Saturday, June 12, 2010

Bergulat dengan Tuhan

DARI KITA UNTUK KITA


Kita pasti -setidaknya- pernah membaca kisah di dalam Kejadian 32:22-32. Ya, kisah ini merupakan kisah pergulatan antara Yakub dengan Tuhan. Bila kita merenungkan kisah ini dengan seksama, kita akan melihat bahwa apa yang dilakukan Yakub adalah sesuatu yang luar biasa. Yakub, seorang manusia, membuat Tuhan terdesak sehingga Tuhan sampai terpaksa memukul sendi pangkal paha Yakub sampai lepas. Semua itu karena Yakub begitu gigih bergulat dengan Tuhan. Apa yang dilakukan Yakub sangat menginspirasi saya (khususnya). Dari kisah ini, ada tiga hal penting yang dapat kita pelajari.

1. Ayat 24 - "Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing."
Latar waktu ketika Yakub bergulat dengan Tuhan (yang menyamar sebagai seorang manusia) adalah malam hari yang gelap. Situasi itu mencerminkan situasi dimana ketika kita sedang menghadapi suatu masalah yang tidak bisa kita atasi. Semuanya tampak gelap dan tidak ada jalan keluar, dan sama seperti Yakub yang seorang diri waktu itu, kita juga merasa seorang diri dalam kegelapan masalah kita. Mari perhatikan ayat ini yang mengatakan bahwa mereka bergulat sampai fajar menyingsing. Segelap apa pun situasi yang kita hadapi, ketika kita bergulat (bergumul) bersama Tuhan, jalan terang pasti tiba. Kegelapan diubah menjadi Terang. Matahari pasti terbit, jadi mari jangan merasa seorang diri dan berjuang sendiri dalam kegelapan situasi masalah kita. Berjuanglah bersama Tuhan.

2. Ayat 29 - "Bertanyalah Yakub: "Katakanlah juga namamu." Tetapi sahutnya: "Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Yakub di situ."
Pada awalnya, Yakub tidak mengetahui kalau orang yang menjadi lawannya dalam pergulatan itu adalah Tuhan sendiri. Tapi ketika pergulatan telah selesai, Yakub menyadari kalau Tuhanlah yang bergulat dengannya sepanjang malam (Ayat 30 - Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong"). Melalui hal ini, kita dapat belajar bahwa sebuah proses pergulatan (pergumulan) bersama Tuhan, justru membuat kita mengenalNya lebih lagi. Ketika kita sedang berada dalam situasi yang ‘mustahil’ untuk dapat ‘ditembus’ dan kita berpegang erat kepada Tuhan, maka secara otomatis kita menjadi semakin dekat dengan Tuhan, dan karena itulah kita akan semakin mengenalNya.

3. Ayat 26 - "Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku."
Yakub tidak menyadari kalau fajar telah menyingsing dan pergulatan telah berakhir. Semua itu karena Yakub adalah orang yang pantang menyerah. Walaupun ia telah kalah, namun Yakub tetap tidak mau melepaskan Tuhan sebelum dia diberkati. Dalam suatu situasi yang ‘mustahil’, dimana tampaknya kita sudah kalah total dan tidak dapat berbuat apa-apa lagi, mari kita teladani Yakub. Jangan menyerah! Kenapa? karena ketika fajar itu menyingsing, ada berkat di sana. Di balik setiap pergumulan hidup bersama Tuhan, ada berkat yang kita temukan di sana. Itulah yang dilakukan Tuhan kepada Yakub. Tuhan memberkati Yakub karena Yakub tidak pernah menyerah.

Tuhan pada jaman Yakub adalah Tuhan yang sama pada masa sekarang. Tuhan mau memberkati kita ketika kita menggumulkan masalah kita bersamaNya. Akan banyak permasalahan yang akan menguji iman kita. Ayo bergulat bersama Tuhan. (jak)

No comments: