“KASIH TAK PERNAH GAGAL”
SENIN, 8 DESEMBER 2008
KASIH MENUTUPI SEGALA SESUATU
Firman Hari Ini : Kejadian 9 : 18-29
SENIN, 8 DESEMBER 2008
KASIH MENUTUPI SEGALA SESUATU
Firman Hari Ini : Kejadian 9 : 18-29
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apa yang dilakukan Ham setelah melihat aurat ayahnya ? (ayat 22)
Apa yang didapatkan Ham setelah melakukan hal tersebut ? (ayat 25)
Apa yang dilakukan Ham setelah melihat aurat ayahnya ? (ayat 22)
Apa yang didapatkan Ham setelah melakukan hal tersebut ? (ayat 25)
PENGAJARAN :
Ham menceriterakan ketelanjangan ayahnya kepada saudara-saudaranya, sehingga ayahnya mengutukinya. Secara tidak di sengaja kerap kali kita melihat kelemahan atau dosa orang lain, kemudian secara tidak sengaja pula kita mulai menceriterakannya kepada pihak lain. Tindakan ini tentu sangat merugikan orang yang memiliki kelemahan tersebut dan tindakan ini dapat mencemari pihak-pihak lain. Bukannya menyelesaikan persoalan namun sering memperkeruh persoalan. Sebagai orang percaya kita perlu menutupi kelemahan orang lain dan tidak menceritakannya kepada pihak-pihak lain. Itulah kasih. Ia menutupi segala sesuatu. Seperti yang dilakukan Sem dan Yafet terhadap ayahnya, mereka berusaha untuk tidak melihat ketelanjangan ayahnya bahkan mereka berusaha untuk menutupi ketelanjangan ayahnya, sehingga akhirnya mereka mendapatkan berkat dari ayahnya.
Secara alami ada dua golongan orang yang menjadi obyek atau bahan gosip kita, yaitu pemimpin dan orang yang tidak kita senangi. Ingatlah, tidak ada manusia yang sempurna, setiap manusia punya kekurangan, kelemahan dan pernah jatuh ke dalam dosa. Apabila kita memiliki kasih, kita tidak akan menceritakannya kepada pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan. Sebaliknya, bila kita melihat kelemahan atau dosa orang lain, kita akan menasihati dengan kasih dan berdoa untuknya.
PENERAPAN PRIBADI :
Kelemahan siapakah yang sering Anda ceritakan kepada orang lain ?
Sudahkah Anda berdoa untuk orang tersebut ?
Bacalah dan renungkanlah I Korintus 13 :7
SELASA, 9 DESEMBER 2008
KASIH MEMPERCAYAI YANG TERBAIK
Firman Hari Ini : Kejadian 39 : 1-23
Ham menceriterakan ketelanjangan ayahnya kepada saudara-saudaranya, sehingga ayahnya mengutukinya. Secara tidak di sengaja kerap kali kita melihat kelemahan atau dosa orang lain, kemudian secara tidak sengaja pula kita mulai menceriterakannya kepada pihak lain. Tindakan ini tentu sangat merugikan orang yang memiliki kelemahan tersebut dan tindakan ini dapat mencemari pihak-pihak lain. Bukannya menyelesaikan persoalan namun sering memperkeruh persoalan. Sebagai orang percaya kita perlu menutupi kelemahan orang lain dan tidak menceritakannya kepada pihak-pihak lain. Itulah kasih. Ia menutupi segala sesuatu. Seperti yang dilakukan Sem dan Yafet terhadap ayahnya, mereka berusaha untuk tidak melihat ketelanjangan ayahnya bahkan mereka berusaha untuk menutupi ketelanjangan ayahnya, sehingga akhirnya mereka mendapatkan berkat dari ayahnya.
Secara alami ada dua golongan orang yang menjadi obyek atau bahan gosip kita, yaitu pemimpin dan orang yang tidak kita senangi. Ingatlah, tidak ada manusia yang sempurna, setiap manusia punya kekurangan, kelemahan dan pernah jatuh ke dalam dosa. Apabila kita memiliki kasih, kita tidak akan menceritakannya kepada pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan. Sebaliknya, bila kita melihat kelemahan atau dosa orang lain, kita akan menasihati dengan kasih dan berdoa untuknya.
PENERAPAN PRIBADI :
Kelemahan siapakah yang sering Anda ceritakan kepada orang lain ?
Sudahkah Anda berdoa untuk orang tersebut ?
Bacalah dan renungkanlah I Korintus 13 :7
SELASA, 9 DESEMBER 2008
KASIH MEMPERCAYAI YANG TERBAIK
Firman Hari Ini : Kejadian 39 : 1-23
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apa yang dilakukan kepala penjara terhadap Yusuf ? (ayat 22)
Apa hasilnya ketika Yusuf dipercaya oleh kepala penjara ? (ayat 23)
Apa yang dilakukan kepala penjara terhadap Yusuf ? (ayat 22)
Apa hasilnya ketika Yusuf dipercaya oleh kepala penjara ? (ayat 23)
PENGAJARAN :
Kepala Penjara mempercayai Yusuf untuk mengurus semua narapidana dalam penjaranya, meskipun status Yusuf adalah napi dengan tuduhan kasus pemerkosaan. Dan sejak saat itulah semua pekerjaan pengelolaan narapidana menjadi lancar alias sukses. Tentunya hal ini sangat menggembirakan hati kepala penjara karena pekerjaannya menjadi lebih ringan. Sebenarnya tidak mudah mempercayai orang yang pernah “gagal” tetapi bila kita mau memberi kesempatan untuk mereka berubah maka kita akan melihat potensi yang positif dalam orang tersebut muncul.
Bagaimana caranya agar hal tersebut bisa terjadi? Percayalah kepadanya. Itulah kasih. Ia percaya yang terbaik dari diri orang lain. Kecenderungan kita adalah selalu berpikir negatif atau curiga pada orang-orang yang pernah gagal atau berbuat salah, sehingga tidak memberikan kesempatan mereka untuk berubah. Apabila kita memiliki kasih, maka kita akan dapat berpikir positif tentang mereka sehingga mereka mendapatkan kesempatan dan dorongan kuat untuk berubah. Akibatnya kita akan melihat hasil yang positif seperti keberhasilan Yusuf dalam penjara sebagai hasil dari sebuah kepercayaan.
Petrus pernah gagal ketika dia menyangkal Yesus sebanyak tiga kali, namun Tuhan kita tetap mempercayainya untuk menjadi rasulNya. Apakah hasilnya ? Petrus dipakai oleh Tuhan untuk menyembuhkan banyak orang sakit dan mengadakan banyak mujizat. Selain itu khotbahnya mampu membuat tiga ribu orang bertobat. Luar biasa, orang yang pernah gagal namun dipercayai akhirnya bisa berhasil.
Kepala Penjara mempercayai Yusuf untuk mengurus semua narapidana dalam penjaranya, meskipun status Yusuf adalah napi dengan tuduhan kasus pemerkosaan. Dan sejak saat itulah semua pekerjaan pengelolaan narapidana menjadi lancar alias sukses. Tentunya hal ini sangat menggembirakan hati kepala penjara karena pekerjaannya menjadi lebih ringan. Sebenarnya tidak mudah mempercayai orang yang pernah “gagal” tetapi bila kita mau memberi kesempatan untuk mereka berubah maka kita akan melihat potensi yang positif dalam orang tersebut muncul.
Bagaimana caranya agar hal tersebut bisa terjadi? Percayalah kepadanya. Itulah kasih. Ia percaya yang terbaik dari diri orang lain. Kecenderungan kita adalah selalu berpikir negatif atau curiga pada orang-orang yang pernah gagal atau berbuat salah, sehingga tidak memberikan kesempatan mereka untuk berubah. Apabila kita memiliki kasih, maka kita akan dapat berpikir positif tentang mereka sehingga mereka mendapatkan kesempatan dan dorongan kuat untuk berubah. Akibatnya kita akan melihat hasil yang positif seperti keberhasilan Yusuf dalam penjara sebagai hasil dari sebuah kepercayaan.
Petrus pernah gagal ketika dia menyangkal Yesus sebanyak tiga kali, namun Tuhan kita tetap mempercayainya untuk menjadi rasulNya. Apakah hasilnya ? Petrus dipakai oleh Tuhan untuk menyembuhkan banyak orang sakit dan mengadakan banyak mujizat. Selain itu khotbahnya mampu membuat tiga ribu orang bertobat. Luar biasa, orang yang pernah gagal namun dipercayai akhirnya bisa berhasil.
PENERAPAN PRIBADI :
Siapakah yang sulit anda percayai hari-hari ini ?
Bacalah dan renungkan dengan sungguh-sungguh I Korintus 13 : 7 sampai Anda mendapatkan rhema.
RABU, 10 DESEMBER 2008
KASIH MENGHARAPKAN YANG TERBAIK
Firman Hari Ini : Matius 8 : 5-13
Siapakah yang sulit anda percayai hari-hari ini ?
Bacalah dan renungkan dengan sungguh-sungguh I Korintus 13 : 7 sampai Anda mendapatkan rhema.
RABU, 10 DESEMBER 2008
KASIH MENGHARAPKAN YANG TERBAIK
Firman Hari Ini : Matius 8 : 5-13
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apakah yang diharapkan perwira tersebut terhadap hambanya ? (ayat 8)
Apa yang terjadi dengan hamba yang sakit tersebut ? (ayat 13)
PENGAJARAN :
Perwira ini tidak hanya memiliki iman yang besar namun juga memiliki kasih yang besar, kasih yang mengharapkan kesembuhan bagi hambanya. Suatu teladan yang luar biasa dimana seorang yang memiliki pangkat tinggi mengharapkan yang terbaik bagi orang yang sederhana. Itulah kasih, mengharapkan yang terbaik terjadi pada orang lain. Dalam era dimana persaingan begitu ketat maka mencapai kemenangan bukanlah hal yang mudah, sebab itu orang terus berlomba sekuat tenaga untuk mencapai kemenangan, secara tidak sadar kita dikuasai semangat mengalahkan yang membuat kita tidak senang melihat orang lain berhasil.
Hal ini sangat berlawanan dengan sifat kasih, yaitu mengharapkan yang terbaik terjadi pada orang lain, seharusnya kita selalu menginginkan orang lain berhasil, diberkati, maju, dipakai Tuhan dan kita tidak akan iri atau cemburu bila orang lain mencapai sesuatu yang lebih baik dari yang kita capai. Seperti yang diinginkan seorang ayah terhadap anaknya, sebab itu Yesus menginginkan kita melakukan hal-hal yang lebih besar dari yang pernah Dia lakukan.Yang perlu kita lakukan adalah berdoa, memberikan nasehat, semangat dan pertolongan agar orang-orang disekitar kita bisa mencapai keberhasilan sesuai dengan yang Tuhan rencanakan.
PENERAPAN PRIBADI :
Siapakah orang-orang yang perlu anda doakan, beri nasehat, semangat dan pertolongan agar mereka mengalami keberhasilan ?
Renungkanlah I Korintus 13:7 dan lakukan dalam kehidupan anda sehari-hari kepada semua orang yang anda temui!
KAMIS, 11 DESEMBER 2008
Apakah yang diharapkan perwira tersebut terhadap hambanya ? (ayat 8)
Apa yang terjadi dengan hamba yang sakit tersebut ? (ayat 13)
PENGAJARAN :
Perwira ini tidak hanya memiliki iman yang besar namun juga memiliki kasih yang besar, kasih yang mengharapkan kesembuhan bagi hambanya. Suatu teladan yang luar biasa dimana seorang yang memiliki pangkat tinggi mengharapkan yang terbaik bagi orang yang sederhana. Itulah kasih, mengharapkan yang terbaik terjadi pada orang lain. Dalam era dimana persaingan begitu ketat maka mencapai kemenangan bukanlah hal yang mudah, sebab itu orang terus berlomba sekuat tenaga untuk mencapai kemenangan, secara tidak sadar kita dikuasai semangat mengalahkan yang membuat kita tidak senang melihat orang lain berhasil.
Hal ini sangat berlawanan dengan sifat kasih, yaitu mengharapkan yang terbaik terjadi pada orang lain, seharusnya kita selalu menginginkan orang lain berhasil, diberkati, maju, dipakai Tuhan dan kita tidak akan iri atau cemburu bila orang lain mencapai sesuatu yang lebih baik dari yang kita capai. Seperti yang diinginkan seorang ayah terhadap anaknya, sebab itu Yesus menginginkan kita melakukan hal-hal yang lebih besar dari yang pernah Dia lakukan.Yang perlu kita lakukan adalah berdoa, memberikan nasehat, semangat dan pertolongan agar orang-orang disekitar kita bisa mencapai keberhasilan sesuai dengan yang Tuhan rencanakan.
PENERAPAN PRIBADI :
Siapakah orang-orang yang perlu anda doakan, beri nasehat, semangat dan pertolongan agar mereka mengalami keberhasilan ?
Renungkanlah I Korintus 13:7 dan lakukan dalam kehidupan anda sehari-hari kepada semua orang yang anda temui!
KAMIS, 11 DESEMBER 2008
KASIH SABAR MENANGGUNG SEGALA SESUATU
Firman Hari Ini : I Samuel 1 : 1-20
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apa yang di alami Hana dari tahun ke tahun ? (ayat 7)
Apa yang terjadi ketika Hana sabar menanggung penderitaan dan berdoa dengan setia ? (ayat 20)
PENGAJARAN :
Hana adalah sosok pribadi yang mengerti arti sebuah kasih, yaitu ia sabar menanggung penderitaan dari tahun ke tahun, dari madunya. Hana justru tidak lari meninggalkan suami, tapi dia memutuskan tetap mendampingi suaminya dan terus menyampaikan penderitaannya kepada Tuhan didalam doa. Komitmennya untuk mempertahankan pernikahan begitu kuat walaupun dia mendapatkan perlakuan yang menyakitkan dari istri muda suaminya.
Itulah kasih, ia sabar menanggung segala sesuatu. Kita mengakui bahwa bukan perkara yang mudah untuk mempertahankan hubungan bila kita mendapat perlakuan yang tidak adil alias menyakitkan, kita lebih mudah untuk memutuskan hubungan sehingga kita bisa segera lepas dari penderitaan tersebut. Namun hal ini bukanlah rencana Allah, apalagi bila ini menyangkut hubungan antara keluarga Allah, yaitu hubungan antar anggota gereja, terlebih bagi hubungan dalam keluarga jasmani. Tuhan ingin agar kita tetap memegang komitmen untuk mempertahankan hubungan dalam keluarga jasmani maupun rohani, karena suatu saat Tuhan bisa merubah orang-orang yang menyakiti kita dengan caraNya sendiri, karena Tuhan mendengar doa-doa kita. Mungkin juga Tuhan bisa mengubah keadaan seperti yang terjadi dalam kehidupan Hana, dimana Tuhan menjawab doanya dengan memberinya banyak anak, sehingga ia tidak mendapatkan penghinaan lagi. Tuhan bisa melakukan apapun untuk kita asalkan kita mau hidup dalam kasih.
PENERAPAN PRIBADI :
Siapakah yang kerapkali Tuhan ijinkan menyakiti hati saudara ?
Maukah saudara menunjukkan kasih dengan cara mengampuni dan berdoa untuk orang yang menyakiti saudara ?
JUM’AT, 12 DESEMBER 2008
Firman Hari Ini : I Samuel 1 : 1-20
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apa yang di alami Hana dari tahun ke tahun ? (ayat 7)
Apa yang terjadi ketika Hana sabar menanggung penderitaan dan berdoa dengan setia ? (ayat 20)
PENGAJARAN :
Hana adalah sosok pribadi yang mengerti arti sebuah kasih, yaitu ia sabar menanggung penderitaan dari tahun ke tahun, dari madunya. Hana justru tidak lari meninggalkan suami, tapi dia memutuskan tetap mendampingi suaminya dan terus menyampaikan penderitaannya kepada Tuhan didalam doa. Komitmennya untuk mempertahankan pernikahan begitu kuat walaupun dia mendapatkan perlakuan yang menyakitkan dari istri muda suaminya.
Itulah kasih, ia sabar menanggung segala sesuatu. Kita mengakui bahwa bukan perkara yang mudah untuk mempertahankan hubungan bila kita mendapat perlakuan yang tidak adil alias menyakitkan, kita lebih mudah untuk memutuskan hubungan sehingga kita bisa segera lepas dari penderitaan tersebut. Namun hal ini bukanlah rencana Allah, apalagi bila ini menyangkut hubungan antara keluarga Allah, yaitu hubungan antar anggota gereja, terlebih bagi hubungan dalam keluarga jasmani. Tuhan ingin agar kita tetap memegang komitmen untuk mempertahankan hubungan dalam keluarga jasmani maupun rohani, karena suatu saat Tuhan bisa merubah orang-orang yang menyakiti kita dengan caraNya sendiri, karena Tuhan mendengar doa-doa kita. Mungkin juga Tuhan bisa mengubah keadaan seperti yang terjadi dalam kehidupan Hana, dimana Tuhan menjawab doanya dengan memberinya banyak anak, sehingga ia tidak mendapatkan penghinaan lagi. Tuhan bisa melakukan apapun untuk kita asalkan kita mau hidup dalam kasih.
PENERAPAN PRIBADI :
Siapakah yang kerapkali Tuhan ijinkan menyakiti hati saudara ?
Maukah saudara menunjukkan kasih dengan cara mengampuni dan berdoa untuk orang yang menyakiti saudara ?
JUM’AT, 12 DESEMBER 2008
KASIH TIDAK SOMBONG
Firman Hari Ini : I Korintus 13 : 4-7
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apakah salah satu sifat kasih ? (ayat 4b)
Apakah akibat dari kesombongan ? (Yesaya 2:11)
PENGAJARAN :
Tak seorangpun suka kepada orang yang sombong, namun ironisnya, kita sendiri –secara tidak disadari- kerapkali telah menunjukkan sifat kesombongan. Orang yang sombong adalah orang yang selalu merasa lebih dari yang lain. Lebih kaya, lebih pandai, lebih berhasil, lebih senior, lebih berbakat, lebih rohani, lebih diurapi, lebih baik, lebih benar, dsb. Rasul Paulus mengandaikan bila ia memiliki semua pengetahuan, mampu berkata-kata dengan semua bahasa manusia, memiliki iman yang sempurna, bahkan mampu menyerahkan tubuhnya untuk dibakar, namun bila ia sombong, itu semua tidak akan ada gunanya! Secara sederhana, ada dua ciri orang yang sombong :
Pertama, orang yang sombong sulit menerima nasihat atau teguran, karena ia merasa lebih benar daripada orang yang memberikan teguran tsb.. Ia cenderung meremehkan pendapat orang lain dan sulit mengakui kesalahannya, apalagi meminta maaf.
Kedua, orang yang sombong sulit menundukkan diri kepada otoritas, karena ia memandang otoritasnya tidak lebih baik atau lebih pandai daripada dirinya. Contohnya, kita sering bersikap sombong terhadap orang tua karena memandang mereka tidak lebih pandai daripada kita. Begitu juga terhadap pemimpin-pemimpin, baik yang ada di dunia sekuler maupun di dunia rohani. Kadangkala kita memiliki kecenderungan untuk tidak tunduk karena hanya melihat kekurangan mereka. “Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi Tuhan, sungguh ia tidak akan luput dari hukuman“ (Amsal 16:5). “Kecongkakan mendahului kehancuran dan tinggi hati mendahului kejatuhan“ (Amsal 16:18). Tidak ada satu orangpun yang mau mengalami kejatuhan atau kehancuran. Sebab itu milikilah kasih - ia tidak sombong.
PENERAPAN PRIBADI
Berdoalah dan mintalah Roh Kudus menunjukkan kesombongan-kesombongan Anda, kemudian bertobatlah dan hiduplah dalam kerendahan hati dan penundukkan diri !
SABTU, 13 DESEMBER 2008
Firman Hari Ini : I Korintus 13 : 4-7
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Apakah salah satu sifat kasih ? (ayat 4b)
Apakah akibat dari kesombongan ? (Yesaya 2:11)
PENGAJARAN :
Tak seorangpun suka kepada orang yang sombong, namun ironisnya, kita sendiri –secara tidak disadari- kerapkali telah menunjukkan sifat kesombongan. Orang yang sombong adalah orang yang selalu merasa lebih dari yang lain. Lebih kaya, lebih pandai, lebih berhasil, lebih senior, lebih berbakat, lebih rohani, lebih diurapi, lebih baik, lebih benar, dsb. Rasul Paulus mengandaikan bila ia memiliki semua pengetahuan, mampu berkata-kata dengan semua bahasa manusia, memiliki iman yang sempurna, bahkan mampu menyerahkan tubuhnya untuk dibakar, namun bila ia sombong, itu semua tidak akan ada gunanya! Secara sederhana, ada dua ciri orang yang sombong :
Pertama, orang yang sombong sulit menerima nasihat atau teguran, karena ia merasa lebih benar daripada orang yang memberikan teguran tsb.. Ia cenderung meremehkan pendapat orang lain dan sulit mengakui kesalahannya, apalagi meminta maaf.
Kedua, orang yang sombong sulit menundukkan diri kepada otoritas, karena ia memandang otoritasnya tidak lebih baik atau lebih pandai daripada dirinya. Contohnya, kita sering bersikap sombong terhadap orang tua karena memandang mereka tidak lebih pandai daripada kita. Begitu juga terhadap pemimpin-pemimpin, baik yang ada di dunia sekuler maupun di dunia rohani. Kadangkala kita memiliki kecenderungan untuk tidak tunduk karena hanya melihat kekurangan mereka. “Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi Tuhan, sungguh ia tidak akan luput dari hukuman“ (Amsal 16:5). “Kecongkakan mendahului kehancuran dan tinggi hati mendahului kejatuhan“ (Amsal 16:18). Tidak ada satu orangpun yang mau mengalami kejatuhan atau kehancuran. Sebab itu milikilah kasih - ia tidak sombong.
PENERAPAN PRIBADI
Berdoalah dan mintalah Roh Kudus menunjukkan kesombongan-kesombongan Anda, kemudian bertobatlah dan hiduplah dalam kerendahan hati dan penundukkan diri !
SABTU, 13 DESEMBER 2008
KASIH TIDAK EGOIS
Firman Hari Ini : Rut 1 : 1 – 22
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Teladan apakah yang dapat Anda pelajari dari kehidupan Rut ?
Apakah penyebab terjadinya kekacauan dan segala perbuatan jahat ? (Yakobus 3:16)
PENGAJARAN :
Secara logika, apa yang dilakukan Rut terhadap mertuanya Naomi adalah sebuah kebodohan. Rut masih muda, ia bisa menikah lagi dan menikmati kehidupan yang lebih baik, dari pada harus menemani dan melayani mantan mertuanya yang jatuh miskin. Namun ia memutuskan untuk menunjukkan sebuah kesetiaan, sebuah kasih yang tidak mencari keuntungan diri sendiri, kasih yang tidak egois. Itulah kasih Allah terhadap manusia. Karena itu, Rut diberi kehormatan oleh Allah untuk menjadi nenek moyang Tuhan Yesus (baca Matius 1:1 & 5).
Yesus memberikan teladan yang sama, yaitu suatu kehidupan yang tidak mementingkan diri sendiri dengan menjadi hamba yang bersedia melayani umat manusia. Maukah kita meneladani hidupNya? Bila kita mau, maka hidup kita akan berdampak luar biasa, seperti kehidupan Yesus. Ketika kita berusaha melayani, menghargai dan mendahulukan kepentingan orang lain, akan ada banyak orang yang diberkati.
Kisah kasih Rut tidak berhenti pada suatu penderitaan, namun kita mendapati akhirnya Tuhan memberikan suami yang kaya dan baik hati kepadanya. Itulah ‘upah’ bagi orang yang mau menunjukkan kasih yang tidak egois. (Rut 4:13-17)
PENERAPAN PRIBADI :
Dalam hal-hal apa Anda sering menunjukkan sikap egois ?
Marilah terus belajar mengembangkan sikap mendahulukan kepentingan orang lain.
Renungkanlah I Korintus 13:5 dan dapatkan rhema pribadi dari Tuhan.
MINGGU, 14 DESEMBER 2008
Firman Hari Ini : Rut 1 : 1 – 22
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Teladan apakah yang dapat Anda pelajari dari kehidupan Rut ?
Apakah penyebab terjadinya kekacauan dan segala perbuatan jahat ? (Yakobus 3:16)
PENGAJARAN :
Secara logika, apa yang dilakukan Rut terhadap mertuanya Naomi adalah sebuah kebodohan. Rut masih muda, ia bisa menikah lagi dan menikmati kehidupan yang lebih baik, dari pada harus menemani dan melayani mantan mertuanya yang jatuh miskin. Namun ia memutuskan untuk menunjukkan sebuah kesetiaan, sebuah kasih yang tidak mencari keuntungan diri sendiri, kasih yang tidak egois. Itulah kasih Allah terhadap manusia. Karena itu, Rut diberi kehormatan oleh Allah untuk menjadi nenek moyang Tuhan Yesus (baca Matius 1:1 & 5).
Yesus memberikan teladan yang sama, yaitu suatu kehidupan yang tidak mementingkan diri sendiri dengan menjadi hamba yang bersedia melayani umat manusia. Maukah kita meneladani hidupNya? Bila kita mau, maka hidup kita akan berdampak luar biasa, seperti kehidupan Yesus. Ketika kita berusaha melayani, menghargai dan mendahulukan kepentingan orang lain, akan ada banyak orang yang diberkati.
Kisah kasih Rut tidak berhenti pada suatu penderitaan, namun kita mendapati akhirnya Tuhan memberikan suami yang kaya dan baik hati kepadanya. Itulah ‘upah’ bagi orang yang mau menunjukkan kasih yang tidak egois. (Rut 4:13-17)
PENERAPAN PRIBADI :
Dalam hal-hal apa Anda sering menunjukkan sikap egois ?
Marilah terus belajar mengembangkan sikap mendahulukan kepentingan orang lain.
Renungkanlah I Korintus 13:5 dan dapatkan rhema pribadi dari Tuhan.
MINGGU, 14 DESEMBER 2008
KASIH TIDAK MENYIMPAN KESALAHAN ORANG LAIN
Firman Hari Ini : Kejadan 45 :1-15
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Bagaimana sikap Yusuf terhadap saudara-saudaranya yang telah menjual dirinya ? (ayat 4,5 & 15)
Bagaimana cara untuk mendapat pengampunan dari Bapa Surgawi ? (Matius 6:14)
PENGAJARAN :
Mengampuni adalah hal yang seringkali sudah kita dengar dan baca, meskipun –secara jujur- kita masih sering bergumul dengan hal tersebut.
Mari kita sejenak merenungkan kisah hidup Yusuf. Ia disakiti secara mendalam oleh kakak-kakaknya, yang seharusnya melindungi dia; ia di fitnah oleh istri bosnya, yang seharusnya menghargai kerja kerasnya. Meski begitu banyak permasalahan yang terjadi, kita tidak pernah membaca kisah tentang Yusuf yang sakit hati. Sebaliknya, ia menunjukkan respon kasih - tidak menyimpan kesalahan orang lain, sehingga Tuhan selalu menyertai dan memberkati apa yang dikerjakannya. Tidak ada orang yang sempurna. Suka atau tidak suka, kita akan disakiti oleh orang-orang di sekitar kita. Bersiaplah untuk merespon setiap kejadian yang menyakitkan tersebut dengan benar, yaitu terus mengasihi dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Dengan jelas firman Tuhan mengatakan, ketika kita mengampuni sesama, maka Tuhan mengampuni kita. Ketika tidak mau mengampuni sesama, maka Tuhan juga tidak mau mengampuni kita( baca Matius 6:14-15). Setiap kita tentu tidak ingin mendapatkan murka Tuhan, sebab itu putuskanlah untuk mengampuni. Meskipun itu bukanlah hal yang mudah, namun bila kita mau taat, percayalah akan ada kekuatan ekstra dari Tuhan untuk berjalan dalam pengampunan tersebut. Seperti Yusuf yang mengakhiri hidupnya dalam kelimpahan dan kedamaian, demikian juga kita yang mau hidup dalam kasih. Ingatlah, bahwa kehidupan kita saat ini adalah hasil dari pengampunan Bapa melalui AnakNya Yesus.
PENERAPAN PRIBADI :
1. Mintalah agar Roh Kudus menyingkapkan kepada Anda, apakah Anda masih menyimpan kesalahan orang lain. Segeralah mengambil keputusan untuk mengampuni bila ternyata Anda masih menyimpan kepahitan.
2. Renungkan lagi I Korintus 13:5 dan terimalah pencerahan yang baru dari Roh Kudus.
Firman Hari Ini : Kejadan 45 :1-15
PERTANYAAN PERENUNGAN :
Bagaimana sikap Yusuf terhadap saudara-saudaranya yang telah menjual dirinya ? (ayat 4,5 & 15)
Bagaimana cara untuk mendapat pengampunan dari Bapa Surgawi ? (Matius 6:14)
PENGAJARAN :
Mengampuni adalah hal yang seringkali sudah kita dengar dan baca, meskipun –secara jujur- kita masih sering bergumul dengan hal tersebut.
Mari kita sejenak merenungkan kisah hidup Yusuf. Ia disakiti secara mendalam oleh kakak-kakaknya, yang seharusnya melindungi dia; ia di fitnah oleh istri bosnya, yang seharusnya menghargai kerja kerasnya. Meski begitu banyak permasalahan yang terjadi, kita tidak pernah membaca kisah tentang Yusuf yang sakit hati. Sebaliknya, ia menunjukkan respon kasih - tidak menyimpan kesalahan orang lain, sehingga Tuhan selalu menyertai dan memberkati apa yang dikerjakannya. Tidak ada orang yang sempurna. Suka atau tidak suka, kita akan disakiti oleh orang-orang di sekitar kita. Bersiaplah untuk merespon setiap kejadian yang menyakitkan tersebut dengan benar, yaitu terus mengasihi dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Dengan jelas firman Tuhan mengatakan, ketika kita mengampuni sesama, maka Tuhan mengampuni kita. Ketika tidak mau mengampuni sesama, maka Tuhan juga tidak mau mengampuni kita( baca Matius 6:14-15). Setiap kita tentu tidak ingin mendapatkan murka Tuhan, sebab itu putuskanlah untuk mengampuni. Meskipun itu bukanlah hal yang mudah, namun bila kita mau taat, percayalah akan ada kekuatan ekstra dari Tuhan untuk berjalan dalam pengampunan tersebut. Seperti Yusuf yang mengakhiri hidupnya dalam kelimpahan dan kedamaian, demikian juga kita yang mau hidup dalam kasih. Ingatlah, bahwa kehidupan kita saat ini adalah hasil dari pengampunan Bapa melalui AnakNya Yesus.
PENERAPAN PRIBADI :
1. Mintalah agar Roh Kudus menyingkapkan kepada Anda, apakah Anda masih menyimpan kesalahan orang lain. Segeralah mengambil keputusan untuk mengampuni bila ternyata Anda masih menyimpan kepahitan.
2. Renungkan lagi I Korintus 13:5 dan terimalah pencerahan yang baru dari Roh Kudus.
No comments:
Post a Comment