FOKUS KITA
Umumnya setiap orang dapat berlaku setia ketika segala sesuatunya berjalan dengan lancar. Namun, apakah kesetiaan hanya diukur pada 1 keadaan saja? Tentu tidak! Kesetiaan itu diukur dari segala keadaan, susah-senang, untung-rugi.
Dalam kitab Rut pasal 1 (perhatikan 1:16), kita dapat mempelajari contoh dari kesetiaan. Rut adalah orang Moab yang dinikahi oleh salah satu anak dari Elimelekh dan Naomi. Ketika Elimelekh dan kedua anaknya, yaitu Mahlon dan Kilyon mati, maka tinggallah 3 janda, yaitu Naomi, Orpa dan Rut. Tiga janda tersebut tinggal di Moab dan dalam keadaan tidak memiliki apa-apa lagi. Naomi pun tidak sanggup menghidupi 2 menantunya, sehingga ia menyuruh mereka pulang. Orpa pulang dan kembali ke daerah asalnya, tetapi Rut tetap setia mengikuti Naomi. Dalam kisah ini ada 3 kesetiaan yang dilakukan oleh Rut, yaitu setia kepada orang tua (mertua), setia kepada bangsa dan setia kepada Allah.
1. Setia kepada orang tua
Belajar dari teladan Rut yang walaupun mertuanya sudah tidak sanggup menghidupi, namun ia tetap mau ikut mertuannya. Dalam situasi seperti inilah seharusnya kesetiaan teruji. Banyak orang di masa kini tidak setia kepada orang tua. Jika orang tua sedang dalam keadaan kaya dan maju, sebagai anak kita berlaku luar biasa setia. Kalau perlu, menyemir sepatu ayah setiap hari dan membantu ibu di dapur bakal dilakoni. Mungkin ada juga seorang istri yang membuatkan segelas kopi manis (bahkan kopi yang cukup kental) untuk suaminya yang sedang naik jabatan. Sebaliknya, jika orang tua bangkrut, maka tidak ada lagi menyemir sepatu dan membantu ibu di dapur. Bahkan, seorang suami yang sedang di-PHK tidak lagi mendaptkan segelas kopi manis dan kental, tetapi kopi encer dan pahit.
Dalam segala keadaan kita harus bisa menunjukkan kesetiaan. Saat orang tua atau mertua kita bangkrut, di-PHK atau sakit, seharusnya kita tetap ada bersama dan membantu mereka. Mungkin ada juga orang tua yang masih kolot, tetapi kita harus tetap menghormati mereka. Salah satu dari 10 Perintah Tuhan di Sunung Sinai adalah : “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.”(Keluaran 20:12). Ada berkat ketika kita setia dengan orang tua.
2. Setia kepada bangsa dan Negara
Tuhan tidak pernah salah menempatkan kita di Indonesia. Sama seperti Rut yang mengatakan : “Bangsamu adalah bangsaku.”, Ia tidak pernah iseng membuat kita berada di Indonesia. Jadi, mari kita bangga menjadi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan sudah pasti memiliki kelemahan dan kekurangan. Mungkin banyak di antara kita yang mengeluh tentang kondisi Indonesia. Jangan mengeluh! Kitalah yang dikirim Tuhan untuk Indonesia, sebab Ia tahu persis bahwa kita adalah orang yang tepat untuk menjawab tantangan di Indonesia. Siapapun pemimpin bangsa ini, kita harus tetap mendukung mereka. Daripada mengutuki bangsa ini dengan perilaku atau perkataan kita, sebaiknya kita memberkati. Lakukan sesuatu untuk menunjukkan kesetiaan kepada bangsa ini. Mari belajar memakai produk-produk dalam negeri sebagai bukti loyalitas kita.
Kita memiliki tugas untuk bangsa Indonesia. Apa yang menjadi kelemahan bangsa kita, mari isi dengan kemampuan kita. “Berkati dan berdoalah bagi tempat di mana engkau Aku buang,” demikian kata Tuhan.
3. Setia kepada Tuhan
Walaupun Rut bukan bangsa Yahudi dan tidak mengenal Tuhan, tetapi ia mau mengikuti Tuhan yang disembah oleh mertuanya. Banyak anak Tuhan yang setia ketika hidupnya penuh berkat, tetapi saat “kantong” menipis dan seolah tidak ada pertolongan dari Tuhan, maka mereka mengeluh, bahkan tak segan untuk berpaling kepada allah lain.
Mari setia kepada Tuhan dalam segala perkara. Tuhan selalu menguji kesetiaan umatNya yang sangat dikasihi, bahkan digambarkan sebagai biji mataNya. Ia mengijinkan kita ada dalam badai untuk membuktikan sampai manakah kesetiaan kita. Apakah kita masih bisa berkata: “Engkau adalah gembalaku,” ketika orang yang kita kasihi meninggalkan kita? Apakah masih bisa kita berkata: “Engkau adalah sumber berkatku,” ketika kita di-PHK? Mari kita setia kepada Allah yang telah memelihara dan mengasihi kita. Jangan tinggalkan pelayanan oleh karena masalahmu. Tetaplah setia melayani. Tuhan sangat memperhitungkan kesetiaan kita terhadapNya, sebab kesetiaan itu mahal harganya. (you)
Saturday, August 8, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment