Monday, October 11, 2010

Berkonflik dengan Kasih

FOKUS KITA


Konflik dapat terjadi di mana pun kita berada dan dengan siapapun. Selama kita hidup dalam komunitas atau bersosial dengan orang lain, kemungkinan terjadinya konflik pasti ada. Konflik sangat mungkin untuk terjadi dikarenakan adanya perbedaan kehendak, pendapat atau tujuan masing-masing pribadi. Namun yang terpenting dari sebuah konflik adalah cara penyelesaiannya yang baik dan benar sesuai Firman Tuhan.

Tujuan utama dari adanya konflik sebenarnya adalah supaya masing-masing pribadi dapat bertumbuh dewasa dengan baik. Tujuan konflik bukan kemenangan atas suatu kehendak, melainkan bagaimana kita bisa menjunjung tinggi dan mempertahankan kebenaran dalam konflik. Ada beberapa panduan praktis yang dapat dipraktekkan dalam menyelesaikan konflik.

Luangkan Waktu Penyelesaian
Jangan mengabaikan konflik ataupun membiarkan konflik berlangsung berkepanjangan. Selain berpotensi merusak hubungan, konflik juga dapat menghancurkan masing-masing pribadi yang berkonflik maupun orang lain jika dibiarkan tanpa penyelesaian. Karena itu, pertemuan untuk menyelesaikan konflik sangat penting untuk diadakan. Tentu saja waktunya harus tepat, tidak harus terburu-buru. Kadang orang yang berkonflik membutuhkan waktu untuk tenang terlebih dahulu supaya dapat berpikir dengan jernih tentang permasalahan sebenarnya yang sedang terjadi. Dengan demikian dapat memikirkan solusi terbaik dan benar yang bisa diambil. Setelah memastikan bahwa kedua belah pihak yang berkonflik sudah dalam keadaan tenang (kepala dingin), barulah kita dapat mengatur pertemuan untuk menyelesaikannya dan mungkin membuat kesepakatan-kesepakatan supaya tidak terjadi konflik serupa di masa mendatang. Ingat, diam tidak selalu bisa menyelesaikan masalah. Kita perlu mengomunikasikan dan menyelesaikannya.

Libatkan Orang Ketiga
Jika kedua pihak mampu menyelesaikan masalah dengan baik, maka tidak perlu pihak ke-3. Namun, ada kalanya konflik tidak dapat diselesaikan hanya oleh orang-orang yang berkonflik saja, melainkan diperlukan orang ke-3. Orang ke-3 maksudnya adalah orang yang tidak ikut terlibat dalam konflik tersebut, pihak yang netral. Fungsinya adalah sebagai “jembatan”, mediator supaya tidak terjadi kesalahpahaman dari pihak yang berkonflik. Orang ke-3 sebaiknya adalah orang yang lebih dewasa secara pikiran maupun rohani, mengenal dengan baik masing-masing pihak yang berkonflik, namun mampu berpikir obyektif terhadap permasalahan/konflik tersebut.

Keterbukaan
Untuk dapat menyelesaikan konflik, masing-masing pihak harus saling terbuka menyampaikan maksudnya. Hal ini harus dilakukan secara bergantian supaya masing-masing pihak dapat fokus. Saat pihak yang satu sedang menyampaikan uneg-unegnya, pihak yang lain harus mau mendengarkan secara utuh. Kendalikan emosi saat mendengar “yang tidak enak didengar”, supaya dapat mengerti dengan jelas maksud dibalik perkataannya. Salinglah menghargai masing-masing pihak.

Pisahkan Fakta-fakta (Kenyataan) dari Rumor-rumor (Kejadian yang tidak terjadi)
Kumpulkan fakta-fakta yang sudah terjadi dan pastikan (konfirmasikan) kepada masing-masing pihak bahwa mereka setuju hal tersebut benar terjadi. Bukan sekedar gosip maupun asumsi semata.

Saling Memahami

Dalam hal ini masing-masing pihak harus bisa menempatkan diri dalam posisi orang lain dan mencoba memahami pendapat serta motivasinya. Masing-masing pihak boleh memberikan pendapatnya menurut sudut pandang mereka terhadap masalah yang sedang dihadapi.

Fokuskan Pada Solusi (Pemecahan Masalah)
Ingat, tujuan penyelesaian konflik bukan mencari siapa yang benar/salah, tetapi mencari jalan keluar bagi permasalahan yang sebenarnya. Carilah jalan keluar dengan cara yang benar, yaitu dengan melibatkan Tuhan dan Firman-Nya, sebab Firman Tuhan adalah dasar dari semua kebenaran yang ada. Pastikan kedua pihak yang berkonflik setuju dengan kebenaran Firman Tuhan. Semua harus dilandaskan atas dasar kasih Tuhan.

Berikan Waktu Pemulihan
Setelah solusi konflik ditemukan dan disepakati bersama, selanjutnya adalah memberikan kesempatan atau waktu bagi masing-masing pihak untuk memulihkan diri serta hubungan dengan baik. Masing-masing pihak harus saling rendah hati meminta maaf atas semua yang sudah dilakukan dan ungkapkan komitmen selanjutnya demi menjaga hubungan sebagai saudara seiman. Perbedaan pendapat boleh terjadi, tetapi jangan sampai menghancurkan hubungan yang sudah terbina.

Saling Mendoakan
Doa bisa dilakukan dengan metode apa saja. Yang terpenting adalah memohon Tuhan untuk memberi kekuatan dan memulihkan hubungan yang mulai retak. Doakan semua hal yang perlu didoakan dan sepakati bersama-sama.(you)

No comments: