Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.
- Mazmur: 127:4-
Anak-anak ibarat anak panah yang Tuhan titipkan di tangan para orang tua untuk dirawat dan dididik hingga suatu ketika ia akan menggariskan sejarah untuk mewarnai dunia dimana Tuhan menempatkannya. Ia akan membawa harum bagi bangsanya bahkan bangsa-bangsa.
Mendidik anak diperlukan usaha yang terus-menerus. Seperti anak panah yang tidak lahir begitu saja, melainkan disiapkan dari suatu ranting pohon yang kecil, diraut, diluruskan, ditimbang, dipasang besi kecil yang tajam hingga siap diluncurkan, demikian anak-anak perlu disiapkan sedemikian rupa hingga ia siap diluncurkan ke tujuan akhir hidupnya. Jika seorang anak tidak disiapkan oleh orang tuanya, maka ia tidak dapat diluncurkan. Jika seorang anak diluncurkan tanpa persiapan, maka ia akan melenceng dari tujuan hidupnya.
Ada masanya orang tua bisa mengarahkan seorang anak, tetapi ada juga masanya untuk melepaskan, tidak lagi bisa mengarahkan. Jika saat itu tiba, maka orang tua hanya bisa berdoa supaya sang anak dapat melesat sampai kepada sasaran hidupnya. Meluncurkan anak panah dibutuhkan dua jari. Demikian mendidik anak diperlukan dua tangan (baca: dua peran, yaitu peran ayah dan ibunya).
Orang tua adalah para pahlawan yang berperan meluncurkan anak panah yang Tuhan titipkan kepada tujuan yang Tuhan rancangkan. Ada tiga hadiah istimewa yang dapat diberikan orang tua untuk mempersiapkan anaknya:
Cinta yang aman / murni / sejati
Kejadian 1:28 berkata: Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Orang tua perlu mempersiapkan serta mengajar anak untuk menjadi pribadi yang tangguh, tidak hanya menjadi orang yang bertahan hidup, tetapi menjadi penakluk kehidupan saat ia berada di dunia luar.
Seorang anak dapat tumbuh dengan bebas dan maksimal jika ia menerima cinta yang murni dari orang tuanya. Anak yang aman tidak merasa ‘kuatir’ akan kesalahannya. (Bukan berarti orang tua berkompromi terhadap kesalahannya), tetapi anak yang aman akan merasa bebas untuk melakukan kesalahan tanpa merasa dihakimi. Jika ini terjadi, orang tua perlu terus membantu sang anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dengan belajar dan bangkit dari kesalahannya.
Anak yang tumbuh dalam cinta dan penerimaan tanpa syarat dari orang tuanya akan menjadi pribadi yang kuat ketika menghadapi serta menaklukkan setiap tantangan, ancaman, rintangan, gangguan yang dialaminya di luar rumah.
Orang tua dapat mengaplikasikan cinta yang aman / murni / sejati dengan cara: menerima anak apa adanya, membangun citra diri anak yang sehat, tidak membandingkan sang anak, menerapkan disiplin yang benar demi kebaikannya.
Mimpi
Orang tua harus mengajak anak untuk memiliki mimpi yang besar dalam hidupnya. Seorang anak yang tidak memiliki mimpi dalam hidupnya tidak akan dapat tumbuh serta menjalani kehidupannya secara maksimal sesuai rancangan Tuhan. Dia akan mudah diombang-ambingkan, ‘mengalir’ mengikuti arus dan mimpi orang lain.
Cara Mengatur Hidup (Life Management)
Untuk dapat meraih mimpi-mimpinya, seorang anak perlu dididik untuk dapat mengatur hidupnya. Tujuan orang tua mendidik anak dalam mengatur hidupnya adalah untuk menolongnya mencapai sasaran maupun mimpinya. Beberapa caranya adalah membawa anak untuk berhubungan dengan orang-orang yang sukses supaya dapat terpacu untuk mencapai tujuan hidup/sasarannya, membantu anak memetakan hidup serta kebutuhannya.
Hal-hal yang memerlukan pengaturan yang cerdik dan bijak:
1. Pengaturan Waktu, meliputi:
· Agenda hidup
· Waktu belajar
· Waktu bersama teman
· Waktu bersama keluarga
· Waktu untuk diri sendiri
2. Pengaturan Keuangan, meliputi:
· Belajar menabung
· Belajar menyusun anggaran
· Belajar mengadakan safety net (tabungan yang tidak boleh diutak-atik), bersifat untuk investasi di masa mendatang, jika suatu saat memerlukannya.
Prinsip mengatur keuangan adalah mengajar anak untuk ‘berkorban’ demi memperoleh apa yang diinginkan/dibutuhkannya. Jadi, bukan hanya menerima/mengandalkan pemberian orang tua saja, melainkan anak juga berusaha dengan cara menyisihkan uang saku dan barulah sisanya dibantu oleh orang tuanya.
Mendidik seorang anak untuk dapat mengatur hidupnya perlu dilakukan sejak ia masih kecil. Anak yang tidak dididik untuk mengatur hidupnya sejak kecil, maka ia akan mengalami kesulitan dalam mengatur hidupnya ketika dewasa nantinya.
Beberapa tips dan catatan yang perlu diperhatikan dalam mendidik anak:
Mendidik anak usia balita
1 Berikan teladan yang baik
2 Berikan pendisiplinan sebagai bentuk konsekuensi akibat melanggar aturan yang sudah ditetapkan orang tua. Pendisiplinan yang diberikan adalah bentuk fisik sampai anak merasa ‘cukup’ sakit. Sehingga ketika anak ingat rasa sakit itu, maka ia tidak akan melakukan pelanggaran lagi.
Mendidik anak usia remaja
1. Menciptakan komunikasi – komunikasi dengan anak remaja tidak mudah, karena itu ciptakan suasana ringan dan nyaman, ajak anak berbicara secara terbuka dari hati ke hati sehingga ia merasa aman dan tidak dihakimi. Jangan menginterogasi, jangan membuka barang-barang pribadinya sebab itu dapat melukai harga dirinya.
2. Bangun komunikasi dengan anak sejak ia kecil. Anak dapat diajak berkomunikasi dengan nyaman jika ia merasa dihargai. Karena itu, orang tua perlu sering-sering memberikan pujian dan penghargaan kepada anak atas hal-hal baik yang ada pada dirinya, untuk membangun citra dirinya yang sehat.
3. Ketidaksukaan anak untuk diatur tidak berarti pemberontakan. Itu berarti anak ingin tumbuh dewasa yang berarti belajar membuat keputusan sendiri. Dalam hal ini, peran orang tua adalah menolong dengan memberikan prinsip-prinsip yang benar.
4. Anak yang mulai dewasa memiliki kemauan sendiri yang mungkin tidak sama dengan orang tua. Itu saatnya orang tua – anak ‘berbicara’ (berdiskusi). Jika anak tetap bersikukuh dengan keinginannya, maka orang tua dapat mengatakan “mari kita jalani bersama-sama” dengan membuat perjanjian dan mengadakan evaluasi.Perlu diingat, terkadang orang tua perlu ‘mencobakan’ sesuatu kepada anak supaya kita tahu seberapa besar kapasitasnya dengan catatan pendampingan terhadap anak tetap dilakukan. Yang terutama adalah mengasihi dan menerima anak apa adanya, sebab pada akhirnya kasihlah yang akan menang. Tetaplah sediakan waktu untuk mendengarkan keluh kesahnya, sebab bukan tidak mungkin seorang anak dapat dimenangkan oleh perlakukan saleh orang tuanya.
5. Membuat anak betah di rumah – terkadang anak keluar rumah karena ingin bermain dengan temannya. Untuk itu, buka rumah untuk temannya datang ke rumah. Sediakan makanan, sediakan tempat bermain (misal: basket) di halaman rumah, jika ada. Ciptakan ruang atau lingkungan dimana anak bisa berteman atau bermain bersama teman di tempat yang orang tua bisa kontrol / awasi.