayani Tuhan. Hal ini dikarenakan persoalan hidup yang semakin berat, sehingga konsentrasi/fokus kita cenderung kepada masalah dan bukan kepada Tuhan yang sanggup menyelesaikan masalah kita. Kita mulai berpikir dan mengatakan bahwa hidup kita tidak diperhatikan oleh Tuhan (ayat 27), sehingga semakin hari semangat kita semakin sirna dalam mengiring Tuhan. Sesungguhnya, Tuhan memberikan kekuatan baru kepada orang-orang yang menanti-nantikanNya, sehingga mereka akan tetap bersemangat meskipun persoalan datang. Mereka akan tetap berjalan, bahkan berlari tanpa letih atau lesu sedikitpun, rohnya tetap menyala-nyala dalam mengikuti atau melayani Tuhan. Persoalan tidak akan berhenti dalam hidup ini, artinya persoalan yang satu selesai, persoalan yang lain muncul. Namun, itu tidak seharusnya membuat kita semakin kehilangan semangat dan kekuatan, karena firman Tuhan berkata: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu” (Yesaya 30:15) dan “Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion” (Mazmur 84:8).
Saturday, September 19, 2009
PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 21-27 SEPTEMBER 2009
“Kuasa yang Meyakinkan”
Sumber: e-4M abbalove.org
"Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil!
Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu,”
-Lukas 12:32-
Senin 21 September 2009
ALLAH BERANI BERSUMPAH AGAR MEYAKINKAN UMATNYA
Firman hari ini: Ibrani 6:9-20
Pengajaran:
Allah yang kita sembah adalah Allah yang menciptakan langit, bumi, alam raya dan segala yang ada di dalamnya. Allah menjadikan segala sesuatu dengan firman-Nya. Karena Allah adalah pencipta, maka Ia tidak perlu bersumpah. Namun, di dalam Alkitab kita menemukan bahwa Allah bersumpah kepada umat pilihan-Nya setelah Ia memberikan janji-janji kepada mereka. Mengapa Allah bersumpah? Apakah karena Allah kurang meyakinkan? Atau Allah tidak lebih besar kuasa-Nya dari ilah-ilah lain? Tidak demikian. Tujuan Allah bersumpah adalah untuk meyakinkan orang percaya, bahwa janji Tuhan pasti ditepati!
Pernahkah Allah berjanji pada Anda? Jika ya, yakinkah anda bahwa janji-Nya akan digenapi dalam hidup anda? Tulislah pada buku harian anda tentang janji-janji Tuhan dalam hidup anda, dan catatlah apa yang sudah Allah kerjakan dalam hidup Anda.
Selasa 22 September 2009
YESUS ADALAH SANG GEMBALA YANG PALING MEYAKINKAN
Firman hari ini: Yohanes 21:15-19
Pengajaran:
Ketika Yesus berkata, “Akulah gambala yang baik,” maka Ia menghidupi perkataan-Nya. Ia rela menyerahkan nyawa-Nya sebagai penebus dosa bagi orang-orang yang percaya kepada Dia. Ketika Petrus yang adalah murid Yesus menyangkal Yesus sebagai gurunya, Yesus tetap meyakinkan Petrus bahwa Ia masih mengasihinya. Kata Yesus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?... gembalakanlah domba-dombaKu.” Ini adalah pernyataan meyakinkan yang diberikan oleh Yesus kepada Petrus agar Petrus tidak merasa tertolak. Berapa kalikah Anda pernah gagal seperti Petrus, tetapi Yesus masih mempercayai Anda? Yakinlah bahwa Dia tidak pernah menolak Anda, karena Dia adalah gembala yang baik. Peganglah janji-Nya dalam hidup Anda dan bangkitlah mendekat kepada Dia.
Rabu, 23 September 2009
DANIEL ADALAH PRIBADI YANG SANGAT MEYAKINKAN
Firman hari ini: Daniel 1:1-21
Pengajaran:
Salah satu tokoh terkenal di dalam Alkitab adalah nabi Daniel. Ia menduduki jabatan-jabatan penting selama beberapa raja-raja Babel memerintah dalam kerajaannya. Raja berganti raja, tetapi Daniel tetap mendapatkan jabatan penting dalam pemerintahan mereka. Apakah yang membuat Daniel bisa disegani seperti itu? Karena nabi Daniel adalah pribadi yang sangat meyakinkan dalam kehidupan kesehariannya dengan Tuhan. Bagaimana dengan kita? Sudahkan kita menjadi pribadi yang meyakinkan dalam keseharian kita, sehubungan dengan identitas kita sebagai anak Tuhan? Mari kita membuat komitmen untuk menjadi pribadi yang meyakinkan di mana pun kita berada.
Kamis, 24 September 2009
PAULUS YANG MEYAKINKAN TENTANG BERITA YANG DIBAWANYA
Firman hari ini: Roma 1:16-17
Pengajaran:
Pernahkah Anda tidak yakin dengan apa yang ingin sampaikan kepada seseorang? Seperti apakah keyakinan, Anda bila Anda diminta untuk mempresentasikan keyakinan iman Anda? Jika Anda masih ragu, maka renungan firman Tuhan hari ini akan memberikan semangat dan kasih karunia bagi Anda untuk berani meyakinkan orang lain tentang apa yang ingin Anda sampaikan. Karena keteguhan hati Paulus untuk memberitakan kabar baik yang ia yakini sebagai kekuatan yang dahsyat dapat memberi semangat baru kepada Anda untuk tetap teguh berjuang bagi kemuliaan Allah.
Jumat, 25 September 2009
PRIBADI YANG MEYAKINKAN TIDAK PERNAH TAKUT TERHADAP APAPUN
Firman hari ini: Lukas 12:22-34
Pengajaran:
Pernahkah Anda ragu atau tidak yakin dalam menjalani hidupmu? Yesus memberikan janji yang menguatkan kepada kita bahwa kita tidak perlu takut. Yesus berkata, "Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu,”(Lukas 12:32). Situasi apapun yang sedang terjadi dalam hidupmu, yakinlah Tuhan selalu tahu yang terbaik buat anak-anak-Nya.
Sabtu, 26 September 2009
MEMILIKI KEYAKINAN YANG TEGUH DAN TIDAK BIMBANG
Firman hari ini: Roma 14:13-23
Pengajaran:
Chuck Pierce menulis, “Bernubuat adalah menyampaikan pikiran serta isi hati Allah seperti yang disingkapkan oleh Roh Kudus. Nubuatan adalah curahan hati dan sifat alam Allah,” (Sumber: buku: Ketika Allah berbicara, penerbit Shofar Media Ministry). Tetapi, banyak orang yang masih hidup di dalam kebimbangan setelah mendengarkan/menerima sebuah nubuatan atas hidup pribadi mereka. Mengapa demikian? Karena mereka tidak yakin sepenuhnya atas janji Tuhan dalam hidup mereka. Pada saat hati seseorang dipenuhi dengan kebimbangan, maka iblis akan mengambil manfaat besar dari nubuatan yang tidak dimengerti/dipahami dan menghancurkan korbannya. Itulah sebabnya, Paulus berkata, “Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan,” (Roma 14:22). Jadi, kita harus memiliki keyakinan yang teguh atas apa yang Tuhan janjikan dan tetap memegangnya sampai janji itu tergenapi.
Minggu, 27 September 2009
ESTER MEMILIKI PENAMPILAN YANG MEYAKINKAN DI HADAPAN AHASYWEROS
Firman hari ini: Ester 2:1-18
Pengajaran:
Apakah yang akan dilakukan oleh seorang gadis ketika mengikuti kontes ratu kecantikan dunia? Mereka akan melakukan apa saja supaya penampilan mereka bisa meyakinkan para juri. Hal ini bisa dilakukan oleh Ester untuk meyakinkan raja Ahasyweros, tetapi Ester justru tidak melakukannya. Dikatakan, “Ketika Ester -- anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak -- mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apa pun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia,”(Ester 2:15). Ester tidak gegabah dalam hal menggunakan fasilitas yang ada, tetapi justru penampilannya malah meyakinkan sekali sehingga ia terpilih menjadi ratu menggantikan ratu Wasti yang telah dibuang. Semuanya ini mengajarkan hal yang penting bahwa penampilan dari seseorang yang mengandalkan Tuhan pasti sangat meyakinkan sekali.
Sumber: e-4M abbalove.org
"Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil!
Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu,”
-Lukas 12:32-
Senin 21 September 2009
ALLAH BERANI BERSUMPAH AGAR MEYAKINKAN UMATNYA
Firman hari ini: Ibrani 6:9-20
Pengajaran:
Allah yang kita sembah adalah Allah yang menciptakan langit, bumi, alam raya dan segala yang ada di dalamnya. Allah menjadikan segala sesuatu dengan firman-Nya. Karena Allah adalah pencipta, maka Ia tidak perlu bersumpah. Namun, di dalam Alkitab kita menemukan bahwa Allah bersumpah kepada umat pilihan-Nya setelah Ia memberikan janji-janji kepada mereka. Mengapa Allah bersumpah? Apakah karena Allah kurang meyakinkan? Atau Allah tidak lebih besar kuasa-Nya dari ilah-ilah lain? Tidak demikian. Tujuan Allah bersumpah adalah untuk meyakinkan orang percaya, bahwa janji Tuhan pasti ditepati!
Pernahkah Allah berjanji pada Anda? Jika ya, yakinkah anda bahwa janji-Nya akan digenapi dalam hidup anda? Tulislah pada buku harian anda tentang janji-janji Tuhan dalam hidup anda, dan catatlah apa yang sudah Allah kerjakan dalam hidup Anda.
Selasa 22 September 2009
YESUS ADALAH SANG GEMBALA YANG PALING MEYAKINKAN
Firman hari ini: Yohanes 21:15-19
Pengajaran:
Ketika Yesus berkata, “Akulah gambala yang baik,” maka Ia menghidupi perkataan-Nya. Ia rela menyerahkan nyawa-Nya sebagai penebus dosa bagi orang-orang yang percaya kepada Dia. Ketika Petrus yang adalah murid Yesus menyangkal Yesus sebagai gurunya, Yesus tetap meyakinkan Petrus bahwa Ia masih mengasihinya. Kata Yesus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?... gembalakanlah domba-dombaKu.” Ini adalah pernyataan meyakinkan yang diberikan oleh Yesus kepada Petrus agar Petrus tidak merasa tertolak. Berapa kalikah Anda pernah gagal seperti Petrus, tetapi Yesus masih mempercayai Anda? Yakinlah bahwa Dia tidak pernah menolak Anda, karena Dia adalah gembala yang baik. Peganglah janji-Nya dalam hidup Anda dan bangkitlah mendekat kepada Dia.
Rabu, 23 September 2009
DANIEL ADALAH PRIBADI YANG SANGAT MEYAKINKAN
Firman hari ini: Daniel 1:1-21
Pengajaran:
Salah satu tokoh terkenal di dalam Alkitab adalah nabi Daniel. Ia menduduki jabatan-jabatan penting selama beberapa raja-raja Babel memerintah dalam kerajaannya. Raja berganti raja, tetapi Daniel tetap mendapatkan jabatan penting dalam pemerintahan mereka. Apakah yang membuat Daniel bisa disegani seperti itu? Karena nabi Daniel adalah pribadi yang sangat meyakinkan dalam kehidupan kesehariannya dengan Tuhan. Bagaimana dengan kita? Sudahkan kita menjadi pribadi yang meyakinkan dalam keseharian kita, sehubungan dengan identitas kita sebagai anak Tuhan? Mari kita membuat komitmen untuk menjadi pribadi yang meyakinkan di mana pun kita berada.
Kamis, 24 September 2009
PAULUS YANG MEYAKINKAN TENTANG BERITA YANG DIBAWANYA
Firman hari ini: Roma 1:16-17
Pengajaran:
Pernahkah Anda tidak yakin dengan apa yang ingin sampaikan kepada seseorang? Seperti apakah keyakinan, Anda bila Anda diminta untuk mempresentasikan keyakinan iman Anda? Jika Anda masih ragu, maka renungan firman Tuhan hari ini akan memberikan semangat dan kasih karunia bagi Anda untuk berani meyakinkan orang lain tentang apa yang ingin Anda sampaikan. Karena keteguhan hati Paulus untuk memberitakan kabar baik yang ia yakini sebagai kekuatan yang dahsyat dapat memberi semangat baru kepada Anda untuk tetap teguh berjuang bagi kemuliaan Allah.
Jumat, 25 September 2009
PRIBADI YANG MEYAKINKAN TIDAK PERNAH TAKUT TERHADAP APAPUN
Firman hari ini: Lukas 12:22-34
Pengajaran:
Pernahkah Anda ragu atau tidak yakin dalam menjalani hidupmu? Yesus memberikan janji yang menguatkan kepada kita bahwa kita tidak perlu takut. Yesus berkata, "Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu,”(Lukas 12:32). Situasi apapun yang sedang terjadi dalam hidupmu, yakinlah Tuhan selalu tahu yang terbaik buat anak-anak-Nya.
Sabtu, 26 September 2009
MEMILIKI KEYAKINAN YANG TEGUH DAN TIDAK BIMBANG
Firman hari ini: Roma 14:13-23
Pengajaran:
Chuck Pierce menulis, “Bernubuat adalah menyampaikan pikiran serta isi hati Allah seperti yang disingkapkan oleh Roh Kudus. Nubuatan adalah curahan hati dan sifat alam Allah,” (Sumber: buku: Ketika Allah berbicara, penerbit Shofar Media Ministry). Tetapi, banyak orang yang masih hidup di dalam kebimbangan setelah mendengarkan/menerima sebuah nubuatan atas hidup pribadi mereka. Mengapa demikian? Karena mereka tidak yakin sepenuhnya atas janji Tuhan dalam hidup mereka. Pada saat hati seseorang dipenuhi dengan kebimbangan, maka iblis akan mengambil manfaat besar dari nubuatan yang tidak dimengerti/dipahami dan menghancurkan korbannya. Itulah sebabnya, Paulus berkata, “Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan,” (Roma 14:22). Jadi, kita harus memiliki keyakinan yang teguh atas apa yang Tuhan janjikan dan tetap memegangnya sampai janji itu tergenapi.
Minggu, 27 September 2009
ESTER MEMILIKI PENAMPILAN YANG MEYAKINKAN DI HADAPAN AHASYWEROS
Firman hari ini: Ester 2:1-18
Pengajaran:
Apakah yang akan dilakukan oleh seorang gadis ketika mengikuti kontes ratu kecantikan dunia? Mereka akan melakukan apa saja supaya penampilan mereka bisa meyakinkan para juri. Hal ini bisa dilakukan oleh Ester untuk meyakinkan raja Ahasyweros, tetapi Ester justru tidak melakukannya. Dikatakan, “Ketika Ester -- anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak -- mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apa pun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia,”(Ester 2:15). Ester tidak gegabah dalam hal menggunakan fasilitas yang ada, tetapi justru penampilannya malah meyakinkan sekali sehingga ia terpilih menjadi ratu menggantikan ratu Wasti yang telah dibuang. Semuanya ini mengajarkan hal yang penting bahwa penampilan dari seseorang yang mengandalkan Tuhan pasti sangat meyakinkan sekali.
Saturday, September 12, 2009
Fokus Kita 13 September 2009
Ada yang unik dari perayaan HUT salah satu stasiun televisi swasta tanah air satu bulan yang lalu. Salah satu pengisi acara megah malam itu adalah Ramli, seorang pemuda remaja yang biasa mengamen di jalanan dengan biolanya. Untuk ukuran pengamen jalanan cilik, permainan biolanya cukup terampil. Apalagi pengamen dengan menggunakan biola amat langka ditemui. Dia punya cita-cita bahwa permainan biolanya tidak hanya berhenti diperdengarkan di jalanan semata, melainkan ke tingkat yang lebih tinggi. Cita-citanya menjadi nyata manakala stasiun televisi tersebut mendaulatnya sebagai salah satu pengisi acara perayaan HUT-nya yang sangat spektakuler.
Menariknya, di atas pentas Ramli disandingkan dengan pemain biola senior bin kesohor di Indonesia, Idris Sardi, memainkan lagu One Day in Your Life-nya almarhum Michael Jackson. Sangat menakjubkan melihat kolaborasi mereka. Kesederhanaan permainan si pengamen cilik disempurnakan oleh kepiawaian sang maestro. Bisa jadi kala itu Ramli gugup dalam pertunjukan perdananya di pentas yang dihadiri para pesohor negeri. Namun nyatanya dia tenang-tenang saja, melakukan bagiannya yang terbaik dan percaya kepada partner-nya yang lebih “ahli” untuk menyempurnakan permainan biolanya. Hasilnya, terciptalah suatu simfoni musik yang indah.
Seringkali kita takut untuk memenuhi perintah/panggilan Tuhan. Takut gagal, takut ditolak, takut tidak mampu melakukan dengan sempurna. Kita mengijinkan trauma masa lalu, kepahitan dan kekecewaan menghentikan langkah kita. Kita hanya diam, tidak melakukan apa-apa. Kita hanya menunggu datangnya mujijat dan perubahan, tanpa melakukan satu langkah kecilpun untuk melakukan perubahan. Parahnya lagi, kita menjadi iri, menggerutu dan menghakimi manakala melihat orang lain mau bertindak untuk melakukan perubahan yang masih belum sempurna.
Ketika Tuhan menyuruh kita untuk berbuat sesuatu bagiNya, Dia sudah tahu besarnya kemampuan kita, apa kelemahan kita, dimana batas kesanggupan kita. Bahkan, Dia sudah menyediakan jalan keluar untuk mengantisipasi setiap masalah dan tantangan yang membentang di depan kita sebelum kita menyadari adanya masalah tersebut. Lebih luar biasa lagi, Dia berjuang bersama-sama kita, memberikan kasih karuniaNya untuk menopang kita melewati penderitaan karena namaNya, dan terus berdoa bagi kita. Jadi, mengapa kita harus berhenti berlari memenuhi perintahNya? Mengapa kita menjadi tawar hati untuk berdoa bagi keselamatan keluarga dan orang-orang yang terhilang di sekitar kita? Mengapa kita berhenti memberitakan keselamatan kepada mereka yang belum bertobat hanya karena takut? Ada Tuhan yang menyempurnakan setiap langkah kecil kita. Justru dalam keterbatasan kita, kuasaNya menjadi sempurna dan Dialah yang ditinggikan dalam hidup kita. (l@)
Menariknya, di atas pentas Ramli disandingkan dengan pemain biola senior bin kesohor di Indonesia, Idris Sardi, memainkan lagu One Day in Your Life-nya almarhum Michael Jackson. Sangat menakjubkan melihat kolaborasi mereka. Kesederhanaan permainan si pengamen cilik disempurnakan oleh kepiawaian sang maestro. Bisa jadi kala itu Ramli gugup dalam pertunjukan perdananya di pentas yang dihadiri para pesohor negeri. Namun nyatanya dia tenang-tenang saja, melakukan bagiannya yang terbaik dan percaya kepada partner-nya yang lebih “ahli” untuk menyempurnakan permainan biolanya. Hasilnya, terciptalah suatu simfoni musik yang indah.
Seringkali kita takut untuk memenuhi perintah/panggilan Tuhan. Takut gagal, takut ditolak, takut tidak mampu melakukan dengan sempurna. Kita mengijinkan trauma masa lalu, kepahitan dan kekecewaan menghentikan langkah kita. Kita hanya diam, tidak melakukan apa-apa. Kita hanya menunggu datangnya mujijat dan perubahan, tanpa melakukan satu langkah kecilpun untuk melakukan perubahan. Parahnya lagi, kita menjadi iri, menggerutu dan menghakimi manakala melihat orang lain mau bertindak untuk melakukan perubahan yang masih belum sempurna.
Ketika Tuhan menyuruh kita untuk berbuat sesuatu bagiNya, Dia sudah tahu besarnya kemampuan kita, apa kelemahan kita, dimana batas kesanggupan kita. Bahkan, Dia sudah menyediakan jalan keluar untuk mengantisipasi setiap masalah dan tantangan yang membentang di depan kita sebelum kita menyadari adanya masalah tersebut. Lebih luar biasa lagi, Dia berjuang bersama-sama kita, memberikan kasih karuniaNya untuk menopang kita melewati penderitaan karena namaNya, dan terus berdoa bagi kita. Jadi, mengapa kita harus berhenti berlari memenuhi perintahNya? Mengapa kita menjadi tawar hati untuk berdoa bagi keselamatan keluarga dan orang-orang yang terhilang di sekitar kita? Mengapa kita berhenti memberitakan keselamatan kepada mereka yang belum bertobat hanya karena takut? Ada Tuhan yang menyempurnakan setiap langkah kecil kita. Justru dalam keterbatasan kita, kuasaNya menjadi sempurna dan Dialah yang ditinggikan dalam hidup kita. (l@)
CAKAP MENGATUR “LALU LINTAS” KEUANGAN RUMAH TANGGA
WANITA BIJAK
Tantangan bagi seorang ibu rumah tangga adalah mengatur pendapatan keluarga dengan biaya yang dibutuhkan keluarga. Fungsi seorang wanita salah satunya yaitu rajin mengatur rumah tangga. Wanita membutuhkan firman Tuhan sebagai dasar untuk memperoleh hikmat mengatur keuangan keluarga. Bagaimana cara mengatasinya agar hal ini dapat berjalan dengan baik?
1. Catat setiap pemasukan & pengeluaran. Dalam Filipi 4:11 Paulus menekankan kata “belajar” yang menunjukkan bahwa ada proses belajar yang harus kita lewati sehingga dapat mengatur keuangan dengan baik. Mulailah dari cara yang sederhana, yaitu menulis jumlah penghasilan yang kita terima, baik penghasilan tetap ataupun tidak tetap.
2. Mencukupkan Diri. Kata “mencukupkan diri” mengajak kita untuk memiliki sikap cukup dalam segala keadaan, tidak membandingkan diri dengan orang lain. Setelah mengetahui berapa uang yang masuk setiap bulannya, kita perlu mencatat kebutuhan pokok setiap bulan. Dalam 1 Timotius 6:8, Rasul Paulus menyebutkan ada 2 macam kebutuhan pokok, yaitu: makanan dan pakaian. Anda harus berani membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok, misalnya: jika Anda tidak sanggup, sebaiknya tidak membeli vitamin-vitamin yang mahal.
3. Memberi. Dalam menyusun keuangan keluarga yang harus kita utamakan adalah milik Tuhan, yaitu perpuluhan, setelah itu menyusun kebutuhan pokok, lalu menyisihkan memberi untuk orang lain, kemudian rencana menabung. Mengapa kita harus memberi? Lukas 12:15 menyatakan bahwa menabung itu tidak pernah ada cukupnya, tetapi Tuhan mengajarkan supaya kita belajar menabur untuk orang lain juga.
4. Disiplin mengatur keuangan. Caranya adalah dengan mencari hikmat Tuhan saat hendak merencanakan untuk membeli sesuatu, atau mencari saran orang lain. Juga bisa dengan jalan menghindari membeli barang yang tidak direncanakan. Hal ini akan membantu kita untuk mengekang pengeluaran yang tidak diperlukan.
Sumber: Wanita Bijak
Tantangan bagi seorang ibu rumah tangga adalah mengatur pendapatan keluarga dengan biaya yang dibutuhkan keluarga. Fungsi seorang wanita salah satunya yaitu rajin mengatur rumah tangga. Wanita membutuhkan firman Tuhan sebagai dasar untuk memperoleh hikmat mengatur keuangan keluarga. Bagaimana cara mengatasinya agar hal ini dapat berjalan dengan baik?
1. Catat setiap pemasukan & pengeluaran. Dalam Filipi 4:11 Paulus menekankan kata “belajar” yang menunjukkan bahwa ada proses belajar yang harus kita lewati sehingga dapat mengatur keuangan dengan baik. Mulailah dari cara yang sederhana, yaitu menulis jumlah penghasilan yang kita terima, baik penghasilan tetap ataupun tidak tetap.
2. Mencukupkan Diri. Kata “mencukupkan diri” mengajak kita untuk memiliki sikap cukup dalam segala keadaan, tidak membandingkan diri dengan orang lain. Setelah mengetahui berapa uang yang masuk setiap bulannya, kita perlu mencatat kebutuhan pokok setiap bulan. Dalam 1 Timotius 6:8, Rasul Paulus menyebutkan ada 2 macam kebutuhan pokok, yaitu: makanan dan pakaian. Anda harus berani membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok, misalnya: jika Anda tidak sanggup, sebaiknya tidak membeli vitamin-vitamin yang mahal.
3. Memberi. Dalam menyusun keuangan keluarga yang harus kita utamakan adalah milik Tuhan, yaitu perpuluhan, setelah itu menyusun kebutuhan pokok, lalu menyisihkan memberi untuk orang lain, kemudian rencana menabung. Mengapa kita harus memberi? Lukas 12:15 menyatakan bahwa menabung itu tidak pernah ada cukupnya, tetapi Tuhan mengajarkan supaya kita belajar menabur untuk orang lain juga.
4. Disiplin mengatur keuangan. Caranya adalah dengan mencari hikmat Tuhan saat hendak merencanakan untuk membeli sesuatu, atau mencari saran orang lain. Juga bisa dengan jalan menghindari membeli barang yang tidak direncanakan. Hal ini akan membantu kita untuk mengekang pengeluaran yang tidak diperlukan.
Sumber: Wanita Bijak
Integritas dalam Percakapan
PRIA SEJATI
Kehidupan masyarakat selalu memiliki suatu dasar. Dasar dari setiap bangunan adalah fondasi, dan dasar dari kehidupan bermasyarakat dimulai dengan berkomunikasi satu dengan yang lain. DR. Edwin Louis Cole mengatakan “komunikasi adalah dasar kehidupan”. Ini berarti bahwa komunikasi merupakan hal yang sangat penting, dimana tanpa ada komunikasi yang baik, maka akan terjadi keabnormalan. Untuk mendukung suatu komunikasi diperlukan dasar yang penting bernama integritas.
Integritas itu nyata dan sangat kongkret. Integritas itu nyata dan bisa diukur. Dengan integritas sebagai batu pondasi, maka apa yang dibangun di atasnya tidak ada batasnya. Karena Integritas itu bisa diartikan apa yang ada di dalam hati, yang di dalam pikiran dan yang di lakukan ada sama.
Amsal 11:3 berkata: “Orang yang jujur (orang yang memiliki integritas – NIV) dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya”. Sedangkan Amsal 10:9 berkata: “Siapa bersih kelakuannya (orang yang memiliki integritas-NIV), aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui”. Jadi, apabila kita memahami prinsip Firman Tuhan di atas mengenai integritas, maka kita pasti mampu untuk bertanggung jawab terhadap apa yang kita ucapkan atau percakapkan kepada orang lain.
Beberapa tips supaya Anda dapat berintegritas dalam percakapan:
1. Sadar bahwa perkataan Anda adalah sesuatu yang mengikat Anda. Setiap perkataan kita yang diucapkan keluar dari mulut kita memiliki kuasa yang melepaskan ataupun kuasa yang mengikat kita. Setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita merupakan “suatu hutang yang harus kita bayar atau tepati” kepada orang lain. Karena setiap kata-kata kita itu membuktikan kepada orang lain siapa kita itu sebenarnya. Orang akan respek dengan kita apabila kita bisa menetapi setiap perkataan yang kita ucapkan.
2. Sederhanakan apa yang Anda perkatakan. Komunikasi bukan sekedar soal apa yang anda ucapkan. Melainkan juga bagaimana anda mengucapkannya. Kunci dalam berkomunikasi adalah kesederhanaan. Banyak orang suka mengalami kehilangan komunikasi dan konflik dikarenakan banyak berkata-kata sehingga tidak dapat menepatinya. Usahakan apa yang dikatakan sederhana tetapi dapat dimengerti oleh orang lain.
3. Tunjukkan kebenaran melalui tindakan. Seorang yang berintegritas adalah seseorang yang melakukan dengan pasti dan sungguh-sungguh apa yang dikatakannya. Dengan melakukan apa yang diperkatakannya akan menarik simpati dari orang lain untuk dapat mempercayai Anda.
Sumber: Christian Men's Network
Kehidupan masyarakat selalu memiliki suatu dasar. Dasar dari setiap bangunan adalah fondasi, dan dasar dari kehidupan bermasyarakat dimulai dengan berkomunikasi satu dengan yang lain. DR. Edwin Louis Cole mengatakan “komunikasi adalah dasar kehidupan”. Ini berarti bahwa komunikasi merupakan hal yang sangat penting, dimana tanpa ada komunikasi yang baik, maka akan terjadi keabnormalan. Untuk mendukung suatu komunikasi diperlukan dasar yang penting bernama integritas.
Integritas itu nyata dan sangat kongkret. Integritas itu nyata dan bisa diukur. Dengan integritas sebagai batu pondasi, maka apa yang dibangun di atasnya tidak ada batasnya. Karena Integritas itu bisa diartikan apa yang ada di dalam hati, yang di dalam pikiran dan yang di lakukan ada sama.
Amsal 11:3 berkata: “Orang yang jujur (orang yang memiliki integritas – NIV) dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya”. Sedangkan Amsal 10:9 berkata: “Siapa bersih kelakuannya (orang yang memiliki integritas-NIV), aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui”. Jadi, apabila kita memahami prinsip Firman Tuhan di atas mengenai integritas, maka kita pasti mampu untuk bertanggung jawab terhadap apa yang kita ucapkan atau percakapkan kepada orang lain.
Beberapa tips supaya Anda dapat berintegritas dalam percakapan:
1. Sadar bahwa perkataan Anda adalah sesuatu yang mengikat Anda. Setiap perkataan kita yang diucapkan keluar dari mulut kita memiliki kuasa yang melepaskan ataupun kuasa yang mengikat kita. Setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita merupakan “suatu hutang yang harus kita bayar atau tepati” kepada orang lain. Karena setiap kata-kata kita itu membuktikan kepada orang lain siapa kita itu sebenarnya. Orang akan respek dengan kita apabila kita bisa menetapi setiap perkataan yang kita ucapkan.
2. Sederhanakan apa yang Anda perkatakan. Komunikasi bukan sekedar soal apa yang anda ucapkan. Melainkan juga bagaimana anda mengucapkannya. Kunci dalam berkomunikasi adalah kesederhanaan. Banyak orang suka mengalami kehilangan komunikasi dan konflik dikarenakan banyak berkata-kata sehingga tidak dapat menepatinya. Usahakan apa yang dikatakan sederhana tetapi dapat dimengerti oleh orang lain.
3. Tunjukkan kebenaran melalui tindakan. Seorang yang berintegritas adalah seseorang yang melakukan dengan pasti dan sungguh-sungguh apa yang dikatakannya. Dengan melakukan apa yang diperkatakannya akan menarik simpati dari orang lain untuk dapat mempercayai Anda.
Sumber: Christian Men's Network
Ayo! Berdoa bagi Indonesia
KEGERAKAN DOA KITA
Situasi Bangsa & Peran Aktif Gereja Dalam Membangun Kesejahteraan Menuju Transformasi. Itulah tema khotbah Bapak John Kahuluge yang disampaikan di Hari Kegerakkan Doa pada hari Selasa, 8 September 2009. Dalam ulasannya sepanjang 90 menit untuk kalangan sendiri, Bp John memaparkan secara gamblang situasi terkini bangsa Indonesia dan rancangan kondisinya yang akan datang, disertai dokumentasi yang mendukung pemaparannya.
Melalui pemaparannya, sungguh menyedihkan melihat “wajah” bangsa Indonesia, terutama masyarakat di pelosok nusantara yang berada “di ujung tanduk”. Mengingat peliknya persoalan yang dihadapi ‘negara dengan seribu konflik’ (demikian bangsa asing menyebut Indonesia), gereja Tuhan HARUS bertobat dari keegoisan dan sikap tidak mau tahunya atas bangsa yang Tuhan percayakan untuk diusahakan kesejahteraannya. Berdoa dan meratap saja tidak cukup. Indonesia membutuhkan tindakan penyelamatan yang kongkret dan segera. Gereja yang membawa perubahan adalah gereja yang peduli akan situasi bangsa, karena tidak akan terjadi suatu perubahan atas bangsa ini jika gereja tidak ambil bagian untuk melakukannya.
BANGSA :
a. Agar Tuhan memberikan hikmat dan kebijaksanaan kepada Presiden dalam memilih para menteri yang akan duduk di kursi pemerintahan tahun 2009-2014, sehingga orang yang terpilih adalah orang yang memiliki integritas dan berjuang untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
b. Tuhan melindungi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan dasar Pancasila-nya dari upaya pemecahbelahan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengutakan kepentingan kelompoknya.
c. Agar Pemerintah mampu menekan harga-harga pangan yang semakin melambung menjelang Lebaran, sehingga masyarakat tidak semakin menderita (terutama masyarakat pra-sejahtera).
d. Agar Tuhan memberikan hikmat kepada pemerintah sehingga dapat bertindak sigap dan tepat dalam menangani para korban gempa di Jawa Barat, sehingga semua kebutuhan (obat-obatan, sandang, pangan serta perbaikan infrastruktur yang rusak) terpenuhi.
KOTA :
Tuhan menyertai aparat kepolisian dan seluruh jajaran terkait dalam menanggulangi tindak kejahatan yang semakin merajalela di Surabaya menjelang Lebaran, sehingga masyarakat merasa aman baik, di rumah maupun di jalan.
Situasi Bangsa & Peran Aktif Gereja Dalam Membangun Kesejahteraan Menuju Transformasi. Itulah tema khotbah Bapak John Kahuluge yang disampaikan di Hari Kegerakkan Doa pada hari Selasa, 8 September 2009. Dalam ulasannya sepanjang 90 menit untuk kalangan sendiri, Bp John memaparkan secara gamblang situasi terkini bangsa Indonesia dan rancangan kondisinya yang akan datang, disertai dokumentasi yang mendukung pemaparannya.
Melalui pemaparannya, sungguh menyedihkan melihat “wajah” bangsa Indonesia, terutama masyarakat di pelosok nusantara yang berada “di ujung tanduk”. Mengingat peliknya persoalan yang dihadapi ‘negara dengan seribu konflik’ (demikian bangsa asing menyebut Indonesia), gereja Tuhan HARUS bertobat dari keegoisan dan sikap tidak mau tahunya atas bangsa yang Tuhan percayakan untuk diusahakan kesejahteraannya. Berdoa dan meratap saja tidak cukup. Indonesia membutuhkan tindakan penyelamatan yang kongkret dan segera. Gereja yang membawa perubahan adalah gereja yang peduli akan situasi bangsa, karena tidak akan terjadi suatu perubahan atas bangsa ini jika gereja tidak ambil bagian untuk melakukannya.
BANGSA :
a. Agar Tuhan memberikan hikmat dan kebijaksanaan kepada Presiden dalam memilih para menteri yang akan duduk di kursi pemerintahan tahun 2009-2014, sehingga orang yang terpilih adalah orang yang memiliki integritas dan berjuang untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
b. Tuhan melindungi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan dasar Pancasila-nya dari upaya pemecahbelahan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengutakan kepentingan kelompoknya.
c. Agar Pemerintah mampu menekan harga-harga pangan yang semakin melambung menjelang Lebaran, sehingga masyarakat tidak semakin menderita (terutama masyarakat pra-sejahtera).
d. Agar Tuhan memberikan hikmat kepada pemerintah sehingga dapat bertindak sigap dan tepat dalam menangani para korban gempa di Jawa Barat, sehingga semua kebutuhan (obat-obatan, sandang, pangan serta perbaikan infrastruktur yang rusak) terpenuhi.
KOTA :
Tuhan menyertai aparat kepolisian dan seluruh jajaran terkait dalam menanggulangi tindak kejahatan yang semakin merajalela di Surabaya menjelang Lebaran, sehingga masyarakat merasa aman baik, di rumah maupun di jalan.
INFO KITA - 13 September 2009
Persembahan 6 September 2009
Perpuluhan : Rp. 15.804.500
Perpuluhan (transfer) : Rp. 2.485.000
Diakonia: Rp. 904.000
Misi: Rp. 5.024.000
Investasi Iman Healing Center : Rp. 165.000
IBADAH RAYA FAMILY & YOUTH
DIGABUNG
Sehubungan dengan masa liburan, maka ibadah raya Family & Youth pada hari Minggu, 20 & 27 September 2009 DIGABUNG pada pukul 08.00 WIB. Demikian harap diperhatikan
LIBUR KELAS SPK PEMENANG
Sehubungan dengan masa liburan, maka Kelas SPK Pemenang pada hari Minggu, 20 & 27 September 2009 LIBUR.
TEMU PKS SELURUH USIA
Seluruh PJ, PA & PKS WAJIB hadir pada pertemuan bersama yang akan diselenggarakan pada hari Kamis, 8 Oktober 2009, pukul 19.00 WIB di gedung ibadah. NB: Jangan lupa membawa buku PKS & absensi komsel
CHAMPION GATHERING SPK PEMENANG
Seluruh peserta SPK Pemenang WAJIB mengikuti Champion Gathering pada hari:
- Sabtu, 3 Oktober 2009, pukul 17.00 WIB – selesai, di ruang ibadah.
- Minggu, 4 Oktober 2009, pukul 10.30 WIB – selesai, di ruang ibadah.
Perhatian!
PA & PKS WAJIB mengikutsertakan peserta SPK Pemenang
angkatan sebelumnya (anggota komselnya)
yang belum mengikuti Champion Gathering,
dengan mendaftarkan mereka kepada: Sdri. Lois (031-3823490)
pada jam kerja sekretarian gereja.
IBADAH RAYA GABUNGAN
Sehubungan dengan pelaksanaan Champion Gathering SPK Pemenang, maka Ibadah Raya Family, Youth & Teen pada hari Minggu, 4 Oktober 2009 DIGABUNG pada pukul 08.00 WIB.
DATA ULANG TAHUN JEMAAT
Bagi seluruh jemaat KrisPen yang data ulang tahunnya belum tercantum dalam Warta Kita setiap akhir bulan (sesuai bulan kelahiran masing-masing), harap segera memberitahukannya kepada Sdr. Bayu atau Sdri. Lia di 031-3823490, pada jam kerja sekretariat gereja.
Perpuluhan : Rp. 15.804.500
Perpuluhan (transfer) : Rp. 2.485.000
Diakonia: Rp. 904.000
Misi: Rp. 5.024.000
Investasi Iman Healing Center : Rp. 165.000
IBADAH RAYA FAMILY & YOUTH
DIGABUNG
Sehubungan dengan masa liburan, maka ibadah raya Family & Youth pada hari Minggu, 20 & 27 September 2009 DIGABUNG pada pukul 08.00 WIB. Demikian harap diperhatikan
LIBUR KELAS SPK PEMENANG
Sehubungan dengan masa liburan, maka Kelas SPK Pemenang pada hari Minggu, 20 & 27 September 2009 LIBUR.
TEMU PKS SELURUH USIA
Seluruh PJ, PA & PKS WAJIB hadir pada pertemuan bersama yang akan diselenggarakan pada hari Kamis, 8 Oktober 2009, pukul 19.00 WIB di gedung ibadah. NB: Jangan lupa membawa buku PKS & absensi komsel
CHAMPION GATHERING SPK PEMENANG
Seluruh peserta SPK Pemenang WAJIB mengikuti Champion Gathering pada hari:
- Sabtu, 3 Oktober 2009, pukul 17.00 WIB – selesai, di ruang ibadah.
- Minggu, 4 Oktober 2009, pukul 10.30 WIB – selesai, di ruang ibadah.
Perhatian!
PA & PKS WAJIB mengikutsertakan peserta SPK Pemenang
angkatan sebelumnya (anggota komselnya)
yang belum mengikuti Champion Gathering,
dengan mendaftarkan mereka kepada: Sdri. Lois (031-3823490)
pada jam kerja sekretarian gereja.
IBADAH RAYA GABUNGAN
Sehubungan dengan pelaksanaan Champion Gathering SPK Pemenang, maka Ibadah Raya Family, Youth & Teen pada hari Minggu, 4 Oktober 2009 DIGABUNG pada pukul 08.00 WIB.
DATA ULANG TAHUN JEMAAT
Bagi seluruh jemaat KrisPen yang data ulang tahunnya belum tercantum dalam Warta Kita setiap akhir bulan (sesuai bulan kelahiran masing-masing), harap segera memberitahukannya kepada Sdr. Bayu atau Sdri. Lia di 031-3823490, pada jam kerja sekretariat gereja.
PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 13-20 SEPTEMBER 2009
Kamu adalah Orang yang Luar Biasa!
“Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;
manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
-1 Samuel 16:7b-
Senin, 14 September 2009
Lebih Mengutamakan Orang Lain
Firman hari ini: Filipi 2:1-10
Pengajaran:
Di tengah sebuah gang yang sangat sempit, ada dua orang yang berpapasan. Kedua orang tersebut sama-sama merasa berhak untuk berjalan lebih dahulu, sedangkan gang tersebut hanya cukup dilalui satu orang jika berjalan menghadap ke depan atau dapat juga dilalui dua orang, jika salah satu orang berjalan dengan memiringkan badan. Akhirnya mereka berdua sama-sama tidak dapat mencapai ujung gang, melainkan tetap di tengah gang itu. Andaikan salah satu saja dari mereka mau mengalah, maka mereka dapat mencapai tujuan masing-masing. Demikianlah dalam kehidupan bersama dengan orang lain, sering kali kita merasa lebih penting atau lebih pantas dihormati daripada orang lainorang lain yang harus lebih dulu menyapa, orang lain yang harus lebih dulu minta maaf, orang lain yang harus lebih memahami kita, dan sebagainya. Mari kita lebih mengutamakan orang lain, seperti Yesus sudah lebih mengutamakan kita daripada diri-Nya sendiri dengan mengorbankan diri bagi kita, supaya kita diselamatkan.
Selasa, 15 September 2009
Apa Yang Dilihat Tuhan?
Firman hari ini: 1 Samuel 16:1-13
Pengajaran:
Daud adalah anak yang tersisih dalam keluarga, sampai-sampai ketika Samuel meminta bertemu dengan semua anak Isai −ayah Daud− Daud tidak ikut dipanggil. Walaupun demikian, ternyata Tuhan melihat hati, bukan yang tampak oleh mata manusia. Daud yang muda dan tampak remeh yang dipilih untuk diurapi Tuhan, bukan saudara-saudaranya yang secara kasat mata luar biasa. Saat membaca kisah ini, biasanya yang kita ingat adalah diri kita sendiri, yaitu bahwa Tuhan melihat hati sehingga kita tidak perlu merasa tidak berharga, seperti apapun penampilan kita. Di sisi lain sebenarnya Tuhan juga ingin kita melihat orang lain dari hatinya. Seseorang yang tampak keras atau sombong mungkin di dalam hatinya sangat kesepian dan merasa tak berdaya. Atau mungkin ada orang yang terlihat begitu mudah mencela, tetapi sebenarnya ia sendiri sangat takut untuk gagal. Mereka semua memerlukan kita untuk memahami hati mereka, sehingga Tuhan dapat memakai kita untuk memulihkan mereka.
Rabu, 16 September 2009
Manusia-Manusia Baru
Firman hari ini: Kolose 3:5-11
Pengajaran:
Indonesia adalah salah satu negara yang tepat untuk mempraktikkan Firman Tuhan hari ini, dengan adanya begitu banyak perbedaan di antara rakyat bangsa ini. Tuhan ingin kita memandang orang lain sebagai manusia baru yang ditebus Kristus, terlepas apapun suku, agama, ras, dan golongannya. Bahkan jika orang tersebut belum bertobat dan menerima Yesus, kita tetap memandang mereka sebagai orang yang untuk mereka juga Yesus telah disalibkan dan bangkit. Kenyataannya, kita sering kali menjadi sama seperti dunia yang menilai dan memperlakukan orang dari latar belakangnya. Yang berkulit terang merasa paling berharga, yang berkulit gelap merasa yang berkulit terang itu sombong. Suku tertentu dicap pelit atau suka menipu, suku yang lain dipandang pemalas, demikian seterusnya. Sungguh, hal-hal ini mendukakan Tuhan karena Ia begitu mengasihi semua orang, seisi dunia ini (Yohanes 3:16).
Kamis, 17 September 2009
Tuhan Memperhatikan Orang Hina
Firman hari ini: Mazmur 138:6, Matius 25:31-40
Pengajaran:
Jika diminta ”memperhatikan orang hina” mungkin kita merasa sudah melakukannya. Kita berpikir ”orang hina” adalah orang yang secara fisik memang kelaparan, telanjang, atau dipenjara. Sejujurnya, tidaklah terlalu sulit bagi kita untuk mengasihi orang yang demikian karena mereka memang patut diperhatikan, apalagi kebanyakan dari mereka adalah orang yang mungkin tidak pernah kita kenal sebelumnya, jadi tentu tidak pernah menyakiti atau melakukan hal yang buruk terhadap kita. Nah, bagaimana dengan orang-orang yang dekat, tetapi menyakiti, mengganggu, atau menekan diri kita, mungkin orang tua, saudara, pemimpin rohani, anggota komsel, atasan, bawahan, rekan kerja, guru, teman, sudahkah kita memperhatikan mereka? Sebenarnya mereka juga orang yang ”hina” bagi kita karena kita sudah membenci atau menghindari mereka selama ini. Mereka adalah orang yang lapar, telanjang, dan terpenjara secara rohani dan juga memerlukan kasih Kristus melalui hidup kita!
Jumat, 18 September 2009
Kenakanlah Kasih!
Firman hari ini: Kolose 3:12-14, 1 Korintus 13:4-8
Pengajaran:
Paulus berkata bahwa dalam hubungan dengan orang lain, di atas semuanya kita harus mengenakan kasih. Seperti apakah mengenakan kasih itu? Mari kita membayangkan sedang mengenakan pakaian. Demikianlah kita mengenakan kasih. Sama seperti pakaian melekat pada tubuh kita, kasih juga harus melekat pada diri kita. Pakaian melindungi tubuh kita dari cuaca, penyakit, dan kotoran, maka seharusnya kasih juga melindungi saat kita menghadapi masalah, serangan iblis, kepahitan, dan berbagai bentuk ancaman atau pencemaran kehidupan. Seperti halnya pakaian dapat membuat penampilan kita menarik, demikian kasih juga dapat membuat kita menarik, sehingga orang lain pun ingin mendekat untuk mengetahui rahasia kemenarikan kita. Bagaimanakah kita mengenakan kasih? Antara lain adalah dengan tidak menceritakan dan mengumbar keburukan atau perbuatan jahat orang lain, melainkan memercayai bahwa Tuhan sedang mengubah kehidupan orang tersebut, sama seperti Tuhan juga sudah mengubah hidup kita.
Sabtu, 19 September 2009
Kita Sendiri Juga Melakukannya
Firman hari ini: Roma 2:1-5
Pengajaran:
Seekor anjing yang melintas di depan cermin menoleh dan melihat ada seekor anjing di hadapannya. Mulanya si anjing tampak senang dan ekornya bergoyang-goyang. Anjing pertama pun mulai mengangkat kaki untuk mengajak bermain, tetapi anjing di hadapannya hanya ikut mengangkat kaki. Anjing pertama menabrakkan badan ke anjing satunya untuk mengajak bermain lagi, tetapi malah kesakitan karena menabrak cermin dan anjing kedua terlihat ikut menabrakkan badan ke anjing pertama. Si anjing pertama mulai mencakar, tetapi tidak dapat mengenai anjing kedua yang juga seperti hendak mencakar dirinya. Akhirnya dengan bingung anjing pertama lari terbirit-birit. Saat melihat kejadian itu, kita mungkin tertawa terbahak-bahak, tetapi kita perlu ingat bahwa saat menghakimi orang lain, kita juga seperti si anjing pertama. Kita merasa bahwa orang lain yang bersalah dan mengganggu kita, tetapi sebenarnya kita sendiri juga melakukan hal yang sama, entah kepada orang itu atau kepada orang lain. Mari menjadikan orang lain sebagai cermin diri kita: ketika melihat orang lain melakukan kesalahan, mungkinkah kita juga pernah atau sedang melakukannya? Jika terbiasa seperti itu, maka kita akan lebih penuh pengertian saat melihat orang lain melakukan kesalahan dan bahkan mampu menolongnya untuk bangkit kembali.
Minggu, 20 September 2009
Mengeluarkan Balok Dari Mata Kita
Firman hari ini: Matius 7:1-5
Pengajaran:
Bagaimana kita dapat menolong orang lain untuk bangkit kembali setelah ia berbuat dosa atau kesalahan? Perumpamaan yang Yesus sampaikan dalam ayat ini sungguh tepat untuk menggambarkannya. Selumbar merupakan serpihan kayu yang ukurannya jauh lebih kecil daripada balok. Walau demikian ternyata menurut Yesus ada orang yang matanya sendiri tertutup balok, tetapi dapat melihat bahwa ada serpihan kayu di mata orang lain, malah hendak membantu mengambilkan. Hal itu yang sering kita lakukan: melihat kesalahan orang lain daripada kesalahan kita. Kita mencibir orang lain yang berbuat kesalahan, tetapi tidak mau disalahkan atau bahkan tidak menyadari kesalahan kita saat kita sendiri yang melakukannya. Seharusnya kita menyadari kesalahan sendiri serta bangkit terlebih dahulu dari kesalahan itu baru kemudian kita dapat melihat kondisi orang lain dengan jelas dan membantunya untuk berdiri dan memerbaiki kesalahannya. Mari bertolong-tolongan menanggung beban (Galatia 6:2), bukan saling menambah beban!
“Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;
manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
-1 Samuel 16:7b-
Senin, 14 September 2009
Lebih Mengutamakan Orang Lain
Firman hari ini: Filipi 2:1-10
Pengajaran:
Di tengah sebuah gang yang sangat sempit, ada dua orang yang berpapasan. Kedua orang tersebut sama-sama merasa berhak untuk berjalan lebih dahulu, sedangkan gang tersebut hanya cukup dilalui satu orang jika berjalan menghadap ke depan atau dapat juga dilalui dua orang, jika salah satu orang berjalan dengan memiringkan badan. Akhirnya mereka berdua sama-sama tidak dapat mencapai ujung gang, melainkan tetap di tengah gang itu. Andaikan salah satu saja dari mereka mau mengalah, maka mereka dapat mencapai tujuan masing-masing. Demikianlah dalam kehidupan bersama dengan orang lain, sering kali kita merasa lebih penting atau lebih pantas dihormati daripada orang lainorang lain yang harus lebih dulu menyapa, orang lain yang harus lebih dulu minta maaf, orang lain yang harus lebih memahami kita, dan sebagainya. Mari kita lebih mengutamakan orang lain, seperti Yesus sudah lebih mengutamakan kita daripada diri-Nya sendiri dengan mengorbankan diri bagi kita, supaya kita diselamatkan.
Selasa, 15 September 2009
Apa Yang Dilihat Tuhan?
Firman hari ini: 1 Samuel 16:1-13
Pengajaran:
Daud adalah anak yang tersisih dalam keluarga, sampai-sampai ketika Samuel meminta bertemu dengan semua anak Isai −ayah Daud− Daud tidak ikut dipanggil. Walaupun demikian, ternyata Tuhan melihat hati, bukan yang tampak oleh mata manusia. Daud yang muda dan tampak remeh yang dipilih untuk diurapi Tuhan, bukan saudara-saudaranya yang secara kasat mata luar biasa. Saat membaca kisah ini, biasanya yang kita ingat adalah diri kita sendiri, yaitu bahwa Tuhan melihat hati sehingga kita tidak perlu merasa tidak berharga, seperti apapun penampilan kita. Di sisi lain sebenarnya Tuhan juga ingin kita melihat orang lain dari hatinya. Seseorang yang tampak keras atau sombong mungkin di dalam hatinya sangat kesepian dan merasa tak berdaya. Atau mungkin ada orang yang terlihat begitu mudah mencela, tetapi sebenarnya ia sendiri sangat takut untuk gagal. Mereka semua memerlukan kita untuk memahami hati mereka, sehingga Tuhan dapat memakai kita untuk memulihkan mereka.
Rabu, 16 September 2009
Manusia-Manusia Baru
Firman hari ini: Kolose 3:5-11
Pengajaran:
Indonesia adalah salah satu negara yang tepat untuk mempraktikkan Firman Tuhan hari ini, dengan adanya begitu banyak perbedaan di antara rakyat bangsa ini. Tuhan ingin kita memandang orang lain sebagai manusia baru yang ditebus Kristus, terlepas apapun suku, agama, ras, dan golongannya. Bahkan jika orang tersebut belum bertobat dan menerima Yesus, kita tetap memandang mereka sebagai orang yang untuk mereka juga Yesus telah disalibkan dan bangkit. Kenyataannya, kita sering kali menjadi sama seperti dunia yang menilai dan memperlakukan orang dari latar belakangnya. Yang berkulit terang merasa paling berharga, yang berkulit gelap merasa yang berkulit terang itu sombong. Suku tertentu dicap pelit atau suka menipu, suku yang lain dipandang pemalas, demikian seterusnya. Sungguh, hal-hal ini mendukakan Tuhan karena Ia begitu mengasihi semua orang, seisi dunia ini (Yohanes 3:16).
Kamis, 17 September 2009
Tuhan Memperhatikan Orang Hina
Firman hari ini: Mazmur 138:6, Matius 25:31-40
Pengajaran:
Jika diminta ”memperhatikan orang hina” mungkin kita merasa sudah melakukannya. Kita berpikir ”orang hina” adalah orang yang secara fisik memang kelaparan, telanjang, atau dipenjara. Sejujurnya, tidaklah terlalu sulit bagi kita untuk mengasihi orang yang demikian karena mereka memang patut diperhatikan, apalagi kebanyakan dari mereka adalah orang yang mungkin tidak pernah kita kenal sebelumnya, jadi tentu tidak pernah menyakiti atau melakukan hal yang buruk terhadap kita. Nah, bagaimana dengan orang-orang yang dekat, tetapi menyakiti, mengganggu, atau menekan diri kita, mungkin orang tua, saudara, pemimpin rohani, anggota komsel, atasan, bawahan, rekan kerja, guru, teman, sudahkah kita memperhatikan mereka? Sebenarnya mereka juga orang yang ”hina” bagi kita karena kita sudah membenci atau menghindari mereka selama ini. Mereka adalah orang yang lapar, telanjang, dan terpenjara secara rohani dan juga memerlukan kasih Kristus melalui hidup kita!
Jumat, 18 September 2009
Kenakanlah Kasih!
Firman hari ini: Kolose 3:12-14, 1 Korintus 13:4-8
Pengajaran:
Paulus berkata bahwa dalam hubungan dengan orang lain, di atas semuanya kita harus mengenakan kasih. Seperti apakah mengenakan kasih itu? Mari kita membayangkan sedang mengenakan pakaian. Demikianlah kita mengenakan kasih. Sama seperti pakaian melekat pada tubuh kita, kasih juga harus melekat pada diri kita. Pakaian melindungi tubuh kita dari cuaca, penyakit, dan kotoran, maka seharusnya kasih juga melindungi saat kita menghadapi masalah, serangan iblis, kepahitan, dan berbagai bentuk ancaman atau pencemaran kehidupan. Seperti halnya pakaian dapat membuat penampilan kita menarik, demikian kasih juga dapat membuat kita menarik, sehingga orang lain pun ingin mendekat untuk mengetahui rahasia kemenarikan kita. Bagaimanakah kita mengenakan kasih? Antara lain adalah dengan tidak menceritakan dan mengumbar keburukan atau perbuatan jahat orang lain, melainkan memercayai bahwa Tuhan sedang mengubah kehidupan orang tersebut, sama seperti Tuhan juga sudah mengubah hidup kita.
Sabtu, 19 September 2009
Kita Sendiri Juga Melakukannya
Firman hari ini: Roma 2:1-5
Pengajaran:
Seekor anjing yang melintas di depan cermin menoleh dan melihat ada seekor anjing di hadapannya. Mulanya si anjing tampak senang dan ekornya bergoyang-goyang. Anjing pertama pun mulai mengangkat kaki untuk mengajak bermain, tetapi anjing di hadapannya hanya ikut mengangkat kaki. Anjing pertama menabrakkan badan ke anjing satunya untuk mengajak bermain lagi, tetapi malah kesakitan karena menabrak cermin dan anjing kedua terlihat ikut menabrakkan badan ke anjing pertama. Si anjing pertama mulai mencakar, tetapi tidak dapat mengenai anjing kedua yang juga seperti hendak mencakar dirinya. Akhirnya dengan bingung anjing pertama lari terbirit-birit. Saat melihat kejadian itu, kita mungkin tertawa terbahak-bahak, tetapi kita perlu ingat bahwa saat menghakimi orang lain, kita juga seperti si anjing pertama. Kita merasa bahwa orang lain yang bersalah dan mengganggu kita, tetapi sebenarnya kita sendiri juga melakukan hal yang sama, entah kepada orang itu atau kepada orang lain. Mari menjadikan orang lain sebagai cermin diri kita: ketika melihat orang lain melakukan kesalahan, mungkinkah kita juga pernah atau sedang melakukannya? Jika terbiasa seperti itu, maka kita akan lebih penuh pengertian saat melihat orang lain melakukan kesalahan dan bahkan mampu menolongnya untuk bangkit kembali.
Minggu, 20 September 2009
Mengeluarkan Balok Dari Mata Kita
Firman hari ini: Matius 7:1-5
Pengajaran:
Bagaimana kita dapat menolong orang lain untuk bangkit kembali setelah ia berbuat dosa atau kesalahan? Perumpamaan yang Yesus sampaikan dalam ayat ini sungguh tepat untuk menggambarkannya. Selumbar merupakan serpihan kayu yang ukurannya jauh lebih kecil daripada balok. Walau demikian ternyata menurut Yesus ada orang yang matanya sendiri tertutup balok, tetapi dapat melihat bahwa ada serpihan kayu di mata orang lain, malah hendak membantu mengambilkan. Hal itu yang sering kita lakukan: melihat kesalahan orang lain daripada kesalahan kita. Kita mencibir orang lain yang berbuat kesalahan, tetapi tidak mau disalahkan atau bahkan tidak menyadari kesalahan kita saat kita sendiri yang melakukannya. Seharusnya kita menyadari kesalahan sendiri serta bangkit terlebih dahulu dari kesalahan itu baru kemudian kita dapat melihat kondisi orang lain dengan jelas dan membantunya untuk berdiri dan memerbaiki kesalahannya. Mari bertolong-tolongan menanggung beban (Galatia 6:2), bukan saling menambah beban!
Saturday, September 5, 2009
Karena Engkau Mengerti Lebih Baik
FOKUS KITA
'And we know that all things/work together/ for good to them that love God, to them who are called according to his purpose' (Romans 8:28-KJV version)
Dan kita tahu bahwa SEGALA SESUATU / BEKERJA BERSAMA-SAMA / MENDATANGKAN KEBAIKAN bagi mereka yang mengasihi Allah, untuk mereka yang dipanggil sesuai rencanaNya. (Roma 8:28)
“Segala sesuatu...
Hari itu saya lelah. Baru saja kakek saya meninggal, dan rasa-rasanya setiap anggota keluarga langsung disibukkan dengan urusan pemakaman dan sebagainya. Jadilah saya banyak menggantikan peran orangtua di tempat pekerjaan mereka. Namun demikian, saya berusaha tetap menyelesaikan persiapan tugas akhir kuliah (skripsi) di kampus.
Hari itu saya terkejut. Melihat papan pengumuman di kampus yang menuliskan bahwa saya tidak diperbolehkan mengambil persiapan skripsi semester ini karena tidak mengumpulkan ‘selembar’ surat izin untuk berkas administrasi (yang sebenarnya bisa dengan mudah saya buat dan serahkan dalam beberapa menit saja). Saya baru bisa mengambilnya semester depan alias tahun depan.
Hari itu saya marah. Marah karena merasa saya begitu konyol (melewatkan hal kecil yang berdampak cukup parah).
Marah karena rencana dan perhitungan waktu saya buyar.
Marah karena heran,kok bisa-bisanya ada kejadian sepertini?
Marah karena tidak tahu harus berpikir apa lagi.
Sambil menyetir saya memutar sebuah lagu, berjudul “Better than I” (Lebih baik daripada aku).
....bekerja bersama-sama....
Begini salah satu penggalan liriknya
If this has been a test (Jika ini adalah sebuah ujian)I cannot see the reason (Aku tidak bisa melihat alasannya) But maybe knowin', I don't know (Tapi mungkin tidak mengetahuinya sekarang)Is part of gettin through (adalah bagian dari proses ini)
For You know better than I (Karena Engkau mengetahuinya lebih baik daripada aku)You know the way (Engkau mengerti jalanku)I've let go, the need to know why (Aku melepaskannya, keinginan untuk terus bertanya ‘mengapa?’Cause You know better than I (Karena Engkau mengetahuinya lebih baik daripada aku)
Lagu itu menenangkan saya. Begitu juga dengan Roma 8:28. Dan di saat saya memutuskan untuk melepaskan segala hak saya: Hak untuk marah, dan hak untuk memperoleh jawaban ‘mengapa ini boleh terjadi?’, ia memberikan sebuah pengertian.
“Karena aku ingin kamu belajar taat dan tunduk pada peraturan..”
Saya langsung tersadar. Selama ini, ketika mendoakan orangtua, saya sering berdoa agar ayah dapat memiliki rasa takut akan Tuhan, termasuk dalam pekerjaannya. Karena ayah suka menembus beberapa peraturan yang dianggap menghalangi tujuannya.
Dan tanpa sadar, pola didik ayah yang seperti itu telah mengakar dalam diri saya. Saya juga memiliki kecenderungan seperti itu. Tidak menghiraukan peraturan otoritas saya, jika menurut pemikiran saya itu tidak penting. Saya pun jadi mengerti. Bagaimana saya bisa membawa perubahan di lingkungan kerja keluarga apabila dalam peraturan kecil kampus seperti itu saya masih belum bisa ‘lulus?’
...mendatangkan Kebaikan..”
Saya berterima kasih kepada Tuhan atas kesempatan shock therapy di pagi hari itu. Saya bersyukur boleh belajar tunduk dan taat dalam peraturan kecil tersebut. Dan saya menyerahkan segalanya ke dalam Tuhan. Mau ambil persiapan skripsi tahun depan ya sudah.
Tiba-tiba ada pesan masuk di ponsel saya. Ternyata dari dosen saya. Isinya: “Valen, kamu boleh ikut kelas seminar (persiapan skripsi) semester ini, tapi yang tahap 2, yaitu bulan November 2009.”
Saya terdiam.
Karena saya terkejut (lagi). Dengan kesempatan yang diberikan itu. Saya masih bisa ikut kelas persiapn skripsi dalam semester ini, meski bukan tahap pertama. Padahal peraturan awal saya betul-betul harus mengulang tahun depan.
Tuhan, terima kasih. Karena kejadian ini boleh membuat saya belajar. Belajar tunduk dan taat pada peraturan. Belajar melepaskan hak. Dan belajar percaya bahwa Engkau selalu mengerti lebih baik dibandingkan pikiranku. (vln)
'And we know that all things/work together/ for good to them that love God, to them who are called according to his purpose' (Romans 8:28-KJV version)
Dan kita tahu bahwa SEGALA SESUATU / BEKERJA BERSAMA-SAMA / MENDATANGKAN KEBAIKAN bagi mereka yang mengasihi Allah, untuk mereka yang dipanggil sesuai rencanaNya. (Roma 8:28)
“Segala sesuatu...
Hari itu saya lelah. Baru saja kakek saya meninggal, dan rasa-rasanya setiap anggota keluarga langsung disibukkan dengan urusan pemakaman dan sebagainya. Jadilah saya banyak menggantikan peran orangtua di tempat pekerjaan mereka. Namun demikian, saya berusaha tetap menyelesaikan persiapan tugas akhir kuliah (skripsi) di kampus.
Hari itu saya terkejut. Melihat papan pengumuman di kampus yang menuliskan bahwa saya tidak diperbolehkan mengambil persiapan skripsi semester ini karena tidak mengumpulkan ‘selembar’ surat izin untuk berkas administrasi (yang sebenarnya bisa dengan mudah saya buat dan serahkan dalam beberapa menit saja). Saya baru bisa mengambilnya semester depan alias tahun depan.
Hari itu saya marah. Marah karena merasa saya begitu konyol (melewatkan hal kecil yang berdampak cukup parah).
Marah karena rencana dan perhitungan waktu saya buyar.
Marah karena heran,kok bisa-bisanya ada kejadian sepertini?
Marah karena tidak tahu harus berpikir apa lagi.
Sambil menyetir saya memutar sebuah lagu, berjudul “Better than I” (Lebih baik daripada aku).
....bekerja bersama-sama....
Begini salah satu penggalan liriknya
If this has been a test (Jika ini adalah sebuah ujian)I cannot see the reason (Aku tidak bisa melihat alasannya) But maybe knowin', I don't know (Tapi mungkin tidak mengetahuinya sekarang)Is part of gettin through (adalah bagian dari proses ini)
For You know better than I (Karena Engkau mengetahuinya lebih baik daripada aku)You know the way (Engkau mengerti jalanku)I've let go, the need to know why (Aku melepaskannya, keinginan untuk terus bertanya ‘mengapa?’Cause You know better than I (Karena Engkau mengetahuinya lebih baik daripada aku)
Lagu itu menenangkan saya. Begitu juga dengan Roma 8:28. Dan di saat saya memutuskan untuk melepaskan segala hak saya: Hak untuk marah, dan hak untuk memperoleh jawaban ‘mengapa ini boleh terjadi?’, ia memberikan sebuah pengertian.
“Karena aku ingin kamu belajar taat dan tunduk pada peraturan..”
Saya langsung tersadar. Selama ini, ketika mendoakan orangtua, saya sering berdoa agar ayah dapat memiliki rasa takut akan Tuhan, termasuk dalam pekerjaannya. Karena ayah suka menembus beberapa peraturan yang dianggap menghalangi tujuannya.
Dan tanpa sadar, pola didik ayah yang seperti itu telah mengakar dalam diri saya. Saya juga memiliki kecenderungan seperti itu. Tidak menghiraukan peraturan otoritas saya, jika menurut pemikiran saya itu tidak penting. Saya pun jadi mengerti. Bagaimana saya bisa membawa perubahan di lingkungan kerja keluarga apabila dalam peraturan kecil kampus seperti itu saya masih belum bisa ‘lulus?’
...mendatangkan Kebaikan..”
Saya berterima kasih kepada Tuhan atas kesempatan shock therapy di pagi hari itu. Saya bersyukur boleh belajar tunduk dan taat dalam peraturan kecil tersebut. Dan saya menyerahkan segalanya ke dalam Tuhan. Mau ambil persiapan skripsi tahun depan ya sudah.
Tiba-tiba ada pesan masuk di ponsel saya. Ternyata dari dosen saya. Isinya: “Valen, kamu boleh ikut kelas seminar (persiapan skripsi) semester ini, tapi yang tahap 2, yaitu bulan November 2009.”
Saya terdiam.
Karena saya terkejut (lagi). Dengan kesempatan yang diberikan itu. Saya masih bisa ikut kelas persiapn skripsi dalam semester ini, meski bukan tahap pertama. Padahal peraturan awal saya betul-betul harus mengulang tahun depan.
Tuhan, terima kasih. Karena kejadian ini boleh membuat saya belajar. Belajar tunduk dan taat pada peraturan. Belajar melepaskan hak. Dan belajar percaya bahwa Engkau selalu mengerti lebih baik dibandingkan pikiranku. (vln)
Permohonan Pindah
INSPIRATIONAL STORY
Kepada : Panglima Angkatan Bersenjata Rohani, Yesus Kristus
Perihal : Permohonan Pindah
Dengan Hormat,
Saya menulis ini untuk meminta kepada Anda supaya memindahkan saya ke pekerjaan administrasi. Saya mengajukan ini dengan beberapa alasan: Saya memulai karir saya sebagai prajurit, namun karena beratnya peperangan, Anda telah dengan cepat mempromosikan saya. Anda telah mengangkat saya menjadi kapten dan memberikan tanggung jawab yang sangat besar.
Ada begitu banyak prajurit di bawah saya, dan saya terus menerus dipanggil untuk memberikan nasehat, membuat keputusan dan mencari penyelesaian masalah. Anda telah menempatkan saya sebagai kapten, meskipun saya tahu kemampuan saya hanya sebatas prajurit.
Saya menyadari bahwa Anda telah berjanji untuk memenuhi segala kebutuhan saya untuk peperangan. Tetapi, Jenderal, saya ingin memberitahukan gambaran yang sesungguhnya. Seragam saya yang dulunya rapi dan licin, kini telah dipenuhi noda darah dari orang-orang yang saya tolong. Sol sepatu saya sudah hancur karena dipakai berjalan bermil-mil untuk mengunjungi anak buah saya. Senjata saya sudah menjadi usang karena peperangan yang tiada henti melawan musuh. Bahkan, buku petunjuk yang saya punya sudah robek-robek karena dipakai terus menerus dan huruf-hurufnya sudah menjadi lapur sebagian.
Anda telah berjanji untuk bersama-sama saya selalu di medan perang, tetapi gemuruh peperangan sangatlah memekakkan telinga dan suasananya begitu riuh dan kacau, sehingga saya tidak dapat mendengar atau melihat Anda. Saya merasa sendiri dan kesepian. Saya lelah. Saya putus harapan. Saya letih. Saya tetap ingin berbakti kepada Anda, tetapi saya mohon dengan rendah hati untuk turun pangkat. Jadikan saya pembersih WC atau petugas administrasi. Pokoknya, asalkan saya keluar dari medan perang, tolonglah saya, Jenderal.
Tertanda,
Tentara yang Lelah, Pahlawan yang Setia tapi Lelah
Kepada : Tentara yang Lelah, Angkatan Bersenjata Rohani
Di : Medan Perang
Perihal : Permohonan Pindah
Dengan Hormat,
Permohonan pindah dari Saudara telah ditolak. Saya mengajukan keberatan karena: Saudara dibutuhkan untuk peperangan ini. Saya telah memilih Saudara dan Saya akan memenuhi segala janji Saya untuk memenuhi keperluan Saudara. Saudara tidak perlu turun pangkat atau dipindah. (Saudara tidak cocok untuk membersihkan WC). Saudara membutuhkan sesi khusus P&P atau Pembaharuan dan Pencurahan.
Saya telah menyiapkan sebuah tenda di medan perang yang kedap dari segala hiruk pikuk medan perang, dan akan dijaga ketat oleh sebatalyon pasukan elite. Saya akan bertemu dengan Saudara di sana, dan Saya akan memberikan Saudara istirahat. Saya akan mengganti segala yang lama dan usang, dan akan membuat segala sesuatu baru.
Saudara sudah terluka dalam peperangan. Luka-lukamu terlihat, bukan hanya dari luar, bahkan luka di dalam pun Saya tahu. Saudara perlu disembuhkan dan Saya akan menyembuhkan Saudara. Saudara telah menjadi lemah di medan perang dan perlu dikuatkan kembali. Saya akan menguatkan Saudara dan menjadi sumber kekuatan Saudara. Saya akan mencurahkan kepada Saudara kemampuan dan percaya diri. Perkataan Saya akan menyalakan kembali dan memperbaharui cinta, semangat dan gelora Saudara.
Segeralah melapor kepada saya, walaupun Saudara terkoyak dan habis. Saya akan mengisi Saudara kembali.
Dengan penuh belas kasihan,
Panglima Angkatan Bersenjata, Yesus Kristus
*********
Matius 6:17 terjemahan “The Message” menulis: He won’t overlook what you are doing; he’ll reward you well. (Tuhan tidak akan luput tahu apa yang kita kerjakan, Dia pasti akan membalas berlimpah).
Mungkin ada di antara kita yang banyak melayani di “lapangan”. Jangankan dipuji atau diketahui orang, sebaliknya banyak dikritik dan dipersalahkan. Tetapi, ingatlah bahwa Tuhan tahu. Mungkin kita tidak selalu tahu bahwa Dia ada di medan perang, tetap tidak apa-apa, yang penting Tuhan tahu kita ada di medan perang, karena Dia ada di samping kita, nyatanya.
Jadi, jika Anda lelah dan ingin berhenti… lihatlah kembali pada Tuhan, Sang Panglima Tertinggi. Kekuatan Anda berasal dariNya. Penghormatan, pangkat, penghiburan tidak perlu datang dari mana-mana, kecuali dari Dia. Jika Anda lelah dan terluka, masuklah ke dalam tenda peristirahatanNya. Dia yang tahu segala lukamu…Dia yang akan menyembuhkan, menguatkan, menghiburkan dan memperbaharuimu.(l@/diadaptasi dari: dewaklasik.com)
Kepada : Panglima Angkatan Bersenjata Rohani, Yesus Kristus
Perihal : Permohonan Pindah
Dengan Hormat,
Saya menulis ini untuk meminta kepada Anda supaya memindahkan saya ke pekerjaan administrasi. Saya mengajukan ini dengan beberapa alasan: Saya memulai karir saya sebagai prajurit, namun karena beratnya peperangan, Anda telah dengan cepat mempromosikan saya. Anda telah mengangkat saya menjadi kapten dan memberikan tanggung jawab yang sangat besar.
Ada begitu banyak prajurit di bawah saya, dan saya terus menerus dipanggil untuk memberikan nasehat, membuat keputusan dan mencari penyelesaian masalah. Anda telah menempatkan saya sebagai kapten, meskipun saya tahu kemampuan saya hanya sebatas prajurit.
Saya menyadari bahwa Anda telah berjanji untuk memenuhi segala kebutuhan saya untuk peperangan. Tetapi, Jenderal, saya ingin memberitahukan gambaran yang sesungguhnya. Seragam saya yang dulunya rapi dan licin, kini telah dipenuhi noda darah dari orang-orang yang saya tolong. Sol sepatu saya sudah hancur karena dipakai berjalan bermil-mil untuk mengunjungi anak buah saya. Senjata saya sudah menjadi usang karena peperangan yang tiada henti melawan musuh. Bahkan, buku petunjuk yang saya punya sudah robek-robek karena dipakai terus menerus dan huruf-hurufnya sudah menjadi lapur sebagian.
Anda telah berjanji untuk bersama-sama saya selalu di medan perang, tetapi gemuruh peperangan sangatlah memekakkan telinga dan suasananya begitu riuh dan kacau, sehingga saya tidak dapat mendengar atau melihat Anda. Saya merasa sendiri dan kesepian. Saya lelah. Saya putus harapan. Saya letih. Saya tetap ingin berbakti kepada Anda, tetapi saya mohon dengan rendah hati untuk turun pangkat. Jadikan saya pembersih WC atau petugas administrasi. Pokoknya, asalkan saya keluar dari medan perang, tolonglah saya, Jenderal.
Tertanda,
Tentara yang Lelah, Pahlawan yang Setia tapi Lelah
Kepada : Tentara yang Lelah, Angkatan Bersenjata Rohani
Di : Medan Perang
Perihal : Permohonan Pindah
Dengan Hormat,
Permohonan pindah dari Saudara telah ditolak. Saya mengajukan keberatan karena: Saudara dibutuhkan untuk peperangan ini. Saya telah memilih Saudara dan Saya akan memenuhi segala janji Saya untuk memenuhi keperluan Saudara. Saudara tidak perlu turun pangkat atau dipindah. (Saudara tidak cocok untuk membersihkan WC). Saudara membutuhkan sesi khusus P&P atau Pembaharuan dan Pencurahan.
Saya telah menyiapkan sebuah tenda di medan perang yang kedap dari segala hiruk pikuk medan perang, dan akan dijaga ketat oleh sebatalyon pasukan elite. Saya akan bertemu dengan Saudara di sana, dan Saya akan memberikan Saudara istirahat. Saya akan mengganti segala yang lama dan usang, dan akan membuat segala sesuatu baru.
Saudara sudah terluka dalam peperangan. Luka-lukamu terlihat, bukan hanya dari luar, bahkan luka di dalam pun Saya tahu. Saudara perlu disembuhkan dan Saya akan menyembuhkan Saudara. Saudara telah menjadi lemah di medan perang dan perlu dikuatkan kembali. Saya akan menguatkan Saudara dan menjadi sumber kekuatan Saudara. Saya akan mencurahkan kepada Saudara kemampuan dan percaya diri. Perkataan Saya akan menyalakan kembali dan memperbaharui cinta, semangat dan gelora Saudara.
Segeralah melapor kepada saya, walaupun Saudara terkoyak dan habis. Saya akan mengisi Saudara kembali.
Dengan penuh belas kasihan,
Panglima Angkatan Bersenjata, Yesus Kristus
*********
Matius 6:17 terjemahan “The Message” menulis: He won’t overlook what you are doing; he’ll reward you well. (Tuhan tidak akan luput tahu apa yang kita kerjakan, Dia pasti akan membalas berlimpah).
Mungkin ada di antara kita yang banyak melayani di “lapangan”. Jangankan dipuji atau diketahui orang, sebaliknya banyak dikritik dan dipersalahkan. Tetapi, ingatlah bahwa Tuhan tahu. Mungkin kita tidak selalu tahu bahwa Dia ada di medan perang, tetap tidak apa-apa, yang penting Tuhan tahu kita ada di medan perang, karena Dia ada di samping kita, nyatanya.
Jadi, jika Anda lelah dan ingin berhenti… lihatlah kembali pada Tuhan, Sang Panglima Tertinggi. Kekuatan Anda berasal dariNya. Penghormatan, pangkat, penghiburan tidak perlu datang dari mana-mana, kecuali dari Dia. Jika Anda lelah dan terluka, masuklah ke dalam tenda peristirahatanNya. Dia yang tahu segala lukamu…Dia yang akan menyembuhkan, menguatkan, menghiburkan dan memperbaharuimu.(l@/diadaptasi dari: dewaklasik.com)
INFO KITA 6 September 2009
Persembahan 30 Agustus 2009
Perpuluhan: Rp. 13.609.000
Perpuluhan (transfer): Rp. 4.882.500
Diakonia: Rp. 666.000
Misi: Rp. 2.911.000
Untuk PeMuJi: Rp. 100.000
Untuk Rumah Kehidupan: Rp. 250.000
Investasi Iman ESC 2009 (ralat): Rp. 6. 606.000
Pulang ke Rumah Bapa
Telah berpulang ke rumah Bapa, Bp. Sendy Permana Putra (IR Teen), suami dari Ibu Ester Yohana (IR Teen) pada hari Senin, 1 September 2009 dini hari.
Realisasi Janji Iman ESC 2009
Bagi Saudara yang telah berkomitmen untuk memberikan Janji Iman pada ESC tanggal 17 Agustus 2009 yang lalu mohon segera merealisasikan komitmennya.
Realisasi dapat dilakukan dengan memasukkan kontribusi Saudara dalam amplop persembahan yang diedarkan ketika kolekte, dengan menuliskan pada pos lain-lain: Realisasi Investasi ESC 2009.
Bagi Saudara yang telah merealisasikan komitmennya kami ucapkan terima kasih.
Kontribusi Saudara akan sangat mendukung terselenggaranya ESC yang akan datang.
HARI KEGERAKAN DOA
Hadirilah!
Sebuah malam impartasi
“Bijak Menghadapi Situasi Bangsa Masa Kini”
bersama : Bp. John Kahuluge
Selasa
8 September 2009
pukul 19.00 WIB
di gedung gereja.
Seluruh alumni Diklat Doa I, II, SOP III & Perisai Doa kami undang untuk hadir dalam acara ini.
PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 7-13 SEPTEMBER 2009
“Seminggu bersama Bartimeus”
Sumber: Manna Surgawi, 2009
Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya
kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.
-2 Tawarikh 16:9a-
Senin, 7 September 2009
Mata Rohani Yang Terbuka
Firman hari ini: Markus 10:46-47
Pengajaran:
Bartimeus memang buta, tetapi seperti kebanyakan orang buta lainnya, ia memiliki pendengaran yang tajam. Kemungkinan besar ia sudah lama mendengar tentang Yesus Sang Pembuat Mujizat itu, ia mendengar bagaimana Yesus telah membuat orang lumpuh berjalan dan orang buta dapat melihat serta berbagai tanda ajaib yang sudah dilakukanNya. Bartimeus memang tidak pernah melihat Yesus dan bagaimana Ia melakukan tanda-tanda ajaib itu, namun ia percaya bahwa Yesus berkuasa. Ketika Yesus lewat, ia berteriak,”Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku.” Ia percaya bahwa Yesus juga berkuasa mencelikkan matanya. Istilah “Anak Daud” yang dipakainya, menunjukkan pengharapannya tentang Mesias yang akan datang sebagai Raja. Satu pelajaran penting dari hal ini adalah bahwa Bartimeus memang buta secara jasmani, tetapi tidak secara rohani. Mata rohaninya jelas terbuka, ia dapat melihat Yesus sebagai Mesias yang berkuasa. Bandingkan dengan orang banyak yang masih meminta tanda kepada Yesus, sekalipun mereka sudah berkali-kali menyaksikanNya melakukan mujizat (Yohanes 6:30). Di sisi lain, para imam dan ahli-ahli Taurat yang adalah pengajar firman Allah justru mempertanyakan kuasa Yesus (Markus 11:27-33). Sungguh kenyataan yang memprihatinkan bagi orang-orang yang celik secara jasmani, namun tidak pernah mempercayai Yesus dan kuasaNya. Karena itu, mintalah agar Tuhan memberikan iman percaya dan mata rohani yang terbuka kepada Anda.
Selasa, 8 September 2009
Melangkah Untuk Sebuah Perubahan
Firman hari ini: Markus 10:47; Ezra 10:4
Pengajaran:
Ada orang yang tahu bagaimana harus berubah, tetapi tetap memilih untuk tidak berbuat apa-apa. Melalui kisah Bartimeus kita melihat sesuatu yang berbeda, di mana seorang yang buta bertindak untuk mengubah hidupnya. Bartimeus tidak mau hidup dalam keterpurukan kebutaannya. Ia sudah kenyang direndahkan orang sebagai masyarakat kelas bawah, ia tidak ingin menjadi pengemis selamanya yang hanya mengharapkan belas kasihan orang. Dua hal yang menyebabkan Bartimeus mengambil langkah untuk bertindak, adalah: Satu, Bartimeus sadar bahwa tanggung jawab ada di pundaknya. Memang banyak kejadian dalam hidup ini yang tidak dapat kita elakkan, tetapi kita dapat mengatasinya dengan hikmat dan kekuatan dari Tuhan. Itulah yang ditunjukkan Bartimeus. Ia tidak tinggal dalam penyesalan diri dan menyalahkan orang lain atas keadaannya yang buta. Sebaliknya, ia memikul tanggung jawabnya dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengubah hidupnya dengan cara datang kepada Yesus. Bartimeus tahu bahwa pertolongannya harus datang dari kuasa yang lebih tinggi dari dirinya, kuasa ilahi! Daripada menyalahkan situasi dan orang lain, lebih baik ia berseru kepada Yesus yang sanggup mencelikkan matanya. Dua, Bartimeus yakin bahwa keadaannya bisa berubah. Ia percaya bahwa Yesus sanggup mengubah hidupnya menjadi berbeda dari hari-hari sebelumnya yang ia lalui di dalam kebutaan. Memang banyak hal yang tak dapat kita ubah dengan kemanusiaan kita yang terbatas, tetapi Yesus dapat melakukannya. Harapkan bahwa keadaanmu bisa berubah meskipun manusia tidak berani menjamin akan hal itu, tetapi engkau bisa mempercayai dan mengandalkan Yesus.
Rabu, 9 September 2009
Mengatasi Para Penghalang
Firman hari ini: Markus 10:48
Pengajaran:
Pada waktu Bartimeus berseru kepada Yesus, orang-orang bukannya berusaha menolong atau memberi jalan agar Bartimeus lebih mudah bertemu Yesus, sebaliknya mereka memarahi dan menyuruhnya agar diam. Tak seorang pun yang mendukungnya untuk bertemu Yesus. Apa yang dialami oleh Bartimeus menjadi gambaran penting bahwa ketika kita mulai serius mencari Yesus, sikap dan kata-kata di sekeliling kita bisa melemahkan semangat. Budaya telah membentuk masyarakat kita sehingga jika ada orang yang memiliki gaya hidup yang berbeda, maka ia akan dianggap aneh dan akhirnya dijauhi sekalipun hal itu adalah hal yang baik. Jika hanya sekedar menjadi orang Kristen yang biasa-biasa saja, mungkin kita tidak akan menghadapi masalah yang cukup serius. Tetapi, ketika kita menjadi pengikut Yesus yang sungguh-sungguh dan mau hidup mencapai visi yang Tuhan beri, maka kita akan mulai mendengar suara-suara sumbang.
Lakukan apa yang Bartimeus lakukan ketika orang-orang mencoba menghalangi Anda untuk bertemu Yesus. Ia tidak mempedulikan mereka, ia tidak membiarkan mereka melemahkan semangatnya dan membuatnya diam. Ia malah semakin keras berseru kepada Yesus tanpa menghiraukan apa kata orang kepadanya. Bukan orang lain yang menentukan apakah kita akan menjadi pemenang, atau menjadi orang yang kalah, karena sesungguhnya kita sendirilah yang menentukan semuanya. Sebuah ungkapan mengatakan, ”Bagaimanapun usaha orang menghalangi langkahmu, mereka tidak akan pernah berhasil kecuali jika engkau sendiri mengijinkan mereka menghalangimu.” Jadilah seperti Bartimeus yang tidak mengijinkan orang banyak menghalangi langkahnya untuk mencari Yesus.
Kamis, 10 September 2009
Yesus Tidak Pernah Terlalu Sibuk
Firman hari ini: Markus 10:49, 2 Tawarikh 16:9a
Pengajaran:
Para penafsir mengatakan bahwa situasi saat Yesus masuk ke kota Yerikho saat itu sangatlah ramai, bukan hanya karena banyaknya orang, tetapi karena suara teriakan mereka. Dalam kondisi yang sedemikian itu, tentu sulit untuk mendengar secara jelas teriakan masing-masing orang. Tetapi Yesus sanggup mendengar dan membedakan jeritan si buta Bartimeus yang memohon belas kasihanNya di tengah suara-suara yang riuh saat itu. Penting kita mengingat hal ini bahwa Yesus akan selalu mendengar jeritan dan tetap mempedulikan kita sekalipun situasi sekitar kita sepertinya sangat sulit. “Karena mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melilmpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.” (2 Tawarikh 16:9a). Jeritan kita dalam doa akan membuat “Ia menghentikan langkahNya” dan kemudian mencari sumber jeritan itu, lalu menyatakan pertolonganNya. Yesus tidak pernah terlalu sibuk sehingga Ia mengabaikan orang-orang yang berseru kepadaNya. Di lain kesempatan Yesus sedang dalam perjalanan ke rumah Yairus untuk menyembuhkan anaknya. Di tengah kerumunan orang banyak, seorang wanita yang menderita pendarahan menyentuh ujung jubahNya secara diam-diam. Meskipun sedang berdesakan dengan orang banyak, namun Yesus tahu bahwa seseorang menjamah jubahNya dengan iman dan Yesus segera berhenti untuk mencari tahu siapa yang menjamah jubahnya. Kemudian Ia menyembuhkan wanita itu.
Dipandang dari seluruh penduduk bumi yang berjumlah sekitar 6 milliar lebih, mungkin Anda berpikir bukan siapa-siapa, bukan orang penting. Namun, ingatlah bahwa Anda begitu penting di mata Tuhan. Jeritan Anda kepada Yesus akan membuatNya berhenti serta menolongmu, sebagaimana Ia berhenti dan menolong Bartimeus.
Jumat, 11 September 2009
Katakan Apa Kebutuhanmu
Firman hari ini: Markus 10:51
Pengajaran:
Pertanyaan Tuhan Yesus “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” sedikit mengherankan dan agak aneh. Yesus pasti sudah tahu bahwa Bartimeus buta dan tahu apa yang diinginkannya. Yesus pernah mengajukan pertanyaan senada kepada orang lumpuh di tepi kolam Betesda. “…maukah engkau sembuh?” (Yohanes 5:6). Yesus bertanya kepada Bartimeus dengan tujuan agar Bartimeus mengakui kebutuhannya serta percaya sepenuhnya bahwa Yesus sanggup mengubah hidupnya. Jika Bartimeus tidak mempercayai kesanggupan Yesus, ia hanya akan meminta hal-hal yang umum seperti, ”Berkatilah aku supaya aku tidak perlu mengemis lagi.” Tetapi, melalui permohonan yang singkat namun jelas, Bartimeus memberitahukan kebutuhannya dan menyatakan keyakinannya pada kuasa Yesus. “Rabuni” adalah sebutan lain dari “rabbi” yang artinya “guru” atau “tuan”. Hanya saja sebutan “rabuni” mengandung penghormatan yang lebih tinggi dan lebih pribadi, menandakan hubungan yang dekat. Dengan menyebut “rabuni”, Bartimeus menunjukkan rasa hormat dan keyakinannya bahwa Yesus Sang Rabbi sanggup menolongnya.
Tuhan memang tahu kebutuhan kita dan Ia memiliki segalanya, juga ada banyak hal yang oleh kemurahan hatiNya diberikan kepada semua orang tanpa mereka memintanya, namun ada pemberian-pemberian tertentu yang akan kita terima hanya jika kita berdoa dan memintanya kepada Tuhan. Perhatikan apa yang dikatakan di dalam Yakobus 4:2,”Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.” Perubahan terjadi ketika kita terbuka kepada Tuhan tentang masalah yang kita hadapi dan apa yang sesungguhnya kita butuhkan.
Sabtu, 12 September 2009
Menanggalkan Jubahnya
Firman hari ini: Markus 10:50; Ibrani 12:1-3
Pengajaran:
Pada waktu orang memberitahukan kepada Bartimeus bahwa Yesus memanggilnya, maka ia pun menanggalkan jubahnya. Bartimeus dipenuhi dengan sukacita karena ia meyakini bahwa sebentar lagi akan ada perubahan penting dalam dirinya. Keyakinan Bartimeus dalam hal ini dapat disebut sebagai iman. Iman telah membuatnya melangkah datang kepada Yesus, iman telah membuatnya melakukan sesuatu yang dramatikal, yaitu menanggalkan jubahnya. Ia sengaja menanggalkan jubah tersebut agar lebih leluasa datang menemui Yesus. Meskipun jubah luar pada umumnya merupakan pakaian yang melindungi seseorang dari cuaca yang dingin, namun apalah arti sebuah jubah bagi Baartimeus dibandingkan kesembuhan yang akan diterimanya dari Yesus. Bartimeus rela menanggalkan jubahnya karena tahu ada hal yang lebih penting daripada sebuah jubah. Ini adalah gambaran bagi seorang berdosa yang memutuskan untuk datang kepada Yesus. Ia harus rela menanggalkan “jubah” yang selama ini ia kenakan, yaitu jubah dosa yang telah membutakan mata rohaninya. Untuk mendapatkan kemurahan hati Allah, ia harus bersedia meninggalkan kehidupan lamanya (dosa).
Rasul Paulus berkata, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggaprugi karena Kristus.” (Filipi 3:7). Pertemuan dengan Yesus akan mengubah hidup serta cara pandang kita. Karena itu, tanggalkanlah “jubah” yang selama ini kita kenakan, jubah yang telah merintangi kita untuk datang kepada Yesus, jubah yang membutakan mata rohani kita, sehingga kita tidak bisa melihat Sang Kebenaran itu. Bartimeus mengajar kita untuk rela melepaskan apa yang selama ini kita anggap penting dan nyaman, namun yang menghalangi kita untuk mengenal Yesus. Percayalah, ketika kita datang kepadaNya, maka kita akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih baik. Memiliki Yesus berarti memiliki segalanya!
Minggu, 13 September 2009
Bartimeus Pun Mengikut Yesus
Firman hari ini: Markus 10:52
Pengajaran:
Tak dapat dibayangkan betapa bersukacitanya Bartimeus ketika “kegelapan” berlalu dari hidupnya dan digantikan dengan pemandangan indah yang dapat ia saksikan melalui penglihatannya yang kini normal. Dalam ayat 52 kita membaca apa yang dilakukan oleh Bartimeus setelah matanya dicelikkan,”…lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalananNya.” Tindakan Bartimeus mengikut Yesus di sini mendasari pendapat sebagian penafsir Alkitab bahwa Bartimeus termasuk dalam ke 120 murid yang berdoa di loteng Yerusalem pada hari Pentakosta. Bartimeus dapat disamakan dengan Maria Magdalena yang setelah dilepaskan dari tujuh setan, akhirnya setia mengikut Yesus. Bartimeus bukan tipe orang yang hanya menginginkan mujizat dan setelah itu lupa kepada Sang Pemberi Mujizat. Ia tidak seperti kesembilan orang yang disembuhkan dari sakit kusta yang tidak ingat untuk kembali mengucap syukur kepada Yesus.
Bartimeus merupakan contoh orang yang benar di dalam menanggapi mujizat yang ia terima. Ia tidak hanya berhenti sampai pada celiknya matanya, tetapi lebih daripada itu ia menyerahkan hatinya kepada Sang Pembuat Mujizat sebagai ucapan syukurnya. Cobalah untuk mengingat kembali mujizat atau pertolongan apa yang pernah kita terima dari Yesus. Apakah semua itu sudah cukup menggugah hati kita untuk lebih menyerahkan diri kita kepadaNya, atau kita berlaku seperti sembilan orang kusta yang melupakan Yesus begitu saja setelah mereka menerima kebaikan Tuhan. Sekalipun kita menerima mujizat berkali-kali, semua itu tidak ada artinya jika kita tidak sembuh secara rohani dengan mengalami pengenalan yang benar pada Sang Pemberi Mujizat itu. Dan pengenalan yang benar, menuntut penyerahan yang lebih total serta perhubungan yang setia. Mari, jadilah orang-orang yang haus untuk mengenal Sang Pemberi Mujizat!
Sumber: Manna Surgawi, 2009
Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya
kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.
-2 Tawarikh 16:9a-
Senin, 7 September 2009
Mata Rohani Yang Terbuka
Firman hari ini: Markus 10:46-47
Pengajaran:
Bartimeus memang buta, tetapi seperti kebanyakan orang buta lainnya, ia memiliki pendengaran yang tajam. Kemungkinan besar ia sudah lama mendengar tentang Yesus Sang Pembuat Mujizat itu, ia mendengar bagaimana Yesus telah membuat orang lumpuh berjalan dan orang buta dapat melihat serta berbagai tanda ajaib yang sudah dilakukanNya. Bartimeus memang tidak pernah melihat Yesus dan bagaimana Ia melakukan tanda-tanda ajaib itu, namun ia percaya bahwa Yesus berkuasa. Ketika Yesus lewat, ia berteriak,”Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku.” Ia percaya bahwa Yesus juga berkuasa mencelikkan matanya. Istilah “Anak Daud” yang dipakainya, menunjukkan pengharapannya tentang Mesias yang akan datang sebagai Raja. Satu pelajaran penting dari hal ini adalah bahwa Bartimeus memang buta secara jasmani, tetapi tidak secara rohani. Mata rohaninya jelas terbuka, ia dapat melihat Yesus sebagai Mesias yang berkuasa. Bandingkan dengan orang banyak yang masih meminta tanda kepada Yesus, sekalipun mereka sudah berkali-kali menyaksikanNya melakukan mujizat (Yohanes 6:30). Di sisi lain, para imam dan ahli-ahli Taurat yang adalah pengajar firman Allah justru mempertanyakan kuasa Yesus (Markus 11:27-33). Sungguh kenyataan yang memprihatinkan bagi orang-orang yang celik secara jasmani, namun tidak pernah mempercayai Yesus dan kuasaNya. Karena itu, mintalah agar Tuhan memberikan iman percaya dan mata rohani yang terbuka kepada Anda.
Selasa, 8 September 2009
Melangkah Untuk Sebuah Perubahan
Firman hari ini: Markus 10:47; Ezra 10:4
Pengajaran:
Ada orang yang tahu bagaimana harus berubah, tetapi tetap memilih untuk tidak berbuat apa-apa. Melalui kisah Bartimeus kita melihat sesuatu yang berbeda, di mana seorang yang buta bertindak untuk mengubah hidupnya. Bartimeus tidak mau hidup dalam keterpurukan kebutaannya. Ia sudah kenyang direndahkan orang sebagai masyarakat kelas bawah, ia tidak ingin menjadi pengemis selamanya yang hanya mengharapkan belas kasihan orang. Dua hal yang menyebabkan Bartimeus mengambil langkah untuk bertindak, adalah: Satu, Bartimeus sadar bahwa tanggung jawab ada di pundaknya. Memang banyak kejadian dalam hidup ini yang tidak dapat kita elakkan, tetapi kita dapat mengatasinya dengan hikmat dan kekuatan dari Tuhan. Itulah yang ditunjukkan Bartimeus. Ia tidak tinggal dalam penyesalan diri dan menyalahkan orang lain atas keadaannya yang buta. Sebaliknya, ia memikul tanggung jawabnya dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengubah hidupnya dengan cara datang kepada Yesus. Bartimeus tahu bahwa pertolongannya harus datang dari kuasa yang lebih tinggi dari dirinya, kuasa ilahi! Daripada menyalahkan situasi dan orang lain, lebih baik ia berseru kepada Yesus yang sanggup mencelikkan matanya. Dua, Bartimeus yakin bahwa keadaannya bisa berubah. Ia percaya bahwa Yesus sanggup mengubah hidupnya menjadi berbeda dari hari-hari sebelumnya yang ia lalui di dalam kebutaan. Memang banyak hal yang tak dapat kita ubah dengan kemanusiaan kita yang terbatas, tetapi Yesus dapat melakukannya. Harapkan bahwa keadaanmu bisa berubah meskipun manusia tidak berani menjamin akan hal itu, tetapi engkau bisa mempercayai dan mengandalkan Yesus.
Rabu, 9 September 2009
Mengatasi Para Penghalang
Firman hari ini: Markus 10:48
Pengajaran:
Pada waktu Bartimeus berseru kepada Yesus, orang-orang bukannya berusaha menolong atau memberi jalan agar Bartimeus lebih mudah bertemu Yesus, sebaliknya mereka memarahi dan menyuruhnya agar diam. Tak seorang pun yang mendukungnya untuk bertemu Yesus. Apa yang dialami oleh Bartimeus menjadi gambaran penting bahwa ketika kita mulai serius mencari Yesus, sikap dan kata-kata di sekeliling kita bisa melemahkan semangat. Budaya telah membentuk masyarakat kita sehingga jika ada orang yang memiliki gaya hidup yang berbeda, maka ia akan dianggap aneh dan akhirnya dijauhi sekalipun hal itu adalah hal yang baik. Jika hanya sekedar menjadi orang Kristen yang biasa-biasa saja, mungkin kita tidak akan menghadapi masalah yang cukup serius. Tetapi, ketika kita menjadi pengikut Yesus yang sungguh-sungguh dan mau hidup mencapai visi yang Tuhan beri, maka kita akan mulai mendengar suara-suara sumbang.
Lakukan apa yang Bartimeus lakukan ketika orang-orang mencoba menghalangi Anda untuk bertemu Yesus. Ia tidak mempedulikan mereka, ia tidak membiarkan mereka melemahkan semangatnya dan membuatnya diam. Ia malah semakin keras berseru kepada Yesus tanpa menghiraukan apa kata orang kepadanya. Bukan orang lain yang menentukan apakah kita akan menjadi pemenang, atau menjadi orang yang kalah, karena sesungguhnya kita sendirilah yang menentukan semuanya. Sebuah ungkapan mengatakan, ”Bagaimanapun usaha orang menghalangi langkahmu, mereka tidak akan pernah berhasil kecuali jika engkau sendiri mengijinkan mereka menghalangimu.” Jadilah seperti Bartimeus yang tidak mengijinkan orang banyak menghalangi langkahnya untuk mencari Yesus.
Kamis, 10 September 2009
Yesus Tidak Pernah Terlalu Sibuk
Firman hari ini: Markus 10:49, 2 Tawarikh 16:9a
Pengajaran:
Para penafsir mengatakan bahwa situasi saat Yesus masuk ke kota Yerikho saat itu sangatlah ramai, bukan hanya karena banyaknya orang, tetapi karena suara teriakan mereka. Dalam kondisi yang sedemikian itu, tentu sulit untuk mendengar secara jelas teriakan masing-masing orang. Tetapi Yesus sanggup mendengar dan membedakan jeritan si buta Bartimeus yang memohon belas kasihanNya di tengah suara-suara yang riuh saat itu. Penting kita mengingat hal ini bahwa Yesus akan selalu mendengar jeritan dan tetap mempedulikan kita sekalipun situasi sekitar kita sepertinya sangat sulit. “Karena mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melilmpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.” (2 Tawarikh 16:9a). Jeritan kita dalam doa akan membuat “Ia menghentikan langkahNya” dan kemudian mencari sumber jeritan itu, lalu menyatakan pertolonganNya. Yesus tidak pernah terlalu sibuk sehingga Ia mengabaikan orang-orang yang berseru kepadaNya. Di lain kesempatan Yesus sedang dalam perjalanan ke rumah Yairus untuk menyembuhkan anaknya. Di tengah kerumunan orang banyak, seorang wanita yang menderita pendarahan menyentuh ujung jubahNya secara diam-diam. Meskipun sedang berdesakan dengan orang banyak, namun Yesus tahu bahwa seseorang menjamah jubahNya dengan iman dan Yesus segera berhenti untuk mencari tahu siapa yang menjamah jubahnya. Kemudian Ia menyembuhkan wanita itu.
Dipandang dari seluruh penduduk bumi yang berjumlah sekitar 6 milliar lebih, mungkin Anda berpikir bukan siapa-siapa, bukan orang penting. Namun, ingatlah bahwa Anda begitu penting di mata Tuhan. Jeritan Anda kepada Yesus akan membuatNya berhenti serta menolongmu, sebagaimana Ia berhenti dan menolong Bartimeus.
Jumat, 11 September 2009
Katakan Apa Kebutuhanmu
Firman hari ini: Markus 10:51
Pengajaran:
Pertanyaan Tuhan Yesus “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” sedikit mengherankan dan agak aneh. Yesus pasti sudah tahu bahwa Bartimeus buta dan tahu apa yang diinginkannya. Yesus pernah mengajukan pertanyaan senada kepada orang lumpuh di tepi kolam Betesda. “…maukah engkau sembuh?” (Yohanes 5:6). Yesus bertanya kepada Bartimeus dengan tujuan agar Bartimeus mengakui kebutuhannya serta percaya sepenuhnya bahwa Yesus sanggup mengubah hidupnya. Jika Bartimeus tidak mempercayai kesanggupan Yesus, ia hanya akan meminta hal-hal yang umum seperti, ”Berkatilah aku supaya aku tidak perlu mengemis lagi.” Tetapi, melalui permohonan yang singkat namun jelas, Bartimeus memberitahukan kebutuhannya dan menyatakan keyakinannya pada kuasa Yesus. “Rabuni” adalah sebutan lain dari “rabbi” yang artinya “guru” atau “tuan”. Hanya saja sebutan “rabuni” mengandung penghormatan yang lebih tinggi dan lebih pribadi, menandakan hubungan yang dekat. Dengan menyebut “rabuni”, Bartimeus menunjukkan rasa hormat dan keyakinannya bahwa Yesus Sang Rabbi sanggup menolongnya.
Tuhan memang tahu kebutuhan kita dan Ia memiliki segalanya, juga ada banyak hal yang oleh kemurahan hatiNya diberikan kepada semua orang tanpa mereka memintanya, namun ada pemberian-pemberian tertentu yang akan kita terima hanya jika kita berdoa dan memintanya kepada Tuhan. Perhatikan apa yang dikatakan di dalam Yakobus 4:2,”Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.” Perubahan terjadi ketika kita terbuka kepada Tuhan tentang masalah yang kita hadapi dan apa yang sesungguhnya kita butuhkan.
Sabtu, 12 September 2009
Menanggalkan Jubahnya
Firman hari ini: Markus 10:50; Ibrani 12:1-3
Pengajaran:
Pada waktu orang memberitahukan kepada Bartimeus bahwa Yesus memanggilnya, maka ia pun menanggalkan jubahnya. Bartimeus dipenuhi dengan sukacita karena ia meyakini bahwa sebentar lagi akan ada perubahan penting dalam dirinya. Keyakinan Bartimeus dalam hal ini dapat disebut sebagai iman. Iman telah membuatnya melangkah datang kepada Yesus, iman telah membuatnya melakukan sesuatu yang dramatikal, yaitu menanggalkan jubahnya. Ia sengaja menanggalkan jubah tersebut agar lebih leluasa datang menemui Yesus. Meskipun jubah luar pada umumnya merupakan pakaian yang melindungi seseorang dari cuaca yang dingin, namun apalah arti sebuah jubah bagi Baartimeus dibandingkan kesembuhan yang akan diterimanya dari Yesus. Bartimeus rela menanggalkan jubahnya karena tahu ada hal yang lebih penting daripada sebuah jubah. Ini adalah gambaran bagi seorang berdosa yang memutuskan untuk datang kepada Yesus. Ia harus rela menanggalkan “jubah” yang selama ini ia kenakan, yaitu jubah dosa yang telah membutakan mata rohaninya. Untuk mendapatkan kemurahan hati Allah, ia harus bersedia meninggalkan kehidupan lamanya (dosa).
Rasul Paulus berkata, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggaprugi karena Kristus.” (Filipi 3:7). Pertemuan dengan Yesus akan mengubah hidup serta cara pandang kita. Karena itu, tanggalkanlah “jubah” yang selama ini kita kenakan, jubah yang telah merintangi kita untuk datang kepada Yesus, jubah yang membutakan mata rohani kita, sehingga kita tidak bisa melihat Sang Kebenaran itu. Bartimeus mengajar kita untuk rela melepaskan apa yang selama ini kita anggap penting dan nyaman, namun yang menghalangi kita untuk mengenal Yesus. Percayalah, ketika kita datang kepadaNya, maka kita akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih baik. Memiliki Yesus berarti memiliki segalanya!
Minggu, 13 September 2009
Bartimeus Pun Mengikut Yesus
Firman hari ini: Markus 10:52
Pengajaran:
Tak dapat dibayangkan betapa bersukacitanya Bartimeus ketika “kegelapan” berlalu dari hidupnya dan digantikan dengan pemandangan indah yang dapat ia saksikan melalui penglihatannya yang kini normal. Dalam ayat 52 kita membaca apa yang dilakukan oleh Bartimeus setelah matanya dicelikkan,”…lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalananNya.” Tindakan Bartimeus mengikut Yesus di sini mendasari pendapat sebagian penafsir Alkitab bahwa Bartimeus termasuk dalam ke 120 murid yang berdoa di loteng Yerusalem pada hari Pentakosta. Bartimeus dapat disamakan dengan Maria Magdalena yang setelah dilepaskan dari tujuh setan, akhirnya setia mengikut Yesus. Bartimeus bukan tipe orang yang hanya menginginkan mujizat dan setelah itu lupa kepada Sang Pemberi Mujizat. Ia tidak seperti kesembilan orang yang disembuhkan dari sakit kusta yang tidak ingat untuk kembali mengucap syukur kepada Yesus.
Bartimeus merupakan contoh orang yang benar di dalam menanggapi mujizat yang ia terima. Ia tidak hanya berhenti sampai pada celiknya matanya, tetapi lebih daripada itu ia menyerahkan hatinya kepada Sang Pembuat Mujizat sebagai ucapan syukurnya. Cobalah untuk mengingat kembali mujizat atau pertolongan apa yang pernah kita terima dari Yesus. Apakah semua itu sudah cukup menggugah hati kita untuk lebih menyerahkan diri kita kepadaNya, atau kita berlaku seperti sembilan orang kusta yang melupakan Yesus begitu saja setelah mereka menerima kebaikan Tuhan. Sekalipun kita menerima mujizat berkali-kali, semua itu tidak ada artinya jika kita tidak sembuh secara rohani dengan mengalami pengenalan yang benar pada Sang Pemberi Mujizat itu. Dan pengenalan yang benar, menuntut penyerahan yang lebih total serta perhubungan yang setia. Mari, jadilah orang-orang yang haus untuk mengenal Sang Pemberi Mujizat!
Subscribe to:
Posts (Atom)