Thursday, June 14, 2007

FOKUS KITA

Memegang PERJANJIAN dengan Terus-menerus

ALLAH adalah ALLAH yang memegang perjanjian/janji. Oleh sebab itu, IA rindu anak-anak-NYA juga bisa memegang perjanjian. Sayangnya, banyak orang Kristen tidak dapat mengalami janji-janji TUHAN. Perjanjian menyangkut ibadah kepada ALLAH, sebab ibadah berarti terus menerus memandang dan memegang janji TUHAN. Jadi, ibadah adalah proses memegang perjanjian ALLAH mulai awal sampai akhirnya. Dengan kata lain, ibadah sama dengan latihan untuk bertumbuh dalam iman yang akhirnya membawa penggenapan atas janji-janjiNYA. Mengapa banyak orang Kristen tidak mengalami janji Tuhan? Karena mereka tidak memegang perjanjian terus menerus. Ibadah yang sempurna adalah di mana kita mulai menerima janji sampai janji tersebut digenapi dalam hidup kita. Ada 3 langkah ibadah yang sempurna atau ibadah yang berhasil, yaitu:

SATU, Kita harus MENDAPATKAN janji-janji Tuhan terlebih dahulu.

Amsal 4:20-22 berkata: “Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu pada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.”

Janji atau perkataan TUHAN kita dapatkan ketika kita datang kepada Firman Tuhan(ay.20). Jadi, sewaktu membaca Firman, kita mendapat pencerahan atau “rhema.” Dalam ayat 22 dikatakan bahwa ketika kita mendapatkan janji atau perkataan itu, maka ada kehidupan dan kesembuhan bagi seluruh tubuh kita. Petrus pernah mengalaminya. Saat Yesus berjalan di atas air, Petrus melihatNYA dan ia ingin berjalan di atas air juga. Yesus berfirman: “Datanglah!” Petrus yakin bisa berjalan di atas air dan ia berjalan di atas air. Akhirnya Petrus dapat mengalami janji TUHAN bahwa ia bisa berjalan di atas air.

Sebagai orang Kristen, kita harus mengalami TUHAN dan janjiNya secara pribadi, bukan hanya mendengar apa kata orang lain mengenai TUHAN. Jika kita hanya tahu dari pengalaman orang lain (sekalipun kita seorang PKS atau pemimpin rohani), maka kita tidak akan pernah merasakan janji ALLAH digenapi. Arahkan terus telinga kita kepada TUHAN supaya IA juga terus memberikan janjiNYA.

DUA, MEMEGANG janji Tuhan sampai janji tersebut digenapi.

Ayat 21 mengatakan: “Simpanlah itu di lubuk hatimu.” Maksudnya adalah kita harus menyimpan janji TUHAN dalam hati kita. Petrus gagal memegang janji Tuhan. Ketika ia berjalan di atas air, Petrus melakukan beberapa langkah dan belum sampai ke Yesus, ia tenggelam. Petrus tenggelam karena ada badai dan ia mulai ketakutan. Petrus tidak memegang apa yang dikatakan Tuhan Yesus.

Kita harus setia dengan janji yang telah kita dapatkan dari TUHAN. Ibrani 10:36 mengatakan: “Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.” Jika kita telah mendapatkan janji, maka kita perlu bertekun dalam memegang janji tersebut. Ketekunan adalah hal yang mutlak untuk dilakukan sebab iman harus melalui proses terlebih dahulu.

Ibrani 6:11 berkata: “Tetapi kami ingin supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya.” Iman yang kita miliki ada prosesnya. Iman harus diuji. Seorang anak yang masih sekolah dan ingin naik kelas, maka ia harus diuji terlebih dahulu dan jika lulus pasti naik kelas. ALLAH seringkali mengijinkan suatu masalah menjadi semakin bertambah parah ketika kita sudah berserah padaNYA. Bahkan sampai segala sesuatunya terlihat mustahil bagi manusia, maka iman sangat berperan dalam kemustahilan tersebut. Di sini iman menjadi “spesialisasi” dari hal-hal yang mustahil. Jika kita tidak mengerti mengenai proses iman maka hanya kekecewaan yang akan kita alami.

Kesabaran adalah kunci untuk menantikan janji Tuhan. Banyak orang Kristen memiliki iman, tetapi tidak memiliki kesabaran. Jangan kaget banyak orang Kristen akhirnya kecewa, imannya kandas di tengah jalan bahkan banyak yang menyangkal Tuhan. Itu semua karena mereka tidak sabar menunggu. Abraham adalah contoh yang paling menarik dalam hal iman. Sejak Abraham menerima janji Tuhan mengenai keturunan, mulai saat itu imannya diproses. Allah sengaja membuat segala sesuatu menjadi mustahil sebab Abraham dan Sarai sudah terlalu tua untuk mendapatkan seorang keturunan. Tetapi, Abraham berhasil memegang janji Allah dan selama 25 tahun janji tersebut digenapi.

Jangan menyerah jika masalah yang sudah kita serahkan kepada Tuhan semakin parah. Tuhan ingin iman kita terlatih sehingga kita bukan seperti anak gampangan yang selalu dimanja. Ingat! Beriman dan bersabar untuk menunggu janji-janji-NYA adalah kuncinya.

TIGA, Kita harus MENGAKUI janji-janji yang telah kita dapatkan.

Janji harus terus diucapkan sampai kita menerima janji tersebut. Ibrani 4:14 dan 16 mengatakan bahwa kita harus berpegang teguh pada pengakuan iman dan dengan penuh keberanian datang menghampiri tahta kasih karunia sebab sekarang kita mempunyai Imam Besar Agung yaitu Yesus, Anak Allah. Ternyata TUHAN akan melakukan sesuatu jika kita terus memegang pengakuan iman di hadapanNYA. Ucapkan terus menerus janji-janji TUHAN, sambil kita menunggu semuanya digenapi. Pengakuan seperti tombol yang ditekan sehingga kita merasakan kasih karunia Allah.

Mari dapatkan janji Tuhan, pegang janji tersebut dan ucapkan setiap saat, maka kita akan menjadi orang Kristen yang kuat dan memiliki ibadah yang berkualitas sehingga mengalami janji ALLAH(you)

No comments: