Saturday, August 1, 2009

Persiapan bagi Para Pahlawan

FOKUS KITA


Anda mungkin merasa tidak layak untuk dipakai Tuhan dan tidak mungkin diurapi oleh Roh Kudus. Tetapi, tahu tidak? Orang seperti Andalah yang dipilihNya! Allah ditinggikan dalam kelemahan Anda. Rasul Paulus menulis, “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2 Korintus 12:9). Bila kita termasuk kategori yang tidak layak, maka kita adalah target utama Tuhan untuk datang, melingkupi dan mengurapi kita bagi amanatNya.

Ketika kita menyadari diri kita sebagai umat pilihan Tuhan, kita harus memahami bahwa kita memiliki panggilan yang luar biasa, yaitu membawa pengaruh besar bagi keselamatan umat manusia. Kita diberi kehormatan sebagai kawan sekerja Allah (1 Korintus 3:9) untuk membawa keselamatan bagi dunia yang terhilang dan membangun sebuah generasi ilahi yang takut akan Tuhan dan melakukan kehendakNya. Bukan lagi waktunya duduk diam dan menanti, apalagi tidur nyenyak. Ini saatnya para pahlawan bangkit dan mempersiapkan diri menyambut penuaian di akhir jaman.

1. Membangun kesukaan akan Firman Tuhan

Bila kita ingin membawa pengaruh pada dunia yang terhilang, pahamilah bahwa Tuhan memanggil kita untuk menjadi apa yang diajarkan Alkitab. Tidak seorangpun dari kita yang sanggup menjauhkan diri dari Alkitab. Pertama-tama kita harus bersandar kepada firman dan hikmat Tuhan jika ingin mewarnai dunia dengan kebenaranNya. Dunia yang terhilang “membaca” Alkitab lewat hidup kita.

2. Bersiap untuk terluka
Pernahkan kita terluka karena mengikut Yesus? Apakah kita sakit hati karena perkataan atau perlakuan orang lain? Terluka adalah resiko pekerjaan yang dipakai Tuhan untuk membuat kita menjadi pahlawan sesuai panggilan kita. Sesuatu yang bernilai membutuhkan pengorbanan, contohnya apa yang dilakukan Raja daud (2 Samuel 24:24). Semua hal yang kita lakukan sebagai umat Kristen menjadi lebih berarti bila kita sudah membayar harganya.

3. Membangun karakter dari luka-luka Anda
Kata “karakter” dalam Alkitab berarti bertahan di bawah penderitaan dan kesulitan. Ruth disebut “wanita dengan karakter mulia” karena ia bertahan di bawah kesulitan (Ruth 3:11). Tuhan memakai kesukaran dalam hidup kita untuk membangun tiang-tiang karakter dalam diri kita yang dapat menopang pengurapan yang berdiam di dalamnya.

4. Jangan memberi tempat untuk kepahitan

Bahasa Yunani untuk “mencemarkan” berarti mencelup untuk mewarnai kain. Jika kita membiarkan akar-akar pahit bersemi dalam hidup kita, maka mereka akan mencemari atau menodai semua yang akan kita lakukan (Ibrani 12:15). Apa yang harus kita lakukan terhadap kepahitan yang menyerang? Ketika bangsa Israel di padang gurun mengeluh pada Musa karena airnya terlalu pahit untuk diminum, Musa melemparkan sepotong kayu ke dalam air dan airnya menjadi manis (Keluaran 15:23-25). Ketika kita melemparkan kayu (salib Yesus-merenungkan pengorbananNya) ke dalam air kepahitan kita, maka itu akan menjadi manis.

5. Tunduk satu sama lain
Secara umum, kita tidak nyaman dengan kata “tunduk”, dan itu cukup beralasan. Tetapi, ingatlah ini: “Tidak ada kebangunan rohani tanpa persatuan dan tidak ada persatuan tanpa kehambaan”. Jika kita menginginkan kebangunan rohani terjadi di akhir jaman ini, kita tidak dapat mengupayakannya seorang diri. Kita harus bersatu. Persatuan hanya didapat ketika tiap-tiap orang tidak mencari kepentingan diri sendiri, tetapi dengan rendah hati menganggap yang lain lebih utama dari diri sendiri, mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan sendiri (Filipi 2:2-4)

6. Singkirkan rasa takut yang berlebihan terhadap manusia
Seringkali rasa takut pada manusia berasal dari penggambaran kita akan manusia yang terlalu tinggi dan penggambaran akan Tuhan yang terlalu dibatasi. Inilah yang banyak kali membuat kita tidak dapat maksimal menjalankan fungsi dan peran kita ditengah dunia yang terhilang. Keberanian bukan berarti tidak ada rasa takut, tetapi menyadari bahwa ada hal yang lebih penting dan besar untuk dilakukan ketimbang menyerah pada ketakutan akan manusia.(l@/inspirasi dari: Summon the Valiant, Michal Ann Goll)

No comments: