Saturday, August 29, 2009

SPK Pengabdi

SEPUTAR KITA

Wisuda Kelas Pengabdi pada hari Sabtu, 22 Agustus 2009 yang lalu menjadi penutup rangkaian SPK Pengabdi Krispen tahun 2009 ini. Dari 53 orang jumlah peserta yang mengikuti SPK Pengabdi, sebanyak 43 orang jemaat telah berhasil menyelesaikan seluruh rangkain SPK Pengabdi. Dimulai dengan Excellent Servant Camp (ESC) pada hari Sabtu-Senin, 15-17 Agustus 2009, lalu dilanjutkan dengan Kelas Pengabdi pada hari Rabu-Sabtu, 19-22 Agustus 2009. Apa yang terjadi selama SPK Pengabdi sesungguhnya adalah permulaan, sebab tugas yang sesungguhnya telah menanti seusai berakhirnya kelas. Setelah para peserta diperlengkapi dalam camp dan kelas, kini saatnya peserta diutus menjadi duta Kristus di komunitasnya… dibekali panduan saat teduh 28 hari.

Testimoni…

Saat teduh yang paling merhema bagi saya ada di hari 3, yaitu tinggal dalam firman. Saya sangat suka dengan perumpamaan ayam yang mati karena terpisah dari kepalanya. Lebih dari sekedar berbuah, sebenarnya saya sudah mati saat tidak melekat dan tinggal dalam Kristus. TanpaNya, saya bukan apa-apa. Saya juga telah melakukan restitusi dengan seorang sahabat saya karena telah tidak jujur terhadapnya beberapa waktu yang lalu. Saya sungguh menyesal telah tidak jujur kepadanya. Waktu itu saya sengaja melakukannya karena takut membuatnya kecewa, tetapi saya tahu dengan tidak jujur terhadapnya justru membuatnya lebih kecewa lagi. Puji Tuhan, dia mau memaafkan saya. (Kevin Halim, Masahiswa)

“… kehidupan saya sehari-hari terasa sangat dijaga dan dipagari oleh Firman Tuhan, sehingga saya merasa aman dan nyaman sekalipun saat ada masalah. Saya jadi mengerti bagaimana cara berespon dengan benar setiap kali menghadapi masalah, berdasarkan hati nurani yang murni yan sudah Tuhan beri. Yosua 1:8 sahat merhema dalam hidup saya. Saya juga sudah melakukan restitusi dengan teman saya di kampus, karena sebelum camp sempat berselisih paham dengannya. Saya meminta maaf kepadanya atas semua yang sudah terjadi dan mungkin saya telah melukai perasaannya. Dia luar dugaan, respon dia sangat luar biasa! Dia juga meminta maaf atas apa yang dia lakukan dan pertemanan kami kembali pulih seperti sedia kala, bahkan kini ada saling keterbukaan di antara kami untuk saling membantu, menasehati dan mengingatkan satu sama lain. (Christofel Angelo, Mahasiswa)

“Lewat saat teduh SPK Pengabdi saya belajar betapa pagi hari adalah waktu yang sangat tepat untuk mendengar, menggali dan merenungkan Firman Tuhan serta menikmati hadirat Tuhan… Saya merenungkan dan memperkatakan Firman yang saya dapat, saya belajar praktek ‘tinggal dalam firman dan firman tinggal dalam saya’. Puji Tuhan…, Tuhan memberikan hikmatNya kepada saya, suatu terobosan yang belum pernah dilakukan di pekerjaan saya untuk saya sampaikan kepada pimpinan saya. Puji Tuhan, beliau berespon positif atas ide saya. Saya juga melakukan pemberesan dengan teman saya. Saya minta maaf kepadanya karena telah bersikap sombong beberapa waktu yang lalu dengan mengeluarkan kalimat yang menyakitkannya. Sekarang hubungan kami menjadi baik kembali.” (Febe Krisnaningati, Staf Swasta)

“Saya bersyukur bahwa dalam SPK Pengabdi ini saya ‘dipaksa’ untuk menghafalkan banyak ayat Alkitab. Semula saya bersungut-sungut karena merasa bahwa masa sekolah dimana saya diharuskan untuk belajar agar mendapat nilai bagus serta naik kelas sudah lewat. Saya pun ‘terpaksa’ menghafalkannya karena tidak ingin didisiplin. Hati saya mengeras karena jengkel. Seusai kelas, saya berusaha tetap memperkatakan Firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam. Hasilnya, pelan tapi pasti Firman Tuhan yang mengendap dalam pikiran saya menjadi hidup dan menuntun hidup saya untuk bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya dengan harapan perjalanan saya berhasil dan beruntung.” (Soelistijani, Ibu Rumah Tangga)

No comments: