FOKUS KITA
Itulah kesetiaan. Langka dan antik di dunia tempat kita tinggal.
Di infotainment kita sering mendengar kabar perceraian para selebriti dikarenakan pasangannya yang tidak setia. Di berita kita juga pernah mendengar seorang suami membunuh istrinya karena ketahuan tidak setia.
Setia adalah nama seorang teman saya. Setiawan adalah nama tengah kakek saya. Nama, katanya, adalah pengharapan orang tua terhadap anaknya. Pengharapan seperti apa yang terkandung dalam kata setia?
Banyak orang kompeten melakukan pekerjaannya. Mereka menduduki posisi puncak di sebuah institusi. Namun mereka ditemukan tidak setia. Sebenarnya apa makna kesetiaan dari sudut pandang Tuhan?
Amsal 12:22. Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya
Amsal 19:22. Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong.
Dari dua ayat tersebut, kita bisa melihat bahwa Raja Salomo mengkontradiksikan kesetiaan dengan dusta/ kebohongan. Secara sederhana, bisa kita simpulkan bahwa orang yang setia adalah orang yang ucapannya bisa dipercaya dan ditepati.
Begitu sederhananya arti kesetiaan menurut kacamata Ilahi. Namun begitu sukarnya kita mengejawantahkannya dalam keseharian kita. Mengapa sebenarnya kesetiaan ini begitu penting? Sampai-sampai orang tua memberikan nama “Setia” kepada anaknya? Mengapa orang yang berlaku setia sampai dikenan Tuhan? Mengapa orang menginginkan sifat setia pada diri orang lain? Apa tolok ukurnya?
Manusia adalah makhluk yang menginginkan kestabilan dalam hidupnya (itulah sebabnya banyak orang terjebak dalam zona nyaman). Kita menginginkan landasan yang kuat saat berhubungan dengan orang lain. Landasan itu adalah rasa percaya yang diperoleh dari ucapan yang bisa dipercaya dan ditepati.
Saya memiliki teman yang ucapannya sangat saya percayai. Kalau beliau berjanji tidak akan mengatakannya pada siapapun, hal itulah yang dilakukannya. Kalau beliau berjanji datang pukul 7, pukul 7 pasti datang. Kalau tidak bisa tepat waktu, beliau tidak akan menjanjikan apapun, atau memberitahu akan datang terlambat. Saya merasa aman dan nyaman bergaul dengan beliau.
Lalu apa “manfatnya” bila kita setia?
Amsal 2:7 Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia.
Amsal 12:22. Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya
Amsal 25:13. Seperti sejuk salju di musim panen, demikianlah pesuruh yang setia bagi orang-orang yang menyuruhnya. Ia menyegarkan hati tuan-tuannya.
Orang yg setia adalah orang yang kepada-Nya Tuhan berkenan. Saat perkenanan Tuhan ada pada kita, kita aman dalam genggaman tangan kasih karunia-Nya. Bukan hanya itu, kita pun menjadi orang yang disukai dan dipercaya orang lain. Singkatnya, memiliki kehidupan yang luar biasa.
Tuhan berkata kepada Yosua untuk menguatkan dan meneguhkan hatinya. Untuk setia di dalam dunia dimana kesetiaan adalah “komoditas” langka dan antik tidaklah mudah. Maka dari itu, kita pun harus menguatkan dan meneguhkan hati kita setiap hari untuk bertindak sesuai dengan Firman Tuhan (Yosua 1:7).
Perubahan itu dimulai dari diri kita. Kita tidak bisa mengubah dunia kita bila kita sendiri tidak berubah. Terang sekecil apapun pasti membuat perubahan. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu! (dra)
Monday, October 18, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment