Tuesday, June 26, 2007

FOKUS KITA

Vertikal & Horizontal :Pribadi & Korporat
Tujuan akhir membangun hubungan dengan ALLAH adalah menjadi sahabatNYA. Hubungan sahabat adalah hubungan yang sangat dekat dan pasti ada keterbukaan satu sama lain. Yoh. 17:22 berkata, “Dan Aku telah memberikan mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.” Firman ALLAH ini sangat dahsyat sekaligus menjadi pernyataan yang menguatkan, bahwa kita menjadi satu sama seperti Bapa dan Yesus. Ternyata datangnya kemuliaan bukan setelah kita menjadi satu, tetapi Yesus memberikan kemuliaan itu, kemudian kita menjadi satu denganNYA. Kemuliaan ALLAH artinya suatu kemampuan yang diberikan ALLAH untuk membangun hubungan, khususnya denganNYA. Jadi, kita tidak saja diberi kemampuan untuk membangun hubungan dengan sesama, tetapi juga dengan ALLAH. Dahsyat, bukan?

Hubungan Bapa dengan Yesus adalah hubungan antara orang dewasa. Demikian pula hubungan Bapa dengan kita. Bapa mengasihi kita seperti IA mengasihi Yesus. Kita layak di hadapanNYA. Kita tidak pernah ditolakNYA. Inilah hubungan persahabatan itu, yaitu hubungan antara orang dewasa dengan orang dewasa. Tetapi, hubungan tersebut tidak bisa terjadi secara tiba-tiba, melainkan harus dibangun secara terus-menerus. Cara membangun hubungan tersebut adalah:

Pertama, BERBUAH. Yoh. 15:4 berkata: “Tinggalah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal dalam pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” Ini adalah buah pertobatan. Saat kita menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi dan mengaku dosa, maka hidup kita bersatu dengan Yesus. Ini adalah kuncinya: “kemanunggalan kita dengan Yesus.” Ketika kita bersatu maka akan ada buah-buah yang dihasilkan seperti damai sejahtera, sukacita, dll.

Kedua, BERBUAH BANYAK. Yoh. 15:5 berkata: “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rangtingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Syarat untuk berbuah semakin banyak yaitu tetap tinggal di dalamNYA. Disini, buah-buah karakter, pelayanan dan lainnya semakin dewasa secara rohani. ALLAH mengatakan dalam Yoh. 15:2 bahwa jika ranting tidak berbuah, maka ia akan dipotong, tetapi ranting yang berbuah akan dibersihkan. Ada proses yang berlaku kepada hidup kita. Jika kita mau berbuah banyak maka tidak hanya tinggal di dalam TUHAN, tetapi harus diproses sesuai dengan apa yang Ia mau. Ayat di atas mengatakan ranting yang berbuah akan dibersihkan supaya lebih banyak buahnya. Apa yang dibersihkan?

Pohon anggur yang sudah berbuah biasanya jika ingin lebih banyak menghasilkan buah, maka daun-daunnya dipotong. Jika ada benda-benda yang tidak baik di daun atau ranting maka langsung dibersihkan supaya pohon tetap sehat dan berbuah. Begitu juga dengan hidup kita. Tuhan akan bersihkan setiap hal yang tidak IA inginkan ada dalam diri kita. Walaupun kadang-kadang itu adalah hal yang baik menurut kita. Ini pasti ada hubungannya dengan ego kita. Mungkin kita menginginkan sesuatu yang harus dicapai, tetapi jika hal itu menghambat kita untuk berbuah maka ALLAH akan memotongnya. IA membersihkan ego kita supaya berbuah lebih banyak.

ALLAH ingin memakai kita dahsyat, karena itu IA akan terus memurnikan kita. Seperti emas yang harus dimurnikan supaya bisa digunakan, maka ia harus dilebur dahulu. Hidup kita juga dilebur/dibakar oleh api ALLAH (ALLAH sebagai emas murni sekaligus menjadi api yang menghanguskan). IA tidak ingin ada kotoran, batu atau hal yang tidak baik dalan diri kita. Ini dilakukan supaya kita menjadi indah dan siap dipakaiNYA. Batu, kotoran, atau pasir adalah ego, dosa, hal-hal duniawi. Jika mau dipakai ALLAH, maka kita harus “dibakar”/diproses supaya segala ego kita berhenti.

Ketiga, SAHABAT. Ayat 7 menyatakan bahwa jika kita tinggal di dalam DIA maka kita dapat meminta apa saja yang dikehendaki. Maksudnya, apa yang kita minta adalah sesuai apa yang DIA inginkan dan bukan ego kita yang dituruti ALLAH. Semakin kita bersahabat dengan ALLAH, semakin IA menyatakan pekerjaanNYA dalam kita. Hal itulah yang seharusnya kita minta. Seorang yang dewasa dalam TUHAN tidak akan meminta yang aneh-aneh yaitu hal-hal yang menyenangkan diri sendiri, tetapi justru menyenangkan sahabat kita, yaitu ALLAH.(you)

No comments: