FOKUS KITA
Ada dua hal yang selalu mengganggu pikiran saya ketika orang Kristen dan pekerjaannya disebut-sebut. Pertama, betapa sedikit orang Kristen yang bahagia dengan pekerjaannya. Kedua, betapa sering orang lain menyebut orang Kristen sebagai pekerja yang buruk. Beberapa majikan bahkan me-ngatakan kepada saya bahwa mereka tidak suka mempekerjakan orang Kristen. Wah, jujur saja telinga saya cukup panas mendengar hal itu. Sementara saya berusaha menyelidiki kebenaran dari tuduhan-tuduhan itu, saya mendengar pernyataan-pernyataan yang semakin menguatkan fakta negatif tentang pekerja Kristen:
1. Orang Kristen cenderung sombong, mereka memanfaatkan bos-bos Kristen.
2. Ini adalah masalah sikap, saya memandang pekerja Kristen terlalu negatif, suka
mencela dan melawan perubahan.
3. Mereka tidak cakap bekerja. Bagi saya rasanya beberapa orang terakhir yang saya
pekerjakan sama sekali tidak bisa (atau tidak mau) melakukan pekerjaannya.
4. Orang Kristen sering lebih sibuk memikirkan hal lain yang tidak ada sangkut
pautnya dengan pekerjaannya, seperti membuat kesaksian, pelayanan gereja, dll.
5. Terus terang, saya tidak bisa mempercayai mereka jika saya tidak ada. Orang
Kristen terakhir yang saya pekerjakan benar-benar tidak jujur.
Baiklah, mungkin ini hanya pengecualian dan hanya mewakili minoritas, namun saya masih tetap merasa tergganggu. Bagi setiap perkecualian, terdapat banyak pelanggaran dan tidak sedikit perasaan tidak enak yang timbul. “Sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan”, sejumlah jeruk yang busuk akan merusakkan satu keranjang mayoritas. Sering saya dapati seorang Kristen yang malas dan menjengkelkan di pekerjaannya sehingga banyak kantor, perusahaan, pelanggan atau beberapa toko yang tidak tertarik untuk menerima pekerja Kristen.
Suka atau tidak, seluruh dunia mengawasi kita sebagai orang Kristen dengan mata seekor elang yang mengawasi ayam. Kita bagaikan mangsa yang sedang diawasi terus menerus. Itulah bahayanya dengan status kita sebagai orang Kristen. Dan kalau kita berbicara tentang Juruselamat kita dan kehidupan yang ditawarkanNya, segala hal yang kita katakan akan selalu disaring melalui kualitas pekerjaan kita.
Panggung paling baik untuk membangun satu kasus bagi orang Kristen yang bekerja secara baik diletakkan di atas enam tiang penyangga besar yang saya sebut kompetensi: integritas, kesetiaan, ketepatan waktu, mutu kemampuan kerja, sikap yang menyenangkan dan antusiasme. Pekerjakanlah seseorang yang berkompeten dan hanya merupakan soal waktu saja sebelum bisnis mulai meningkat dan orang akan terkesan dan...Kekristenan akan mulai kelihatan penting. Renungkan beberapa ayat ini:
• “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” (1 Korintus 10:31).
• “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan,
lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur
oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” (Kolose 3:17).
• “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16).
Mari baca juga surat Yakobus yang intinya mengatakan bahwa iman yang sejati diperkuat oleh pekerjaan yang baik. Kepercayaan yang benar dan perilaku yang benar berjalan bergandengan tangan. Ingatlah, tidak ada perbedaan sakral (rohani) dan sekuler di dalam Alkitab. Dari awal Allah merancang Adam dan Hawa untuk bekerja (Kejadian 2:15) mengusahakan dan memelihara taman Eden. Kata bekerja ini artinya sama dengan kata ibadah, yaitu ibadah yang memuliakan Tuhan. Berarti bekerja itu sama dengan memuliakan Tuhan. Titus 1:5 mengatakan:“Bagi orang suci semuanya suci...” Itu berarti bahwa pekerjaan sekuler Anda dari Senin sampai Sabtu adalah suci, itu adalah sakral. Sama sakralnya dengan kegiatan di hari Minggu. Bagi orang Kristen semua kehidupan suci!
Surat Rasul Paulus yang ditulis dengan kata-kata yang abadi dalam Efesus 4:1 adalah untuk mengingatkan kita, bahwa setiap individu disadarkan bahwa dia sudah dipanggil oleh Tuhan ke suatu profesi atau pekerjaan. Tanpa memperdulikan apa pekerjaannya itu, asal tidak melanggar Firman Tuhan, itu adalah sakral, itu adalah pangggilan Tuhan.
Mari ingat selalu bahwa pekerjaan kita adalah panggilan kita. Itulah tanggung jawab yang ditetapkan Tuhan bagi kita. Karena kita sedang menjalankan panggilan Allah dalam pekerjaan kita, mari bekerja dengan kompetensi yang terbaik, yang berarti memperbaiki dan mengusahakan: integritas, ketepatan waktu, ke-setiaan, sikap, produktivitas, antusiasme. Jika kita bersedia, maka kasih karunia Allah akan menyertai kita.(jas)
Saturday, January 24, 2009
Pohon Tua
INSPIRATIONAL STORY
Suatu ketika di sebuah padang, terdapat sebatang pohon rindang. Dahannya rimbun oleh dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya, tampak menonjol keluar, menembus tanah hingga dalam. Pohon itu tampak gagah dibandingkan dengan pohon-pohon lain di sekitarnya.
Pohon itu pun menjadi tempat hidup bagi beberapa burung di sana. Mereka membuat sarang, dan bergantung hidup pada batang-batangnya. Burung-burung itu membuat lubang dan mengerami telur-telur mereka di dalam pohon yang besar itu. Pohon itu pun merasa senang karena ia mendapatkan teman saat mengisi hari-harinya yang panjang.
Orang-orang bersyukur atas keberadaan pohon tersebut. Mereka kerap singgah dan berteduh di bawah kerindangan pohon itu. Orang-orang itu sering duduk dan membuka bekal makan di bawah naungan dahan-dahannya yang rindang. "Pohon yang sangat berguna," begitu ujar mereka setiap selesai berteduh. Lagi-lagi, sang pohon bangga mendengar perkataan tadi.
Waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai sakit-sakitan. Daun-daunnya rontok, ranting-rantingnya pun mulai berjatuhan. Tubuhnya, kini mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dulu dimilikinya. Burung-burung pun mulai enggan bersarang di sana. Orang yang lewat, tak lagi mau mampir dan singgah untuk berteduh. Sang pohon pun bersedih. "Ya Tuhan, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku butuh teman. Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?" begitu ratap sang pohon, hingga terde-ngar ke seluruh hutan. "Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan siksaan ini?" Sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering.
Musim telah berganti, namun keadaannya belum berubah. Sang pohon tetap kesepian dalam kesendiriannya. Batangnya tampak semakin kering. Ratap dan tangis terus terde-ngar setiap malam, mengisi malam-malam hening yang panjang. Hingga pada saat pagi menjelang.
"Cittt... cericirit... cittt" Ternyata, ada seekor anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya. "Cittt... cericirit... cittt, suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon itu atas kelahiran burung-burung baru. Satu... dua... tiga... empat anak burung lahir. "Ah, doaku di jawabNya," begitu seru sang pohon.
Keesokan harinya, beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka akan membuat sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu yang kering, mengundang burung jenis tertentu tertarik untuk bersarang di sana. Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering daripada sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih beragam. "Ah, kini hariku makin cerah bersama burung-burung ini", gumam sang pohon dengan berbinar. Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika ia melihat ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang tunas tersenyum. Ah, rupanya, air mata sang pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam.
Allah selalu punya rencana-rencana rahasia buat kita. Dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, Ia selalu memberikan jawaban-jawaban buat kita. Walaupun kadang penyelesaiannya tak selalu mudah di tebak. Namun yakinlah, Allah Maha Tahu yang terbaik buat kita. Saat diijinkanNya pencobaan terjadi, maka di saat lain, diberikanNya kita karunia yang berlimpah. Ujian yang diijinkanNya terjadi, bukanlah harga mati dan bukan suatu hal yang tak dapat disiasati. Saat Allah mengijinkan pencobaan menimpa sang Pohon, maka, sesungguhnya Allah, sedang MENUNDA memberikan kemuliaanNya. Allah tidak memilih untuk menumbangkannya, sebab Ia menyimpan rahasia. Allah, sedang menguji kesabaran yang dimilikinya.
Semua masalah yang kita hadapi adalah bagian dari rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkanNya buat kita. Jadi, jangan putus asa dan tawar hati.(Anonim)
Suatu ketika di sebuah padang, terdapat sebatang pohon rindang. Dahannya rimbun oleh dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya, tampak menonjol keluar, menembus tanah hingga dalam. Pohon itu tampak gagah dibandingkan dengan pohon-pohon lain di sekitarnya.
Pohon itu pun menjadi tempat hidup bagi beberapa burung di sana. Mereka membuat sarang, dan bergantung hidup pada batang-batangnya. Burung-burung itu membuat lubang dan mengerami telur-telur mereka di dalam pohon yang besar itu. Pohon itu pun merasa senang karena ia mendapatkan teman saat mengisi hari-harinya yang panjang.
Orang-orang bersyukur atas keberadaan pohon tersebut. Mereka kerap singgah dan berteduh di bawah kerindangan pohon itu. Orang-orang itu sering duduk dan membuka bekal makan di bawah naungan dahan-dahannya yang rindang. "Pohon yang sangat berguna," begitu ujar mereka setiap selesai berteduh. Lagi-lagi, sang pohon bangga mendengar perkataan tadi.
Waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai sakit-sakitan. Daun-daunnya rontok, ranting-rantingnya pun mulai berjatuhan. Tubuhnya, kini mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dulu dimilikinya. Burung-burung pun mulai enggan bersarang di sana. Orang yang lewat, tak lagi mau mampir dan singgah untuk berteduh. Sang pohon pun bersedih. "Ya Tuhan, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku butuh teman. Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?" begitu ratap sang pohon, hingga terde-ngar ke seluruh hutan. "Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan siksaan ini?" Sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering.
Musim telah berganti, namun keadaannya belum berubah. Sang pohon tetap kesepian dalam kesendiriannya. Batangnya tampak semakin kering. Ratap dan tangis terus terde-ngar setiap malam, mengisi malam-malam hening yang panjang. Hingga pada saat pagi menjelang.
"Cittt... cericirit... cittt" Ternyata, ada seekor anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya. "Cittt... cericirit... cittt, suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon itu atas kelahiran burung-burung baru. Satu... dua... tiga... empat anak burung lahir. "Ah, doaku di jawabNya," begitu seru sang pohon.
Keesokan harinya, beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka akan membuat sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu yang kering, mengundang burung jenis tertentu tertarik untuk bersarang di sana. Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering daripada sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih beragam. "Ah, kini hariku makin cerah bersama burung-burung ini", gumam sang pohon dengan berbinar. Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika ia melihat ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang tunas tersenyum. Ah, rupanya, air mata sang pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam.
Allah selalu punya rencana-rencana rahasia buat kita. Dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, Ia selalu memberikan jawaban-jawaban buat kita. Walaupun kadang penyelesaiannya tak selalu mudah di tebak. Namun yakinlah, Allah Maha Tahu yang terbaik buat kita. Saat diijinkanNya pencobaan terjadi, maka di saat lain, diberikanNya kita karunia yang berlimpah. Ujian yang diijinkanNya terjadi, bukanlah harga mati dan bukan suatu hal yang tak dapat disiasati. Saat Allah mengijinkan pencobaan menimpa sang Pohon, maka, sesungguhnya Allah, sedang MENUNDA memberikan kemuliaanNya. Allah tidak memilih untuk menumbangkannya, sebab Ia menyimpan rahasia. Allah, sedang menguji kesabaran yang dimilikinya.
Semua masalah yang kita hadapi adalah bagian dari rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkanNya buat kita. Jadi, jangan putus asa dan tawar hati.(Anonim)
INFO KITA - 25 Januari
Persembahan 18 Januari 2009
Perpuluhan : Rp. 7.353.000
Diakonia : Rp. 471.000
Misi : Rp. 791.000
Investasi Healing Center : Rp. 500.000
Untuk Rumah Kehidupan: Rp. 250.000
Investasi Healing Center : Rp. 500.000
Untuk Rumah Kehidupan: Rp. 250.000
SPK Pemenang
Pendaftaran Tetap Dibuka!
18 Januari-29 Maret 2009
(Setiap hari Minggu)
Pukul 10.00 WIB
di Gedung Gereja GBI Kristus Pencipta
18 Januari-29 Maret 2009
(Setiap hari Minggu)
Pukul 10.00 WIB
di Gedung Gereja GBI Kristus Pencipta
Hubungi:
Keluarga: Ibu Indri (72027445)
Youth: Ibu Vera (71014948)
Teen: Sdri. Setyarini (71607989)
Perjamuan Kudus
Mari siapkan hati kita untuk masuk dalam Perjamuan Kudus yang akan dilaksanakan pada hari Minggu, 1 Februari 2009 di seluruh ibadah raya.
Sepakat Bersama Pekerja!
Kamis
29 Januari 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gereja
Seluruh pekerja KrisPen WAJIB hadir tepat waktu dan mengenakan seragam visi!
Nantikan kesempatan emas ini!
Bless Meulaboh!
-a Mission Trip to Aceh-
Maret 2009
Bersama:
Dept. Misi GBI Kristus Pencipta
Info:
Ibu Priscilla
(3823490) pada jam kerja sekretariat gereja
Keluarga: Ibu Indri (72027445)
Youth: Ibu Vera (71014948)
Teen: Sdri. Setyarini (71607989)
Perjamuan Kudus
Mari siapkan hati kita untuk masuk dalam Perjamuan Kudus yang akan dilaksanakan pada hari Minggu, 1 Februari 2009 di seluruh ibadah raya.
Sepakat Bersama Pekerja!
Kamis
29 Januari 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gereja
Seluruh pekerja KrisPen WAJIB hadir tepat waktu dan mengenakan seragam visi!
Nantikan kesempatan emas ini!
Bless Meulaboh!
-a Mission Trip to Aceh-
Maret 2009
Bersama:
Dept. Misi GBI Kristus Pencipta
Info:
Ibu Priscilla
(3823490) pada jam kerja sekretariat gereja
Penuntun Saat Teduh Pribadi 26 Januari-1 Februari 2009
Masa Depan Penuh Harapan
(Beberapa ide diambil dari “Our Daily Bread” Annual Gift Edition)
Senin, 26 Januari 2009
Rencana dan Kenyataan
Firman Hari Ini: Amsal 16:1-9
Pertanyaan perenungan:
1. Percayakah Anda pada “nasib”?
2. Percayakah Anda bahwa Tuhan ternyata ikut campur dalam setiap hidup ini?
(ayat 2)
Pengajaran:
Ketika masih duduk di SMP saya bercita-cita menjadi seorang dokter gigi, Pada waktu menginjak bangku SMU cita-cita saya berubah menjadi pebisnis karena saat itu saya sangat menyukai pelajaran ekonomi. Saya berpikir bahwa perekonomianlah yang akan menjadi pusat kehidupan di masa depan. Sekarang memang terbukti bahwa perekonomian adalah pusat kehidupan manusia. Tetapi, yang terjadi pada saya saat ini, saya bukan lagi seorang pebisnis, walaupun saya pernah melewati pengalaman menjadi pebisnis. Sekarang saya menjadi seorang hamba Tuhan yang mengajarkan kebenaran Firman Tuhan, mengkonseling dan berkotbah.
Setiap kita mungkin telah membuat rencana masa depan dengan baik. Kita sudah menyusun dengan cermat bagaimana masa depan yang hendak kita jalani, namun semua tidak berjalan sesuai rencana. Beberapa pintu akhirnya tertutup, sebaliknya pintu yang lain justru terbuka. Ternyata rancangan manusia dan kenyataan yang terjadi bisa sangat berbeda. Hal ini bisa berarti bahwa Allah merencanakan hal yang lain dalam hidup kita. Memang kita perlu merencanakan masa depan dengan baik dan berhikmat, tetapi yang lebih penting adalah kita harus tetap terbuka, jika Tuhan pada akhirnya mengubah arah hidup kita. Amsal 16:9 berkata: “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.” Allah tidak akan pernah keliru menuntun hidup kita, jika kita percaya sepenuhnya kepada Dia dengan sepenuh hati kita. Dia akan mengarahkan setiap langkah hidup kita (Amsal 3:5-6). JalanNya adalah yang terbaik.
Penerapan pribadi:
1. Apakah Anda bergumul dengan rencana masa depan?
2. Bagaimana Anda meresponi Firman Tuhan hari ini?
3. Maukah Anda menyerahkan setiap rencana kehidupan Anda kepada Tuhan?
Selasa, 27 Januari 2009
Rencanakan Bersama Tuhan
Firman Hari Ini: Mazmur 37:1-6
Pertanyaan Perenungan:
Apakah Anda sudah merencanakan sesuatu di awal tahun ini?
Apa syarat yang harus kita lakukan agar Tuhan memberikan apa yang diinginkan hati kita ? (ayat 3-4).
Pengajaran:
Di awal tahun, hal penting yang dilakukan oleh setiap orang adalah mulai merencanakan segala sesuatu. Perusahaan mulai memikirkan rencana-rencana untuk sepanjang tahun. Organisasi/gereja mulai memikirkan pencapaian-pencapaian untuk satu tahun ke depan, bahkan setiap pribadi mulai memikirkan apa yang harus dicapai sepanjang tahun yang akan dijalani.
Di dalam merencanakan peningkatan produktifitas atau efisiensi yang harus diperbesar, terkadang kita lupa bahwa setiap rencana seharusnya tidak hanya menjadi rencana manusia, tetapi hendaknya kita membuat setiap perencanaan bersama Tuhan dan menyertakan kehendakNya dalam rencana-rencana kita. Di dalam Mazmur 37:5 dikatakan: “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak”. Artinya, marilah kita serahkan setiap tindakan dan rencana yang hendak kita capai kepada Tuhan. Rencana Tuhan adalah rencana yang terbaik dan pasti akan terlaksana. Apapun yang menjadi keinginan kita, akan jauh lebih efektif bila itu sesuai dengan kehendak Bapa di Surga.
Penerapan Pribadi:
1. Maukah Anda menyerahkan segala rencana Anda kepada Tuhan?
2. Coba renungkan, bersediakah Anda mengubah rencana Anda jika hal itu ternyata tidak sesuai dengan kehendak Bapa?
3. Bagaimana respon Anda?
Rabu, 28 Januari 2009
Sudut Pandang Kekekalan
Firman Hari Ini: Kolose 3:1-4
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa artinya “kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus...?” (Ay. 3).
2. Apakah Kristus telah menyatakan diriNya? Menurut Anda, kapankah hal itu terjadi? (Ay. 4).
Pengajaran:
Dalam film legendaris Gladiator, Jendral Maximus memberikan semangat dan dorongan kepada anak buahnya ketika mereka sedang bersiap-siap menghadapi musuhnya, bangsa Germania. Dia menantang anak buahnya agar mereka melakukan yang terbaik dan memberikan sebuah pernyataan yang terkenal: “What we do in life echoes in eternity” (Apa yang kita lakukan di dalam hidup ini bergema dalam kekekalan).
Pernyataan ini sebenarnya mengandung konsep yang sama bagi setiap kita sebagai pengikut Kristus. Kita tidak sedang menghabiskan waktu dan hidup di dunia tanpa tujuan, melainkan kita ada di dunia ini untuk melaksanakan suatu tujuan (misi). Tujuan hidup kita sebagai orang percaya adalah membuat perbedaan dalam hidup di dunia ini untuk kekekalan (Kolose 3:2). Tuhan Yesus berkata, “Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.” (Matius 6:20). Memiliki sudut pandang kekekalan dapat membuat perbedaan di dalam hidup kita.
Apa artinya hidup dalam sudut pandang kekekalan? Artinya, apa yang kita kerjakan dan rencanakan sekarang seharusnya berdampak ketika kita hidup dalam kekekalan. Allah ingin kita menilai harta duniawi tidak lebih penting daripada harta di surga. Allah ingin kita menilai karakter kita lebih penting daripada kharisma kita. Ini adalah kebenaran yang sejati dan kekal dan memikirkan tentang hal-hal tersebut akan membawa kita pada sudut pandang kekekalan di dalam hidup kita.
Penerapan Pribadi:
1. Sudahkah Anda memiliki karakter yang baik/teruji?
2. Bagaimana respon Anda dalam menghadapi setiap kesulitan/pergumulan dalam hidup ini?
3. Apakah Anda menilai kekayaan jasmani Anda lebih penting daripada harta di surga? Maukah Anda mengubah pola pikir Anda?
Kamis, 29 Januari 2009
Saya Bersama Kristus
Firman hari Ini: Lukas 23:32-43
Pertanyaan Perenungan:
1. Berapa jumlah orang yang akan disalib pada hari itu? (Ayat 32).
2. Menurut Anda, mengapa seorang dari penjahat itu ada yang mengolok-ngolok Yesus? (ayat 39)
Pengajaran:
Dalam menghadapi masa depan, terkadang kita menemui jalan buntu. Hal ini membuat kita bimbang dan ragu, kemana lagi kita bisa mencari harapan akan masa depan. Kedua penjahat yang disalib di samping Yesus sudah kehilangan harapan. Mereka mungkin tidak bisa lagi berpikir bahwa mereka punya masa depan. Satu hal yang pasti, masa depan mereka adalah salib dan kematian. Saya percaya, mereka pasti sudah pernah mendengar tentang kisah Yesus, bahwa Dia itu seorang Guru yang baik hati, sanggup membuat mujizat, mengajar dengan kuasa dan mempunyai banyak pengikut. Namun, keduanya mempunyai respon yang berbeda: yang seorang mengolok Yesus (Ayat 39) dan yang satunya memohon kepada Yesus agar mengingat dia jika Yesus masuk ke dalam KerajaanNya (Ayat 42). Saya tidak yakin penjahat ini mengerti benar arti permintaannya kepada Yesus. Mungkin saja dia bertemu Yesus baru pada hari penyaliban itu. Hal yang luar biasa adalah dia mau merendahkan hatinya dan meminta tolong kepada Yesus. Bisa saja hal ini dilakukan karena dia sudah tidak mungkin meminta pertolongan kepada pihak lain. Bagi bangsanya, dia adalah penjahat. Bagi pihak pemerintah Romawi, dia pembunuh. Teman-teman sesama penjahat juga tidak bisa menolong, bahkan salah satunya juga akan mati hari itu juga. Satu-satunya pihak dimana dia bisa minta tolong hanyalah kepada Yesus. Dia paham Yesus adalah seorang Raja, dia mengerti bahwa kerajaan Yesus bukan ada di dunia ini, dan dia percaya Yesus sanggup menolongnya. Akhirnya, Yesus berkata: “..., sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Ayat 43).
Jika Anda sedang berada di sebuah persimpangan jalan yang tidak menentu atau menghadapi kebuntuan jalan, Yesus sanggup menolong dan menyediakan jalan. Tidak ada yang mustahil bagi Allah untuk menolong kita. Jangan sampai kita kehilangan Yesus di dalam hidup kita. Dia yang mampu menolong orang yang hampir mati, Dia juga pasti mampu menolong Anda.
Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda menghadapi jalan buntu seperti penjahat yang akan disalib itu?
2. Percayakah Anda bahwa Yesus adalah raja atas hidup dan mati Anda?
3. Serahkan semuanya kepada Yesus dan berdoalah agar Dia menyediakan jalan keluar bagi kebuntuan Anda.
Jumat, 30 Januari 2009
Aku Punya Mimpi
Firman Hari ini: Yesaya 58:1-12
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang dimaksud dengan puasa yang sesungguhnya? (Ayat 6-7)
2. Berkat-berkat apa yang diterima bagi orang yang mau berpuasa? (Ayat 8-12)
Pengajaran:
Pada tahun 1963, di kota Washington DC, Martin Luther King menyampaikan pidatonya yang terkenal “I Have a Dream” (Aku Punya Mimpi). Dengan gaya pidatonya yang luar biasa, King mengajak setiap pendengarnya untuk memperjuangkan kemerdekaan yang sama bagi setiap ras, suku dan bangsa di Amerika. Pidato itu sangat diurapi Tuhan dan berhasil membuat suatu gerakan kesadaran akan pentingnya persamaan hak bagi setiap ras dan suku bangsa di Amerika. Pada abad ke 8 sebelum Masehi, Nabi Yesaya juga dipakai Tuhan untuk membangkitkan kesadaran bangsa Israel supaya melakukan pertobatan yang sesungguhnya (Ayat 6-12), untuk benar-benar memperjuangkan hak keadilan bagi orang-orang yang miskin, sakit dan terbelenggu dosa.
Hari ini kita diingatkan Tuhan kembali untuk melihat visi pribadi kita (mimpi kita). Apakah yang kita lakukan sudah sesuai dengan visi Allah? Visi Allah adalah perwujudan Kerajaan Allah di dunia ini. Arti Kerajaan Allah adalah hadirnya pemerintahan rohani di dalam hidup kita dan di dunia sekitar kita. Salah satu prinsip Kerajaan Allah adalah mewujudkan keadilan bagi semua umat manusia. Anda adalah partner Allah dalam mewujudkan KerajaanNya di dunia, dengan mulai memikirkan orang lain dan mengupayakan keadilan bagi mereka. Bagaimana caranya? Pertama, Tuhan ingin agar lewat berkat keuangan yang kita terima, kita juga mulai menjadi berkat bagi orang-orang yang berkekurangan. Ke dua, lewat kepandaian/keahlian kita, mari kita mengajar orang lain supaya mereka juga terlatih, dsb. Saya percaya ada banyak cara agar keadilan semua orang dapat terlaksana. Maukah Anda terlibat?
Perenungan Pribadi:
1. Maukah Anda terlibat dalam perwujudan Kerajaan Allah di dunia ini?
2. Apa yang akan Anda lakukan?
Sabtu, 31 Januari 2009
Bagaimana Hidup Bahagia?
Firman Hari Ini: Mazmur 146: 1-10
Pertanyaan Perenungan:
1. Siapakah yang dimaksud dengan “anak manusia” dalam ayat 3-4?
2. Siapkah yang akan dikasihi Tuhan? (Ayat 8-9)
Pengajaran:
Banyak orang yang tidak merasa bahagia menjalani hidupnya di dalam Kebenaran Tuhan. Memang jalan Tuhan itu sempit dan kecil, tidak seperti jalan dunia yang lebar dan besar. Anak rohani saya yang masih sekolah kelas 4 SD saja bisa merasakan dan berkata, “Kenapa ya, jadi anak Tuhan itu kok susah? Tidak boleh melakukan ini dan itu seperti teman-teman di sekolah”. Saya juga bertemu dengan jemaat yang merasa bahwa masalah tidak pernah berhenti menerpa hidupnya. Padahal Firman Tuhan berkata: “Bersukacitalah senantiasa.” (1 Tesalonika 5:16). Artinya, bersukacita itu seharusnya menjadi bagian dari kehidupan kita sebagai anak Tuhan.
Mengapa hal ini terjadi? Karena banyak orang mencari kebahagiaan di tempat yang salah. Mazmur 146:5 berkata: “Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya.” (Mazmur 146:5). Jadi, yang menjadi pondasi dari kebahagiaan hidup adalah suatu hubungan yang benar dan intim dengan Allah.
Beberapa langkah praktis tentang hidup benar dan intim dengan Allah, antara lain:
1. Memberi/membantu orang lain.
2. Bagikan kebaikan Anda.
3. Bersyukur selalu.
4. Hidup dengan antusias dan semangat.
5. Hormati orang tua dan belajarlah sesuatu dari mereka.
6. Pandanglah wajah anak-anak dengan kekaguman akan Allah.
7. Tersenyum dan tertawalah selalu.
8. Hidup untuk mengenal Allah setiap hari.
9. Cobalah lihat ke bawah, banyak orang yang jauh lebih menderita daripada Anda.
10. Hiduplah seolah-olah hari ini adalah hari terakhir dari hidup anda.
(Disarikan dari 10 Hukum untuk Hidup Bahagia).
Renungkan 10 langkah praktis untuk bahagia ini. Coba lakukan sambil memuji Tuhan dan kebahagiaan Anda akan penuh. “Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.” (Mazmur 146:1-2).
Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda merasa kurang bahagia? Jika ya, tuliskan apa yang membuat Anda merasa kurang bahagia?
2. Maukah Anda belajar untuk hidup bersyukur? Itulah kunci untuk hidup berbahagia.
Minggu, 1 Februari 2009
Lari Dari Tuhan
Firman Hari Ini: Yunus 1:1-10
Pertanyaan Perenungan:
1. Kemana Tuhan mengutus Yunus? (Ayat 1-2)
2. Kemana ia lari? (Ayat 3) Apa sebabnya Yunus lari dari panggilan Tuhan? (ayat 10)
Pengajaran:
Mengapa orang lari dari Tuhan? Bisa jadi karena rasa marah, kecewa, kehilangan harapan atau ketidaktaatan yang disebabkan oleh harapan-harapan pribadi yang tidak tercapai. Dalam kisah Yunus, kita membaca bagaimana Yunus menolak panggilan Allah untuk menyampaikan hukuman Allah kepada penduduk Niniwe. Yunus menolak perintah Allah, bahkan lari ke kota Tarsis. Yunus tahu apa yang harus dilakukan, tetapi dia justru lari. Setelah diberikan kesempatan kedua, Yunus akhirnya mau melakukan perintah Allah (Yunus 3:1-2). Di dalam hidup ini kita seringkali juga bertindak dan mengambil keputusan sesuai kehendak kita sendiri, padahal seringkali kehendak Tuhan berbeda dengan kehendak kita. Baru setelah kita mengalami “kapal karam”, kita mulai mencari apa rencana Tuhan dan mau taat. Daripada harus mengalami seperti Yunus, bagaimana kalau kita mencari kehendak Allah lebih dahulu, lalu berjalan dengan ketaatan?
Bagaimana kita tahu rencana dan kehendak Allah? Yunus 1:3 berkata, “Yunus lari, jauh dari hadapan Tuhan”. Perhatikan, kata “jauh dari hadapan Tuhan” diulang hingga 2 kali menunjukkan pentingnya hal ini. Yunus gagal memenuhi kehendak Allah, karena jauh dari hadapan Tuhan. Jika Anda ingin tepat pada sasaran dalam panggilan Tuhan, tidak ada cara lain selain kita dekat di hadapan Tuhan. Hanya dekat di hadapan Tuhan yang akan membuat kita mengerti apa artinya hidup kita dan berjalan dalam kehendak Tuhan (Mazmur 145:18). Apapun rencana masa depan di dalam hidup kita, kita tidak akan pernah menggenapinya jika tidak dekat/intim dengan Allah.
Penerapan Pribadi:
1. Bagaimana hubungan Anda dengan Bapa di surga hari-hari ini?
2. Maukah Anda kembali membangun hubungan intim dengan Bapa?
3. Jika Anda memang sedang bergumul dengan panggilan/kehendak Allah, tidak ada cara lain selain datang mendekat selalu kepada Tuhan.
(Beberapa ide diambil dari “Our Daily Bread” Annual Gift Edition)
Senin, 26 Januari 2009
Rencana dan Kenyataan
Firman Hari Ini: Amsal 16:1-9
Pertanyaan perenungan:
1. Percayakah Anda pada “nasib”?
2. Percayakah Anda bahwa Tuhan ternyata ikut campur dalam setiap hidup ini?
(ayat 2)
Pengajaran:
Ketika masih duduk di SMP saya bercita-cita menjadi seorang dokter gigi, Pada waktu menginjak bangku SMU cita-cita saya berubah menjadi pebisnis karena saat itu saya sangat menyukai pelajaran ekonomi. Saya berpikir bahwa perekonomianlah yang akan menjadi pusat kehidupan di masa depan. Sekarang memang terbukti bahwa perekonomian adalah pusat kehidupan manusia. Tetapi, yang terjadi pada saya saat ini, saya bukan lagi seorang pebisnis, walaupun saya pernah melewati pengalaman menjadi pebisnis. Sekarang saya menjadi seorang hamba Tuhan yang mengajarkan kebenaran Firman Tuhan, mengkonseling dan berkotbah.
Setiap kita mungkin telah membuat rencana masa depan dengan baik. Kita sudah menyusun dengan cermat bagaimana masa depan yang hendak kita jalani, namun semua tidak berjalan sesuai rencana. Beberapa pintu akhirnya tertutup, sebaliknya pintu yang lain justru terbuka. Ternyata rancangan manusia dan kenyataan yang terjadi bisa sangat berbeda. Hal ini bisa berarti bahwa Allah merencanakan hal yang lain dalam hidup kita. Memang kita perlu merencanakan masa depan dengan baik dan berhikmat, tetapi yang lebih penting adalah kita harus tetap terbuka, jika Tuhan pada akhirnya mengubah arah hidup kita. Amsal 16:9 berkata: “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.” Allah tidak akan pernah keliru menuntun hidup kita, jika kita percaya sepenuhnya kepada Dia dengan sepenuh hati kita. Dia akan mengarahkan setiap langkah hidup kita (Amsal 3:5-6). JalanNya adalah yang terbaik.
Penerapan pribadi:
1. Apakah Anda bergumul dengan rencana masa depan?
2. Bagaimana Anda meresponi Firman Tuhan hari ini?
3. Maukah Anda menyerahkan setiap rencana kehidupan Anda kepada Tuhan?
Selasa, 27 Januari 2009
Rencanakan Bersama Tuhan
Firman Hari Ini: Mazmur 37:1-6
Pertanyaan Perenungan:
Apakah Anda sudah merencanakan sesuatu di awal tahun ini?
Apa syarat yang harus kita lakukan agar Tuhan memberikan apa yang diinginkan hati kita ? (ayat 3-4).
Pengajaran:
Di awal tahun, hal penting yang dilakukan oleh setiap orang adalah mulai merencanakan segala sesuatu. Perusahaan mulai memikirkan rencana-rencana untuk sepanjang tahun. Organisasi/gereja mulai memikirkan pencapaian-pencapaian untuk satu tahun ke depan, bahkan setiap pribadi mulai memikirkan apa yang harus dicapai sepanjang tahun yang akan dijalani.
Di dalam merencanakan peningkatan produktifitas atau efisiensi yang harus diperbesar, terkadang kita lupa bahwa setiap rencana seharusnya tidak hanya menjadi rencana manusia, tetapi hendaknya kita membuat setiap perencanaan bersama Tuhan dan menyertakan kehendakNya dalam rencana-rencana kita. Di dalam Mazmur 37:5 dikatakan: “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak”. Artinya, marilah kita serahkan setiap tindakan dan rencana yang hendak kita capai kepada Tuhan. Rencana Tuhan adalah rencana yang terbaik dan pasti akan terlaksana. Apapun yang menjadi keinginan kita, akan jauh lebih efektif bila itu sesuai dengan kehendak Bapa di Surga.
Penerapan Pribadi:
1. Maukah Anda menyerahkan segala rencana Anda kepada Tuhan?
2. Coba renungkan, bersediakah Anda mengubah rencana Anda jika hal itu ternyata tidak sesuai dengan kehendak Bapa?
3. Bagaimana respon Anda?
Rabu, 28 Januari 2009
Sudut Pandang Kekekalan
Firman Hari Ini: Kolose 3:1-4
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa artinya “kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus...?” (Ay. 3).
2. Apakah Kristus telah menyatakan diriNya? Menurut Anda, kapankah hal itu terjadi? (Ay. 4).
Pengajaran:
Dalam film legendaris Gladiator, Jendral Maximus memberikan semangat dan dorongan kepada anak buahnya ketika mereka sedang bersiap-siap menghadapi musuhnya, bangsa Germania. Dia menantang anak buahnya agar mereka melakukan yang terbaik dan memberikan sebuah pernyataan yang terkenal: “What we do in life echoes in eternity” (Apa yang kita lakukan di dalam hidup ini bergema dalam kekekalan).
Pernyataan ini sebenarnya mengandung konsep yang sama bagi setiap kita sebagai pengikut Kristus. Kita tidak sedang menghabiskan waktu dan hidup di dunia tanpa tujuan, melainkan kita ada di dunia ini untuk melaksanakan suatu tujuan (misi). Tujuan hidup kita sebagai orang percaya adalah membuat perbedaan dalam hidup di dunia ini untuk kekekalan (Kolose 3:2). Tuhan Yesus berkata, “Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.” (Matius 6:20). Memiliki sudut pandang kekekalan dapat membuat perbedaan di dalam hidup kita.
Apa artinya hidup dalam sudut pandang kekekalan? Artinya, apa yang kita kerjakan dan rencanakan sekarang seharusnya berdampak ketika kita hidup dalam kekekalan. Allah ingin kita menilai harta duniawi tidak lebih penting daripada harta di surga. Allah ingin kita menilai karakter kita lebih penting daripada kharisma kita. Ini adalah kebenaran yang sejati dan kekal dan memikirkan tentang hal-hal tersebut akan membawa kita pada sudut pandang kekekalan di dalam hidup kita.
Penerapan Pribadi:
1. Sudahkah Anda memiliki karakter yang baik/teruji?
2. Bagaimana respon Anda dalam menghadapi setiap kesulitan/pergumulan dalam hidup ini?
3. Apakah Anda menilai kekayaan jasmani Anda lebih penting daripada harta di surga? Maukah Anda mengubah pola pikir Anda?
Kamis, 29 Januari 2009
Saya Bersama Kristus
Firman hari Ini: Lukas 23:32-43
Pertanyaan Perenungan:
1. Berapa jumlah orang yang akan disalib pada hari itu? (Ayat 32).
2. Menurut Anda, mengapa seorang dari penjahat itu ada yang mengolok-ngolok Yesus? (ayat 39)
Pengajaran:
Dalam menghadapi masa depan, terkadang kita menemui jalan buntu. Hal ini membuat kita bimbang dan ragu, kemana lagi kita bisa mencari harapan akan masa depan. Kedua penjahat yang disalib di samping Yesus sudah kehilangan harapan. Mereka mungkin tidak bisa lagi berpikir bahwa mereka punya masa depan. Satu hal yang pasti, masa depan mereka adalah salib dan kematian. Saya percaya, mereka pasti sudah pernah mendengar tentang kisah Yesus, bahwa Dia itu seorang Guru yang baik hati, sanggup membuat mujizat, mengajar dengan kuasa dan mempunyai banyak pengikut. Namun, keduanya mempunyai respon yang berbeda: yang seorang mengolok Yesus (Ayat 39) dan yang satunya memohon kepada Yesus agar mengingat dia jika Yesus masuk ke dalam KerajaanNya (Ayat 42). Saya tidak yakin penjahat ini mengerti benar arti permintaannya kepada Yesus. Mungkin saja dia bertemu Yesus baru pada hari penyaliban itu. Hal yang luar biasa adalah dia mau merendahkan hatinya dan meminta tolong kepada Yesus. Bisa saja hal ini dilakukan karena dia sudah tidak mungkin meminta pertolongan kepada pihak lain. Bagi bangsanya, dia adalah penjahat. Bagi pihak pemerintah Romawi, dia pembunuh. Teman-teman sesama penjahat juga tidak bisa menolong, bahkan salah satunya juga akan mati hari itu juga. Satu-satunya pihak dimana dia bisa minta tolong hanyalah kepada Yesus. Dia paham Yesus adalah seorang Raja, dia mengerti bahwa kerajaan Yesus bukan ada di dunia ini, dan dia percaya Yesus sanggup menolongnya. Akhirnya, Yesus berkata: “..., sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Ayat 43).
Jika Anda sedang berada di sebuah persimpangan jalan yang tidak menentu atau menghadapi kebuntuan jalan, Yesus sanggup menolong dan menyediakan jalan. Tidak ada yang mustahil bagi Allah untuk menolong kita. Jangan sampai kita kehilangan Yesus di dalam hidup kita. Dia yang mampu menolong orang yang hampir mati, Dia juga pasti mampu menolong Anda.
Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda menghadapi jalan buntu seperti penjahat yang akan disalib itu?
2. Percayakah Anda bahwa Yesus adalah raja atas hidup dan mati Anda?
3. Serahkan semuanya kepada Yesus dan berdoalah agar Dia menyediakan jalan keluar bagi kebuntuan Anda.
Jumat, 30 Januari 2009
Aku Punya Mimpi
Firman Hari ini: Yesaya 58:1-12
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang dimaksud dengan puasa yang sesungguhnya? (Ayat 6-7)
2. Berkat-berkat apa yang diterima bagi orang yang mau berpuasa? (Ayat 8-12)
Pengajaran:
Pada tahun 1963, di kota Washington DC, Martin Luther King menyampaikan pidatonya yang terkenal “I Have a Dream” (Aku Punya Mimpi). Dengan gaya pidatonya yang luar biasa, King mengajak setiap pendengarnya untuk memperjuangkan kemerdekaan yang sama bagi setiap ras, suku dan bangsa di Amerika. Pidato itu sangat diurapi Tuhan dan berhasil membuat suatu gerakan kesadaran akan pentingnya persamaan hak bagi setiap ras dan suku bangsa di Amerika. Pada abad ke 8 sebelum Masehi, Nabi Yesaya juga dipakai Tuhan untuk membangkitkan kesadaran bangsa Israel supaya melakukan pertobatan yang sesungguhnya (Ayat 6-12), untuk benar-benar memperjuangkan hak keadilan bagi orang-orang yang miskin, sakit dan terbelenggu dosa.
Hari ini kita diingatkan Tuhan kembali untuk melihat visi pribadi kita (mimpi kita). Apakah yang kita lakukan sudah sesuai dengan visi Allah? Visi Allah adalah perwujudan Kerajaan Allah di dunia ini. Arti Kerajaan Allah adalah hadirnya pemerintahan rohani di dalam hidup kita dan di dunia sekitar kita. Salah satu prinsip Kerajaan Allah adalah mewujudkan keadilan bagi semua umat manusia. Anda adalah partner Allah dalam mewujudkan KerajaanNya di dunia, dengan mulai memikirkan orang lain dan mengupayakan keadilan bagi mereka. Bagaimana caranya? Pertama, Tuhan ingin agar lewat berkat keuangan yang kita terima, kita juga mulai menjadi berkat bagi orang-orang yang berkekurangan. Ke dua, lewat kepandaian/keahlian kita, mari kita mengajar orang lain supaya mereka juga terlatih, dsb. Saya percaya ada banyak cara agar keadilan semua orang dapat terlaksana. Maukah Anda terlibat?
Perenungan Pribadi:
1. Maukah Anda terlibat dalam perwujudan Kerajaan Allah di dunia ini?
2. Apa yang akan Anda lakukan?
Sabtu, 31 Januari 2009
Bagaimana Hidup Bahagia?
Firman Hari Ini: Mazmur 146: 1-10
Pertanyaan Perenungan:
1. Siapakah yang dimaksud dengan “anak manusia” dalam ayat 3-4?
2. Siapkah yang akan dikasihi Tuhan? (Ayat 8-9)
Pengajaran:
Banyak orang yang tidak merasa bahagia menjalani hidupnya di dalam Kebenaran Tuhan. Memang jalan Tuhan itu sempit dan kecil, tidak seperti jalan dunia yang lebar dan besar. Anak rohani saya yang masih sekolah kelas 4 SD saja bisa merasakan dan berkata, “Kenapa ya, jadi anak Tuhan itu kok susah? Tidak boleh melakukan ini dan itu seperti teman-teman di sekolah”. Saya juga bertemu dengan jemaat yang merasa bahwa masalah tidak pernah berhenti menerpa hidupnya. Padahal Firman Tuhan berkata: “Bersukacitalah senantiasa.” (1 Tesalonika 5:16). Artinya, bersukacita itu seharusnya menjadi bagian dari kehidupan kita sebagai anak Tuhan.
Mengapa hal ini terjadi? Karena banyak orang mencari kebahagiaan di tempat yang salah. Mazmur 146:5 berkata: “Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya.” (Mazmur 146:5). Jadi, yang menjadi pondasi dari kebahagiaan hidup adalah suatu hubungan yang benar dan intim dengan Allah.
Beberapa langkah praktis tentang hidup benar dan intim dengan Allah, antara lain:
1. Memberi/membantu orang lain.
2. Bagikan kebaikan Anda.
3. Bersyukur selalu.
4. Hidup dengan antusias dan semangat.
5. Hormati orang tua dan belajarlah sesuatu dari mereka.
6. Pandanglah wajah anak-anak dengan kekaguman akan Allah.
7. Tersenyum dan tertawalah selalu.
8. Hidup untuk mengenal Allah setiap hari.
9. Cobalah lihat ke bawah, banyak orang yang jauh lebih menderita daripada Anda.
10. Hiduplah seolah-olah hari ini adalah hari terakhir dari hidup anda.
(Disarikan dari 10 Hukum untuk Hidup Bahagia).
Renungkan 10 langkah praktis untuk bahagia ini. Coba lakukan sambil memuji Tuhan dan kebahagiaan Anda akan penuh. “Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.” (Mazmur 146:1-2).
Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda merasa kurang bahagia? Jika ya, tuliskan apa yang membuat Anda merasa kurang bahagia?
2. Maukah Anda belajar untuk hidup bersyukur? Itulah kunci untuk hidup berbahagia.
Minggu, 1 Februari 2009
Lari Dari Tuhan
Firman Hari Ini: Yunus 1:1-10
Pertanyaan Perenungan:
1. Kemana Tuhan mengutus Yunus? (Ayat 1-2)
2. Kemana ia lari? (Ayat 3) Apa sebabnya Yunus lari dari panggilan Tuhan? (ayat 10)
Pengajaran:
Mengapa orang lari dari Tuhan? Bisa jadi karena rasa marah, kecewa, kehilangan harapan atau ketidaktaatan yang disebabkan oleh harapan-harapan pribadi yang tidak tercapai. Dalam kisah Yunus, kita membaca bagaimana Yunus menolak panggilan Allah untuk menyampaikan hukuman Allah kepada penduduk Niniwe. Yunus menolak perintah Allah, bahkan lari ke kota Tarsis. Yunus tahu apa yang harus dilakukan, tetapi dia justru lari. Setelah diberikan kesempatan kedua, Yunus akhirnya mau melakukan perintah Allah (Yunus 3:1-2). Di dalam hidup ini kita seringkali juga bertindak dan mengambil keputusan sesuai kehendak kita sendiri, padahal seringkali kehendak Tuhan berbeda dengan kehendak kita. Baru setelah kita mengalami “kapal karam”, kita mulai mencari apa rencana Tuhan dan mau taat. Daripada harus mengalami seperti Yunus, bagaimana kalau kita mencari kehendak Allah lebih dahulu, lalu berjalan dengan ketaatan?
Bagaimana kita tahu rencana dan kehendak Allah? Yunus 1:3 berkata, “Yunus lari, jauh dari hadapan Tuhan”. Perhatikan, kata “jauh dari hadapan Tuhan” diulang hingga 2 kali menunjukkan pentingnya hal ini. Yunus gagal memenuhi kehendak Allah, karena jauh dari hadapan Tuhan. Jika Anda ingin tepat pada sasaran dalam panggilan Tuhan, tidak ada cara lain selain kita dekat di hadapan Tuhan. Hanya dekat di hadapan Tuhan yang akan membuat kita mengerti apa artinya hidup kita dan berjalan dalam kehendak Tuhan (Mazmur 145:18). Apapun rencana masa depan di dalam hidup kita, kita tidak akan pernah menggenapinya jika tidak dekat/intim dengan Allah.
Penerapan Pribadi:
1. Bagaimana hubungan Anda dengan Bapa di surga hari-hari ini?
2. Maukah Anda kembali membangun hubungan intim dengan Bapa?
3. Jika Anda memang sedang bergumul dengan panggilan/kehendak Allah, tidak ada cara lain selain datang mendekat selalu kepada Tuhan.
Saturday, January 17, 2009
Memeluk Landak
FOKUS KITA
Halam hidup saya mengenal seseorang yang setiap kali bertemu atau teringat akan dia saya akan terbayang binatang landak. Bukan karena penampilan rambutnya yang seperti landak atau suka mengenakan pakaian kostum landak, namun karena sikapnya yang dilatar belakangi oleh kehidupan masa kecilnya yang suram.
Dulu, saya tidak menyadari hal ini dan sering dibuat lelah, jengkel dan terluka secara dalam oleh perubahan sikapnya yang terjadi tiba-tiba tanpa dapat ditebak. Dalam suatu kali dia tampak hangat dan ramah, namun detik berikutnya dia berubah menjadi seorang yang pemarah dan kasar. Banyak kali ketika bersama dengannya saya tidak merasa aman, ketakutan dan waspada setiap saat, sekalipun dia adalah salah seorang yang terdekat dan penting bagi saya. Tak jarang bahkan ketika bersosialisasi dengannya, saya bertanya-tanya tentang maksud yang sesungguhnya dibalik kata-kata maupun sikapnya. Terkadang dia berbicara penuh kasih sayang, namun sejurus kemudian berubah berkata-kata kasar penuh amarah disertai pandangan penuh kebencian. Terkadang dia terlihat rapuh dan membangkitkan belas kasih, namun dapat berubah menjadi orang yang tegas dan kuat dalam sekali waktu, sehingga orang yang tidak benar-benar mengenalnya akan mengira bahwa dia adalah orang yang hebat, selalu dalam keadaan baik-baik saja dan bahwa kelemahan yang sempat muncul di permukaan hanya kamuflase belaka.
Dengan berjalannya waktu dan semakin banyak kebenaran yang Tuhan singkapkan, saya dapat mengenal dia lebih dalam. Hal itu semakin menimbulkan belas kasih di hati saya untuk terus mendoakan dan memeluknya dengan kasih yang memulihkan.
Seperti binatang landak yang mempertahankan/melindungi diri dengan kulitnya yang penuh duri tajam ketika merasa terancam, demikian halnya orang tersebut mempertahankan dirinya. Selalu menampilkan kekuatan, kekasaran dan tidak segan-segan melukai hati orang yang mendekatinya hanya untuk menutupi pribadi maupun jiwanya yang sesungguhnya rapuh.
Ada banyak “landak-landak” di sekitar kita yang membutuhkan kasih dan kepedulian kita. Mereka tampak hebat, kuat dan “baik-baik saja”, namun sebenarnya jiwanya penuh luka. Ketimbang memperhatikan jauh ke dalam jiwanya, kita seringkali hanya menangkap sikap penolakan, dendam, kebencian, iri hati, kesombongan, amarah, dll. Kita tidak suka dengan jiwa-jiwa semacam ini dan malah menghindari mereka. Tak jarang kita bahkan menghakimi mereka dan bersungut-sungut, “Mengapa mereka tidak seperti kita dan hanya menimbulkan masalah saja?”
Kita tidak mau tahu bahwa sikap “landak” mereka itu bukan karena mereka pada dasarnya buruk, tetapi karena begitu dalam luka-luka mereka sehingga jiwa mereka tidak mampu lagi untuk memberi dan menerima kasih, karena mereka tidak merasakan kasih dalam hidupnya.
Justru manusia-manusia “landak” ini yang sangat membutuhkan kasih, empati, kesabaran dan keberanian kita untuk membalut luka-luka yang memasung jiwa mereka. Duri-duri dalam sikap mereka yang terkadang menggores hati kita adalah cara mereka mempertahankan diri dari kita.
Mereka tidak akan bilang, “Aku tidak bisa menari”, tetapi mereka akan bilang, “Menari itu tidak menarik.” Mereka tidak akan bilang, “Aku membutuhkanmu”, tetapi “Tidak ada yang cocok denganku.” Mereka tidak akan bilang, “Aku kesepian”, tetapi “Teman-temanku sudah lulus semua”. Mereka tidak akan bilang, “Aku butuh diterima”, tetapi “Aku ini buruk, siapa yang bakal tahan denganku?” Mereka tidak akan bilang, “Aku ingin didengarkan”, tetapi mereka akan bilang, “Kisah hidupku membosankan.”
Kita tidak dapat mengharapkan orang yang terluka kakinya untuk berlari bersama kita. Kita juga tidak dapat mengharapkan orang yang takut air berenang bersama kita. Luka di kaki dan ketakutan mereka terhadap airlah yang harus disembuhkan, bukan mencaci dan membenci mereka karena tidak mau berlari atau berenang bersama kita. Saatnya bagi kita untuk melihat kedalaman jiwa dibalik kulit landak mereka dan membalut luka-luka serta memeluk mereka dengan kasih dan kepedulian kita. (l@)
Halam hidup saya mengenal seseorang yang setiap kali bertemu atau teringat akan dia saya akan terbayang binatang landak. Bukan karena penampilan rambutnya yang seperti landak atau suka mengenakan pakaian kostum landak, namun karena sikapnya yang dilatar belakangi oleh kehidupan masa kecilnya yang suram.
Dulu, saya tidak menyadari hal ini dan sering dibuat lelah, jengkel dan terluka secara dalam oleh perubahan sikapnya yang terjadi tiba-tiba tanpa dapat ditebak. Dalam suatu kali dia tampak hangat dan ramah, namun detik berikutnya dia berubah menjadi seorang yang pemarah dan kasar. Banyak kali ketika bersama dengannya saya tidak merasa aman, ketakutan dan waspada setiap saat, sekalipun dia adalah salah seorang yang terdekat dan penting bagi saya. Tak jarang bahkan ketika bersosialisasi dengannya, saya bertanya-tanya tentang maksud yang sesungguhnya dibalik kata-kata maupun sikapnya. Terkadang dia berbicara penuh kasih sayang, namun sejurus kemudian berubah berkata-kata kasar penuh amarah disertai pandangan penuh kebencian. Terkadang dia terlihat rapuh dan membangkitkan belas kasih, namun dapat berubah menjadi orang yang tegas dan kuat dalam sekali waktu, sehingga orang yang tidak benar-benar mengenalnya akan mengira bahwa dia adalah orang yang hebat, selalu dalam keadaan baik-baik saja dan bahwa kelemahan yang sempat muncul di permukaan hanya kamuflase belaka.
Dengan berjalannya waktu dan semakin banyak kebenaran yang Tuhan singkapkan, saya dapat mengenal dia lebih dalam. Hal itu semakin menimbulkan belas kasih di hati saya untuk terus mendoakan dan memeluknya dengan kasih yang memulihkan.
Seperti binatang landak yang mempertahankan/melindungi diri dengan kulitnya yang penuh duri tajam ketika merasa terancam, demikian halnya orang tersebut mempertahankan dirinya. Selalu menampilkan kekuatan, kekasaran dan tidak segan-segan melukai hati orang yang mendekatinya hanya untuk menutupi pribadi maupun jiwanya yang sesungguhnya rapuh.
Ada banyak “landak-landak” di sekitar kita yang membutuhkan kasih dan kepedulian kita. Mereka tampak hebat, kuat dan “baik-baik saja”, namun sebenarnya jiwanya penuh luka. Ketimbang memperhatikan jauh ke dalam jiwanya, kita seringkali hanya menangkap sikap penolakan, dendam, kebencian, iri hati, kesombongan, amarah, dll. Kita tidak suka dengan jiwa-jiwa semacam ini dan malah menghindari mereka. Tak jarang kita bahkan menghakimi mereka dan bersungut-sungut, “Mengapa mereka tidak seperti kita dan hanya menimbulkan masalah saja?”
Kita tidak mau tahu bahwa sikap “landak” mereka itu bukan karena mereka pada dasarnya buruk, tetapi karena begitu dalam luka-luka mereka sehingga jiwa mereka tidak mampu lagi untuk memberi dan menerima kasih, karena mereka tidak merasakan kasih dalam hidupnya.
Justru manusia-manusia “landak” ini yang sangat membutuhkan kasih, empati, kesabaran dan keberanian kita untuk membalut luka-luka yang memasung jiwa mereka. Duri-duri dalam sikap mereka yang terkadang menggores hati kita adalah cara mereka mempertahankan diri dari kita.
Mereka tidak akan bilang, “Aku tidak bisa menari”, tetapi mereka akan bilang, “Menari itu tidak menarik.” Mereka tidak akan bilang, “Aku membutuhkanmu”, tetapi “Tidak ada yang cocok denganku.” Mereka tidak akan bilang, “Aku kesepian”, tetapi “Teman-temanku sudah lulus semua”. Mereka tidak akan bilang, “Aku butuh diterima”, tetapi “Aku ini buruk, siapa yang bakal tahan denganku?” Mereka tidak akan bilang, “Aku ingin didengarkan”, tetapi mereka akan bilang, “Kisah hidupku membosankan.”
Kita tidak dapat mengharapkan orang yang terluka kakinya untuk berlari bersama kita. Kita juga tidak dapat mengharapkan orang yang takut air berenang bersama kita. Luka di kaki dan ketakutan mereka terhadap airlah yang harus disembuhkan, bukan mencaci dan membenci mereka karena tidak mau berlari atau berenang bersama kita. Saatnya bagi kita untuk melihat kedalaman jiwa dibalik kulit landak mereka dan membalut luka-luka serta memeluk mereka dengan kasih dan kepedulian kita. (l@)
Burung Kolibri Biru
INSPIRATIONAL STORY
Pada jaman dahulu hiduplah seorang pemuda. Pemuda itu adalah seorang anak yang periang dan tidak peduli terhadap sekelilingnya. Ia mempunyai sahabat kecil yang istimewa, yaitu seekor burung kolibri biru. Ia tidak mempunyai banyak sahabat karib, namun keduanya merupakan sahabat karib yang tak terpisahkan.
Pemuda itu demikian sayangnya kepada si kolibri biru, sehingga ia membuat rumah-rumahan untuk burung tersebut. Si kolibri birupun menyayangi pemuda sahabatnya tersebut dan selalu terbang mengikuti ke mana saja si pemuda pergi. Sejalan dengan berlalunya waktu, kasih sayang di antara mereka berdua juga semakin bertambah-tambah.
Sampai suatu hari pemuda tersebut bertemu dengan seorang gadis yang cantik di sekolah. Gadis tersebut bermata biru dan memiliki senyum yang menawan. Saat itu acara pesta dansa terbesar sepanjang tahun akan berlangsung. Si pemuda berpikir keras bagaimana caranya mengajak si gadis untuk menjadi pasangannya di pesta dansa tersebut. Sepanjang hari ia mengumpulkan segenap keberaniannya.
Akhirnya, saat sekolah usai, ia menghampiri gadis itu dan mengajaknya ke pesta dansa.
Gadis ini adalah seorang gadis yang ramah, baik hati dan populer di sekolahnya. Dia merasa tidak enak jika harus selalu bersama dengan pemuda itu yang begitu memperhatikannya, karena ada banyak pemuda lain yang juga ingin mengajaknya pergi ke pesta dansa. Dia tidak mau dianggap pilih kasih, maka dia memberikan syarat kepada pemuda itu, bahwa gadis itu bersedia diajak ke pesta dansa jika si pemuda membawakannya setangkai mawar merah.
Hal ini mematahkan hati si pemuda, sebab ia tahu bahwa di daerahnya tidak pernah ada mawar berwarna merah. Yang ada hanya mawar putih saja. Si pemuda menggerutu sepanjang jalan menuju rumahnya. Dia tak habis berpikir, mengapa si gadis tidak meminta mawar putih saja. Ada ratusan bunga mawar putih yang terhampar di halaman depan rumahnya.
Ia tidak menyadari bahwa sahabatnya, si burung kolibri, terbang mengikutinya yang sedang menyesali nasib. Si kolibri demikian menyayanginya, sehingga ia tahu bahwa sahabatnya itu sedang dirundung masalah. Burung tersebut terbang mendekat, sementara si pemuda meneruskan gerutunya sepanjang jalan. Jelaslah sudah bagi si kolibri bahwa sahabatnya itu sedang mengalami masalah yang amat serius. Burung itu tidak dapat beristirahat sepanjang malam. Ia memikirkan bagaimana cara menolong sahabatnya tersebut.
Akhirnya, saat fajar menyingsing, si burung mendapatkan cara bagaimana ia dapat menolong si pemuda. Burung kolibri kecil itu terbang ke arah semak-semak mawar seraya mencari mawar putih paling besar, yang batang berdurinya terletak tepat di atas bunganya. Setelah menemukannya, ia terbang menabrakkan dirinya yang kecil itu ke arah duri tersebut dengan segenap kekuatan sayapnya. Duri tersebut menusuk tubuhnya sedemikian rupa sehingga kesakitanlah ia. Tetesan darahnya pun mengucur membasahi kelopak bunga mawar putih tersebut.
Ketika si pemuda bersiap-siap pergi ke sekolah, dilihatnya setangkai mawar berwarna merah ada di tengah-tengah semak bunga mawar putih. Ia tidak dapat mempercayai matanya. Ia berlari ke arah mawar merah tersebut serta mencabut tangkainya. Dalam suka citanya ia tidak melihat seonggok tubuh kecil tak bernyawa yang tergeletak di tengah genangan darah di bawah semak-semak.
Dengan gembiranya ia membawa mawar merah itu ke sekolah. Sebelum ia sampai di sekolah, sekumpulan anak muda yang sedang bermain sepak bola di lapangan memanggilnya untuk turut bermain bola dengan mereka. Jawaban pertama yang terlintas di benaknya adalah menolak ajakan tersebut, karena ia memiliki urusan yang lebih penting untuk dilakukan dari hanya sekedar bermain bola.
Namun, anak-anak tersebut terus mendesaknya bermain, sebab mereka sangat membutuhkan dirinya agar jumlah pemain sepak bola itu menjadi genap. Ia melihat ke arah mawar merah, kemudian berpaling ke arah anak-anak itu, lalu kembali menoleh ke arah mawar merah.
Akhirnya ia berkata kepada dirinya sendiri, "Ah!!! Gadis itu toh tidak terlalu suka pergi denganku. Apalagi, mngajaknya pun harus memakai syarat pula.” Ia lalu membuang mawar merah tersebut dan berlari ke arah kerumunan anak-anak untuk turut bermain sepak bola.
Cerita di atas menggambarkan hidup kita. Pemuda tersebut ialah gambaran diri kita sehari-hari. Burung kolibri menggambarkan Yesus Kristus, gadis menggambarkan kehidupan kekal, mawar merah melambangkan pertobatan, dan sepak bola melambangkan hal-hal duniawi yang seringkali kita anggap sangat penting dalam kehidupan, namun sesungguhnya tidak berarti apa-apa, sayangnya kita seringkali terpikat olehnya sehingga membuang apa yang sesungguhnya sangat berharga dalam hidup ini. Bagaimana kita menanggapinya? (Anonim-net)
Pada jaman dahulu hiduplah seorang pemuda. Pemuda itu adalah seorang anak yang periang dan tidak peduli terhadap sekelilingnya. Ia mempunyai sahabat kecil yang istimewa, yaitu seekor burung kolibri biru. Ia tidak mempunyai banyak sahabat karib, namun keduanya merupakan sahabat karib yang tak terpisahkan.
Pemuda itu demikian sayangnya kepada si kolibri biru, sehingga ia membuat rumah-rumahan untuk burung tersebut. Si kolibri birupun menyayangi pemuda sahabatnya tersebut dan selalu terbang mengikuti ke mana saja si pemuda pergi. Sejalan dengan berlalunya waktu, kasih sayang di antara mereka berdua juga semakin bertambah-tambah.
Sampai suatu hari pemuda tersebut bertemu dengan seorang gadis yang cantik di sekolah. Gadis tersebut bermata biru dan memiliki senyum yang menawan. Saat itu acara pesta dansa terbesar sepanjang tahun akan berlangsung. Si pemuda berpikir keras bagaimana caranya mengajak si gadis untuk menjadi pasangannya di pesta dansa tersebut. Sepanjang hari ia mengumpulkan segenap keberaniannya.
Akhirnya, saat sekolah usai, ia menghampiri gadis itu dan mengajaknya ke pesta dansa.
Gadis ini adalah seorang gadis yang ramah, baik hati dan populer di sekolahnya. Dia merasa tidak enak jika harus selalu bersama dengan pemuda itu yang begitu memperhatikannya, karena ada banyak pemuda lain yang juga ingin mengajaknya pergi ke pesta dansa. Dia tidak mau dianggap pilih kasih, maka dia memberikan syarat kepada pemuda itu, bahwa gadis itu bersedia diajak ke pesta dansa jika si pemuda membawakannya setangkai mawar merah.
Hal ini mematahkan hati si pemuda, sebab ia tahu bahwa di daerahnya tidak pernah ada mawar berwarna merah. Yang ada hanya mawar putih saja. Si pemuda menggerutu sepanjang jalan menuju rumahnya. Dia tak habis berpikir, mengapa si gadis tidak meminta mawar putih saja. Ada ratusan bunga mawar putih yang terhampar di halaman depan rumahnya.
Ia tidak menyadari bahwa sahabatnya, si burung kolibri, terbang mengikutinya yang sedang menyesali nasib. Si kolibri demikian menyayanginya, sehingga ia tahu bahwa sahabatnya itu sedang dirundung masalah. Burung tersebut terbang mendekat, sementara si pemuda meneruskan gerutunya sepanjang jalan. Jelaslah sudah bagi si kolibri bahwa sahabatnya itu sedang mengalami masalah yang amat serius. Burung itu tidak dapat beristirahat sepanjang malam. Ia memikirkan bagaimana cara menolong sahabatnya tersebut.
Akhirnya, saat fajar menyingsing, si burung mendapatkan cara bagaimana ia dapat menolong si pemuda. Burung kolibri kecil itu terbang ke arah semak-semak mawar seraya mencari mawar putih paling besar, yang batang berdurinya terletak tepat di atas bunganya. Setelah menemukannya, ia terbang menabrakkan dirinya yang kecil itu ke arah duri tersebut dengan segenap kekuatan sayapnya. Duri tersebut menusuk tubuhnya sedemikian rupa sehingga kesakitanlah ia. Tetesan darahnya pun mengucur membasahi kelopak bunga mawar putih tersebut.
Ketika si pemuda bersiap-siap pergi ke sekolah, dilihatnya setangkai mawar berwarna merah ada di tengah-tengah semak bunga mawar putih. Ia tidak dapat mempercayai matanya. Ia berlari ke arah mawar merah tersebut serta mencabut tangkainya. Dalam suka citanya ia tidak melihat seonggok tubuh kecil tak bernyawa yang tergeletak di tengah genangan darah di bawah semak-semak.
Dengan gembiranya ia membawa mawar merah itu ke sekolah. Sebelum ia sampai di sekolah, sekumpulan anak muda yang sedang bermain sepak bola di lapangan memanggilnya untuk turut bermain bola dengan mereka. Jawaban pertama yang terlintas di benaknya adalah menolak ajakan tersebut, karena ia memiliki urusan yang lebih penting untuk dilakukan dari hanya sekedar bermain bola.
Namun, anak-anak tersebut terus mendesaknya bermain, sebab mereka sangat membutuhkan dirinya agar jumlah pemain sepak bola itu menjadi genap. Ia melihat ke arah mawar merah, kemudian berpaling ke arah anak-anak itu, lalu kembali menoleh ke arah mawar merah.
Akhirnya ia berkata kepada dirinya sendiri, "Ah!!! Gadis itu toh tidak terlalu suka pergi denganku. Apalagi, mngajaknya pun harus memakai syarat pula.” Ia lalu membuang mawar merah tersebut dan berlari ke arah kerumunan anak-anak untuk turut bermain sepak bola.
Cerita di atas menggambarkan hidup kita. Pemuda tersebut ialah gambaran diri kita sehari-hari. Burung kolibri menggambarkan Yesus Kristus, gadis menggambarkan kehidupan kekal, mawar merah melambangkan pertobatan, dan sepak bola melambangkan hal-hal duniawi yang seringkali kita anggap sangat penting dalam kehidupan, namun sesungguhnya tidak berarti apa-apa, sayangnya kita seringkali terpikat olehnya sehingga membuang apa yang sesungguhnya sangat berharga dalam hidup ini. Bagaimana kita menanggapinya? (Anonim-net)
INFO KITA
Persembahan 11 Januari 2009
Perpuluhan : Rp. 17.409.000
Perpuluhan (transfer bank): Rp. 3.000.000
Diakonia : Rp. 350.000
Misi : Rp. 3.185.000
Investasi Healing Center : Rp. 25.000
Untuk Rumah Kehidupan : Rp. 650.000
Untuk Les Gratis: Rp. 60.000
Untuk Pers. Garis Depan: Rp. 200.000
Investasi Healing Center : Rp. 25.000
Untuk Rumah Kehidupan : Rp. 650.000
Untuk Les Gratis: Rp. 60.000
Untuk Pers. Garis Depan: Rp. 200.000
Pulang ke Rumah Bapa
Telah berpulang ke rumah Bapa di Sorga, Ibu Vivi Gosal Go (Family), ibu dari Sdri. Fenny & Sdr. Fandy Firdaus (Youth), pada hari Senin, 12 Januari 2009.
Temu PeMuJi
Rabu
21 Januari 2009
Pukul 18.30 WIB
Di Gereja
Seluruh pelayan PeMuJi & Soundman WAJIB hadir pada pertemuan ini!
Sepakat Bersama Pekerja!
Kamis
29 Januari 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gereja
Seluruh pekerja KrisPen WAJIB hadir tepat waktu dan mengenakan seragam visi!
Telah berpulang ke rumah Bapa di Sorga, Ibu Vivi Gosal Go (Family), ibu dari Sdri. Fenny & Sdr. Fandy Firdaus (Youth), pada hari Senin, 12 Januari 2009.
Temu PeMuJi
Rabu
21 Januari 2009
Pukul 18.30 WIB
Di Gereja
Seluruh pelayan PeMuJi & Soundman WAJIB hadir pada pertemuan ini!
Sepakat Bersama Pekerja!
Kamis
29 Januari 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gereja
Seluruh pekerja KrisPen WAJIB hadir tepat waktu dan mengenakan seragam visi!
Nantikan kesempatan emas ini!
Bless Meulaboh!
-a Mission Trip to Aceh-
Maret 2009
Bersama:
Dept. Misi GBI Kristus Pencipta
Penuntun Saat Teduh Pribadi 19-25 Januari 2009
Yesus Segalanya bagiku
SENIN, 19 JANUARI 2009
TUHAN ADALAH GEMBALA YANG BAIK
Firman Hari Ini : Yohanes 10:9-18
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apakah ciri-ciri gembala yang baik ? ( ayat 11 dan 14 )
Apakah ciri-ciri domba-domba Tuhan ? ( ayat 14 )
PENGAJARAN :
Domba adalah binatang yang lemah, tidak berdaya ketika harus menghadapi pemangsa-pemangsa atau keadaan alam yang tidak bersahabat. Sebab itu domba sangat membutuhkan gembala untuk melindunginya. Yesus mengatakan bahwa Ia adalah gembala yang baik, hal tersebut Ia buktikan dengan menyerahkan nyawanya bagi domba-dombanya, itu berarti bahwa Yesus sangat mengasihi domba-dombanya. Kehidupan telah membuktikan bahwa sekuat-kuatnya manusia, sepandai-pandainya manusia, sehebat-hebatnya manusia, manusia tetaplah mahluk yang lemah. Artinya, dia tidak sanggup mengatasi setiap kesulitan dalam hidupnya.
Seperti halnya domba, manusia perlu penolong yang selalu siap setiap saat. Penolong itu bernama Yesus. Yesus bukan hanya penolong bagi semua orang, namun juga penolong bagi setiap orang percaya. Ia mengenal setiap domba-dombanya. Sungguh luar biasa ! Ia tahu nama kita, keadaan kita, keluarga kita, keuangan kita, persoalan kita, kerinduan kita dan segalanya tentang kita. Oleh sebab itu, kita tidak perlu takut menghadapi keadaan yang serba tidak menentu, karena Ia selalu siap menjadi gembala yang baik. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kita mengenal suara gembala kita, ketika Ia memanggil kita, ketika Ia menegur kita, ketika Ia memimpin kita, ketika Ia bertanya kepada kita ? Marilah sebagai domba-domba gembalaanNya kita melatih kepekaan telinga rohani untuk mendengar setiap seruanNya.
PENERAPAN PRIBADI :
Luangkan waktu yang terbaik untuk duduk dikakiNya dan mendengar suaraNya !
Catatlah baik-baik apa yang Dia katakan kepada Anda dan lakukanlah.
SELASA, 20 JANUARI 2009
TUHAN ADALAH MATAHARI DAN PERISAI
Firman Hari Ini : Mazmur 84:1-13
SENIN, 19 JANUARI 2009
TUHAN ADALAH GEMBALA YANG BAIK
Firman Hari Ini : Yohanes 10:9-18
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apakah ciri-ciri gembala yang baik ? ( ayat 11 dan 14 )
Apakah ciri-ciri domba-domba Tuhan ? ( ayat 14 )
PENGAJARAN :
Domba adalah binatang yang lemah, tidak berdaya ketika harus menghadapi pemangsa-pemangsa atau keadaan alam yang tidak bersahabat. Sebab itu domba sangat membutuhkan gembala untuk melindunginya. Yesus mengatakan bahwa Ia adalah gembala yang baik, hal tersebut Ia buktikan dengan menyerahkan nyawanya bagi domba-dombanya, itu berarti bahwa Yesus sangat mengasihi domba-dombanya. Kehidupan telah membuktikan bahwa sekuat-kuatnya manusia, sepandai-pandainya manusia, sehebat-hebatnya manusia, manusia tetaplah mahluk yang lemah. Artinya, dia tidak sanggup mengatasi setiap kesulitan dalam hidupnya.
Seperti halnya domba, manusia perlu penolong yang selalu siap setiap saat. Penolong itu bernama Yesus. Yesus bukan hanya penolong bagi semua orang, namun juga penolong bagi setiap orang percaya. Ia mengenal setiap domba-dombanya. Sungguh luar biasa ! Ia tahu nama kita, keadaan kita, keluarga kita, keuangan kita, persoalan kita, kerinduan kita dan segalanya tentang kita. Oleh sebab itu, kita tidak perlu takut menghadapi keadaan yang serba tidak menentu, karena Ia selalu siap menjadi gembala yang baik. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kita mengenal suara gembala kita, ketika Ia memanggil kita, ketika Ia menegur kita, ketika Ia memimpin kita, ketika Ia bertanya kepada kita ? Marilah sebagai domba-domba gembalaanNya kita melatih kepekaan telinga rohani untuk mendengar setiap seruanNya.
PENERAPAN PRIBADI :
Luangkan waktu yang terbaik untuk duduk dikakiNya dan mendengar suaraNya !
Catatlah baik-baik apa yang Dia katakan kepada Anda dan lakukanlah.
SELASA, 20 JANUARI 2009
TUHAN ADALAH MATAHARI DAN PERISAI
Firman Hari Ini : Mazmur 84:1-13
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apa janji Tuhan bagi orang yang hidupnya tidak bercela ? (ayat 12)
Siapakah yang disebut berbahagia ? (ayat 5)
PENGAJARAN :
Kebaikan manusia ada batasnya dan kadangkala ada tujuannya, namun kebaikan Tuhan tidak ada batasnya, bahkan tidak ada pamrihnya. Dan Tuhan berjanji memberikan kebaikan kepada orang yang hidupnya tidak bercela. Tuhan menggambarkan diriNya sebagai matahari dan perisai.
Apa janji Tuhan bagi orang yang hidupnya tidak bercela ? (ayat 12)
Siapakah yang disebut berbahagia ? (ayat 5)
PENGAJARAN :
Kebaikan manusia ada batasnya dan kadangkala ada tujuannya, namun kebaikan Tuhan tidak ada batasnya, bahkan tidak ada pamrihnya. Dan Tuhan berjanji memberikan kebaikan kepada orang yang hidupnya tidak bercela. Tuhan menggambarkan diriNya sebagai matahari dan perisai.
Matahari adalah salah satu sumber kehidupan bagi semesta alam ini khususnya bagi semua mahluk hidup. Banyak sekali yang diberikan oleh matahari kepada kehidupan umat manusia. Mulai dari sumber energi sampai sumber cahaya yang sangat dibutuhkan oleh semua umat manusia. Artinya, kehidupan manusia sangat bergantung pada keberadaan matahari. Begitu juga keberadaan Tuhan dalam kehidupan manusia. Ia adalah sumber segala sesuatu, sumber berkat, sumber energi / semangat, sumber kehidupan bagi segala sesuatu yang hidup. Tanpa Tuhan kita tidak dapat hidup.
Tuhan adalah perisai, fungsi perisai adalah melindungi. Tuhan tidak hanya memberi segala sesuatu yang kita butuhkan tetapi Ia juga melindungi kita dari segala ancaman bahaya. Banyak orang yang diberkati tetapi tidak mendapatkan perlindungan atas berkat-berkat tersebut. Banyak orang berkelimpahan materi tetapi tidak dapat menikmati kelimpahan tersebut karena ketidakharmonisan dalam rumah tangganya atau adanya berbagai-bagai penyakit atau reputasinya rusak akibat korupsi dan sebagainya. Tuhan memberikan berkat lengkap dengan perlindungannya. Ia berikan kasih dan kemuliaan ! Bagaimana menikmatinya ? Hiduplah senantiasa dalam hadiratNya, bersekutu intim denganNya, memuji-muji namaNya, maka kita akan menikmati kebahagiaan daripadaNya.
PENERAPAN PRIBADI :
Apa yang mengisi waktu-waktu luang Anda ? Apakah Anda mempergunakan waktu untuk berdoa, menyembah Tuhan, memuji Tuhan atau merenungkan firman Tuhan ?
RABU, 21 JANUARI 2009
TUHAN ADALAH BAPA YANG KEKAL
Firman Hari Ini : Mazmur 103 : 1-14
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Digambarkan seperti siapakah Tuhan ? ( Mazmur 103:13 )
Apakah sebutan Tuhan Yesus ? ( Yesaya 9:5 )
PENGAJARAN :
Keberadaan seorang ayah sangatlah penting dalam sebuah keluarga. Seorang ayah yang penuh kasih akan memberikan rasa aman untuk keluarganya. Tuhan adalah Bapa yang sempurna bagi kita anak-anakNya. Ia adalah seorang Bapa yang penuh kasih terhadap anak-anakNya, sehingga kita akan merasakan keamanan yang sejati di dalam Dia. Apabila kita melakukan dosa, maka Ia selalu siap untuk mengampuni segala dosa kita asalkan kita mau mengakuinya dan bertobat ( I Yohanes 1:9 ). Apabila kita merasa jauh dari Dia karena mungkin kita sudah jatuh ke dalam dosa, atau kita sudah lama tidak bersekutu dengan Dia, maka Dia selalu membuka tanganNya untuk menerima kita kembali, seperti kisah bapa yang menerima kembali anak bungsunya yang sudah meninggalkannya dan menyakiti hatinya.
PENERAPAN PRIBADI :
Apa yang mengisi waktu-waktu luang Anda ? Apakah Anda mempergunakan waktu untuk berdoa, menyembah Tuhan, memuji Tuhan atau merenungkan firman Tuhan ?
RABU, 21 JANUARI 2009
TUHAN ADALAH BAPA YANG KEKAL
Firman Hari Ini : Mazmur 103 : 1-14
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Digambarkan seperti siapakah Tuhan ? ( Mazmur 103:13 )
Apakah sebutan Tuhan Yesus ? ( Yesaya 9:5 )
PENGAJARAN :
Keberadaan seorang ayah sangatlah penting dalam sebuah keluarga. Seorang ayah yang penuh kasih akan memberikan rasa aman untuk keluarganya. Tuhan adalah Bapa yang sempurna bagi kita anak-anakNya. Ia adalah seorang Bapa yang penuh kasih terhadap anak-anakNya, sehingga kita akan merasakan keamanan yang sejati di dalam Dia. Apabila kita melakukan dosa, maka Ia selalu siap untuk mengampuni segala dosa kita asalkan kita mau mengakuinya dan bertobat ( I Yohanes 1:9 ). Apabila kita merasa jauh dari Dia karena mungkin kita sudah jatuh ke dalam dosa, atau kita sudah lama tidak bersekutu dengan Dia, maka Dia selalu membuka tanganNya untuk menerima kita kembali, seperti kisah bapa yang menerima kembali anak bungsunya yang sudah meninggalkannya dan menyakiti hatinya.
Sebab itu, segeralah mengambil keputusan untuk meninggalkan dosa-dosa Anda dan hiduplah dalam perdamaian dengan Bapa Surgawi . Ia berjanji akan menyembuhkan segala penyakit kita, memahkotai kita dengan kasih setia dan rahmat dan Ia berjanji akan memuaskan keinginan-keinginan kita dengan kebaikan-kebaikan. Sungguh luar biasa, kebaikan-kebaikan Tuhan akan menyertai kita sepanjang kehidupan kita, karena Dia menjadi Bapa yang kekal bagi kita.
PENERAPAN PRIBADI :
Adakah hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan yang selama ini belum Anda akui dan tinggalkan ?
Ambillah keputusan untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan !
KAMIS, 22 JANUARI 2009
TUHAN ADALAH DAMAI SEJAHTERA KITA
Firman Hari Ini : Yohanes 14 : 15-27
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apakah yang diberikan Bapa kepada murid-muridNya ? Dan apa fungsinya ? ( ayat 16 )
Apakah yang diberikan Yesus kepada murid-muridnya ? Untuk apa itu diberikan ? ( ayat 27 )
PENGAJARAN :
Ada saat-saat dimana orang-orang yang mengasihi kita tidak bersama-sama dengan kita lagi, entah karena pindah atau telah meninggalkan kita. Orang-orang yang selama ini memberikan kasih, perhatian dan pertolongan dalam hidup kita. Saat itulah kita merasakan kesedihan dan kehilangan yang luar biasa. Atau mungkin, ada sesuatu yang selama ini menjadi andalan kita, entah itu uang / harta kita, kedudukan / pangkat kita, kepandaian / pengalaman kita, atau pekerjaan kita, suatu saat tiba-tiba karena suatu sebab, hal-hal tersebut hilang sehingga kita menjadi gentar dan gelisah.
PENERAPAN PRIBADI :
Adakah hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan yang selama ini belum Anda akui dan tinggalkan ?
Ambillah keputusan untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan !
KAMIS, 22 JANUARI 2009
TUHAN ADALAH DAMAI SEJAHTERA KITA
Firman Hari Ini : Yohanes 14 : 15-27
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apakah yang diberikan Bapa kepada murid-muridNya ? Dan apa fungsinya ? ( ayat 16 )
Apakah yang diberikan Yesus kepada murid-muridnya ? Untuk apa itu diberikan ? ( ayat 27 )
PENGAJARAN :
Ada saat-saat dimana orang-orang yang mengasihi kita tidak bersama-sama dengan kita lagi, entah karena pindah atau telah meninggalkan kita. Orang-orang yang selama ini memberikan kasih, perhatian dan pertolongan dalam hidup kita. Saat itulah kita merasakan kesedihan dan kehilangan yang luar biasa. Atau mungkin, ada sesuatu yang selama ini menjadi andalan kita, entah itu uang / harta kita, kedudukan / pangkat kita, kepandaian / pengalaman kita, atau pekerjaan kita, suatu saat tiba-tiba karena suatu sebab, hal-hal tersebut hilang sehingga kita menjadi gentar dan gelisah.
Yesus berjanji bahwa Ia tidak akan meninggalkan kita sebagai yatim piatu, yaitu anak tanpa orang tua atau orang yang berjalan sendiri, tapi Dia berjanji akan memberikan penolong, yaitu Roh Kudus. Penolong itu akan menyertai kita selama-lamanya. Dia akan diam didalam kita. Bukan hanya itu, Dia akan memberikan damai sejahteraNya sendiri kepada kita, dan damai sejahtera tersebut adalah damai sejahtera sejati, bukan seperti yang dunia berikan. Damai sejahtera dunia sifatnya semu dan sementara, namun damai sejahtera Tuhan kekal dan pasti. Ketika segala sesuatu di depan kita tampak sangat menakutkan dan membuat kita gelisah dan gentar, ingatlah bahwa ada penolong dalam diri kita dan ada damai sejahtera dari Tuhan yang senantiasa menyertai kita. Bagaimana caranya mendapatkan hal-hal tersebut ? Jadilah orang-orang yang mengasihi Tuhan dengan cara melakukan firmanNya !
PENERAPAN PRIBADI :
1. Renungkanlah Yohanes 14 : 16 & 27 dan tuliskanlah hasil perenungan Anda.
JUMAT, 23 JANUARI 2009
TUHAN ADALAH PELATIH YANG HANDAL
Firman Hari Ini : Ulangan 32 :9-12
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apa yang dilakukan Tuhan terhadap umatNya ? ( ayat 10b )
Apa yang dilakukan induk rajawali terhadap anak-anakNya ? (ayat 11 )
PENGAJARAN :
Setelah beberapa minggu, anak-anak rajawali mulai tumbuh bulunya dan mereka mulai belajar mengepak-ngepakkan sayapnya didalam sarang mereka. Setelah dirasa cukup waktunya, induk rajawali dengan tekun dan disiplin akan melatih anak-anaknya terbang. Ia akan mendorong salah satu anaknya keluar dari sarangnya di tebing atau puncak pohon yang tinggi. Saat terjatuh ke bawah, anak rajawali berusaha mengepak-ngepakkan sayapnya, tetapi karena belum terlatih, ia segera meluncur ke bawah. Ia memekik ketakutan, tetapi dengan segera induk rajawali menukik ke bawah, mengangkat anaknya dan menaruhnya kembali ke sarangnya. Keesokan paginya, ia kembali melakukan hal yang sama. Latihan itu terus menerus dilakukan sampai anak rajawali bisa menggunakan sayapnya dengan sempurna dan mulai menikmati terbang perdananya.
PENERAPAN PRIBADI :
1. Renungkanlah Yohanes 14 : 16 & 27 dan tuliskanlah hasil perenungan Anda.
JUMAT, 23 JANUARI 2009
TUHAN ADALAH PELATIH YANG HANDAL
Firman Hari Ini : Ulangan 32 :9-12
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apa yang dilakukan Tuhan terhadap umatNya ? ( ayat 10b )
Apa yang dilakukan induk rajawali terhadap anak-anakNya ? (ayat 11 )
PENGAJARAN :
Setelah beberapa minggu, anak-anak rajawali mulai tumbuh bulunya dan mereka mulai belajar mengepak-ngepakkan sayapnya didalam sarang mereka. Setelah dirasa cukup waktunya, induk rajawali dengan tekun dan disiplin akan melatih anak-anaknya terbang. Ia akan mendorong salah satu anaknya keluar dari sarangnya di tebing atau puncak pohon yang tinggi. Saat terjatuh ke bawah, anak rajawali berusaha mengepak-ngepakkan sayapnya, tetapi karena belum terlatih, ia segera meluncur ke bawah. Ia memekik ketakutan, tetapi dengan segera induk rajawali menukik ke bawah, mengangkat anaknya dan menaruhnya kembali ke sarangnya. Keesokan paginya, ia kembali melakukan hal yang sama. Latihan itu terus menerus dilakukan sampai anak rajawali bisa menggunakan sayapnya dengan sempurna dan mulai menikmati terbang perdananya.
Tuhan seringkali mengijinkan persoalan datang dalam hidup kita, seperti keadaan yang sulit dan orang-orang yang “ sulit “, semata-mata untuk melatih kita mengembangkan karakter Kristus yang penuh kasih dan sabar menanggung segala sesuatu, sampai akhirnya manusia rohani kita bertumbuh dewasa. Kalau kita menghindari setiap kesulitan yang Tuhan ijinkan, maka kita tidak akan pernah melatih manusia rohani kita untuk bertumbuh. Kita lebih senang menjadi bayi rohani yang terus minta dilayani; kita tidak bisa ‘ terbang ‘ tinggi bersama Tuhan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan hidup.
PENERAPAN PRIBADI :
- Hal-hal apa atau siapakah yang dalam hari-hari ini menyulitkan Anda ?
- Renungkan kembali firman Tuhan diatas, maka Anda akan menemukan pelatihan yang sedang Tuhan berikan kepada Anda !
SABTU, 24 JANUARI 2009
TUHAN ADALAH HAKIM YANG ADIL
Firman Hari Ini : Maleakhi 3 :1-18
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apa yang dilakukan Tuhan terhadap orang-orang yang takut akan Tuhan dan menghormatiNya ? (ayat 16)
Akan menjadi apa orang-orang yang takut akan Tuhan dan menghormati namaNya ? (ayat 17)
PENGAJARAN :
Bagi dunia, keadilan terkadang begitu relatif alias tidak pasti. Orang yang berbuat salah, semena-mena, dan tidak takut akan Tuhan bisa menikmati kebebasan, kenyamanan dan keamanan. Kata orang, itu bisa terjadi karena orang-orang tersebut pandai mempermainkan hukum atau bisa membeli hukum. Tetapi yang sebenarnya tidaklah demikian, hukum Tuhan akan tetap berlaku bagi seluruh bumi, karena yang menjadi hakim adalah Tuhan semesta alam. Ia adalah Hakim yang adil, yang tidak dapat dipengaruhi oleh apapun dan oleh siapapun.
Saat ini mungkin belum terlihat perbedaan antara orang benar dan orang yang tidak benar, tetapi nanti suatu saat – dalam waktuNya Tuhan – akan nampak perbedaan tersebut. Tugas kita orang percaya adalah hidup takut akan Tuhan senantiasa, ada yang melihat atau tidak, ada pengaruhnya atau tidak, ada yang memberi apresiasi atau tidak, kita selalu memutuskan untuk hidup benar dihadapanNya. Karena kita percaya, Tuhan senantiasa memperhatikan apa yang kita perbuat, bahkan Ia mencatat semua apa yang kita lakukan. Dan bila Ia mencatat, maka tidak ada satupun yang kelewatan atau satupun yang salah.
“ Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.“ (Galatia 6:10)
PENERAPAN PRIBADI :
Apakah Anda memberikan persembahan persepuluhan dan persembahan khusus dengan benar ?
Apakah Anda telah berlaku adil dan baik kepada orang-orang yang berkekurangan, seperti kaum miskin / terlantar, yatim piatu dsb ?
MINGGU, 25 JANUARI 2009
TUHAN ADALAH PENYEMBUH
Firman Hari Ini : Matius 8:1-13
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Bagaimana keadaan hamba perwira tersebut ? ( ayat 6 )
Bagaimana respon Yesus ? ( ayat 7 )
PENGAJARAN :
Beberapa hal penting yang perlu kita mengerti tentang kesembuhan dari Tuhan Yesus adalah sebagai berikut :
1. Yesus sanggup menyembuhkan semua jenis penyakit.
Dari bacaan firman Tuhan hari ini, kita melihat bahwa Dia sanggup menyembuhkan penyakit kusta dan lumpuh, namun di kitab-kitab yang lain semua jenis penyakit dapat Ia sembuhkan ( baca Mazmur 103 : 3 ).
2. Semua orang berhak mendapatkan kesembuhan.
Yesus tidak pernah memandang muka, sekalipun yang sakit itu hanya seorang hamba, Ia berkehendak menyembuhkannya. Ia menyembuhkan semua orang yang sakit ( baca Matius 12 : 15b ).
3. Yesus sanggup menyembuhkan orang yang sakit di semua tempat.
Hamba perwira tersebut berada jauh dari tempat dimana Yesus berada saat itu, namun karena ada orang yang berseru kepada Yesus, yaitu atasan hamba tersebut, maka Yesus sanggup ‘memerintahkan’ kesembuhan kepada hamba yang tinggal jauh tersebut.
- Yesus menyembuhkan penyakit tanpa memperhatikan sebab / asal muasal penyakit tersebut. Penyakit yang berasal dari dosa, berasal dari kutuk, atau karena pekerjaan iblis, Ia mau menyembuhkannya, karena memang Yesus tidak pernah menanyakan penyebab penyakit tersebut.
- Yesus membutuhkan iman dan tindakan ketaatan dari orang yang sakit. Inilah yang Yesus minta dari setiap orang yang sakit, agar kuasa kesembuhanNya benar-benar terjadi.
PENERAPAN PRIBADI :
1. Penyakit dan kelemahan tubuh apakah yang Anda alami ?
2. Percayalah bahwa Yesus sanggup menyembuhkannya !
- Hal-hal apa atau siapakah yang dalam hari-hari ini menyulitkan Anda ?
- Renungkan kembali firman Tuhan diatas, maka Anda akan menemukan pelatihan yang sedang Tuhan berikan kepada Anda !
SABTU, 24 JANUARI 2009
TUHAN ADALAH HAKIM YANG ADIL
Firman Hari Ini : Maleakhi 3 :1-18
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apa yang dilakukan Tuhan terhadap orang-orang yang takut akan Tuhan dan menghormatiNya ? (ayat 16)
Akan menjadi apa orang-orang yang takut akan Tuhan dan menghormati namaNya ? (ayat 17)
PENGAJARAN :
Bagi dunia, keadilan terkadang begitu relatif alias tidak pasti. Orang yang berbuat salah, semena-mena, dan tidak takut akan Tuhan bisa menikmati kebebasan, kenyamanan dan keamanan. Kata orang, itu bisa terjadi karena orang-orang tersebut pandai mempermainkan hukum atau bisa membeli hukum. Tetapi yang sebenarnya tidaklah demikian, hukum Tuhan akan tetap berlaku bagi seluruh bumi, karena yang menjadi hakim adalah Tuhan semesta alam. Ia adalah Hakim yang adil, yang tidak dapat dipengaruhi oleh apapun dan oleh siapapun.
Saat ini mungkin belum terlihat perbedaan antara orang benar dan orang yang tidak benar, tetapi nanti suatu saat – dalam waktuNya Tuhan – akan nampak perbedaan tersebut. Tugas kita orang percaya adalah hidup takut akan Tuhan senantiasa, ada yang melihat atau tidak, ada pengaruhnya atau tidak, ada yang memberi apresiasi atau tidak, kita selalu memutuskan untuk hidup benar dihadapanNya. Karena kita percaya, Tuhan senantiasa memperhatikan apa yang kita perbuat, bahkan Ia mencatat semua apa yang kita lakukan. Dan bila Ia mencatat, maka tidak ada satupun yang kelewatan atau satupun yang salah.
“ Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.“ (Galatia 6:10)
PENERAPAN PRIBADI :
Apakah Anda memberikan persembahan persepuluhan dan persembahan khusus dengan benar ?
Apakah Anda telah berlaku adil dan baik kepada orang-orang yang berkekurangan, seperti kaum miskin / terlantar, yatim piatu dsb ?
MINGGU, 25 JANUARI 2009
TUHAN ADALAH PENYEMBUH
Firman Hari Ini : Matius 8:1-13
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Bagaimana keadaan hamba perwira tersebut ? ( ayat 6 )
Bagaimana respon Yesus ? ( ayat 7 )
PENGAJARAN :
Beberapa hal penting yang perlu kita mengerti tentang kesembuhan dari Tuhan Yesus adalah sebagai berikut :
1. Yesus sanggup menyembuhkan semua jenis penyakit.
Dari bacaan firman Tuhan hari ini, kita melihat bahwa Dia sanggup menyembuhkan penyakit kusta dan lumpuh, namun di kitab-kitab yang lain semua jenis penyakit dapat Ia sembuhkan ( baca Mazmur 103 : 3 ).
2. Semua orang berhak mendapatkan kesembuhan.
Yesus tidak pernah memandang muka, sekalipun yang sakit itu hanya seorang hamba, Ia berkehendak menyembuhkannya. Ia menyembuhkan semua orang yang sakit ( baca Matius 12 : 15b ).
3. Yesus sanggup menyembuhkan orang yang sakit di semua tempat.
Hamba perwira tersebut berada jauh dari tempat dimana Yesus berada saat itu, namun karena ada orang yang berseru kepada Yesus, yaitu atasan hamba tersebut, maka Yesus sanggup ‘memerintahkan’ kesembuhan kepada hamba yang tinggal jauh tersebut.
- Yesus menyembuhkan penyakit tanpa memperhatikan sebab / asal muasal penyakit tersebut. Penyakit yang berasal dari dosa, berasal dari kutuk, atau karena pekerjaan iblis, Ia mau menyembuhkannya, karena memang Yesus tidak pernah menanyakan penyebab penyakit tersebut.
- Yesus membutuhkan iman dan tindakan ketaatan dari orang yang sakit. Inilah yang Yesus minta dari setiap orang yang sakit, agar kuasa kesembuhanNya benar-benar terjadi.
PENERAPAN PRIBADI :
1. Penyakit dan kelemahan tubuh apakah yang Anda alami ?
2. Percayalah bahwa Yesus sanggup menyembuhkannya !
Sunday, January 11, 2009
Berfokus kepada Tuhan
FOKUS KITA - 11 Januari 2009
Pesan Tuhan melalui khotbah yang disampaikan oleh Pdm. Harun Imam Santoso (TKJ Krispen) pada akhir tahun 2008 yang lalu patut kita pegang selama menjalani tahun yang baru ini.
Boleh saja kita tidak tahu secara persis apa yang akan terjadi sepanjang tahun 2009 ini, namun yang pasti kita harus tahu bahwa dalam segala keadaan kita memiliki tujuan hidup yang pasti dan jelas, yaitu menjadi serupa Kristus. Menjadi serupa Kristus berarti menjadi saksi Kristus dan melakukan kehendak Bapa. Jika kita benar-benar tahu tujuan hidup kita maka keadaan apapun tidak akan dapat menghalangi kita untuk menjadi saksiNya.
Mengambil contoh dari kehidupan Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, Bapak Harun memberikan tips bagaimana menjadi saksi Kristus di tengah tantangan jaman yang semakin besar:
1. Menjaga Kekudusan (Daniel 1: 8)
Setiap orang percaya harus berketetapan untuk hidup dalam kekudusan, tidak menajiskan diri dengan apa yang ditawarkan oleh dunia ini yang tidak berkenan kepada Tuhan. Komitmen untuk menolak segala sesuatu yang dapat mencemarkan hidup adalah keputusan penting dan mendasar bagi setiap orang percaya. Oleh sebab itu, kita harus menjaga mata, telinga dan pikiran kita dimana melaluinya kecemaran dunia dapat masuk dalam hidup kita. Kita tidak boleh meremehkan hal-hal yang kecil yang bisa membuat kita tercemar. Kita perlu berkaca dari kisah Simson bahwa ketidakkudusan bisa menghancurkan kita. Kepada orang yang menjaga kekudusan hidupnya, Tuhan memberikan anugerah khusus. Dalam Daniel 1:20 Tuhan memberikan anugerahNya yang berupa kesehatan prima serta kecerdasan di atas rata-rata kepada Daniel. Berpuasa untuk mengendalikan hawa nafsu dan bersedia dibina untuk dijagai adalah beberapa cara untuk menjaga kekudusan.
2. Tetap Berfokus kepada Tuhan (Daniel 6:11)
Ketika kita berfokus kepada Tuhan maka kita tidak akan berfokus kepada ketakutan kita, masalah maupun diri kita, sebaliknya kita menjadi siap menghadapi segala keadaan (termasuk situasi-situasi yang menjepit kita sekalipun). Bagaimana kita dapat terus berfokus, mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan? Berdoa serta merenungkan firman dengan sungguh-sungguh.
3. Setia sampai akhir (Daniel 3:16-18)
Ada 4 golongan orang dalam hidup ini, yaitu: orang yang berani hidup-takut mati; takut hidup-berani mati; takut hidup-takut mati; dan orang yang berani hidup-berani mati. Karena kesulitan, orang banyak meninggalkan Tuhan. Namun, Tuhan berjanji akan memberikan mahkota kehidupan bagi orang yang setia sampai akhir. Akankah kita menjadi orang yang setia sampai akhir?
Apapun yang akan kita hadapi di tahun yang baru ini, kita perlu memutuskan untuk berani melangkah dengan iman dalam kekudusan, kesetiaan dengan tetap berfokus kepada Tuhan, karena Dialah yang berkuasa dan dapat mengatasi segalanya (Daniel 2:47).
Pesan Tuhan melalui khotbah yang disampaikan oleh Pdm. Harun Imam Santoso (TKJ Krispen) pada akhir tahun 2008 yang lalu patut kita pegang selama menjalani tahun yang baru ini.
Boleh saja kita tidak tahu secara persis apa yang akan terjadi sepanjang tahun 2009 ini, namun yang pasti kita harus tahu bahwa dalam segala keadaan kita memiliki tujuan hidup yang pasti dan jelas, yaitu menjadi serupa Kristus. Menjadi serupa Kristus berarti menjadi saksi Kristus dan melakukan kehendak Bapa. Jika kita benar-benar tahu tujuan hidup kita maka keadaan apapun tidak akan dapat menghalangi kita untuk menjadi saksiNya.
Mengambil contoh dari kehidupan Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, Bapak Harun memberikan tips bagaimana menjadi saksi Kristus di tengah tantangan jaman yang semakin besar:
1. Menjaga Kekudusan (Daniel 1: 8)
Setiap orang percaya harus berketetapan untuk hidup dalam kekudusan, tidak menajiskan diri dengan apa yang ditawarkan oleh dunia ini yang tidak berkenan kepada Tuhan. Komitmen untuk menolak segala sesuatu yang dapat mencemarkan hidup adalah keputusan penting dan mendasar bagi setiap orang percaya. Oleh sebab itu, kita harus menjaga mata, telinga dan pikiran kita dimana melaluinya kecemaran dunia dapat masuk dalam hidup kita. Kita tidak boleh meremehkan hal-hal yang kecil yang bisa membuat kita tercemar. Kita perlu berkaca dari kisah Simson bahwa ketidakkudusan bisa menghancurkan kita. Kepada orang yang menjaga kekudusan hidupnya, Tuhan memberikan anugerah khusus. Dalam Daniel 1:20 Tuhan memberikan anugerahNya yang berupa kesehatan prima serta kecerdasan di atas rata-rata kepada Daniel. Berpuasa untuk mengendalikan hawa nafsu dan bersedia dibina untuk dijagai adalah beberapa cara untuk menjaga kekudusan.
2. Tetap Berfokus kepada Tuhan (Daniel 6:11)
Ketika kita berfokus kepada Tuhan maka kita tidak akan berfokus kepada ketakutan kita, masalah maupun diri kita, sebaliknya kita menjadi siap menghadapi segala keadaan (termasuk situasi-situasi yang menjepit kita sekalipun). Bagaimana kita dapat terus berfokus, mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan? Berdoa serta merenungkan firman dengan sungguh-sungguh.
3. Setia sampai akhir (Daniel 3:16-18)
Ada 4 golongan orang dalam hidup ini, yaitu: orang yang berani hidup-takut mati; takut hidup-berani mati; takut hidup-takut mati; dan orang yang berani hidup-berani mati. Karena kesulitan, orang banyak meninggalkan Tuhan. Namun, Tuhan berjanji akan memberikan mahkota kehidupan bagi orang yang setia sampai akhir. Akankah kita menjadi orang yang setia sampai akhir?
Apapun yang akan kita hadapi di tahun yang baru ini, kita perlu memutuskan untuk berani melangkah dengan iman dalam kekudusan, kesetiaan dengan tetap berfokus kepada Tuhan, karena Dialah yang berkuasa dan dapat mengatasi segalanya (Daniel 2:47).
BUAH NANAS
INSPIRATIONAL STORY - 11 Januari 2009
Seorang misionaris dari Amerika dikirim ke Papua Nugini beberapa tahun yang lalu. Ia bekerja keras untuk mengabarkan berita keselamatan dari Tuhan di sana. Pada suatu hari, ia memiliki ide untuk menanam buah nanas, yang tidak dijumpainya di Papua Nugini. Ia membeli 100 biji nanas untuk ditanam di Papua Nugini.
Ia meminta beberapa orang Papua Nugini untuk menanam biji-biji nanas itu, lalu membayar upah mereka. Beberapa lama kemudian, buah nanas mulai bertumbuh. Ia begitu senang membayangkan bahwa tidak lama lagi ia akan dapat menikmati buah nanas tersebut. Tetapi belum sempat ia menikmatinya, semua buah nanas itu dicuri orang. Misionaris itu begitu marah dan ingin menemukan pencurinya.
Ternyata pencurinya adalah orang-orang yang digaji untuk menanam buah nanas itu. Ketika ditanya mengapa mereka mencuri, mereka menjawab bahwa mereka tidak mencuri. Tetapi, hukum di Papua Nugini adalah “Siapa yang menanam, dia yang menuai”. Merekalah yang menanam, jadi mereka berhak untuk makan. Lalu misionaris tersebut membuat perjanjian bahwa mereka boleh mengambil 50 buah nanas, tetapi yang 50 lagi adalah hak miliknya.
Tetapi, semua buah nanas hilang lagi sebelum misionaris tersebut dapat menikmatinya. Ia begitu kesal dan marah. Lalu Ia memutuskan untuk menutup tokonya yang menjual bahan- bahan pokok seperti gula, garam, dan lain-lain supaya orang-orang Papua itu berhenti mencuri. Orang-orang Papua itu pun tidak datang lagi ke tempat misionaris tersebut. Misionaris tersebut berpikir bahwa ia datang untuk menjangkau mereka, jadi ia membuka tokonya lagi. Namun, buah nanas itu masih tetap hilang.
Misionaris itu kemudian mendatangkan seekor anjing bulldog dari Amerika untuk menjaga kebun nanasnya. Tetapi, buah nanas masih tetap juga hilang.
Pada suatu hari, misionaris ini berlibur ke Amerika dan ia mengunjungi salah satu kebaktian. Dalam kebaktian itu, ia mendengar firman Tuhan berkata, “Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka ia akan memelihara engkau.” Ia pun memutuskan untuk menyerahkan kebun nanasnya kepada Tuhan.
Ketika kembali ke Papua Nugini, ia menemukan bahwa buah nanas masih tetap hilang. Ia berpikir, “Tuhan pun tidak bisa mengatasi orang-orang ini, apalagi aku.” Tetapi, ia tidak marah dan kesal lagi.
Orang-orang Papua mulai heran melihat sikap misionaris itu. Mereka bertanya, “Apakah kamu telah menjadi menjadi orang Kristen?”
Dalam hati ia berkata, “Aku sudah puluhan tahun menjadi orang Kristen.” Lalu, misionaris itu berkata kepada mereka, “Aku tidak marah sebab aku telah menyerahkan kebun nanasku kepada Tuhan.”
Mereka berkata, “Mungkin inilah sebabnya tanaman kita tidak berbuah dan anak-anak kita banyak yang sakit,sebab kita telah mencuri kebun Tuhan.”
Sejak saat itu, orang-orang Papua tidak berani mengambil buah nanas tersebut. Banyak buah nanas berjatuhan dan menjadi busuk. Dan untuk pertama kalinya, misionaris tersebut dapat menikmati buah nanas itu. Orang-orang Papua Nugini kemudian mulai menjadi teman misionaris itu dan banyak di antara mereka yang mengenal Tuhan. Setelah bertahun-tahun misionaris itu melayani tanpa hasil, kini ia menuai jiwa-jiwa bagi Tuhan.
Bila sesuatu yang kita miliki mengontrol hidup kita, biasanya kita sulit untuk menikmatinya. Salah satu tanda yag jelas yaitu “takut kehilangan”. Jangan biarkan apa pun atau siapa pun mengontrol hidup kita, kecuali Tuhan Yesus sebab kontrol-Nya tidak pernah menghancurkan atau memanipulasi kita.
Sumber: 365 Hari Perjalanan Bersama Tuhan
Seorang misionaris dari Amerika dikirim ke Papua Nugini beberapa tahun yang lalu. Ia bekerja keras untuk mengabarkan berita keselamatan dari Tuhan di sana. Pada suatu hari, ia memiliki ide untuk menanam buah nanas, yang tidak dijumpainya di Papua Nugini. Ia membeli 100 biji nanas untuk ditanam di Papua Nugini.
Ia meminta beberapa orang Papua Nugini untuk menanam biji-biji nanas itu, lalu membayar upah mereka. Beberapa lama kemudian, buah nanas mulai bertumbuh. Ia begitu senang membayangkan bahwa tidak lama lagi ia akan dapat menikmati buah nanas tersebut. Tetapi belum sempat ia menikmatinya, semua buah nanas itu dicuri orang. Misionaris itu begitu marah dan ingin menemukan pencurinya.
Ternyata pencurinya adalah orang-orang yang digaji untuk menanam buah nanas itu. Ketika ditanya mengapa mereka mencuri, mereka menjawab bahwa mereka tidak mencuri. Tetapi, hukum di Papua Nugini adalah “Siapa yang menanam, dia yang menuai”. Merekalah yang menanam, jadi mereka berhak untuk makan. Lalu misionaris tersebut membuat perjanjian bahwa mereka boleh mengambil 50 buah nanas, tetapi yang 50 lagi adalah hak miliknya.
Tetapi, semua buah nanas hilang lagi sebelum misionaris tersebut dapat menikmatinya. Ia begitu kesal dan marah. Lalu Ia memutuskan untuk menutup tokonya yang menjual bahan- bahan pokok seperti gula, garam, dan lain-lain supaya orang-orang Papua itu berhenti mencuri. Orang-orang Papua itu pun tidak datang lagi ke tempat misionaris tersebut. Misionaris tersebut berpikir bahwa ia datang untuk menjangkau mereka, jadi ia membuka tokonya lagi. Namun, buah nanas itu masih tetap hilang.
Misionaris itu kemudian mendatangkan seekor anjing bulldog dari Amerika untuk menjaga kebun nanasnya. Tetapi, buah nanas masih tetap juga hilang.
Pada suatu hari, misionaris ini berlibur ke Amerika dan ia mengunjungi salah satu kebaktian. Dalam kebaktian itu, ia mendengar firman Tuhan berkata, “Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka ia akan memelihara engkau.” Ia pun memutuskan untuk menyerahkan kebun nanasnya kepada Tuhan.
Ketika kembali ke Papua Nugini, ia menemukan bahwa buah nanas masih tetap hilang. Ia berpikir, “Tuhan pun tidak bisa mengatasi orang-orang ini, apalagi aku.” Tetapi, ia tidak marah dan kesal lagi.
Orang-orang Papua mulai heran melihat sikap misionaris itu. Mereka bertanya, “Apakah kamu telah menjadi menjadi orang Kristen?”
Dalam hati ia berkata, “Aku sudah puluhan tahun menjadi orang Kristen.” Lalu, misionaris itu berkata kepada mereka, “Aku tidak marah sebab aku telah menyerahkan kebun nanasku kepada Tuhan.”
Mereka berkata, “Mungkin inilah sebabnya tanaman kita tidak berbuah dan anak-anak kita banyak yang sakit,sebab kita telah mencuri kebun Tuhan.”
Sejak saat itu, orang-orang Papua tidak berani mengambil buah nanas tersebut. Banyak buah nanas berjatuhan dan menjadi busuk. Dan untuk pertama kalinya, misionaris tersebut dapat menikmati buah nanas itu. Orang-orang Papua Nugini kemudian mulai menjadi teman misionaris itu dan banyak di antara mereka yang mengenal Tuhan. Setelah bertahun-tahun misionaris itu melayani tanpa hasil, kini ia menuai jiwa-jiwa bagi Tuhan.
Bila sesuatu yang kita miliki mengontrol hidup kita, biasanya kita sulit untuk menikmatinya. Salah satu tanda yag jelas yaitu “takut kehilangan”. Jangan biarkan apa pun atau siapa pun mengontrol hidup kita, kecuali Tuhan Yesus sebab kontrol-Nya tidak pernah menghancurkan atau memanipulasi kita.
Sumber: 365 Hari Perjalanan Bersama Tuhan
Hati-hati Mengkonsumsi Apel
INFO KESEHATAN
Berhati-hatilah bila Anda mengkonsumsi buah apel, terutama buah apel produk impor. Jika Anda mengkonsumsinya, usahakan untuk tidak memakan kulit apel karena permukaan kulit apel tersebut dilapisi lilin. Oleh sebab itu, ada baiknya Anda meneliti dulu sebelum memakan buah apel ataupun buah-buah lainnya.
Lilin digunakan untuk tujuan pengawetan dan penyimpanan dalam mesin pendingin. Anda mungkin terkejut mendapati buah apel atau mungkin buah-buah lainnya yang diimpor dari luar negeri masih terlihat segar dan keras, sekalipun sudah berusia lebih dari satu tahun. Itu dikarenakan lilin yang telah melapisi permukaan kulit buah tersebut telah mencegah masuknya bakteri-bakteri ke dalam buah untuk menjadikannya kering serta layu.
Sebaiknya Anda memakan buah apel setelah membersihkan lapisan lilin dari kulitnya.
Diterjemahkan dari: internet
Berhati-hatilah bila Anda mengkonsumsi buah apel, terutama buah apel produk impor. Jika Anda mengkonsumsinya, usahakan untuk tidak memakan kulit apel karena permukaan kulit apel tersebut dilapisi lilin. Oleh sebab itu, ada baiknya Anda meneliti dulu sebelum memakan buah apel ataupun buah-buah lainnya.
Lilin digunakan untuk tujuan pengawetan dan penyimpanan dalam mesin pendingin. Anda mungkin terkejut mendapati buah apel atau mungkin buah-buah lainnya yang diimpor dari luar negeri masih terlihat segar dan keras, sekalipun sudah berusia lebih dari satu tahun. Itu dikarenakan lilin yang telah melapisi permukaan kulit buah tersebut telah mencegah masuknya bakteri-bakteri ke dalam buah untuk menjadikannya kering serta layu.
Sebaiknya Anda memakan buah apel setelah membersihkan lapisan lilin dari kulitnya.
Diterjemahkan dari: internet
INFO KITA 11 Januari 2009
Persembahan
(28 Desember 2008 & 4 Januari 2009)
Perpuluhan : Rp. 27.840.500
Perpuluhan (transfer bank): Rp. 21.263.600
Diakonia : Rp. 966.000
Misi : Rp. 6.494.000
Investasi Healing Center: Rp. 260.000
Rumah Kehidupan : Rp. 200.000
(28 Desember 2008 & 4 Januari 2009)
Perpuluhan : Rp. 27.840.500
Perpuluhan (transfer bank): Rp. 21.263.600
Diakonia : Rp. 966.000
Misi : Rp. 6.494.000
Investasi Healing Center: Rp. 260.000
Rumah Kehidupan : Rp. 200.000
Ralat!
Diberitahukan kepada seluruh pembaca Warta Kita & Penuntun Saat Teduh Pribadi bahwa bahan penuntun saat teduh pribadi edisi tanggal 5-11 Januari 2009 yang lalu diambil dari Renungan Manna Surgawi. Redaksi mohon maaf atas keterlambatan informasi ini.
Doa Bersama & Pembekalan
Pembina SPK Pemenang
Seluruh PA, PKS & calon Pembina SPK Pemenang WAJIB hadir dalam doa bersama dan pembekalan yang akan dilaksanakan pada hari Rabu, 14 Januari 2009, pukul 19.00 WIB di Gereja.
TEMU PA & PKS SELURUH USIA
Kamis
15 Januari 2009
Temu PA
Pukul 19.00 – 20.00 WIB
Di Gedung Gereja
Temu PKS & PA
Pukul 20.00-21.00 WIB
Di Gedung Gereja
Seluruh PA & PKS WAJIB hadir tepat waktu, membawa Alkitab & buku pegangan PKS!
SPK PEMENANG
18 Januari-29 Maret 2009
(Setiap hari Minggu)
Pukul 10.00 WIB
di Gedung Gereja GBI Kristus Pencipta
PENDAFTARAN (masih dibuka!)
Keluarga - Ibu Indri (72027445)
Youth - Ibu Vera (71014948)
Teen - Sdri. Setyarini (71607989)
Temu PeMuJi
Rabu
21 Januari 2009
Pukul 18.30 WIB
Di Gereja
Seluruh pelayan PeMuJi & Soundman WAJIB hadir pada pertemuan ini!
Sepakat Bersama Pekerja!
Kamis
29 Januari 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gereja
Seluruh pekerja KrisPen WAJIB hadir tepat waktu dan mengenakan seragam visi!
Rabu
21 Januari 2009
Pukul 18.30 WIB
Di Gereja
Seluruh pelayan PeMuJi & Soundman WAJIB hadir pada pertemuan ini!
Sepakat Bersama Pekerja!
Kamis
29 Januari 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gereja
Seluruh pekerja KrisPen WAJIB hadir tepat waktu dan mengenakan seragam visi!
Kabar Gembira!
Pelaksanaan Gathering Single Meet Single (It's not SERENDIPITY)
diundur hingga tanggal 25-26 April 2009.
Jangan lewatkan kesempatan ini.
Daftarkan diri Anda selagi masih ada kesempatan!
Batas usia minimal 25 tahun.
Biaya pendaftaran Rp. 175.000
Pendaftaran dapat dilakukan pada Sdri. Xiu Ling (Youth)
Penuntun Saat Teduh Pribadi 12-18 Januari 2009
Belajarlah dari Semut
Bahan diambil dari: e-4M Abbalove.org
Senin, 12 Januari 2009
Bekerja adalah Bagian dari perjanjian Allah
Firman Hari Ini: Ulangan 28:1-14
PERTANYAAN PERENUNGAN:
1. Untuk bekerja dengan hasil berlipat ganda sesuai janji Tuhan, apa rahasianya? (ayat 1).
2. Jika kita telah melakukan bagian kita, apa janji Tuhan? (ayat 2-13a).
3. Apa maksud perintah Tuhan, “Apabila engkau mendengarkan perintah....,”? (ayat 13b-14).
Bahan diambil dari: e-4M Abbalove.org
Senin, 12 Januari 2009
Bekerja adalah Bagian dari perjanjian Allah
Firman Hari Ini: Ulangan 28:1-14
PERTANYAAN PERENUNGAN:
1. Untuk bekerja dengan hasil berlipat ganda sesuai janji Tuhan, apa rahasianya? (ayat 1).
2. Jika kita telah melakukan bagian kita, apa janji Tuhan? (ayat 2-13a).
3. Apa maksud perintah Tuhan, “Apabila engkau mendengarkan perintah....,”? (ayat 13b-14).
PENGAJARAN:
Dunia mengajarkan bahwa cara memperoleh harta yang terbaik adalah dengan BEKERJA SEDIKIT MUNGKIN dan MENDAPATKAN HASIL SEBANYAK-BANYAKNYA. Ada pula yang mengajarkan bahwa BEKERJA ADALAH SEGALA-GALANYA. Tetapi, apa konsep Allah tentang bekerja? Bagaimanakah seharusnya kita bekerja? Allah memberkati kita jika kita berjalan dalam perjanjian berkat. Dan bagian kita adalah bekerja dengan iman. Dalam ulangan 28 ini, kita dapat melihat isi perjanjian Tuhan itu yaitu “Jika engkau baik-baik mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka Tuhan, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.” Kalau kita mendengar dan melakukan segala perintah Tuhan, maka Tuhan akan mengangkat kita atas segala bangsa di bumi dan hasilnya: segala berkat akan datang kepada kita! Allah akan memerintahkan berkat atas segala pekerjaan kita dan berkat Allah akan membuat kita berhasil. Topik inilah yang akan kita pelajari dalam Saat Teduh minggu ini. Mari, berjalan dalam perjanjian Allah dan nikmati berkat-berkat-Nya.
PENERAPAN PRIBADI
Sudahkah Anda bekerja dengan iman? Tuliskan berkat-berkat yang Anda dapatkan dari perenungan firman hari ini.
Selasa, 13 Januari 2009
Bekerja adalah Bukti Tangan yang Rajin
Firman Hari Ini: Amsal 10:1-6
PERTANYAAN PERENUNGAN:
1. Apa yang terjadi pada kita bila memperoleh harta dengan kefasikan? (ayat 2). Mengapa? (ayat 3).
2. Apa yang menyebabkan kemiskinan? (ayat 4a). Apa rahasianya untuk menjadi kaya? (ayat 4b).
3. Bacalah ulang amsal 10:1-6 ini, temukan hikmat-hikmat Tuhan dalam bekerja.
Dunia mengajarkan bahwa cara memperoleh harta yang terbaik adalah dengan BEKERJA SEDIKIT MUNGKIN dan MENDAPATKAN HASIL SEBANYAK-BANYAKNYA. Ada pula yang mengajarkan bahwa BEKERJA ADALAH SEGALA-GALANYA. Tetapi, apa konsep Allah tentang bekerja? Bagaimanakah seharusnya kita bekerja? Allah memberkati kita jika kita berjalan dalam perjanjian berkat. Dan bagian kita adalah bekerja dengan iman. Dalam ulangan 28 ini, kita dapat melihat isi perjanjian Tuhan itu yaitu “Jika engkau baik-baik mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka Tuhan, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.” Kalau kita mendengar dan melakukan segala perintah Tuhan, maka Tuhan akan mengangkat kita atas segala bangsa di bumi dan hasilnya: segala berkat akan datang kepada kita! Allah akan memerintahkan berkat atas segala pekerjaan kita dan berkat Allah akan membuat kita berhasil. Topik inilah yang akan kita pelajari dalam Saat Teduh minggu ini. Mari, berjalan dalam perjanjian Allah dan nikmati berkat-berkat-Nya.
PENERAPAN PRIBADI
Sudahkah Anda bekerja dengan iman? Tuliskan berkat-berkat yang Anda dapatkan dari perenungan firman hari ini.
Selasa, 13 Januari 2009
Bekerja adalah Bukti Tangan yang Rajin
Firman Hari Ini: Amsal 10:1-6
PERTANYAAN PERENUNGAN:
1. Apa yang terjadi pada kita bila memperoleh harta dengan kefasikan? (ayat 2). Mengapa? (ayat 3).
2. Apa yang menyebabkan kemiskinan? (ayat 4a). Apa rahasianya untuk menjadi kaya? (ayat 4b).
3. Bacalah ulang amsal 10:1-6 ini, temukan hikmat-hikmat Tuhan dalam bekerja.
PENGAJARAN:
Dalam buku, “Kunci Ekonomi Surga,” Shawn Bolz menceritakan tentang penglihatan yang dilihatnya dalam Yesus yang sedang memandang ke bumi dari sorga. Yesus sedang memegang sebuah rantai kunci dengan ribuan kunci tergantung padanya. Yesus menggoyang-goyang kunci-kunci itu yang menimbulkan suara guruh besar tentang segala aktivitas Kerajaan Allah. Kuncinya terdiri dari berbagai jenis: untuk rumah, gedung, segala macam kendaraan, batas tanah, industri teknologi dan ilmu pengetahuan, yakni tentang segala sesuatu yang dimiliki dan dibutuhkan. Sumber-sumber ini dapat dilihat dan dikelola untuk kepentingan umat manusia. (Sumber buku: Kunci Ekonomi Surga – Kunjungan Malaikat Menteri Keuangan, terbitan Nafiri Gabriel dan Adonai). Tetapi untuk mengoperasikan semua kunci ini dibutuhkan tangan yang rajin untuk bekerja di dalam janji-janji Allah. Sudahkah Anda mengoperasikan semua kunci tersebut dalam hidup Anda?
Dalam buku, “Kunci Ekonomi Surga,” Shawn Bolz menceritakan tentang penglihatan yang dilihatnya dalam Yesus yang sedang memandang ke bumi dari sorga. Yesus sedang memegang sebuah rantai kunci dengan ribuan kunci tergantung padanya. Yesus menggoyang-goyang kunci-kunci itu yang menimbulkan suara guruh besar tentang segala aktivitas Kerajaan Allah. Kuncinya terdiri dari berbagai jenis: untuk rumah, gedung, segala macam kendaraan, batas tanah, industri teknologi dan ilmu pengetahuan, yakni tentang segala sesuatu yang dimiliki dan dibutuhkan. Sumber-sumber ini dapat dilihat dan dikelola untuk kepentingan umat manusia. (Sumber buku: Kunci Ekonomi Surga – Kunjungan Malaikat Menteri Keuangan, terbitan Nafiri Gabriel dan Adonai). Tetapi untuk mengoperasikan semua kunci ini dibutuhkan tangan yang rajin untuk bekerja di dalam janji-janji Allah. Sudahkah Anda mengoperasikan semua kunci tersebut dalam hidup Anda?
PENERAPAN PRIBADI:
Sudahkah Anda menjalani gaya hidup seperti janji Tuhan ini? Tuliskan komitmen Anda dalam bekerja.
Sudahkah Anda menjalani gaya hidup seperti janji Tuhan ini? Tuliskan komitmen Anda dalam bekerja.
Rabu, 14 Januari 2009
Jangan Makan Kalu Tidak Mau Bekerja
Firman Hari Ini: 2 Tesalonika 3:1-15
PERTANYAAN PERENUNGAN:
1. Apa nasihat Paulus bagi orang percaya untuk diperhatikan? (ayat 6). Apa alasannya?
(ayat 7-8).
2. Peringatan apa yang diberikan Paulus? (ayat 10-13).
3. Apa konsekuensinya bagi para pelanggar? (ayat 14-15)
PENGAJARAN:
Saya adalah seorang tuna rungu dan tuna wicara. Walaupun hidup dalam keadaan keterbatasan, saya mau tetap antusias untuk melakukan firman Tuhan. Selain itu saya juga tetap bekerja untuk mencukupi kehidupan saya dengan cara berdagang keliling menjual es di daerah Gunung Sahari IX, Pademangan, Ancol serta Sunter. Setiap hari saya bersepeda di bawah terik matahari untuk menjajakan es-es saya, karena firman Tuhan berkata, “kalau kita tidak bekerja jangan kita makan.” Banyak hal yang Tuhan lakukan dalam hidup saya dan menjadi pengalaman yang indah ketika berjualan es. Setiap hari, es yang saya jual selalu laku sehingga membuat teman-teman saya yang sama-sama berjualan merasa iri dengan dagangan saya. Hal ini membuat saya sadar bahwa firman Tuhan yang saya baca membuat hidup saya diberkati oleh Tuhan. Saya melakukan bagian saya dan Tuhan melakukan bagianNya.(Heru, Pedagang).
Saya adalah seorang tuna rungu dan tuna wicara. Walaupun hidup dalam keadaan keterbatasan, saya mau tetap antusias untuk melakukan firman Tuhan. Selain itu saya juga tetap bekerja untuk mencukupi kehidupan saya dengan cara berdagang keliling menjual es di daerah Gunung Sahari IX, Pademangan, Ancol serta Sunter. Setiap hari saya bersepeda di bawah terik matahari untuk menjajakan es-es saya, karena firman Tuhan berkata, “kalau kita tidak bekerja jangan kita makan.” Banyak hal yang Tuhan lakukan dalam hidup saya dan menjadi pengalaman yang indah ketika berjualan es. Setiap hari, es yang saya jual selalu laku sehingga membuat teman-teman saya yang sama-sama berjualan merasa iri dengan dagangan saya. Hal ini membuat saya sadar bahwa firman Tuhan yang saya baca membuat hidup saya diberkati oleh Tuhan. Saya melakukan bagian saya dan Tuhan melakukan bagianNya.(Heru, Pedagang).
PENERAPAN PRIBADI:
Tuliskan langkah praktis apa yang akan Anda lakukan dalam hidup Anda sesuai dari renungan firman Tuhan hari ini.
Kamis, 15 Januari 2009
Kita Bekerja Karena Bapa di Sorga Juga Masih Bekerja
Firman hari Ini: Yohanes 5:1-23
PERTANYAAN PERENUNGAN:
1. Bacalah dengan seksama cerita tentang Yesus ini, apa yang Yesus lakukan pada orang sakit tersebut? (ayat 6 & 8)
2. Mengapa Yesus melanggar hari sabat untuk bekerja? (ayat 17).
3. Teladan siapakah yang telah Yesus ikuti? (ayat 19-20).
Tuliskan langkah praktis apa yang akan Anda lakukan dalam hidup Anda sesuai dari renungan firman Tuhan hari ini.
Kamis, 15 Januari 2009
Kita Bekerja Karena Bapa di Sorga Juga Masih Bekerja
Firman hari Ini: Yohanes 5:1-23
PERTANYAAN PERENUNGAN:
1. Bacalah dengan seksama cerita tentang Yesus ini, apa yang Yesus lakukan pada orang sakit tersebut? (ayat 6 & 8)
2. Mengapa Yesus melanggar hari sabat untuk bekerja? (ayat 17).
3. Teladan siapakah yang telah Yesus ikuti? (ayat 19-20).
PENGAJARAN:
Tahukah anda bahwa Yesus adalah Seorang Pekerja keras? Jika kita melihat dari pola hidup-Nya, Ia bekerja lebih keras daripada manusia. Yesus bangun pagi-pagi benar, lalu Ia berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, berjalan berkeliling menyembuhkan orang sakit dan melakukan mukjizat. Bahkan ketika hari sabat (hari yang dikhususkan oleh kaum Yahudi untuk tidak melakukan aktivitas) Yesus tetap bekerja. Mengapa Kristus bekerja begitu keras? Karena Kristus melakukan semua itu karena Ia melihat contoh dari Bapa yang adalah Pekerja keras sampai saat ini. Jika kita adalah murid Kristus, sudahkah kita mengikuti teladan Yesus?
Tahukah anda bahwa Yesus adalah Seorang Pekerja keras? Jika kita melihat dari pola hidup-Nya, Ia bekerja lebih keras daripada manusia. Yesus bangun pagi-pagi benar, lalu Ia berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, berjalan berkeliling menyembuhkan orang sakit dan melakukan mukjizat. Bahkan ketika hari sabat (hari yang dikhususkan oleh kaum Yahudi untuk tidak melakukan aktivitas) Yesus tetap bekerja. Mengapa Kristus bekerja begitu keras? Karena Kristus melakukan semua itu karena Ia melihat contoh dari Bapa yang adalah Pekerja keras sampai saat ini. Jika kita adalah murid Kristus, sudahkah kita mengikuti teladan Yesus?
PENERAPAN PRIBADI:
Sudahkah anda mengikuti teladan Yesus? Tuliskanlah komitmen anda dalam mengikuti teladan Yesus.
Sudahkah anda mengikuti teladan Yesus? Tuliskanlah komitmen anda dalam mengikuti teladan Yesus.
Jumat, 16 Januari 2009
Manusia dan Semut: Siapakah yang Paling Rajin Bekerja?
Firman Hari Ini: Amsal 6:6-11
PERTANYAAN PERENUNGAN:
1. Apa perintah Tuhan bagi orang yang malas dan apa
yang harus dipelajari darinya? (ayat 6-8).
2. Mengapa orang malas dan bagaimana sikapnya?
(ayat 9-10).
3. Apa yang akan terjadi? (ayat 11).
PENGAJARAN:
Suatu hari Raja Daud mengajak Salomo anaknya menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah dia di bawah sebuah pohon rindang. Dilihatnya Salomo sedang asik memandangi sesuatu. Rasa penasaran Daud mendorongnya untuk menghampiri Salomo. "Anakku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang ayah.
"Oh lihatlah ayah sekawanan semut itu, mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju sarang. Untuk apa sebenarnya daun-daun itu?" tanya Salomo kepada ayahnya.
"Daun itu adalah makannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasa mengumpulkan makanan, untuk bekal ketika musim dingin datang." Jawab Daud.
"Lihatlah mereka begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang aku kira selama ini." Sambung Salomo. Dia tampak begitu heran dan kagum dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.
"Tuhan itu adil. Tahukah kamu anakku, semut yang kecil ini sanggup mengangkat beban yang bahkan 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Anakku, jangan pernah sekalipun engkau meremehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah dari semut!". Jawab Raja Daud.
"Engkau tahu berapa lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?" tanya Raja.
"Entah ayah, mungkin sampai nanti sore". Jawab Salomo.
"Tidak nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan makanan hingga musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja! Tidak ada yang diam, tidak ada yang tampak sedang asik bersantai bukan?" sambung Raja Daud.
"Ya, ayah benar. Mereka semua bekerja! Tapi Ayah, mungkinkah karena mereka takut akan dihukum jika tidak bekerja? mungkin ada yang sedang mengawasi mereka bekerja." Salomo mencoba mengajukan argumennya.
"Tidak, tidak ada yang mengawasi, semut bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki seorang ratu yang bertugas melahirkan para semut, sedangkan sebagian besar semut adalah jenis pekerja dan sisannya adalah semut prajurit yang bertugas menjaga koloni dan ratu mereka. Tapi tidak untuk mengontrol para pekerja." Jawab Raja Daud. "Semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Ketika masa untuk bekerja datang, mereka akan bekerja, tak satupun dari mereka yang mencuri waktu untuk bersantai." "Yang kedua, sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitasnya. Setiap semut paham akan tugas dan perannya masing masing. Mereka menjalankan tugasnya dengan setia. Mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu didikte. Mereka tetap bekerja tanpa perlu diawasi. Yang satu tidak iri dengan yang lain. Selain rajin, semut adalah binatang yang memiliki integritas tinggi." ujar Raja Daud. (sumber: www.artikel.sabda.org)
Suatu hari Raja Daud mengajak Salomo anaknya menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah dia di bawah sebuah pohon rindang. Dilihatnya Salomo sedang asik memandangi sesuatu. Rasa penasaran Daud mendorongnya untuk menghampiri Salomo. "Anakku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang ayah.
"Oh lihatlah ayah sekawanan semut itu, mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju sarang. Untuk apa sebenarnya daun-daun itu?" tanya Salomo kepada ayahnya.
"Daun itu adalah makannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasa mengumpulkan makanan, untuk bekal ketika musim dingin datang." Jawab Daud.
"Lihatlah mereka begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang aku kira selama ini." Sambung Salomo. Dia tampak begitu heran dan kagum dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.
"Tuhan itu adil. Tahukah kamu anakku, semut yang kecil ini sanggup mengangkat beban yang bahkan 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Anakku, jangan pernah sekalipun engkau meremehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah dari semut!". Jawab Raja Daud.
"Engkau tahu berapa lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?" tanya Raja.
"Entah ayah, mungkin sampai nanti sore". Jawab Salomo.
"Tidak nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan makanan hingga musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja! Tidak ada yang diam, tidak ada yang tampak sedang asik bersantai bukan?" sambung Raja Daud.
"Ya, ayah benar. Mereka semua bekerja! Tapi Ayah, mungkinkah karena mereka takut akan dihukum jika tidak bekerja? mungkin ada yang sedang mengawasi mereka bekerja." Salomo mencoba mengajukan argumennya.
"Tidak, tidak ada yang mengawasi, semut bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki seorang ratu yang bertugas melahirkan para semut, sedangkan sebagian besar semut adalah jenis pekerja dan sisannya adalah semut prajurit yang bertugas menjaga koloni dan ratu mereka. Tapi tidak untuk mengontrol para pekerja." Jawab Raja Daud. "Semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Ketika masa untuk bekerja datang, mereka akan bekerja, tak satupun dari mereka yang mencuri waktu untuk bersantai." "Yang kedua, sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitasnya. Setiap semut paham akan tugas dan perannya masing masing. Mereka menjalankan tugasnya dengan setia. Mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu didikte. Mereka tetap bekerja tanpa perlu diawasi. Yang satu tidak iri dengan yang lain. Selain rajin, semut adalah binatang yang memiliki integritas tinggi." ujar Raja Daud. (sumber: www.artikel.sabda.org)
PENERAPAN PRIBADI:
Belajarlah dari semut! Tuliskanlah komitmen praktis Anda untuk dilakukan setelah menerima pencerahan hari ini.
Sabtu, 17 Januari 2009
Bekerja dengan Kualitas yang Terbaik
Firman Hari Ini: Kolose 3:22-25
PERTANYAAN PERENUNGAN:
1. Apakah peringatan yang diberikan Paulus kepada para pekerja? (ayat 22a) Mengapa? (ayat 22b)
2. Bagaimana seharusnya kita bersikap pada pekerjaan kita? (ayat 23)
3. Mengapa kita harus bekerja dengan kualitas baik? (ayat 24)
Belajarlah dari semut! Tuliskanlah komitmen praktis Anda untuk dilakukan setelah menerima pencerahan hari ini.
Sabtu, 17 Januari 2009
Bekerja dengan Kualitas yang Terbaik
Firman Hari Ini: Kolose 3:22-25
PERTANYAAN PERENUNGAN:
1. Apakah peringatan yang diberikan Paulus kepada para pekerja? (ayat 22a) Mengapa? (ayat 22b)
2. Bagaimana seharusnya kita bersikap pada pekerjaan kita? (ayat 23)
3. Mengapa kita harus bekerja dengan kualitas baik? (ayat 24)
PENGAJARAN:
Kata “Mengusahakan” diterjemahkan dari bahasa Ibrani yang berarti “abad”, khususnya dalam bahasa Arab berarti: menyembah, taat, dan melayani. Ternyata bekerja artinya menyembah Allah. Dengan kita bekerja berarti kita sedang melayani Allah. Kita sedang menaati Tuhan. Oleh sebab itu jika kita ingin menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh, bekerjalah dengan sukacita dan berkualitas baik, karena apapun yang kita perbuat, perbuatlah seperti untuk Tuhan.
PENERAPAN PRIBADI:
Sudahkah anda bekerja dengan kualitas terbaik? Tulislah komitmen anda untuk bekerja dengan kualitas yang terbaik apapun yang kita kerjakan.
Kata “Mengusahakan” diterjemahkan dari bahasa Ibrani yang berarti “abad”, khususnya dalam bahasa Arab berarti: menyembah, taat, dan melayani. Ternyata bekerja artinya menyembah Allah. Dengan kita bekerja berarti kita sedang melayani Allah. Kita sedang menaati Tuhan. Oleh sebab itu jika kita ingin menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh, bekerjalah dengan sukacita dan berkualitas baik, karena apapun yang kita perbuat, perbuatlah seperti untuk Tuhan.
PENERAPAN PRIBADI:
Sudahkah anda bekerja dengan kualitas terbaik? Tulislah komitmen anda untuk bekerja dengan kualitas yang terbaik apapun yang kita kerjakan.
Minggu, 18 Januari 2009
Bekerja dengan Kekuatan Tuhan dan Bukan Dengan Kekuatan Sendiri
Firman Hari Ini: Ulangan 8:11-20
PERTANYAAN PERENUNGAN:
1. Apa peringatan yang diberikan Tuhan bagi seseorang yang sukses atas pekerjaannya? (ayat 11a).
2. Apa alasannya? Sebutkanlah poin-poinnya. (ayat 11b-16).
3. Baca dan renungkan ayat 17-18 dan buatlah komitmen untuk dilakukan.
Bekerja dengan Kekuatan Tuhan dan Bukan Dengan Kekuatan Sendiri
Firman Hari Ini: Ulangan 8:11-20
PERTANYAAN PERENUNGAN:
1. Apa peringatan yang diberikan Tuhan bagi seseorang yang sukses atas pekerjaannya? (ayat 11a).
2. Apa alasannya? Sebutkanlah poin-poinnya. (ayat 11b-16).
3. Baca dan renungkan ayat 17-18 dan buatlah komitmen untuk dilakukan.
PENGAJARAN:
Dimulai dari kerinduan untuk memberkati masyarakat yang kurang mampu yang ada di sekitar komsel, kami pun memberikan tenaga kami untuk mengajar anak-anak di sana. Ternyata kuasa Tuhan nyata di tempat kami mengajar itu, sehingga kami beroleh kemurahan untuk memberkati anak-anak yang berkemauan keras untuk belajar, namun tidak mampu secara keuangan. Kami membayari uang sekolah seorang anak, sehingga ia bisa tetap mengenyam pendidikan di sekolahnya. Kami berharap suatu hari nanti mereka akan jadi anak-anak yang memiliki kehidupan yang lebih baik dan menjadi berkat bagi masyarakat. (David & Gunarti, Youth Gading).
Kekuatan yang kita peroleh saat bekerja adalah dari Tuhan, untuk itu pergunakanlah apa yang telah Tuhan beri untuk kemuliaan Tuhan.
Dimulai dari kerinduan untuk memberkati masyarakat yang kurang mampu yang ada di sekitar komsel, kami pun memberikan tenaga kami untuk mengajar anak-anak di sana. Ternyata kuasa Tuhan nyata di tempat kami mengajar itu, sehingga kami beroleh kemurahan untuk memberkati anak-anak yang berkemauan keras untuk belajar, namun tidak mampu secara keuangan. Kami membayari uang sekolah seorang anak, sehingga ia bisa tetap mengenyam pendidikan di sekolahnya. Kami berharap suatu hari nanti mereka akan jadi anak-anak yang memiliki kehidupan yang lebih baik dan menjadi berkat bagi masyarakat. (David & Gunarti, Youth Gading).
Kekuatan yang kita peroleh saat bekerja adalah dari Tuhan, untuk itu pergunakanlah apa yang telah Tuhan beri untuk kemuliaan Tuhan.
PENERAPAN PRIBADI:
Tuliskanlah cara-cara praktis yang ingin Anda lakukan supaya menjadi berkat bagi orang lain
Tuliskanlah cara-cara praktis yang ingin Anda lakukan supaya menjadi berkat bagi orang lain
Wednesday, January 7, 2009
Penuntun Saat Teduh Pribadi 5-11 Januari 2009
SETIA DALAM RENCANA TUHAN
(Sumber diambil dari: Manna Surgawi)
Senin, 5 Januari
Manna Bukti Pemeliharaan Tuhan
Firman Hari Ini : Keluaran 16 : 1-4.
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang dilakukan bangsa Israel kepada Musa dan Harun?
2. Apa yang ada dalam pikiran bangsa Israel?
Pengajaran:
Minggu itu Uci pulang agak siang karena di Sekolah Minggunya ada acara tambahan. Sesampainya di rumah, dia langsung masuk ruang makan. Tidak lama kemudian dia keluar sambil menggerutu,”Sudah siang begini nasinya belum masak, lauk juga tidak ada, tahu begini tadi aku jajan dulu.” ”Sabarlah nak, seharusnya kamu bersyukur karena Tuhan tetap memelihara kita.” kata ibunya.
Seperti Uci, demikianlah bangsa Israel. Bangsa Israel adalah bangsa yang tidak pernah bersyukur atas apa yang Tuhan lakukan untuk mereka, meskipun sudah mengalami begitu banyak mujizat dari pembelaan Tuhan atas mereka. Mereka tidak mau belajar dari pengalaman nenek moyang mereka. Pengalaman indah ketika Tuhan memelihara kehidupan Yakub dan keluarga besarnya pada saat terjadi kelaparan seharusnya menumbuhkan keyakinan di dalam diri bangsa Israel bahwa Tuhan pun akan memelihara mereka. Mereka lebih senang mati dengan menghadapi kenikmatan dunia daripada mati di dalam ketaatan kepada Tuhan (ayat 3). Seandainya perkataan itu ditujukan kepada kita sebagai ganti Musa dan Harun, bisa jadi kita akan bingung dan ketakutan. Bayangkan saja orang sebanyak itu merasa lapar dan tidak ada persediaan makanan. Dalam kondisi seperti itu, biasanya emosi mudah tersulut dan tindakan massa sulit dikendalikan. Tetapi, Tuhan tahu bagaimana menjawab perkataan yang ditujukan kepada Musa dan Harun itu. Tuhan mengirimkan manna sehingga mereka tidak mati kelaparan. Seberapa pun besarnya jumlah mereka, Tuhan tetap mau dan mampu memelihara kehidupan mereka.
Keadaan perekonomian saat ini memang sangat menggelisahkan. Kemampuan daya beli kita semakin berkurang karena tingginya harga barang-barang. Hal tersebut bisa membuat kita semakin takut. Tetapi, ingatlah, Tuhan tidak pernah berubah. Seberapa pun besarnya kebutuhan kita, Tuhan tidak pernah kewalahan memelihara kita, sebab ”kantong harta” Tuhan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan kita.
Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda mempunyai sikap hati yang bersungut-sungut dengan keadaan ekonomi saat ini? Marilah memeriksa hati Anda dengan jujur.
2. Mari renungkan dan hafalkan Filipi 4:19
Selasa, 6 Januari
Kelimpahan Adalah Sebuah Ujian
Firman Hari Ini : Keluaran 16:4-5; Ulangan 8:2.
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa tujuan Tuhan memberkati umat Israel dengan manna? (ayat 4b)
2. Apa tujuan Tuhan menguji bangsa Israel? (Ulangan 8:2)
Pengajaran:
Seorang bapak bercerita, ”Beberapa waktu yang lalu, saya mengalami masalah yang sangat berat sehingga saya susah tidur. Bahkan saya pernah tidak tidur selama 2 hari penuh. Saya datang kepada teman dan dia memberikan tablet obat tidur setengah botol kecil. Saking kesalnya, saya minum semua obat tidur tersebut. Ternyata hal itu berdampak tidak baik bagi saya. Saya tidak bangun-bangun sekalipun sudah tidur sekitar 10 jam. Istri saya sudah mulai bingung. Untung saja saya tidak ’lewat’. Setelah bangun justru badan saya terasa tidak enak.” Obat tidur dalam jumlah yang berlebihan itu sebenarnya merupakan ujian bagi bapak tersebut, apakah dia mau menuruti aturan pemakaiannya atau tidak. Ketika dia tidak mengikuti aturan pemakaiannya dia hampir mengalami celaka.
Kisah di atas merupakan gambaran tentang sikap bangsa Israel ketika diberi manna. Hujan manna yang melimpah sebenarnya merupakan ujian Tuhan bagi bangsa Israel. (Kel. 16:4). Dengan berlimpahnya manna bukan berarti bangsa Israel bisa mengambil seenaknya. Ada aturan yang diberikan Tuhan untuk pengambilan manna tersebut, yaitu setiap orang hanya boleh mengambil segomer atau ± 3,6 liter sehari. Manna itu tidak boleh ditinggalkan sampai pagi. Tetapi, pada hari ke-6 setiap orang boleh mengambil 2 gomer dengan maksud untuk persediaan di hari Sabat, sebab pada hari Sabat tidak akan turun hujan manna. Inilah ujian bagi bangsa Israel. Ternyata, masih ada juga yang gagal di dalam menghadapi ujian itu dengan melanggar aturan yang diberikan Tuhan (Kel. 16: 20,27). Bisa dibayangkan kalau dalam menghadapi ujian ini saja mereka gagal, bagaimana mereka akan menghadapi ujian-ujian lain yang akan mereka hadapi? Terbukti bahwa pada akhirnya semua mereka gagal dan tidak diizinkan masuk ke Tanah Perjanjian.
Ketika mengalami kekurangan, kita pasti mengharapkan berkat Tuhan. Tetapi, kita perlu memahami bahwa ketika Tuhan memberkati kita, juga ada ujian di balik berkat yang kita terima itu. Ujian itu adalah apakah kita akan tetap rendah hati, bergantung kepada Tuhan dan berlaku murah hati. Keberhasilan menghadapi ujian-ujian tersebut akan menolong kita untuk berhasil juga di dalam menghadapi ujian-ujian lainnya. Hal yang sangat menyedihkan adalah ketika kita justru terjatuh karena berkat Tuhan yang kita terima.
Penerapan Pribadi:
1. Bagaimanakah sikap Anda saat diberkati dengan melimpah?
2. Sudahkah Anda menggunakan berkat Tuhan untuk memperluas Kerajaan Sorga?
Rabu, 6 Januari 2009
Sebuah Kesaksian Tentang Tuhan
Firman Hari Ini : Keluaran 16:6-12.
Pertanyaan Perenungan :
1. Apakah tujuan utama Tuhan saat Dia memberi mereka manna? (ayat 6)
2. Sesungguhnya siapa yang mendengar keluhan bangsa Israel? (ayat 8)
Pengajaran:
Suatu kali ada seorang bapak yang mendekati seorang gembala sebuah gereja dan berkata, ”Pak, kalau Komisi Remaja mau mengikuti acara Paskah bersama, pakai mobil saya saja.” Bapak gembala itu senang dan menyetujui usulan bapak itu, sebab ia memang sedang bingung memikirkan transportasi untuk jemaat yang mengikuti acara Paskah tersebut. Di kemudian hari ketika ada kebaktian Padang, bapak ini yang pertama kali menyediakan mobilnya untuk mengantar sebagian peserta. Dalam acara-acara lain dia selalu meminta istrinya untuk menyumbangkan makanan. Rumahnya pun sangat terbuka untuk tempat persekutuan. Dia juga menjadi salah satu donatur untuk program beasiswa di gereja. Setelah sekian lama, bapak gembala tiba pada kesimpulan bahwa bapak ini memang murah hati. Apa yang dilakukan bapak ini menjadi kesaksian tentang dirinya.
Ketika Tuhan memberikan hujan manna bagi bangsa Israel, sesungguhnya Dia sedang menunjukkan siapa diriNya. Dikatakan,”Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.” (Kel. 16:12). Sebutan TUHAN (Yahweh) menunjuk kepada Tuhan yang telah melakukan perbuatan-perbuatan ajaib, seperti menurunkan 10 tulah bagi bangsa Mesir, menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir dengan tiang awan dan tiang api, membelah Laut Teberau dan mengubah air pahit menjadi manis. Dia adalah Pribadi yang mahakuasa, lebih berkuasa daripada segala allah sembahan Mesir. Dia adalah Pribadi yang memahami kesulitan umatNya.
Mengetahui siapa Tuhan dengan pikiran adalah baik, tetapi jauh lebih baik mengenal Tuhan melalui pengalaman hidup kita. Ketika kesulitan-kesulitan kita teratasi, ketika pergumulan-pergumulan kita dijawab, ketika kekurangan-kekurangan kita tercukupi, ketika tubuh kita disembuhkan dari penyakit, ingatlah bahwa semua itu adalah pekerjaan Tuhan yang menunjukkan siapa diriNya. Allah itu kasih dan kasihNya baru setiap pagi. Tuhan itu peduli terhadap kita. Tuhan itu mahakuasa dan sanggup mengatasi setiap masalah yang kita hadapi. Perbuatan Tuhan bagi kita umatNya mengukuhkan kesaksian tentang siapa diriNya yang sesungguhnya.
Penerapan Pribadi:
1. Apakah kita sudah membuat berkat Tuhan menjadi suatu kesaksian bagi orang di sekitar kita?
2. Sudahkah hati kita melimpah dengan syukur?
Kamis, 8 Januari 2009
Sebuah Latihan
Firman Hari Ini : Roma 5: 1-11
Pertanyaan Perenungan:
1. Mengapa kita harus bermegah dalam penderitaan / ujian hidup ? (Ayat 3-5)
2. Renungkan juga 1 Petrus 5:10. Apakah yang Tuhan akan lakukan setelah kita melewati ujian hidup? Catatlah hal-hal yang Tuhan singkapkan bagi Anda.
Pengajaran:
Sebuah peribahasa berbunyi,”Lebih baik mandi keringat saat latihan daripada mandi darah saat bertempur.” Peribahasa ini biasa digunakan di dunia olahraga atau di dunia militer. Peribahasa ini menekankan pentingnya latihan. Seorang olahragawan harus berlatih keras supaya tidak malu karena kalah saat pertandingan. Seorang tentara harus berlatih keras supaya tidak gugur atau terluka di medan pertempuran. Latihan sangat dibutuhkan untuk bisa menikmati hal yang menyenangkan di kemudian hari.
Pemberian manna sebenarnya merupakan latihan bagi bangsa Israel. Ini adalah sebuah latihan iman dan pengharapan bagi bangsa Israel. Empat puluh tahun makan manna bukanlah waktu yang singkat dan bisa membuat mereka bosan. Selama itu bangsa Israel diharapkan tetap beriman dan berharap bahwa suatu hari kelak Tuhan akan memberikan yang lebih baik.
Di samping latihan iman, pemberian manna juga merupakan latihan karakter. Aturan pengambilan manna segomer sehari untuk tiap orang, melatih mereka untuk tidak serakah dan ”nrimo” atas pemberian Tuhan. Ini bukan berarti menghilangkan semangat kerja keras yang memang diperlukan untuk kehidupan ini. Ini dimaksudkan supaya bangsa Israel tidak mudah mengeluh.
Pemberian manna juga melatih mental bangsa Israel. Saat itu bangsa Israel masih bermental pecundang atau pengecut. Sedikit menghadapi masalah mereka ingin pulang ke Mesir. Pemberian manna menolong mereka untuk memahami bahwa masalah bisa diatasi bersama Tuhan. Andai saja bangsa Israel berhasil menjalani latihan-latihan itu dengan baik, maka mereka akan masuk Tanah Kanaan dengan kepala tegak, tetapi tidak membusungkan dada (sombong) dan siap menikmati berkat yang luar biasa di tanah tersebut.
Terkadang berkat Tuhan yang kita terima tidak seperti yang kita doakan atau harapkan. Itu artinya Tuhan sedang melatih iman, karakter dan mental kita. Tuhan lebih mengutamakan membentuk karakter kita menjadi pemenang yang tangguh; Dia tidak ingin sekedar memberkati kita. Maukah kita tetap mensyukuri berkat yang sementara ini kita terima? Tuhan tahu kapan kita siap menerima apa yang kita doakan. Sebab itu bertekun dan bersabarlah.
Penerapan Pribadi:
Bagaimana sikap Anda saat mengalami ujian hidup? Apakah Anda tetap tekun berdoa, beriman dan berharap menerima apa yang Anda doakan? Atau, Anda justru menjadi undur karenanya? Ujilah hati Anda baik-baik.
Jumat, 9 Januari 2009
Belajar Hidup Dari Firman Tuhan
Firman Hari Ini : Ulangan 8: 1-20
Pertanyaan Perenungan:
1. Apakah kunci utama dari kehidupan? (Ayat 3)
2. Apa maksudnya ’manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan’?
Pengajaran:
Ketika menceritakan ulang kisah perjalanan bangsa Israel di padang gurun, Musa berkata, ”Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenk moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.”(Ul. 8:3). Perkataan ini mengandung 2 hal penting, yaitu:
1. Kehidupan manusia tidak hanya terdiri dari jasmani saja, tetapi juga rohani dan jiwani. Roti memang diperlukan untuk kehidupan jasmani, tetapi tidak bisa membantu kehidupan rohani dan jiwani. Roh dan jiwa manusia bisa hidup hanya dengan firman Tuhan. Manusia memperoleh kehidupan kekal karena menerima firman Tuhan. Manusia disembuhkan dan disegarkan jiwanya karena menerima firman Tuhan.
2. Bukan alam yang memberi makanan kepada manusia, tetapi Tuhan melalui alam. Manna yang turun kepada bangsa Israel terjadi bukan karena langit membuat lalu menuangkannya. Manna turun kepada bangsa Israel karena perintah (firman) Tuhan. Menarik untuk memperhatikan anak kalimat,”Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.” Itu artinya bahwa Tuhan turut bekerja supaya manna yang dimakan bangsa Israel itu bisa memberi mereka kehidupan. Dalam kisah pencobaan yang dilakukan iblis kepada Yesus, Yesus menolak untuk mengubah batu manjadi roti. Yesus tahu bahwa perintah itu hanya perintah iblis dan Tuhan tidak memerintahkanNya (Matius 4:4).
Mungkin saat ini kita sedang kebingungan tentang kehidupan jasmani kita. Mari kita melihat hal lain yang sangat penting, yaitu roh dan jiwa kita. Sudahkah roh dan jiwa kita diberi makan firman Tuhan secara teratur? Juga, janganlah kita beranggapan bahwa alam inilah yang memberi kehidupan kepada kita, karena sebenarnya Tuhanlah yang memerintahkan alam untuk menyediakan makanan bagi kehidupan kita. Sebenarnya Tuhan turut bekerja di dalam segala perkara untuk memelihara kita.
Penerapan Pribadi:
1. Sudahkah Anda memiliki hati yang mencintai firman Tuhan?
2. Sudahkah Anda berfokus kepada hal-hal yang rohani?
Sabtu, 10 Januari 2009
Hanya Sementara
Firman Hari Ini : Roma 8: 18-30
Pertanyaan Perenungan:
Renungkanlah ayat 18 baik-baik. Apa yang Tuhan katakan secara khusus kepada Anda? Catatlah dan ijinkanlah firman ini mengubah hati Anda.
Pengajaran:
Suatu kali ada seorang hamba Tuhan pelayanan ke sebuah desa yang membawa banyak kenangan, salah satunya adalah saat ia makan nasi jagung. Perut hamba Tuhan ini tidak terbiasa dengan nasi jagung. Jadi, kalau habis makan nasi jagung, sekitar satu jam kemudian perutnya akan bermasalah. Saat itu pasti ia bertanya dalam hati,”Kapan ya bertemu nasi?” Tetapi, suatu kali terpikirkan olehnya,”Tetapi, mengapa jemaat tidak pernah sedikit pun mengeluh ya meskipun makan nasi jagung?” Lalu ia bertanya kepada seorang ibu,”Bu, apa tidak bosan makan nasi jagung?” ”Tidak, ini juga sementara, nanti kalau bisa berhasil tanam padinya, kami juga makan nasi lagi,” jawabnya singkat. Ada dua kata penting dari jawaban ibu itu, yaitu ’hanya sementara’.
Bangsa Israel berada di padang gurun sekitar 40 tahun lamanya. Selama itu pula mereka makan manna (Keluaran 16:35). Mungkin mereka bosan, mungkin mereka berkata,”Manna lagi, manna lagi.” Tetapi Tuhan berjanji tidak selamanya bangsa Istael akan makan manna dan janjiNya itu dibuktikan di kemudian hari. ”Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.” (Yosua 5:12). Memang, 40 tahun adalah waktu yang cukup lama, tetapi manna bukanlah berkat akhir bagi bangsa Israel, itu hanya sementara saja. Kalau bangsa Israel terus memandang waktu demi waktu di mana mereka merasakan penderitaan, maka mereka akan merasa sangat lama. Tetapi, kalau mereka tetap memandang rencana Tuhan secara keseluruhan, mereka akan melalui waktu penderitaan itu dengan cepat.
Betapa banyak orang yang mengira bahwa penderitaan adalah akhir dari segala-galanya. Ini terbukti dengan banyaknya kasus bunuh diri. Apakah Anda juga merasa bahwa sepertinya Anda terus berada dalam kesulitan? Apakah Anda merasa seakan-akan tidak ada jalan keluar bagi masalah Anda? Ingat manna! Itu hanya sementara! Tuhan tidak akan membiarkan Anda terus berada di dalam kesulitan. Tuhan akan memberikan jalan keluar bagi masalah yang Anda hadapi. Tuhan tidak pernah berubah, Dia tetap setia dan akan menepati janjiNya kepada Anda. Tunggu tanggal mainnya! Hidup dalam kesulitan memang tidak menyenangkan, tapi pikirkanlah bahwa semua itu ada akhirnya.
Penerapan Pribadi:
Dimanakah fokus perhatian Anda? Pada masalah atau pada rencana Tuhan atas hidup Anda?
Janganlah berputus asa dengan kesulitan yang sedang Anda alami, karena Tuhan punya rencana yang indah. Roma 8:28.
Minggu, 11 Januari 2009
Yesus, Manna Rohani
Firman Hari Ini : Yohanes 6:35, 48-51, 58.
Pertanyaan Perenungan:
Apa yang terjadi pada mereka yang datang kepada Yesus?
Pengajaran:
Sepanjang pelayananNya di bumi, Tuhan Yesus sering mengungkapkan pernyataan yang dianggap sangat kontroversial. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan masalah makanan (Yoh. 6:35). Pernyataan ini sangat membingungkan orang Yahudi, apalagi Tuhan Yesus melanjutkan pernyataanNya dengan pernyataan yang lebih kontroversial lagi, yaitu Dia turun dari Sorga. Pernyataan-pernyataan Tuhan Yesus di bagian ini merupakan perbandingan sekaligus penggenapan tentang manna. Ada 3 hal penting yang bisa kita mengerti melalui pernyataan-pernyataan Yesus yang berkaitan dengan manna:
1. Turun dari Sorga
Manna yang diberikan kepada bangsa Israel berasal dari Sorga. Dengan kata lain, manna itu berasal dari Tuhan bukan dari Musa, pemimpin bangsa Israel yang terus menjadi kebanggan mereka sepanjang zaman (Yoh. 6:32). Tuhan Yesus juga turun dari Sorga karena diutus Bapa (Yoh 6:38).
2. Memberi Kehidupan
Manna yang diberikan Tuhan itu memberi hidup jasmani bagi bangsa Israel. Tuhan Yesus datang memberi hidup rohani bagi dunia (Yoh.6:33; 10:10b)
3. Hasil Akhir
Bangsa Israel yang telah makan manna itu sudah mati semuanya, karena manna hanya memberikan hidup jasmani yang sementara. Sedangkan untuk kehidupan rohani mereka, manna tidak memberikan jaminan. Tetapi, orang-orang yang menerima Tuhan Yesus tidak akan mati rohaninya, walaupun tetap mengalami kematian jasmani (Yoh. 6:49-51).
Jangan takut dan putus asa seandainya kita mengalami kesulitan jasmani, sebab Tuhan yang menurunkan manna bagi bangsa Israel itu sanggup memelihara hidup kita. Terlebih dari itu, marilah kita bersukacita karena Tuhan Yesus sudah menjamin kehidupan rohani kita. Manna Perjanjian Lama untuk hidup jasmani, manna Perjanjian Baru untuk hidup rohani dan Tuhan memberikan kedua-duanya bagi kita.
Penerapan Pribadi:
Apakah Yesus telah menjadi manna rohani bagi Anda selama ini?
Jika belum, langkah apa yang akan Anda ambil ?
(Sumber diambil dari: Manna Surgawi)
Senin, 5 Januari
Manna Bukti Pemeliharaan Tuhan
Firman Hari Ini : Keluaran 16 : 1-4.
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang dilakukan bangsa Israel kepada Musa dan Harun?
2. Apa yang ada dalam pikiran bangsa Israel?
Pengajaran:
Minggu itu Uci pulang agak siang karena di Sekolah Minggunya ada acara tambahan. Sesampainya di rumah, dia langsung masuk ruang makan. Tidak lama kemudian dia keluar sambil menggerutu,”Sudah siang begini nasinya belum masak, lauk juga tidak ada, tahu begini tadi aku jajan dulu.” ”Sabarlah nak, seharusnya kamu bersyukur karena Tuhan tetap memelihara kita.” kata ibunya.
Seperti Uci, demikianlah bangsa Israel. Bangsa Israel adalah bangsa yang tidak pernah bersyukur atas apa yang Tuhan lakukan untuk mereka, meskipun sudah mengalami begitu banyak mujizat dari pembelaan Tuhan atas mereka. Mereka tidak mau belajar dari pengalaman nenek moyang mereka. Pengalaman indah ketika Tuhan memelihara kehidupan Yakub dan keluarga besarnya pada saat terjadi kelaparan seharusnya menumbuhkan keyakinan di dalam diri bangsa Israel bahwa Tuhan pun akan memelihara mereka. Mereka lebih senang mati dengan menghadapi kenikmatan dunia daripada mati di dalam ketaatan kepada Tuhan (ayat 3). Seandainya perkataan itu ditujukan kepada kita sebagai ganti Musa dan Harun, bisa jadi kita akan bingung dan ketakutan. Bayangkan saja orang sebanyak itu merasa lapar dan tidak ada persediaan makanan. Dalam kondisi seperti itu, biasanya emosi mudah tersulut dan tindakan massa sulit dikendalikan. Tetapi, Tuhan tahu bagaimana menjawab perkataan yang ditujukan kepada Musa dan Harun itu. Tuhan mengirimkan manna sehingga mereka tidak mati kelaparan. Seberapa pun besarnya jumlah mereka, Tuhan tetap mau dan mampu memelihara kehidupan mereka.
Keadaan perekonomian saat ini memang sangat menggelisahkan. Kemampuan daya beli kita semakin berkurang karena tingginya harga barang-barang. Hal tersebut bisa membuat kita semakin takut. Tetapi, ingatlah, Tuhan tidak pernah berubah. Seberapa pun besarnya kebutuhan kita, Tuhan tidak pernah kewalahan memelihara kita, sebab ”kantong harta” Tuhan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan kita.
Penerapan Pribadi:
1. Apakah Anda mempunyai sikap hati yang bersungut-sungut dengan keadaan ekonomi saat ini? Marilah memeriksa hati Anda dengan jujur.
2. Mari renungkan dan hafalkan Filipi 4:19
Selasa, 6 Januari
Kelimpahan Adalah Sebuah Ujian
Firman Hari Ini : Keluaran 16:4-5; Ulangan 8:2.
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa tujuan Tuhan memberkati umat Israel dengan manna? (ayat 4b)
2. Apa tujuan Tuhan menguji bangsa Israel? (Ulangan 8:2)
Pengajaran:
Seorang bapak bercerita, ”Beberapa waktu yang lalu, saya mengalami masalah yang sangat berat sehingga saya susah tidur. Bahkan saya pernah tidak tidur selama 2 hari penuh. Saya datang kepada teman dan dia memberikan tablet obat tidur setengah botol kecil. Saking kesalnya, saya minum semua obat tidur tersebut. Ternyata hal itu berdampak tidak baik bagi saya. Saya tidak bangun-bangun sekalipun sudah tidur sekitar 10 jam. Istri saya sudah mulai bingung. Untung saja saya tidak ’lewat’. Setelah bangun justru badan saya terasa tidak enak.” Obat tidur dalam jumlah yang berlebihan itu sebenarnya merupakan ujian bagi bapak tersebut, apakah dia mau menuruti aturan pemakaiannya atau tidak. Ketika dia tidak mengikuti aturan pemakaiannya dia hampir mengalami celaka.
Kisah di atas merupakan gambaran tentang sikap bangsa Israel ketika diberi manna. Hujan manna yang melimpah sebenarnya merupakan ujian Tuhan bagi bangsa Israel. (Kel. 16:4). Dengan berlimpahnya manna bukan berarti bangsa Israel bisa mengambil seenaknya. Ada aturan yang diberikan Tuhan untuk pengambilan manna tersebut, yaitu setiap orang hanya boleh mengambil segomer atau ± 3,6 liter sehari. Manna itu tidak boleh ditinggalkan sampai pagi. Tetapi, pada hari ke-6 setiap orang boleh mengambil 2 gomer dengan maksud untuk persediaan di hari Sabat, sebab pada hari Sabat tidak akan turun hujan manna. Inilah ujian bagi bangsa Israel. Ternyata, masih ada juga yang gagal di dalam menghadapi ujian itu dengan melanggar aturan yang diberikan Tuhan (Kel. 16: 20,27). Bisa dibayangkan kalau dalam menghadapi ujian ini saja mereka gagal, bagaimana mereka akan menghadapi ujian-ujian lain yang akan mereka hadapi? Terbukti bahwa pada akhirnya semua mereka gagal dan tidak diizinkan masuk ke Tanah Perjanjian.
Ketika mengalami kekurangan, kita pasti mengharapkan berkat Tuhan. Tetapi, kita perlu memahami bahwa ketika Tuhan memberkati kita, juga ada ujian di balik berkat yang kita terima itu. Ujian itu adalah apakah kita akan tetap rendah hati, bergantung kepada Tuhan dan berlaku murah hati. Keberhasilan menghadapi ujian-ujian tersebut akan menolong kita untuk berhasil juga di dalam menghadapi ujian-ujian lainnya. Hal yang sangat menyedihkan adalah ketika kita justru terjatuh karena berkat Tuhan yang kita terima.
Penerapan Pribadi:
1. Bagaimanakah sikap Anda saat diberkati dengan melimpah?
2. Sudahkah Anda menggunakan berkat Tuhan untuk memperluas Kerajaan Sorga?
Rabu, 6 Januari 2009
Sebuah Kesaksian Tentang Tuhan
Firman Hari Ini : Keluaran 16:6-12.
Pertanyaan Perenungan :
1. Apakah tujuan utama Tuhan saat Dia memberi mereka manna? (ayat 6)
2. Sesungguhnya siapa yang mendengar keluhan bangsa Israel? (ayat 8)
Pengajaran:
Suatu kali ada seorang bapak yang mendekati seorang gembala sebuah gereja dan berkata, ”Pak, kalau Komisi Remaja mau mengikuti acara Paskah bersama, pakai mobil saya saja.” Bapak gembala itu senang dan menyetujui usulan bapak itu, sebab ia memang sedang bingung memikirkan transportasi untuk jemaat yang mengikuti acara Paskah tersebut. Di kemudian hari ketika ada kebaktian Padang, bapak ini yang pertama kali menyediakan mobilnya untuk mengantar sebagian peserta. Dalam acara-acara lain dia selalu meminta istrinya untuk menyumbangkan makanan. Rumahnya pun sangat terbuka untuk tempat persekutuan. Dia juga menjadi salah satu donatur untuk program beasiswa di gereja. Setelah sekian lama, bapak gembala tiba pada kesimpulan bahwa bapak ini memang murah hati. Apa yang dilakukan bapak ini menjadi kesaksian tentang dirinya.
Ketika Tuhan memberikan hujan manna bagi bangsa Israel, sesungguhnya Dia sedang menunjukkan siapa diriNya. Dikatakan,”Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.” (Kel. 16:12). Sebutan TUHAN (Yahweh) menunjuk kepada Tuhan yang telah melakukan perbuatan-perbuatan ajaib, seperti menurunkan 10 tulah bagi bangsa Mesir, menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir dengan tiang awan dan tiang api, membelah Laut Teberau dan mengubah air pahit menjadi manis. Dia adalah Pribadi yang mahakuasa, lebih berkuasa daripada segala allah sembahan Mesir. Dia adalah Pribadi yang memahami kesulitan umatNya.
Mengetahui siapa Tuhan dengan pikiran adalah baik, tetapi jauh lebih baik mengenal Tuhan melalui pengalaman hidup kita. Ketika kesulitan-kesulitan kita teratasi, ketika pergumulan-pergumulan kita dijawab, ketika kekurangan-kekurangan kita tercukupi, ketika tubuh kita disembuhkan dari penyakit, ingatlah bahwa semua itu adalah pekerjaan Tuhan yang menunjukkan siapa diriNya. Allah itu kasih dan kasihNya baru setiap pagi. Tuhan itu peduli terhadap kita. Tuhan itu mahakuasa dan sanggup mengatasi setiap masalah yang kita hadapi. Perbuatan Tuhan bagi kita umatNya mengukuhkan kesaksian tentang siapa diriNya yang sesungguhnya.
Penerapan Pribadi:
1. Apakah kita sudah membuat berkat Tuhan menjadi suatu kesaksian bagi orang di sekitar kita?
2. Sudahkah hati kita melimpah dengan syukur?
Kamis, 8 Januari 2009
Sebuah Latihan
Firman Hari Ini : Roma 5: 1-11
Pertanyaan Perenungan:
1. Mengapa kita harus bermegah dalam penderitaan / ujian hidup ? (Ayat 3-5)
2. Renungkan juga 1 Petrus 5:10. Apakah yang Tuhan akan lakukan setelah kita melewati ujian hidup? Catatlah hal-hal yang Tuhan singkapkan bagi Anda.
Pengajaran:
Sebuah peribahasa berbunyi,”Lebih baik mandi keringat saat latihan daripada mandi darah saat bertempur.” Peribahasa ini biasa digunakan di dunia olahraga atau di dunia militer. Peribahasa ini menekankan pentingnya latihan. Seorang olahragawan harus berlatih keras supaya tidak malu karena kalah saat pertandingan. Seorang tentara harus berlatih keras supaya tidak gugur atau terluka di medan pertempuran. Latihan sangat dibutuhkan untuk bisa menikmati hal yang menyenangkan di kemudian hari.
Pemberian manna sebenarnya merupakan latihan bagi bangsa Israel. Ini adalah sebuah latihan iman dan pengharapan bagi bangsa Israel. Empat puluh tahun makan manna bukanlah waktu yang singkat dan bisa membuat mereka bosan. Selama itu bangsa Israel diharapkan tetap beriman dan berharap bahwa suatu hari kelak Tuhan akan memberikan yang lebih baik.
Di samping latihan iman, pemberian manna juga merupakan latihan karakter. Aturan pengambilan manna segomer sehari untuk tiap orang, melatih mereka untuk tidak serakah dan ”nrimo” atas pemberian Tuhan. Ini bukan berarti menghilangkan semangat kerja keras yang memang diperlukan untuk kehidupan ini. Ini dimaksudkan supaya bangsa Israel tidak mudah mengeluh.
Pemberian manna juga melatih mental bangsa Israel. Saat itu bangsa Israel masih bermental pecundang atau pengecut. Sedikit menghadapi masalah mereka ingin pulang ke Mesir. Pemberian manna menolong mereka untuk memahami bahwa masalah bisa diatasi bersama Tuhan. Andai saja bangsa Israel berhasil menjalani latihan-latihan itu dengan baik, maka mereka akan masuk Tanah Kanaan dengan kepala tegak, tetapi tidak membusungkan dada (sombong) dan siap menikmati berkat yang luar biasa di tanah tersebut.
Terkadang berkat Tuhan yang kita terima tidak seperti yang kita doakan atau harapkan. Itu artinya Tuhan sedang melatih iman, karakter dan mental kita. Tuhan lebih mengutamakan membentuk karakter kita menjadi pemenang yang tangguh; Dia tidak ingin sekedar memberkati kita. Maukah kita tetap mensyukuri berkat yang sementara ini kita terima? Tuhan tahu kapan kita siap menerima apa yang kita doakan. Sebab itu bertekun dan bersabarlah.
Penerapan Pribadi:
Bagaimana sikap Anda saat mengalami ujian hidup? Apakah Anda tetap tekun berdoa, beriman dan berharap menerima apa yang Anda doakan? Atau, Anda justru menjadi undur karenanya? Ujilah hati Anda baik-baik.
Jumat, 9 Januari 2009
Belajar Hidup Dari Firman Tuhan
Firman Hari Ini : Ulangan 8: 1-20
Pertanyaan Perenungan:
1. Apakah kunci utama dari kehidupan? (Ayat 3)
2. Apa maksudnya ’manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan’?
Pengajaran:
Ketika menceritakan ulang kisah perjalanan bangsa Israel di padang gurun, Musa berkata, ”Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenk moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.”(Ul. 8:3). Perkataan ini mengandung 2 hal penting, yaitu:
1. Kehidupan manusia tidak hanya terdiri dari jasmani saja, tetapi juga rohani dan jiwani. Roti memang diperlukan untuk kehidupan jasmani, tetapi tidak bisa membantu kehidupan rohani dan jiwani. Roh dan jiwa manusia bisa hidup hanya dengan firman Tuhan. Manusia memperoleh kehidupan kekal karena menerima firman Tuhan. Manusia disembuhkan dan disegarkan jiwanya karena menerima firman Tuhan.
2. Bukan alam yang memberi makanan kepada manusia, tetapi Tuhan melalui alam. Manna yang turun kepada bangsa Israel terjadi bukan karena langit membuat lalu menuangkannya. Manna turun kepada bangsa Israel karena perintah (firman) Tuhan. Menarik untuk memperhatikan anak kalimat,”Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.” Itu artinya bahwa Tuhan turut bekerja supaya manna yang dimakan bangsa Israel itu bisa memberi mereka kehidupan. Dalam kisah pencobaan yang dilakukan iblis kepada Yesus, Yesus menolak untuk mengubah batu manjadi roti. Yesus tahu bahwa perintah itu hanya perintah iblis dan Tuhan tidak memerintahkanNya (Matius 4:4).
Mungkin saat ini kita sedang kebingungan tentang kehidupan jasmani kita. Mari kita melihat hal lain yang sangat penting, yaitu roh dan jiwa kita. Sudahkah roh dan jiwa kita diberi makan firman Tuhan secara teratur? Juga, janganlah kita beranggapan bahwa alam inilah yang memberi kehidupan kepada kita, karena sebenarnya Tuhanlah yang memerintahkan alam untuk menyediakan makanan bagi kehidupan kita. Sebenarnya Tuhan turut bekerja di dalam segala perkara untuk memelihara kita.
Penerapan Pribadi:
1. Sudahkah Anda memiliki hati yang mencintai firman Tuhan?
2. Sudahkah Anda berfokus kepada hal-hal yang rohani?
Sabtu, 10 Januari 2009
Hanya Sementara
Firman Hari Ini : Roma 8: 18-30
Pertanyaan Perenungan:
Renungkanlah ayat 18 baik-baik. Apa yang Tuhan katakan secara khusus kepada Anda? Catatlah dan ijinkanlah firman ini mengubah hati Anda.
Pengajaran:
Suatu kali ada seorang hamba Tuhan pelayanan ke sebuah desa yang membawa banyak kenangan, salah satunya adalah saat ia makan nasi jagung. Perut hamba Tuhan ini tidak terbiasa dengan nasi jagung. Jadi, kalau habis makan nasi jagung, sekitar satu jam kemudian perutnya akan bermasalah. Saat itu pasti ia bertanya dalam hati,”Kapan ya bertemu nasi?” Tetapi, suatu kali terpikirkan olehnya,”Tetapi, mengapa jemaat tidak pernah sedikit pun mengeluh ya meskipun makan nasi jagung?” Lalu ia bertanya kepada seorang ibu,”Bu, apa tidak bosan makan nasi jagung?” ”Tidak, ini juga sementara, nanti kalau bisa berhasil tanam padinya, kami juga makan nasi lagi,” jawabnya singkat. Ada dua kata penting dari jawaban ibu itu, yaitu ’hanya sementara’.
Bangsa Israel berada di padang gurun sekitar 40 tahun lamanya. Selama itu pula mereka makan manna (Keluaran 16:35). Mungkin mereka bosan, mungkin mereka berkata,”Manna lagi, manna lagi.” Tetapi Tuhan berjanji tidak selamanya bangsa Istael akan makan manna dan janjiNya itu dibuktikan di kemudian hari. ”Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.” (Yosua 5:12). Memang, 40 tahun adalah waktu yang cukup lama, tetapi manna bukanlah berkat akhir bagi bangsa Israel, itu hanya sementara saja. Kalau bangsa Israel terus memandang waktu demi waktu di mana mereka merasakan penderitaan, maka mereka akan merasa sangat lama. Tetapi, kalau mereka tetap memandang rencana Tuhan secara keseluruhan, mereka akan melalui waktu penderitaan itu dengan cepat.
Betapa banyak orang yang mengira bahwa penderitaan adalah akhir dari segala-galanya. Ini terbukti dengan banyaknya kasus bunuh diri. Apakah Anda juga merasa bahwa sepertinya Anda terus berada dalam kesulitan? Apakah Anda merasa seakan-akan tidak ada jalan keluar bagi masalah Anda? Ingat manna! Itu hanya sementara! Tuhan tidak akan membiarkan Anda terus berada di dalam kesulitan. Tuhan akan memberikan jalan keluar bagi masalah yang Anda hadapi. Tuhan tidak pernah berubah, Dia tetap setia dan akan menepati janjiNya kepada Anda. Tunggu tanggal mainnya! Hidup dalam kesulitan memang tidak menyenangkan, tapi pikirkanlah bahwa semua itu ada akhirnya.
Penerapan Pribadi:
Dimanakah fokus perhatian Anda? Pada masalah atau pada rencana Tuhan atas hidup Anda?
Janganlah berputus asa dengan kesulitan yang sedang Anda alami, karena Tuhan punya rencana yang indah. Roma 8:28.
Minggu, 11 Januari 2009
Yesus, Manna Rohani
Firman Hari Ini : Yohanes 6:35, 48-51, 58.
Pertanyaan Perenungan:
Apa yang terjadi pada mereka yang datang kepada Yesus?
Pengajaran:
Sepanjang pelayananNya di bumi, Tuhan Yesus sering mengungkapkan pernyataan yang dianggap sangat kontroversial. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan masalah makanan (Yoh. 6:35). Pernyataan ini sangat membingungkan orang Yahudi, apalagi Tuhan Yesus melanjutkan pernyataanNya dengan pernyataan yang lebih kontroversial lagi, yaitu Dia turun dari Sorga. Pernyataan-pernyataan Tuhan Yesus di bagian ini merupakan perbandingan sekaligus penggenapan tentang manna. Ada 3 hal penting yang bisa kita mengerti melalui pernyataan-pernyataan Yesus yang berkaitan dengan manna:
1. Turun dari Sorga
Manna yang diberikan kepada bangsa Israel berasal dari Sorga. Dengan kata lain, manna itu berasal dari Tuhan bukan dari Musa, pemimpin bangsa Israel yang terus menjadi kebanggan mereka sepanjang zaman (Yoh. 6:32). Tuhan Yesus juga turun dari Sorga karena diutus Bapa (Yoh 6:38).
2. Memberi Kehidupan
Manna yang diberikan Tuhan itu memberi hidup jasmani bagi bangsa Israel. Tuhan Yesus datang memberi hidup rohani bagi dunia (Yoh.6:33; 10:10b)
3. Hasil Akhir
Bangsa Israel yang telah makan manna itu sudah mati semuanya, karena manna hanya memberikan hidup jasmani yang sementara. Sedangkan untuk kehidupan rohani mereka, manna tidak memberikan jaminan. Tetapi, orang-orang yang menerima Tuhan Yesus tidak akan mati rohaninya, walaupun tetap mengalami kematian jasmani (Yoh. 6:49-51).
Jangan takut dan putus asa seandainya kita mengalami kesulitan jasmani, sebab Tuhan yang menurunkan manna bagi bangsa Israel itu sanggup memelihara hidup kita. Terlebih dari itu, marilah kita bersukacita karena Tuhan Yesus sudah menjamin kehidupan rohani kita. Manna Perjanjian Lama untuk hidup jasmani, manna Perjanjian Baru untuk hidup rohani dan Tuhan memberikan kedua-duanya bagi kita.
Penerapan Pribadi:
Apakah Yesus telah menjadi manna rohani bagi Anda selama ini?
Jika belum, langkah apa yang akan Anda ambil ?
Subscribe to:
Posts (Atom)