Saturday, August 8, 2009

Penuntun Saat Teduh Pribadi 10-16 Agustus 2009

Tujuh Hukum Emas Kekristenan

Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa;
peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.

(Mazmur 19:8)

Senin, 10 Agustus 2009
Yang Pertama dan Kedua
(Matius 22:34-40)

Alkitab berisi banyak hukum yang sangat bermanfaat bagi supaya kita dapat mengalami kelimpahan dalam setiap bidang kehidupan. Minggu ini kita akan merenungkan beberapa saja di antara hukum-hukum itu. Kita mulai dengan pokok dari segala hukum lain, yaitu hukum yang terutama dan pertama serta hukum yang kedua. Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan sebagai hukum yang terutama dan pertama berarti hidup kita dimulai, dijalani, berakar, dan berpusat kepada Tuhan Yesus Kristus. Sama seperti sikap terhadap orang yang kita cintai, apa yang menjadi kesenangan Yesus menjadi kesenangan kita dan apa yang menjadi duka Yesus menjadi duka kita. Di sisi lain, ada hukum kedua, yaitu mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Walaupun merupakan yang kedua, tetapi perannya sama pentingnya dengan hukum pertama. Hukum kedua ini juga bermakna kita perlu mengasihi diri kita sendiri lebih dulu supaya sanggup mengasihi orang lain, siapa pun mereka, dengan sungguh-sungguh.

Selasa, 11 Agustus 2009
Yang Paling Berharga Bagi Tuhan
(Yeremia 9:23-24, 1 Samuel 15:22-23)

Malam itu Bonnie yang berusia tujuh tahun tinggal sendirian di rumah selama beberapa jam karena orang tuanya sedang melayani. Biasanya Bonnie selalu ikut, tetapi karena ia sedang sakit, maka orang tuanya memintanya tinggal di rumah supaya dapat beristirahat dan segera sembuh. Sepanjang malam itu, Bonnie justru tidak dapat beristirahat karena setiap ada suara yang asing, ia merasa takut. Akhirnya menjelang pukul sembilan, Bonnie tidak lagi merasa takut. Bonnie mendengar suara yang sangat dikenalnya, suara langkah kaki ayah dan ibunya yang berjalan menuju kamarnya. Tanpa menunggu orang tuanya tiba di kamarnya, Bonnie segera melompat turun dari tempat tidur, membuka pintu kamar, dan berlari menghampiri mereka. Tuhan juga ingin kita mengenal dan memahami diri-Nya, seperti Bonnie juga sangat mengenal orang tuanya, bahkan sampai bunyi langkah kaki mereka. Bagaimana kita dapat mengenal Tuhan sedemikian baiknya? Dengan mendengarkan dan memperhatikan suara-Nya setiap waktu.

Rabu, 12 Agustus 2009
Melakukan Hal Yang Kita Harapkan
(Matius 7:12-14)

Jalan raya merupakan tempat yang tepat untuk melihat karakter seorang anak Tuhan. Salah satu contoh adalah mengenai memberikan kesempatan kepada pengguna jalan lain untuk melintas lebih dulu, entah kita adalah pejalan kaki ataupun pengendara sepeda, motor, atau mobil. Biasanya kita marah jika orang lain tidak memberikan jalan apalagi jika kita merasa sudah di jalur yang benar, tetapi sebaliknya, kita sendiri juga tidak bersedia mengalah jika dalam posisi yang lebih menguntungkan. Padahal, tahukah Saudara bahwa isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi adalah sebagaimana kita ingin diperlakukan demikianlah kita harus memperlakukan orang lain. Jika kita ingin dipahami, pahamilah orang lain, jika kita ingin diperhatikan, perhatikan orang lain, dan seterusnya. Jika setiap dari kita melakukan apa yang kita harapkan dari orang lain, maka setiap orang akan terpenuhi harapannya.

Kamis, 13 Agustus 2009
Sesama Murid Harus Saling Mengasihi
(Yohanes 13:31-35)

Dalam hukum kedua, Yesus meminta kita mengasihi sesama manusia, baik yang merupakan murid-Nya maupun yang bukan. Hukum kedua itu lebih diperjelas dengan perintah-Nya yang baru bahwa murid-murid-Nya harus saling mengasihi seperti Yesus mengasihi. Yesus perlu memberikan penegasan secara khusus mengenai hal ini karena justru dengan sesama muridlah kita sering kali kehilangan kasih kita, lebih-lebih jika orang tersebut melakukan kesalahan. Bahkan kita mungkin semakin sulit mengasihi jika kita melihat pemimpin rohani atau pendeta yang jatuh dalam dosa atau menyakiti kita. Pada saat seperti itu kita berpandangan bahwa seharusnya seorang murid Yesus tidak melakukan kesalahan seperti itu sehingga ia pun tidak layak kita kasihi. Kita lupa bahwa kita yang juga adalah murid Yesus pun masih dapat berbuat kesalahan. Mari kita sebagai sesama murid Yesus saling mengasihi, apapun yang terjadi, karena justru dengan demikianlah tampak jelas bagi dunia bahwa kita adalah murid-murid-Nya!

Jumat, 14 Agustus 2009
Pilih Salah Satu!
(Amsal 18:21, Yakobus 3:1-12)

”Cap cip cup belalang kuncup...”, demikian bunyi jingle sebuah iklan susu yang menampilkan remaja-remaja yang bingung memilih saat beberapa kali dihadapkan pada dua pilihan. Selanjutnya, ditampilkan bahwa mereka tidak lagi bingung ketika memilih susu karena susu merk X itulah yang terbaik. Bagaimana dengan kita? Dalam keadaan tertekan, marah, sedih, atau kecewa, kita sering merasa sudah tidak mempunyai pilihan lain karena berpikir bahwa kita kan sedang dalam kondisi sulit, jadi wajar saja jika kita memaki, bersungut-sungut, mengutuk diri, dan berbagai hal negatif lainnya. Kadang-kadang bahkan kata-kata yang kotor keluar begitu saja tanpa kita berpikir. Kabar baiknya, kita masih memiliki pilihan lain, yaitu kata-kata yang membawa kehidupan, pemulihan, dan pengagungan bagi Tuhan. Bagian kita adalah senantiasa membiasakan diri untuk menyadari adanya pilihan kata-kata yang membangun itu dan kemudian memilih mengucapkannya. Jika kita merasa tidak mampu mengucapkannya, maka lebih baik jika kita diam sejenak daripada berbicara dan malah mengumandangkan kutuk.

Sabtu, 15 Agustus 2009
Jangan Khawatir, Berbahagialah!
(Matius 6:25-34)

Firman Tuhan berkata bahwa kekhawatiran tidak menambah sehasta pun jalan hidup kita. Artinya adalah kekhawatiran sama sekali tidak berguna dan tidak membawa kita ke mana-mana selain menuju kehancuran. Kisah berikut dapat menggambarkan betapa merusaknya ”penyakit” kekhawatiran ini. Ada seorang perempuan yang memendam banyak kekhawatiran di dalam hatinya. Saat berada di dalam rumah, ia khawatir kalau-kalau rumahnya akan didatangi perampok. Pada waktu hendak berjalan ke luar rumah, ia khawatir bahwa tetangganya akan menjelek-jelekkannya karena merasa mereka tidak menyukainya. Ketika suaminya bekerja, ia khawatir jika suaminya akan menyukai wanita lain. Demikianlah sang perempuan ini terus menerus khawatir dalam berbagai hal lainnya sehingga hidupnya tidak pernah mengalami kemajuan. Jadi, berhentilah khawatir dan berbahagialah karena Tuhan Yesus yang mengasihi dan memberkati Saudara!

Minggu, 16 Agustus 2009
Seperti Untuk Tuhan
(Kolose 3:22-4:1)

Dalam bacaan hari ini, terkandung sebuah hukum yang penting untuk kita pegang dan jalankan dalam kehidupan, entah sebagai suami, istri, orang tua, anak, saudara, kakek nenek, atau cucu, maupun sebagai pelajar, karyawan, pengusaha, atau pelaku profesi lainnya. Apapun yang kita lakukan, kita harus melakukannya dengan segenap hati, seperti untuk Tuhan. Jika kita melakukan segala sesuatu seakan-akan kita sedang melakukannya untuk Tuhan maka tidak akan ada anak yang membantah orang tua, orang tua yang menyakiti hati anak dengan kata-kata dan tindakan yang terlalu keras, karyawan yang sering datang terlambat ke tempat kerja, pengusaha yang membohongi konsumen, pelayan Tuhan yang bersungut-sungut ketika membina, dan banyak hal negatif lain yang kita sering temui atau bahkan kita sendiri yang turut melakukan sehari-harinya. Manusia memang dapat mengecewakan, tetapi Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi kita sehingga selayaknya kita juga memberikan yang terbaik dari kehidupan kita.

No comments: