Saturday, August 29, 2009
That What Friends (Calebs) Are For
“Bagaimana?”
“Oh, sangat sesuai dengan yang dikatakan. Lihatlah apa yang kami bawa dari tempat itu. Ayo, kita kesana!”
“Benar! Ayo, kita lakukan!”
“Tunggu sebentar! Keadaan tempat itu memang sangat sesuai dengan yang dikatakan, tapi kurasa kita jangan kesana. Mana mungkin kita bisa masuk begitu saja? Kan tempat itu ada penduduknya…dan mereka besar-besar. “
“Memang, tapi kita pasti bisa mengalahkan mereka.”
“Mana bisa? Mereka orang-orang yang kuat, kita bisa habis dihajar mereka!”
“Iya, dia betul. Tempat itu memakan penduduknya dan ada keturunan raksasa di sana. Kita sepeti belalang di mata mereka. Sudahlah, kita jangan ke tempat itu.”
Begitulah percakapan antara Musa dengan keduabelas pengintainya. Hanya dua orang yang bersemangat untuk melakukan apapun yang Tuhan perintahkan dan terus melihat pada janji, sementara yang sepuluh lainnya hanya melihat keadaan yang ada di depan mata.
Hanya Yosua bin Nun dan Kalen bin Yefune, oleh sebab mengikut Tuhan dengan sepenuh hati, yang masuk ke tanah yang dijanjikan Allah kepada nenek moyang mereka. Sepuluh orang lainnya tidak melihat negeri yang baik itu. Waktu menghadapi ketidaksetujuan banyak orang, atau menghadapi sesuatu yang menyesakkan dada (baca: pergumulan), kehadiran seorang sekutu/ sahabat bagaikan menemukan oase di padang gurun.
Suatu waktu saya sedang lesu karena melihat keadaan komsel dan merasa sendirian. Saat saya menyembah Tuhan bangkitkan roh saya dan saya siap berjuang hanya dengan-Nya. Yang tidak saya sangka-sangka adalah dukungan penuh dari seorang teman komsel. Dengan sabar dia mendengarkan saya dan berjuang bersama. Saya sangat diberkati oleh semangatnya. Saya juga diberkati oleh dua orang teman komsel yang tidak pernah menolak tugas apapun yang diberikan sekalipun mereka belum pernah saya beri tanggung jawab itu sebelumnya. Mereka melakukan tugas mereka dengan sangat baik, melebihi harapan saya. Tuhan memberi semangat kepada saya melalui mereka. Tidak hanya satu, tapi ada tiga orang Kaleb yang Tuhan beri untuk saya.
Apakah teman-teman sedang bergumul? Jangan pernah merasa sendirian! Tuhan pasti memberikan seorang Kaleb untuk mendukung. Dimana kita dapat menemukan Kaleb itu? Jawabannya sudah sangat jelas…di komunitas yang takut akan Tuhan, yaitu gereja (skala besar) dan komsel (skala kecil). -dra-
SPK Pengabdi
Wisuda Kelas Pengabdi pada hari Sabtu, 22 Agustus 2009 yang lalu menjadi penutup rangkaian SPK Pengabdi Krispen tahun 2009 ini. Dari 53 orang jumlah peserta yang mengikuti SPK Pengabdi, sebanyak 43 orang jemaat telah berhasil menyelesaikan seluruh rangkain SPK Pengabdi. Dimulai dengan Excellent Servant Camp (ESC) pada hari Sabtu-Senin, 15-17 Agustus 2009, lalu dilanjutkan dengan Kelas Pengabdi pada hari Rabu-Sabtu, 19-22 Agustus 2009. Apa yang terjadi selama SPK Pengabdi sesungguhnya adalah permulaan, sebab tugas yang sesungguhnya telah menanti seusai berakhirnya kelas. Setelah para peserta diperlengkapi dalam camp dan kelas, kini saatnya peserta diutus menjadi duta Kristus di komunitasnya… dibekali panduan saat teduh 28 hari.
Testimoni…
Saat teduh yang paling merhema bagi saya ada di hari 3, yaitu tinggal dalam firman. Saya sangat suka dengan perumpamaan ayam yang mati karena terpisah dari kepalanya. Lebih dari sekedar berbuah, sebenarnya saya sudah mati saat tidak melekat dan tinggal dalam Kristus. TanpaNya, saya bukan apa-apa. Saya juga telah melakukan restitusi dengan seorang sahabat saya karena telah tidak jujur terhadapnya beberapa waktu yang lalu. Saya sungguh menyesal telah tidak jujur kepadanya. Waktu itu saya sengaja melakukannya karena takut membuatnya kecewa, tetapi saya tahu dengan tidak jujur terhadapnya justru membuatnya lebih kecewa lagi. Puji Tuhan, dia mau memaafkan saya. (Kevin Halim, Masahiswa)
“… kehidupan saya sehari-hari terasa sangat dijaga dan dipagari oleh Firman Tuhan, sehingga saya merasa aman dan nyaman sekalipun saat ada masalah. Saya jadi mengerti bagaimana cara berespon dengan benar setiap kali menghadapi masalah, berdasarkan hati nurani yang murni yan sudah Tuhan beri. Yosua 1:8 sahat merhema dalam hidup saya. Saya juga sudah melakukan restitusi dengan teman saya di kampus, karena sebelum camp sempat berselisih paham dengannya. Saya meminta maaf kepadanya atas semua yang sudah terjadi dan mungkin saya telah melukai perasaannya. Dia luar dugaan, respon dia sangat luar biasa! Dia juga meminta maaf atas apa yang dia lakukan dan pertemanan kami kembali pulih seperti sedia kala, bahkan kini ada saling keterbukaan di antara kami untuk saling membantu, menasehati dan mengingatkan satu sama lain. (Christofel Angelo, Mahasiswa)
“Lewat saat teduh SPK Pengabdi saya belajar betapa pagi hari adalah waktu yang sangat tepat untuk mendengar, menggali dan merenungkan Firman Tuhan serta menikmati hadirat Tuhan… Saya merenungkan dan memperkatakan Firman yang saya dapat, saya belajar praktek ‘tinggal dalam firman dan firman tinggal dalam saya’. Puji Tuhan…, Tuhan memberikan hikmatNya kepada saya, suatu terobosan yang belum pernah dilakukan di pekerjaan saya untuk saya sampaikan kepada pimpinan saya. Puji Tuhan, beliau berespon positif atas ide saya. Saya juga melakukan pemberesan dengan teman saya. Saya minta maaf kepadanya karena telah bersikap sombong beberapa waktu yang lalu dengan mengeluarkan kalimat yang menyakitkannya. Sekarang hubungan kami menjadi baik kembali.” (Febe Krisnaningati, Staf Swasta)
“Saya bersyukur bahwa dalam SPK Pengabdi ini saya ‘dipaksa’ untuk menghafalkan banyak ayat Alkitab. Semula saya bersungut-sungut karena merasa bahwa masa sekolah dimana saya diharuskan untuk belajar agar mendapat nilai bagus serta naik kelas sudah lewat. Saya pun ‘terpaksa’ menghafalkannya karena tidak ingin didisiplin. Hati saya mengeras karena jengkel. Seusai kelas, saya berusaha tetap memperkatakan Firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam. Hasilnya, pelan tapi pasti Firman Tuhan yang mengendap dalam pikiran saya menjadi hidup dan menuntun hidup saya untuk bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya dengan harapan perjalanan saya berhasil dan beruntung.” (Soelistijani, Ibu Rumah Tangga)
“Tetaplah…”
Oleh: Ibu Theresa
Orang-orang sering menjadi tidak masuk akal, tidak rasional, dan memikirkan dirinya sendiri.
Tetaplah mengampuni mereka
Jika Anda berbuat baik, orang–orang kadang berpikir Anda memiliki motivasi tertentu.
Tetaplah berbuat baik
Jika Anda menjadi berhasil, Anda akan menemui beberapa teman-teman yang tidak setia dan berbalik menjadi musuh Anda.
Tetaplah menjadi berhasil.
Jika Anda berbuat jujur dan berhati tulus orang dapat meragukan Anda.
Tetaplah menjadi jujur dan berhati tulus.
Apa yang Anda bangun selama bertahun-tahun, dapat dihancurkan orang lain dalam semalam saja.
Tetaplah membangun.
Jika Anda menemukan kebahagiaan, beberapa akan cemburu.
Tetaplah bahagia.
Hal baik yang Anda perbuat hari ini, mungkin akan segera dilupakan orang.
Tetaplah berbuat baik.
Memberikan yang terbaik yang Anda punya, rasanya tidak akan pernah cukup.
Tetaplah memberikan yang terbaik.Di akhir dari semuanya, ini hanya antara Anda dan Tuhan.
Bukan antara Anda dan mereka. (vln/ internet)
INFO KITA - 30 Agustus 2009
Persembahan 23 Agustus 2009
Perpuluhan : Rp. 8. 667.600
Perpuluhan (transfer) : Rp. 546.100
Diakonia : Rp. 46.000
Misi : Rp. 1.882.000
Untuk PeMuJi : Rp. 50.000
Investasi Iman ESC 2009 : Rp. 6.510.000
TEMU PJ & PA SELURUH USIA
Seluruh PJ & PA WAJIB hadir pada pertemuan yang akan diadakan pada hari Kamis, 3 September 2009, pukul 19.00 WIB di Gedung Gereja.
TEMU PKS SELURUH USIA
Seluruh PA & PKS WAJIB hadir pada pertemuan yang akan diadakan pada hari Kamis, 3 September 2009, pukul 20.00 WIB di gedung gereja.
NB: PKS harap membawa absensi komselnya.
HARI KEGERAKAN DOA
Seluruh alumni Diklat Doa I, II, SOP III & Perisai Doa kami undang untuk hadir dalam malam impartasi “Bijak Menghadapi Situasi Bangsa Masa Kini” bersama Bp. John Kahuluge pada hari Selasa, 8 September 2009, pukul 19.00 WIB di gedung gereja.
PASAR MURAH
Sebagai wujud nyata gerakan berkati kota, Family KrisPen mengadakan Pasar Murah bagi masyarakat pra sejahtera di sekitar daerah Mojoarum (non jemaat) pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 5 September 2009
Waktu : Pukul 15.00 – 17.00 WIB
Tempat : Halaman Gereja GBI Kristus Pencipta
Jl. Mojoarum IV/15
NB:
- Seluruh PKS Family (suami & istri) WAJIB berpastisipasi dalam acara ini!
Realisasi Janji Iman ESC 2009
Bagi Saudara yang telah berkomitmen untuk memberikan Janji Iman pada ESC tanggal 17 Agustus 2009 yang lalu mohon segera merealisasikan komitmennya.
Bagi Saudara yang telah merealisasikan komitmennya kami ucapkan terima kasih.
Kontribusi Saudara akan sangat mendukung terselenggaranya ESC yang akan datang.
PENUNTUN SAAT TEDUH PRIBADI 31 AGUSTUS – 6 SEPTEMBER 2009
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan,
karena dari situlah terpancar kehidupan.”
-Amsal 4:23-
Senin, 31 Agustus 2009
WASPADALAH! WASPADALAH!
Firman hari ini: Yesaya 29:1-16; Amsal 4:23
Pengajaran:
Bangsa Israel memiliki hati yang tegar tengkuk (hati yang keras). Mereka tidak menjaga hati terhadap dosa. Allah memperingatkan bangsa Israel melalui penjajahan dari bangsa lain. Sekalipun Allah melakukan mujizat dan menolong bangsa Israel dari penjajahan, namun peringatan tersebut tidak membuat mereka sadar akan kesalahan yang telah mereka lakukan. Dalam Yesaya 29:13 diceritakan bahwa walaupun mereka melakukan ibadah dan datang kepada Tuhan, tetapi hati mereka tidak tertuju kepadaNya. Ada kebusukan di dalam hati yang mereka tutupi dan mereka berusaha menutupinya dengan melakukan upacara ibadah yang biasanya dilakukan.
Menjaga hati dengan segala kewaspadaan. Inilah perintah Firman Allah yang tertulis dalam Amsal 4:23. Walaupun tidak terlihat oleh orang lain, tetapi apa yang ada dalam hati akan membawa dampak yang buruk dan menghancurkan, jika kita tidak menjaganya dari segala “racun” atau hal-hal yang merusak. Mari bentengi hati dengan Firman dan doa supaya kita tetap kuat. Saat ini pengaruh duniawi sangat kuat dan banyak anak-anak Tuhan yang jatuh karena tidak menjaga hati. Jangan ambil kesempatan untuk berbuat dosa. Waspadalah! Waspadalah!
Selasa, 1 September 2009
HATI YANG TEGUH
Firman hari ini: Kisah Para Rasul 7:54-60; Mazmur 112:1-10
Pengajaran:
Kisah yang luar biasa dari seorang hamba Tuhan bernama Stefanus adalah karena ia meneguhkan hatinya sampai akhir. Stefanus tidak menyangkal Tuhan karena iman yang keluar dari hatinya. Bahkan ketika orang-orang Yahudi tidak terima dengan pembelaan Stefanus dan akhirnya mereka masing-masing menggenggam batu yang siap dilemparkan, namun Stefanus tetap meneguhkan hatinya. Sebenarnya ini adalah situasi kritis bagi Stefanus, tetapi hati yang teguh kepada Tuhan membuatnyaa rela dirajam batu sampai mati.
Berbahagialah orang yang teguh hatinya di dalam Tuhan. Orang yang teguh hatinya tidak akan takut menghadapi apapun dalam hidupnya. Hati yang teguh seperti pohon yang tertanam kuat, yang akar-akarnya merambat ke dalam tanah, sehingga ketika ada badai pohon tersebut tidak akan tumbang. Hati yang teguh dibangun karena hubungan intim dan selalu merenunkan Firman Allah. “Kuatkan dan teguhkan hatimu,” kata Tuhan. Ia selalu menyertai kita.
Rabu, 2 September 2009
HATI ADALAH BRANKAS
Firman hari ini: Lukas 8:4-15; Ayub 22:22
Pengajaran:
Brankas adalah sebuah tempat untuk menyimpan barang-barang yang sangat berharga. Biasanya digunakan untuk menyimpan uang, perhiasan atau surat-surat berharga. Orang yang memiliki brankas sudah pasti meletakkannya di tempat tersembunyi supaya terjaga keamanannya. Dan pada saatnya, jika sang pemilik ingin mengambil sesuatu yang berharga, brankas tersebut akan dibuka.
Hati kita ibarat brankas, di mana kita akan menyimpan hal-hal yang sangat penting di dalamnya. Jika kita menyimpan hal-hal yang pahit atau dendam, maka itulah yang berharga bagi kita. Jika kita menyimpan idola kita dalam hati, maka itulah yang berharga bagi kita. Firman Tuhan mengatakan: “Di mana hartamu berada di situ pula hatimu berada.” Artinya harta kekayaan sangat berharga bagi orang tersebut. Tetapi, jika Firman Tuhan yang kita simpan dalam hati, maka Firman Tuhanlah yang berharga bagi kita. Firman Tuhan hari ini mengajarkan bahwa kita harus menyimpan Firman supaya kita mengenal Allah, bertumbuh dan pada akhirnya berbuah lebat. Apa yang Anda simpan dalam hati hari ini? Ingat, apa yang kita simpan dalam hati akan mempengaruhi hidup kita.
Kamis, 3 September 2009
HATI YANG TERHIBUR
Firman hari ini: 2 Korintus 1:1-11
Pengajaran:
Allah tidak pernah absen dalam memberikan penghiburan. PenghiburanNya berlaku setiap saat dan itu adalah anugerah yang Ia berikan bagi kita yang membutuhkan. Manusia sendirilah yang selalu menolak penghiburan dari Allah. Allah sudah berjanji akan menjamin masa depan yang baik, tetapi manusia tetap kuatir akan masa depan. Bahkan dengan adanya bermacam-macam masalah yang dihadapi membuat manusia selalu berduka. Dukacita tidak boleh terus-menerus sebab kita memiliki pengharapan di dalam Tuhan. Bukankah Yesus sudah berjanji untuk mengutus Roh Kudus untuk menghibur kita? Terimalah penghiburan tersebut supaya kita tetap optimis dalam menjalani hidup.
Jangan lupa menghibur yang sedang berduka. Jika kita sudah dihibur oleh Tuhan, maka kita juga harus menghibur sesama yang membutuhkan penghiburan. Temui orang yang Anda tahu saat ini sedang mengalami penderitaan dan hiburlah mereka dengan pengharapan dari Tuhan.
Jumat, 4 September 2009
SIKAP HATI YANG TENANG
Firman hari ini: 1 Petrus 4:7-11; Amsal 14:30; Mazmur 62:1-9
Pengajaran:
Pada dasarnya manusia memiliki kekurangan yaitu sikap hati yang berubah-ubah dan anehnya masih banyak orang yang memilih untuk mengambil sikap gusar, kuatir atau tidak tenang. Kenapa demikian? Karena tidak sesuai dengan harapan dan keinginan atau belum ada solusi yang didapatkan. Tidak ada solusi yang dihasilkan dari hati yang gusar. Hati yang gusar atau tidak tenang membuat pikiran buntu dan tidak bisa mendengarkan suara Tuhan.
Sebaliknya, hati yang tenang selalu menghasilkan sesuatu yang baik. Suara Tuhan terdengar ketika hati kita tenang. 1 Petrus 4:7 memerintahkan supaya kita tenang dan berdoa. Hati yang tenang memberikan peluang keluarnya ide-ide baru. Hati yang tenang menyegarkan tubuh (Amsal 14:30). Ternyata hati dapat mempengaruhi keadaan fisik kita. Jadi tenangkan hati kita di hadapan Tuhan dan dengarkan Dia, sebab di sinilah letak kekuatan kita. Allah akan bekerja jika hati kita sudah siap. Percayalah selalu ada jalan keluar dalam setiap perkara, asalkan kita bisa tenang dan mengandalkan Tuhan.
Sabtu, 5 September 2009
HATI NURANI YANG MURNI
Firman hari ini: 1 Timotius 1:1-20
Pengajaran:
Jimmy mendapatkan pekerjaan di toko bahan makanan. Suatu hari seorang pelanggan memasuki toko itu dan setelah membeli beberapa buah, berbisik, “Berilah beberapa lagi! Karyawan yang dahulu bekerja di sini biasa melakukannya untuk mendapat uang persen.
“Tidak,” kata Jimmy, “Saya tidak bisa melakukannya. Atasan saya tidak akan memperbolehkannya.”
“Tapi,” kata orang itu, “Atasanmu tidak ada di sini.”
“Oh dia ada!” kata Jimmy. “Atasanku selalu ada di sini. Lihat saya adalah orang Kristen!” kata Jimmy sambil menunjuk dadanya.
(Frank Mihalic, 1500 Ceritera Bermakna)
Hati nurani kita bekerja setiap saat. Bahkan ketika tidak ada orang di sekitar kita pun. Tentu saja, kemurnian hati nurani kita harus bersumber dari kebenaran-kebenaran Firman Tuhan. Ketika masalah datang dan integritas kita diuji, hati nurani yang murni akan berbicara pada kita. Saat itu marilah kita belajar peka dan taat seperti Jimmy.
Minggu, 6 September 2009
HATI YANG REMUK
Firman hari ini: Yesaya 57:14-21; Mazmur 34:18
Pengajaran:
Hati yang remuk dan rendah hati di sini adalah orang yang telah berbalik dari jalannya yang jahat (mereka telah melakukan kejahatan di mata Tuhan). Orang yang pernah berbuat jahat di mata Tuhan, tetapi jika mereka merendahkan hati dan mau bertobat, maka Allah akan menyembuhkan mereka. Tidak hanya menyembuhkan, tetapi Tuhan juga menghidupkan semangat orang yang rendah hati dan orang yang remuk hatinya.
Apakah kita sudah meremukkan dan merendahkan hati di hadapan Tuhan ketika kita berbuat dosa? Tuhan lebih melihat hati daripada jasmani kita. Jika kita bertobat supaya dipandang orang lain dan tidak dengan hati yang remuk dan rendah, maka Tuhan tidak akan pernah menyembuhkan dan memulihkan. Hati memancarkan ketulusan kita terhadap sesuatu, apakah kita sungguh-sungguh atau tidak. Tetapi hanya Tuhan yang tahu setiap hati manusia secara sempurna. Ingat! Tuhan hanya dekat dengan orang yang rendah dan remuk hatinya, bukan orang yang tinggi hati. Rendahkan dan remukan hati kita selalu di hadapan Tuhan supaya kita selalu dekat denganNya.
Sunday, August 23, 2009
Untuk Siapa?
Beberapa waktu yang lalu dunia dikejutkan oleh kematian seorang penyanyi terkenal, seseorang yang sangat berbakat dan fenomenal. Berminggu-minggu setelahnya, banyak media yang menayangkan kisah hidupnya, pemakamannya, dan konser-konsernya.
Jujur, saya bukan penggemar beratnya (yah, ada beberapa lagunya yang saya sukai). Sewaktu remaja saya pernah membaca kisah hidupnya dan herannya itu membekas dalam ingatan saya. Saya pun mengikuti berita kematiannya, upacara kematiannya, dan dua konsernya melalui sebuah saluran televisi.
Ketika melihat tayangan konsernya, yang membuat saya terkejut adalah respon para penggemarnya. Mereka begitu antusias mengikuti lagu-lagu yang dinyanyikannya, meneriakkan namanya, mengelu-elukan dia, dan menangis melihat pujaan mereka. Saat dia mengangkat tangan dan menggerakkannya sesuai irama lagu, serentak mereka mengikuti tanpa perlu disuruh. Saya yakin mereka membeli tiket jauh-jauh hari sebelumnya, berusaha mendapatkankan kursi terdepan, berdandan sebaik-baiknya, mempersiapkan hadiah, membuat banner, datang sebelum waktunya, dll.
Saya berpikir, ”Andaikan kita seperti itu terhadap Tuhan.” Dalam setiap ibadah, beberapa baris kursi terdepan adalah barisan kursi panas yang paling dihindari, ada begitu banyak kursi kosong sebelum ibadah dimulai, memuji Sang Pencipta dengan tidak sepenuh hati (berpikir, ”Cukuplah aku tepuk tangan dan bersuara.”), datang tanpa membawa surat cinta-Nya (Alkitab).
Beda sekali respon kita terhadap bintang pujaan kita dan Sang Bintang yang sesungguhnya. Tidakkah kita miris melihat hal ini? Marilah kita renungkan untuk siapa kita datang ke gereja setiap Minggu dan untuk apa kita datang? Hanya untuk menyenangkan manusia sajakah? Jika demikian, kita tidak menempatkan Dia sebagai yang terutama dalam hidup kita.
Hidup ini bukanlah mengenai kita, tapi semuanya adalah tentang Allah. Kalau kita bekerja atau sekolah, itu untuk Tuhan. Kalau kita beribadah, itu juga untuk Tuhan. Apapun juga yang kita lakukan adalah untuk Tuhan. Lain dari itu berarti kita memiliki ilah lain.
Saya sedang belajar menghidupi Kolose 3:23, ”Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.“ Ini bukanlah suatu hal yang mudah bagi saya, namun Roh Kudus akan selalu memampukan saya melakukan apa yang Tuhan mau. Maukah Anda bergabung bersama saya menjawab kerinduan Tuhan dengan menghidupi ayat ini? (dra)
SEPUTAR KITA (testimoni peserta Excellent Servant Camp-SPK Pengabdi 2009)
“One litre tears of happiness to make you the true servant of Jesus” (Kevin Halim/Singer)
“Di setiap sesi saya mengalami lawatan Tuhan. Saya mau benar-benar melakukan apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup saya dan saya berkomitmen untuk menyelesaikannya.” (Bp. Agus Muljono/PKS Family)
“Tuhan banyak memulihkan saya dalam hal respon yang benar dan nilai-nilai dalam pelayanan. Hubungan saya dengan suami sebagai otoritas dalam rumah tangga dipulihkan, karena selama ini saya sering menuntut suami melakukan sama seperti yang saya lakukan. Dan bila tidak dilakukan, saya menjadi jengkel, tertekan dan memandang suami tidak berfungsi sebagai imam bagi saya. Tapi, saya mau belajar seperti Yesus yang mau menerima diri saya apa adanya, saya juga mau menerima suami saya apa adanya serta tetap tunduk dan taat pada suami. Dalam hal pelayanan, saya mau melayani jiwa-jiwa sampai selesai.” (Ibu Kristina/Worship Leader)
“Gambar diri saya dipulihkan, hati saya dimurnikan. Saya mau mengosongkan diri dengan menyerahkan semua hak saya kepada Tuhan, agar Dia mengisi hidup saya sesuai dengan apa yang Tuhan mau. Saya mau diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa. Yang terpenting adalah saya belajar untuk melayani sesama, mau berkorban untuk orang lain dengan kerendahan dan ketulusan hati serta melakukan segala sesuatunya hanya untuk Tuhan…” (Christofel Angelo/Pembina-Youth)
“… Di sesi Panggilan Ilahi, jujur sampai sekarang aku belum menemukan panggilan Tuhan buat aku, tapi satu hal yang aku ingin lakukan adalah aku mau melakukan apa yang sudah menjadi tanggung jawabku, yaitu membina. Aku akan berusaha untuk tidak bersungut-sungut dan memilih-milih.” (Lidawati Siedarta/Pembina-Youth)
“Setelah mengikuti ESC, saya belajar bagaimana menjadi seorang tentara Allah yang taat, disiplin dan tunduk pada otoritas di atas saya. Saya dipulihkan Tuhan saat berkomitmen melepaskan pengampunan untuk papa yang telah membuat saya kecewa. Di sini saya juga belajar mengenai jiwa seorang pelayan Tuhan, yaitu haruslah selalu berkobar-kobar dalam setiap pelayanan yang sudah Tuhan percayakan pada saya dan menemukan tujuan hidup yang sudah ditentukan oleh Tuhan.” (Henry Tandiono/Tim Inti Komsel-Youth)
“Selama ini dalam pelayanan sebagai tim doa saya selalu minder/malu, karena saya merasa ucapan atau (bahasa doa) saya kurang bagus seperti teman-teman yang lainnya. Tapi, setelah sesi Gambar Diri, Tuhan ingatkan saya bahwa pelayanan yang dikenanNya bukan dilihat dari ucapan, melainkan sikap hati yang mau melayani.” (Ibu Sindawati Sidiprasetija/Prajurit Doa)
“Pelajaran yang paling me-rhema dalam diri saya adalah perintah Tuhan supaya kita selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar serta menunjukkan kasih kita dalam hal saling membantu. Di sini Tuhan ingatkan bahwa menjadi seorang prajurit Allah saya harus memiliki sikap hati seorang hamba.” (Margaretha Toar/Pelayan Tamborin-Teen)
“Saya sangat bersyukur diberi kesempatan menjadi kepala regu di ESC ini. Banyak hal saya saya dapatkan. Saya yang telah lama kehilangan makna penebusan Kristus, sekarang telah saya temukan lagi. Betapa beruntungnya kita sebagai anak Tuhan yang telah ditebus dengan pengorbanan serta penderitaan Yesus di kayu salib. Di balik sikap-sikap saya yang sering menyepelekan segala sesuatu, tidak pernah sungguh-sungguh dalam apa yang saya lakukan dasa kompromi terhadap dosa, ternyata saat saya melakukan itu semua tanpa beban, di sana Yesus disiksa menanggung dosa dan pelanggaran saya. Saya bersyukur punya Bapa Sorgawi yang mau menjadi sahabat. Dia yang saya butuhkan di atas segalanya.” (Patricia/Pembina Anak)
“… Saya bersyukur, dengan ikut ESC sebagai kepala regu saya bisa belajar melayani dengan prinsip kehambaan, yang melayani dengan tidak mengharapkan imbalan, baik materi maupun pujian dan hanya melakukan yang terbaik untuk Tuhan; mau berkorban bagi orang lain meskipun “sakit” bagi diri sendiri, karena Tuhan yesus telah mengalami kesakitan yang luar biasa saat berkorban bagi saya di kayu salib.” (Ibu Riska Dwi S./Singer)
“Saya disadarkan bahwa pemberontakan terhadap otioritas, sekecil apapun, akan mendatangkan bahaya/kutuk bagi diri saya sendiri. Saya harus tunduk dan taat pada otoritas yang sudah Tuhan berikan dalam hidup saya.” (Karina Kok)
“Lewat camp ini saya belajar betapa mahalnya harga penebusan Kristus akibat dosa yang saya lakukan. Karena itu saya tidak boleh main-main terhadap jiwa-jiwa yang Tuhan percayakan kepada saya. Saya juga sangat diberkati dengan setiap ayat hafalan yang diberikan, benar-benar menjadi rhema dan senjata bagi saya saat mengalami kesulitan. Setelah camp ini saya berkomitmen untuk kembali melekat pada Tuhan dan lebih mengasihi jiwa-jiwa yang Tuhan titipkan.” (Yan Artadinata K./Ko. Operator LCD-Youth)
“…Tuhan ingatkan bahwa saya adalah seorang hamba. Seorang hamba sejati itu tidak pernah menuntut penghargaan dan tidak membalas. Sekalipun dalam keadaan terburuk seorang hamba hanya tunduk dan taat melakukan apa yang tuannya perintahkan. Itu yang Tuhan minta dari saya…” (Indah Sulistyorini/Singer)
“… Saya ditegur Tuhan bahwa selama ini saya melayani belum 100% digerakkan oleh kasih Alalh, tapi oleh ego saya, sehingga saya cenderung mudah cewa saat ada tantangan dan ingin menyerah… Saya bertobat dan rekomitmen dalam melayani. Melayani tidak karena ego saya lagi, tapi karena kasih karunia. Pelayanan saya bisa saya jalani hanya karena kasih karunia.” (Debora RA./PKS Youth)
“Ketika saya didisiplin, Tuhan ingatkan saya bahwa saat saya lalai atau berbuat dosa, bukan hanya saya yang menanggung akibatnya, tetapi orang-orang yang Tuhan percayakan dalam hidup saya juga ikut menanggungnya. Saya juga belajar terbuka atas dosa saya. Itu sungguh tidak mengenakkan, tapi saat saya terbuka, berkata jujur dengan anggota regu saya, ada kelegaan dan saya terbebas dari rasa tertuduh. Benar, keterbukaan adalah awal dari pemulihan.” (Irine Yanitha CD./Singer)
“… Aku belajar bukan benar atau salah, tetapi respon yang aku nyatakan saat menghadapi suatu masalah. Aku juga disadarkan bahwa aku memiliki orang-orang yang sangat mengasihi aku, terutama teman komselku…” (Felix Nathanael/Pembina-Youth)
“Visiku diperbaharui! Aku diteguhkan secara nyata oleh Bapa. Visi Tuhan dalam hidupku adalah amanat agung Tuhan buat hidupku. Aku bersyukur memiliki otoritas yang telah disediakan Tuhan dalam hidupku. ESC, the best camp I’ve ever follow.” (Johan Alvin K./Multimedia)
“Sebelumnya, saat jatuh dalam dosa saya selalu merasa tertuduh dan terintimidasi, sehingga saya sangat depresi. Tetapi, lewat sesi Gambar Diri paradigm saya diperbarui, yaitu bahwa saya seharga dengan Yesus. Sekalipun saya jatuh dalam dosa, saya tetap menjadi anak Allah, karena saya seharga dengan darah Yesus.” (Edy Krisnanto/PKS Family)
INFO KITA - 23 Agustus 2009
Persembahan 16 Agustus 2009
Perpuluhan: Rp. 10.183.000
Diakonia: Rp. 236.000
Misi: Rp. 176.000
Investasi Iman Healing Center: Rp. 12.000
Rumah Kehidupan: Rp. 100.000
TELAH LAHIR!
Daniel Clever Tandita, putra pertama anak pertama dari Bp. Andik Poerwadi dan Ibu Tabitha Melyananingsih (Ibadah Raya Youth), pada hari Minggu 9 Agustus 2009.
PULANG KE RUMAH BAPA!
Tina Lonawati, kakak dari Sdr. Tony Haryanto (coaster gereja) pada hari Rabu, 12 Agustus 2009.
Ambil Penuntun Saat teduh,
ambil Warta Kita juga , dong!
Bagi Sdr yang ingin mengambil sisipan Penuntun Saat Teduh Pribadi, harap mengambilnya beserta Warta Kita sekalian. Mohon tidak diambil sisipan Penuntun Saat Teduhnya saja.
Penuntun Saat Teduh Pribadi 24-30 Agustus 2009
Tetaplah Berdoa
“Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
-I Tesalonika: 5:16-18-
Sumber: e-4M abbalove.org
Senin, 24 Agustus 2009
TETAPLAH BERDOA
Firman hari ini: I Tesalonika 5:16-22
Pengajaran:
Masih ingatkah Anda akan kasih mula-mula Anda pada Yesus? Kasih pertama Anda saat berjumpa dengan Yesus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat Anda. Semua terasa indah, karena Yesus selalu ada di hati. Setiap saat selalu ingin berkomunikasi dengan Yesus dalam doa. Kemudian pencobaan dan masalah telah silih berganti datang dalam hidup Anda, apakah cinta Anda kepada Yesus saat ini tetap sama dengan cinta mula-mula Anda? Masihkah Anda selalu tetap berdoa dan mengucap syukur senantiasa dalam segala hal? Firman Tuhan hari ini berkata: tetaplah berdoa, karena doa seperti oksigen yang memberi pembakaran untuk mendatangkan kekuatan bagi tubuh Anda. Apapun pencobaan yang terjadi dalam hidup Anda, jangan pernah tinggalkan doa, karena doa merupakan nafas hidup kita.
Selasa, 25 Agustus 2009
SEJAUH DOA
Firman hari ini: Mazmur 139:1-12
Pengajaran:
Sebuah bayangan adalah pantulan dari refleksi sebuah benda. Sebuah bayangan akan selalu mengikuti kemana benda tersebut bergerak, ia sangat dekat dengan benda tersebut dan bayangan tidak akan pernah pergi jauh dari sebuah benda yang empunya bayangan tersebut. Dalam Mazmur 139 Daud menggambarkan kedekatannya dengan Allah. Kemana dan dimanapun, ia selalu merasakan keberadaan Allah disisinya seperti sebuah benda dengan bayangannya. Begitu pula Tuhan terhadap Anda. Dia tidak pernah jauh dari Anda, Dia hanya sejauh doa Anda. Apakah Anda merasakannya?
Rabu, 26 Agustus 2009
KUASA DOA
Firman hari ini: Yakobus 5:12-20
Pengajaran:
Setiap jam 5 pagi saya selalu menyediakan waktu untuk saat teduh dan berdoa. Kebiasaan doa yang dibangun setiap hari membawa dampak yang luar biasa terjadi dalam hidup keluarga saya. Dahulu suami saya sangat terikat dengan judi, terkadang karena judi ia tidak pernah pulang kerumah berhari-hari. Sebagai seorang istri saya tetap mendoakan suami saya agar Tuhan memulihkan hidupnya. Pergumulan dan doa saya bawa kepada Tuhan setiap hari karena hanya Tuhan yang sanggup merubahnya. Akhirnya Tuhan menjawab doa saya! Sekarang suami saya sudah bertobat dan Tuhan juga merubah sifatnya menjadi lembut, bahkan yang luar biasa sekarang suami saya juga melayani di ibadah raya. (Siska, ibu rumah tangga)
Doa orang benar bila yakin didoakan sangat besar kuasanya. Siapapun dan apapun status kita, jika kita sungguh-sungguh berdoa dan percaya, kita akan menerima jawaban doa tersebut.
Kamis, 27 Agustus 2009
ALLAH MENJAWAB DOA YANG DIPANJATKAN DARI KEDALAMAN JIWA KITA
Firman hari ini: 1 Samuel 1:1-28
Pengajaran:
Hana adalah seorang istri Elkana yang tidak mempunyai anak. Ia sangat bersusah hati ketika istri Elkana yang lainnya menyakiti hatinya. Namun, ia tidak pernah putus asa, ia terus menerus berdoa agar Tuhan memberikannya anak. Ia mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan. Bapa di sorga melihat sampai kedalaman jiwa wanita yang berdoa ini, dan Tuhan menjawab doanya. Sudah berapa lamakah Anda berdoa untuk masalahmu? Jangan pernah lelah dengan doa Anda. Percayalah bahwa telinga Tuhan tidak kurang panjang untuk dapat mendengar doa Anda.
Jumat, 28 Agustus 2009
JAWABAN DOA
Firman hari ini: Matius 7:7-11
Pengajaran:
Seorang pemuda bersahabat karib dengan seorang pengkotbah tua. Suatu hari, pemuda ini kehilangan pekerjaannya dan tidak tahu lagi harus berbuat apa. Akhirnya, ia memutuskan untuk mencari si pengkotbah tua itu. Ketika berada di ruang belajar si pengkotbah, pemuda ini menceritakan masalah hidupnya. Akhirnya dengan kalap ia mengepal-ngepalkan tinjunya, sambil berteriak, ”Aku memohon kepada Tuhan agar menolongku, tapi mengapa Dia tidak menjawabku?” Pengkotbah tua itu pergi ke ruang lain dan duduk di sana. Lalu ia berbicara sesuatu dan menanti jawaban si pemuda. Tentu saja pemuda itu tidak mendengar dengan jalas, sehingga ia ikut-ikutan pindah ruangan. “Apa yang kamu katakan?” tanya pemuda ini penasaran. Pengkotbah ini mengulangi lagi kata-katanya dengan perlahan sekali, seperti sedang bergumam sendiri. Tetapi, si pemuda belum menangkap bisikan pengkotbah itu. Dia terus mendekati pengkotbah tua ini dan duduk di bangku sebelahnya. Pemuda itu lagi-lagi bertanya, “Apa yang kamu katakan? Maaf, tadi aku belum mendengarnya.” Dengan lembut, pengkotbah itu memegang pundak si pemuda, “Saudaraku, Allah kadang-kadang berbisik, jadi kita perlu lebih dekat menghampiriNya, agar dapat mendengar Dia dengan jelas.”
Kita seringkali menginginkan jawaban Tuhan bak petir yang menggelegar di udara dan sekaligus meneriakkan jawaban dariNya. Tetapi, Allah sering berbicara dengan lembut, hanya dengan satu alasan agar Anda mau menghampiri tahtaNya dan lebih dekat lagi kepadaNya. (Billy Joe Daugherty, Led By The Spirit)
Sabtu, 29 Agustus 2009
ANDA TIDAK AKAN PERNAH MENDAPAT NADA SIBUK
Firman hari ini: Yesaya 58:9-12
Pengajaran:
Bayangkan pada saat Anda berdoa dan mendengar ini:“Terima kasih Anda telah menghubungi Rumah Bapa.”Tekan 1 untuk memintaTekan 2 untuk mengucap syukurTekan 3 untuk mengeluhTekan 0 untuk berbicara kepada operator Bapa
Atau Anda juga mendengar ini:“Maaf, semua malaikat sedang membantu pelanggan lain. Silakan coba beberapa saat lagi.”“Kantor ini tutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali pada hari Senin.”
Namun puji Tuhan, Allah mengasihi kita, Anda dapat menelponnya setiap saat! Anda hanya perlu untuk memanggilNya sekali dan Tuhan mendengar Anda. Anda tidak akan pernah mendapat nada sibuk. Tuhan menerima setiap penggilan dan mengetahui siapa pemanggilnya secara pribadi. Ketika anda memanggil dan Tuhan akan menjawab; ketika anda menangis minta tolong dan Dia akan berkata: “Ini AKU” (sumber: www.glorianet.org)
Minggu, 30 Agustus 2009
RUMAH DOA
Firman hari ini: Matius 21:12-17
Pengajaran:
Ketika Yesus masuk ke bait Allah, Yesus menemukan bait Allah tersebut telah menjadi rumah jual beli dan menjadi sarang penyamun. Yesus marah melihat ini semua, lalu Ia membersihkan dan menyucikan rumah tersebut dan menjadikan rumah tersebut rumah doa.Demikianlah dalam hidup kita, tubuh kita adalah bait Allah tapi seringkali kejahatan masih ada dalam tubuh kita: mementingkan diri sendiri, bergantung pada kekuatan sendiri. Yesus mau menyucikan hidup kita dan menjadikan kita rumah doa, dimana segala bangsa akan datang, sehingga anda membawa bangsa-bangsa tersebut dalam doa supaya mereka menemukan keselamatan dan yang lemah dipulihkan. Jadikanlah doa sebagai gaya hidup Anda. Lakukanlah segala sesuatu dengan doa, karena doa adalah tanda bahwa kita bergantung kepada kekuatan Tuhan.
Saturday, August 8, 2009
Setia itu Mahal
Umumnya setiap orang dapat berlaku setia ketika segala sesuatunya berjalan dengan lancar. Namun, apakah kesetiaan hanya diukur pada 1 keadaan saja? Tentu tidak! Kesetiaan itu diukur dari segala keadaan, susah-senang, untung-rugi.
Dalam kitab Rut pasal 1 (perhatikan 1:16), kita dapat mempelajari contoh dari kesetiaan. Rut adalah orang Moab yang dinikahi oleh salah satu anak dari Elimelekh dan Naomi. Ketika Elimelekh dan kedua anaknya, yaitu Mahlon dan Kilyon mati, maka tinggallah 3 janda, yaitu Naomi, Orpa dan Rut. Tiga janda tersebut tinggal di Moab dan dalam keadaan tidak memiliki apa-apa lagi. Naomi pun tidak sanggup menghidupi 2 menantunya, sehingga ia menyuruh mereka pulang. Orpa pulang dan kembali ke daerah asalnya, tetapi Rut tetap setia mengikuti Naomi. Dalam kisah ini ada 3 kesetiaan yang dilakukan oleh Rut, yaitu setia kepada orang tua (mertua), setia kepada bangsa dan setia kepada Allah.
1. Setia kepada orang tua
Belajar dari teladan Rut yang walaupun mertuanya sudah tidak sanggup menghidupi, namun ia tetap mau ikut mertuannya. Dalam situasi seperti inilah seharusnya kesetiaan teruji. Banyak orang di masa kini tidak setia kepada orang tua. Jika orang tua sedang dalam keadaan kaya dan maju, sebagai anak kita berlaku luar biasa setia. Kalau perlu, menyemir sepatu ayah setiap hari dan membantu ibu di dapur bakal dilakoni. Mungkin ada juga seorang istri yang membuatkan segelas kopi manis (bahkan kopi yang cukup kental) untuk suaminya yang sedang naik jabatan. Sebaliknya, jika orang tua bangkrut, maka tidak ada lagi menyemir sepatu dan membantu ibu di dapur. Bahkan, seorang suami yang sedang di-PHK tidak lagi mendaptkan segelas kopi manis dan kental, tetapi kopi encer dan pahit.
Dalam segala keadaan kita harus bisa menunjukkan kesetiaan. Saat orang tua atau mertua kita bangkrut, di-PHK atau sakit, seharusnya kita tetap ada bersama dan membantu mereka. Mungkin ada juga orang tua yang masih kolot, tetapi kita harus tetap menghormati mereka. Salah satu dari 10 Perintah Tuhan di Sunung Sinai adalah : “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.”(Keluaran 20:12). Ada berkat ketika kita setia dengan orang tua.
2. Setia kepada bangsa dan Negara
Tuhan tidak pernah salah menempatkan kita di Indonesia. Sama seperti Rut yang mengatakan : “Bangsamu adalah bangsaku.”, Ia tidak pernah iseng membuat kita berada di Indonesia. Jadi, mari kita bangga menjadi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan sudah pasti memiliki kelemahan dan kekurangan. Mungkin banyak di antara kita yang mengeluh tentang kondisi Indonesia. Jangan mengeluh! Kitalah yang dikirim Tuhan untuk Indonesia, sebab Ia tahu persis bahwa kita adalah orang yang tepat untuk menjawab tantangan di Indonesia. Siapapun pemimpin bangsa ini, kita harus tetap mendukung mereka. Daripada mengutuki bangsa ini dengan perilaku atau perkataan kita, sebaiknya kita memberkati. Lakukan sesuatu untuk menunjukkan kesetiaan kepada bangsa ini. Mari belajar memakai produk-produk dalam negeri sebagai bukti loyalitas kita.
Kita memiliki tugas untuk bangsa Indonesia. Apa yang menjadi kelemahan bangsa kita, mari isi dengan kemampuan kita. “Berkati dan berdoalah bagi tempat di mana engkau Aku buang,” demikian kata Tuhan.
3. Setia kepada Tuhan
Walaupun Rut bukan bangsa Yahudi dan tidak mengenal Tuhan, tetapi ia mau mengikuti Tuhan yang disembah oleh mertuanya. Banyak anak Tuhan yang setia ketika hidupnya penuh berkat, tetapi saat “kantong” menipis dan seolah tidak ada pertolongan dari Tuhan, maka mereka mengeluh, bahkan tak segan untuk berpaling kepada allah lain.
Mari setia kepada Tuhan dalam segala perkara. Tuhan selalu menguji kesetiaan umatNya yang sangat dikasihi, bahkan digambarkan sebagai biji mataNya. Ia mengijinkan kita ada dalam badai untuk membuktikan sampai manakah kesetiaan kita. Apakah kita masih bisa berkata: “Engkau adalah gembalaku,” ketika orang yang kita kasihi meninggalkan kita? Apakah masih bisa kita berkata: “Engkau adalah sumber berkatku,” ketika kita di-PHK? Mari kita setia kepada Allah yang telah memelihara dan mengasihi kita. Jangan tinggalkan pelayanan oleh karena masalahmu. Tetaplah setia melayani. Tuhan sangat memperhitungkan kesetiaan kita terhadapNya, sebab kesetiaan itu mahal harganya. (you)
Raja Daud, Bangkit dari Ganasnya Belantara dan Pahitnya Kesendirian
Tidak ada satu orangpun yang menerima penghargaan tertinggi seperti halnya Raja Daud ketika menerima sebuah gelar yang langsung diberikan oleh Bapa sendiri, yaitu “seorang yang berkenan di hati Tuhan” (A man after God’s own heart).
Apakah Daud orang yang sangat sempurna sehingga menerima penghargaan yang demikian tinggi dari Bapa sendiri? Sangat mengejutkan bahwa Daud, sama seperti kita semua, adalah juga orang yang tidak sempurna. Namun, dalam ketidaksempurnaan itu, daud memiliki beberapa karakter yang sangat krusial dalam proses perjalanannya dari padang belantara menuju seorang pengubah sejarah.
Daud dibesarkan di tengah keluarga pejuang, dimana semua kakaknya tergabung dalam kesatuan militer Israel yang berjuang melawan musuh-musuh zaman itu. Namun, tidak demikian halnya dengan Daud sendiri. Dalam segala hal, ia kalah dengan saudara-saudaranya. Fisik yang kecil, kulit yang kemerah-merahan, semua menempatkan Daud pada posisi yang sangat tidak menguntungkan. Bahkan oleh Isai ayahnya sendiri, Daud adalah seorang anak muda yang tertolak oleh keluarganya sendiri. Alhasil, Daud pun “dibuang” oleh Isai ke padang belantara untuk “ditempatkan” sebagai penjaga domba.
Ketika semua saudaranya diutus untuk mewakili dan membawa kebanggaan keluarga dalam sejarah bangsa Israel, Daud dengan sengaja “diparkir” di sebuah tempat yang tidak memiliki masa depan dan mungkin, seandainya daud dalam perjalanannya diterkam oleh serigala, beruang, harimau, singa, atau berbagai binatang buas lainnya di padang sementara ia menjalankan tugas, mungkin−sekali lagi mungkin−Isai pun tidak akan terlalu kehilangan. Pendek kata, Daud adalah seorang anak yang sama sekali diabaikan dan tidak diharapkan untuk berhasil, apalagi untuk mengharumkan nama keluarga Isai.
Apa yang bisa diharapkan dari seseorang yang berada dalam posisi Daud? Namun, penilaian Tuhan terhadap Daud sangat jauh berbeda dengan penilaian Isai ayahnya. Di hadapan bapa, ia justru telah dipersiapkan dan dipilih bahkan jauh hari sebelum Nabi Samuel datang dan mengurapinya sebagai raja Israel. Dalam 1 Samuel 16:1 Bapa menyatakan kepada Samuel bahwa Ia telah memilih Daud tanpa sepengetahuan siapapun termasuk Isai, ayahnya. Tuhan dengan diam-diam telah melakukan sebuah misi pengintaian di dalam rumah Isai. Bapa dengan seksama memperhatikan satu per satu ana-anak Isai. Bahkan isai pun tidak bisa melihat potensi dalam diri anak bungsunya. Sebaliknya, Tuhan melihat dengan sangat tajam. Meskipun keluarganya sendiri tidak memperhatikan Daud, Tuhan mencermati Daud dengan seksama.
Ada banyak orang percaya yang saat ini berada dalam posisi Daud. Tertolak dan tidak diperhitungkan. Namun, ketahuilah bahwa Tuhan melihat dengan sangat jelas dan tidak pernah mengabaikan ketika anak-anak muda bertahan dalam ketulusan dan ketaatan. Menggembalakan domba di tengah padang belantara bukanlah pekerjaan yang mengenakkan. Daud mengalami hal ini. Berkelahi menyabung nyawa melawan binatang buas, tidur beralaskan tanah dan beratap langit, berjuang melawan kesendirian dan kesepian, berada jauh dari hingar bingar dan gemerlapnya kota, telah membentuk Daud menjadi seorang yang memiliki karakter dan karisma.
Ia tumbuh menjadi seseorang yang bermental baja, tanpa ketakutan, namun juga memiliki ketulusan, kelembutan, kesungguhan dan kerendahan hati serta integritas. Itulah Daud. Bapa melihat Daud ketika ia dengan tulus hati penuh tanggung jawab melewati hari-harinya sebagai seorang gembala di padang yang mengelilingi Betlehem. Ketika kakak-kakaknya menerima puja-puji setiap kali memenangkan pertempuran, Daud tetap tinggal dalam kesendirian, jauh dari sorotan public. Di dalam “kejam”nya kesendirian dan tidak dikenal, karakter Daud dibangun. Pengalamannya di padang membentuk Daud menjadi seorang yang tangguh dalam menghadapi kenyataan hidup. Daud melihat dirinya sebagai manusia yang berharga di mata Tuhannya. Ia tidak pernah melihat kenyataan bahwa statusnya waktu itu merupakan anak tertolah yang dibuang ke tengah padang bersama domba-dombanya. Sebaliknya, Daud dengan setia menunggu waktu Tuhan.
Alam belantara yang ganas serta getirnya kesendirian, pada akhirnya dipakai oleh Tuhan untuk melahirkan seorang pemimpin Israel yang direstui dan dipilih oleh Tuhan sendiri. Apa yang dilakukan Daud−seorang raja, gembala, prajurit, sekaligus seniman−, selanjutnya adalah sejarah yang terukir sampai hari ini. Ada rentang waktu yang sangat panjang antara jaman kita dan jaman Daud, namun perjalanan kisahnya masih sangat relevan dengan kenyataan yang banyak dihadapi oleh anak-anak Tuhan saat ini.
Seleksi Tuhan selalu berdaulat dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Hal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan diri dalam pengertian yang benar tentang siap kita dalam rencana Agung Tuhan Yesus. Parjalanan hidup Raja Daud berawal dari sebuah padang belantara jauh dari perhatian manusia, namun lulus dengan predikat orang yang berkenan di hati Tuhan.
Menjalani kehidupan yang dianggap hebat oleh Tuhan merupakan suatu hal yang berada dalam jangkauan setiap anak Tuhan. Berjalanlah menuju ke arah sana. (sumber: Charisma Indonesia, November 2008)
Tips Bijak Menggunakan Kartu Kredit
Maraknya penawaran kartu kredit ditambah dengan iming-iming hadiah yang didapat membuat banyak orang tertarik untuk menggunakannya. Namun jika kita tidak berhati-hati dalam penggunaannya hal ini akan menjadi jerat bagi kita sendiri. Tips dibawah ini dapat membuat anda waspada dalam penggunaan kartu kredit.
Gunakan kartu yang “bebas iuran tahunan”.
Gesek hanya jika dibutuhkan (bedakan antara kebutuhan dan keinginan).
Pastikan Anda punya cash sebanyak yang digesek (depositokan cash sampai tagihan card tiba, bayar penuh dan nikmati bunga depositonya).
Bayar penuh tagihan saat jatuh tempo dan tepat waktu (sebaiknya pakai autodebet dengan full payment).
Manfaatkan promosi sesuai kebutuhan (autodebet tagihan utilitas agar tidak kena denda keterlambatan, belanja kebutuhan saat diskon, dsb).
Gunting kartu saat pertama kali tidak bisa bayar penuh tagihan.
Kartu Kredit ibarat “kuda liar” yang membawa kita lebih mudah ke tujuan jika kita dapat mengendalikannya, tapi akan melempar kita dari punggung kuda dan menginjak-injak kita, jika kita gagal mengendalikannya.
sumber : Kingdom Business Community
INFO KITA - 9 Agustus 2009
Perpuluhan: Rp. 17.468.500
Perpuluhan (transfer): Rp. 8.270.000
Diakonia: Rp. 1.826.000
Misi: Rp. 5.606.000
Investasi Iman Healing Center: Rp. 340.000
Rumah Kehidupan: Rp. 100.000
Untuk Pers. Garis Depan: Rp. 50.000
Untuk Pelayanan PeMuJi: Rp. 45.000
Untuk ESC: Rp. 200.000
Janji Iman Misi (JIM)
Bapak, Ibu, Saudara/I yang telah berkomitmen untuk memberi JIM, mohon merealisasikannya setiap bulan secara teratur.
Laporan penerimaan & pengeluaran JIM dapat Anda lihat di papan pengumuman di teras gedung gereja.
HARI KEGERAKAN DOA
Selasa
11 Agustus 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gedung Gereja
Seluruh alumni Diklat Doa & SOP kami undang hadir dalam acara ini!
Ambil Penuntun Saat teduh,
ambil Warta Kita juga , dong!
Bagi Sdr yang ingin mengambil sisipan Penuntun Saat Teduh Pribadi, harap mengambilnya beserta Warta Kita sekalian. Mohon tidak diambil sisipan Penuntun Saat Teduhnya saja.
SPK Pengabdi
- Diberitahukan kepada seluruh peserta ESC yang sudah melakukan konfirmasi di counter bahwa batas pelunasan biaya registrasi ESC adalah pada saat Pra Camp, hari Kamis, 13 Agustus 2009.
- Jika Sdr. membutuhkan info lebih lanjut, silakan menghubungi: Sdri. Lia/Novi di counter ESC atau di 031-3823490 pada jam kerja sekretariat.
Jadwal SPK Pengabdi:
1. Training Kepala Regu
Selasa
11 Agustus 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gedung Gereja
Dress Code: Kasual & Atribut lengkap
Harap jangan datang terlambat.
2. Pra Camp ESC
Kamis
13 Agustus 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gedung Gereja
Dress Code Peserta: Kasual, Sepatu kets, Alkitab & Alat Tulis
Dress Code Kepala Regu: Kasual & Atribut Lengkap
Mengingat pentingnya acara ini, seluruh peserta & kepala regu WAJIB datang sebelum pukul 19.00 WIB
3. Excellent Servant Camp (ESC)
Sabtu – Senin
15 – 17 Agustus 2009
Villa Narwastu – Claket
Berangkat pukul 08.00 WIB!
4. Kelas Pengabdi
Rabu – Sabtu
19 – 22 Agustus 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gedung Gereja
Dress Code: Kasual & Atribut lengkap
Penuntun Saat Teduh Pribadi 10-16 Agustus 2009
Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa;
peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.
(Mazmur 19:8)
Senin, 10 Agustus 2009
Yang Pertama dan Kedua
Alkitab berisi banyak hukum yang sangat bermanfaat bagi supaya kita dapat mengalami kelimpahan dalam setiap bidang kehidupan. Minggu ini kita akan merenungkan beberapa saja di antara hukum-hukum itu. Kita mulai dengan pokok dari segala hukum lain, yaitu hukum yang terutama dan pertama serta hukum yang kedua. Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan sebagai hukum yang terutama dan pertama berarti hidup kita dimulai, dijalani, berakar, dan berpusat kepada Tuhan Yesus Kristus. Sama seperti sikap terhadap orang yang kita cintai, apa yang menjadi kesenangan Yesus menjadi kesenangan kita dan apa yang menjadi duka Yesus menjadi duka kita. Di sisi lain, ada hukum kedua, yaitu mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Walaupun merupakan yang kedua, tetapi perannya sama pentingnya dengan hukum pertama. Hukum kedua ini juga bermakna kita perlu mengasihi diri kita sendiri lebih dulu supaya sanggup mengasihi orang lain, siapa pun mereka, dengan sungguh-sungguh.
Selasa, 11 Agustus 2009
Yang Paling Berharga Bagi Tuhan
Malam itu Bonnie yang berusia tujuh tahun tinggal sendirian di rumah selama beberapa jam karena orang tuanya sedang melayani. Biasanya Bonnie selalu ikut, tetapi karena ia sedang sakit, maka orang tuanya memintanya tinggal di rumah supaya dapat beristirahat dan segera sembuh. Sepanjang malam itu, Bonnie justru tidak dapat beristirahat karena setiap ada suara yang asing, ia merasa takut. Akhirnya menjelang pukul sembilan, Bonnie tidak lagi merasa takut. Bonnie mendengar suara yang sangat dikenalnya, suara langkah kaki ayah dan ibunya yang berjalan menuju kamarnya. Tanpa menunggu orang tuanya tiba di kamarnya, Bonnie segera melompat turun dari tempat tidur, membuka pintu kamar, dan berlari menghampiri mereka. Tuhan juga ingin kita mengenal dan memahami diri-Nya, seperti Bonnie juga sangat mengenal orang tuanya, bahkan sampai bunyi langkah kaki mereka. Bagaimana kita dapat mengenal Tuhan sedemikian baiknya? Dengan mendengarkan dan memperhatikan suara-Nya setiap waktu.
Rabu, 12 Agustus 2009
Melakukan Hal Yang Kita Harapkan
Jalan raya merupakan tempat yang tepat untuk melihat karakter seorang anak Tuhan. Salah satu contoh adalah mengenai memberikan kesempatan kepada pengguna jalan lain untuk melintas lebih dulu, entah kita adalah pejalan kaki ataupun pengendara sepeda, motor, atau mobil. Biasanya kita marah jika orang lain tidak memberikan jalan apalagi jika kita merasa sudah di jalur yang benar, tetapi sebaliknya, kita sendiri juga tidak bersedia mengalah jika dalam posisi yang lebih menguntungkan. Padahal, tahukah Saudara bahwa isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi adalah sebagaimana kita ingin diperlakukan demikianlah kita harus memperlakukan orang lain. Jika kita ingin dipahami, pahamilah orang lain, jika kita ingin diperhatikan, perhatikan orang lain, dan seterusnya. Jika setiap dari kita melakukan apa yang kita harapkan dari orang lain, maka setiap orang akan terpenuhi harapannya.
Kamis, 13 Agustus 2009
Sesama Murid Harus Saling Mengasihi
Dalam hukum kedua, Yesus meminta kita mengasihi sesama manusia, baik yang merupakan murid-Nya maupun yang bukan. Hukum kedua itu lebih diperjelas dengan perintah-Nya yang baru bahwa murid-murid-Nya harus saling mengasihi seperti Yesus mengasihi. Yesus perlu memberikan penegasan secara khusus mengenai hal ini karena justru dengan sesama muridlah kita sering kali kehilangan kasih kita, lebih-lebih jika orang tersebut melakukan kesalahan. Bahkan kita mungkin semakin sulit mengasihi jika kita melihat pemimpin rohani atau pendeta yang jatuh dalam dosa atau menyakiti kita. Pada saat seperti itu kita berpandangan bahwa seharusnya seorang murid Yesus tidak melakukan kesalahan seperti itu sehingga ia pun tidak layak kita kasihi. Kita lupa bahwa kita yang juga adalah murid Yesus pun masih dapat berbuat kesalahan. Mari kita sebagai sesama murid Yesus saling mengasihi, apapun yang terjadi, karena justru dengan demikianlah tampak jelas bagi dunia bahwa kita adalah murid-murid-Nya!
Jumat, 14 Agustus 2009
Pilih Salah Satu!
”Cap cip cup belalang kuncup...”, demikian bunyi jingle sebuah iklan susu yang menampilkan remaja-remaja yang bingung memilih saat beberapa kali dihadapkan pada dua pilihan. Selanjutnya, ditampilkan bahwa mereka tidak lagi bingung ketika memilih susu karena susu merk X itulah yang terbaik. Bagaimana dengan kita? Dalam keadaan tertekan, marah, sedih, atau kecewa, kita sering merasa sudah tidak mempunyai pilihan lain karena berpikir bahwa kita kan sedang dalam kondisi sulit, jadi wajar saja jika kita memaki, bersungut-sungut, mengutuk diri, dan berbagai hal negatif lainnya. Kadang-kadang bahkan kata-kata yang kotor keluar begitu saja tanpa kita berpikir. Kabar baiknya, kita masih memiliki pilihan lain, yaitu kata-kata yang membawa kehidupan, pemulihan, dan pengagungan bagi Tuhan. Bagian kita adalah senantiasa membiasakan diri untuk menyadari adanya pilihan kata-kata yang membangun itu dan kemudian memilih mengucapkannya. Jika kita merasa tidak mampu mengucapkannya, maka lebih baik jika kita diam sejenak daripada berbicara dan malah mengumandangkan kutuk.
Sabtu, 15 Agustus 2009
Jangan Khawatir, Berbahagialah!
Firman Tuhan berkata bahwa kekhawatiran tidak menambah sehasta pun jalan hidup kita. Artinya adalah kekhawatiran sama sekali tidak berguna dan tidak membawa kita ke mana-mana selain menuju kehancuran. Kisah berikut dapat menggambarkan betapa merusaknya ”penyakit” kekhawatiran ini. Ada seorang perempuan yang memendam banyak kekhawatiran di dalam hatinya. Saat berada di dalam rumah, ia khawatir kalau-kalau rumahnya akan didatangi perampok. Pada waktu hendak berjalan ke luar rumah, ia khawatir bahwa tetangganya akan menjelek-jelekkannya karena merasa mereka tidak menyukainya. Ketika suaminya bekerja, ia khawatir jika suaminya akan menyukai wanita lain. Demikianlah sang perempuan ini terus menerus khawatir dalam berbagai hal lainnya sehingga hidupnya tidak pernah mengalami kemajuan. Jadi, berhentilah khawatir dan berbahagialah karena Tuhan Yesus yang mengasihi dan memberkati Saudara!
Minggu, 16 Agustus 2009
Seperti Untuk Tuhan
Dalam bacaan hari ini, terkandung sebuah hukum yang penting untuk kita pegang dan jalankan dalam kehidupan, entah sebagai suami, istri, orang tua, anak, saudara, kakek nenek, atau cucu, maupun sebagai pelajar, karyawan, pengusaha, atau pelaku profesi lainnya. Apapun yang kita lakukan, kita harus melakukannya dengan segenap hati, seperti untuk Tuhan. Jika kita melakukan segala sesuatu seakan-akan kita sedang melakukannya untuk Tuhan maka tidak akan ada anak yang membantah orang tua, orang tua yang menyakiti hati anak dengan kata-kata dan tindakan yang terlalu keras, karyawan yang sering datang terlambat ke tempat kerja, pengusaha yang membohongi konsumen, pelayan Tuhan yang bersungut-sungut ketika membina, dan banyak hal negatif lain yang kita sering temui atau bahkan kita sendiri yang turut melakukan sehari-harinya. Manusia memang dapat mengecewakan, tetapi Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi kita sehingga selayaknya kita juga memberikan yang terbaik dari kehidupan kita.
Saturday, August 1, 2009
Persiapan bagi Para Pahlawan
Anda mungkin merasa tidak layak untuk dipakai Tuhan dan tidak mungkin diurapi oleh Roh Kudus. Tetapi, tahu tidak? Orang seperti Andalah yang dipilihNya! Allah ditinggikan dalam kelemahan Anda. Rasul Paulus menulis, “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2 Korintus 12:9). Bila kita termasuk kategori yang tidak layak, maka kita adalah target utama Tuhan untuk datang, melingkupi dan mengurapi kita bagi amanatNya.
Ketika kita menyadari diri kita sebagai umat pilihan Tuhan, kita harus memahami bahwa kita memiliki panggilan yang luar biasa, yaitu membawa pengaruh besar bagi keselamatan umat manusia. Kita diberi kehormatan sebagai kawan sekerja Allah (1 Korintus 3:9) untuk membawa keselamatan bagi dunia yang terhilang dan membangun sebuah generasi ilahi yang takut akan Tuhan dan melakukan kehendakNya. Bukan lagi waktunya duduk diam dan menanti, apalagi tidur nyenyak. Ini saatnya para pahlawan bangkit dan mempersiapkan diri menyambut penuaian di akhir jaman.
1. Membangun kesukaan akan Firman Tuhan
Bila kita ingin membawa pengaruh pada dunia yang terhilang, pahamilah bahwa Tuhan memanggil kita untuk menjadi apa yang diajarkan Alkitab. Tidak seorangpun dari kita yang sanggup menjauhkan diri dari Alkitab. Pertama-tama kita harus bersandar kepada firman dan hikmat Tuhan jika ingin mewarnai dunia dengan kebenaranNya. Dunia yang terhilang “membaca” Alkitab lewat hidup kita.
2. Bersiap untuk terluka
Pernahkan kita terluka karena mengikut Yesus? Apakah kita sakit hati karena perkataan atau perlakuan orang lain? Terluka adalah resiko pekerjaan yang dipakai Tuhan untuk membuat kita menjadi pahlawan sesuai panggilan kita. Sesuatu yang bernilai membutuhkan pengorbanan, contohnya apa yang dilakukan Raja daud (2 Samuel 24:24). Semua hal yang kita lakukan sebagai umat Kristen menjadi lebih berarti bila kita sudah membayar harganya.
3. Membangun karakter dari luka-luka Anda
Kata “karakter” dalam Alkitab berarti bertahan di bawah penderitaan dan kesulitan. Ruth disebut “wanita dengan karakter mulia” karena ia bertahan di bawah kesulitan (Ruth 3:11). Tuhan memakai kesukaran dalam hidup kita untuk membangun tiang-tiang karakter dalam diri kita yang dapat menopang pengurapan yang berdiam di dalamnya.
4. Jangan memberi tempat untuk kepahitan
Bahasa Yunani untuk “mencemarkan” berarti mencelup untuk mewarnai kain. Jika kita membiarkan akar-akar pahit bersemi dalam hidup kita, maka mereka akan mencemari atau menodai semua yang akan kita lakukan (Ibrani 12:15). Apa yang harus kita lakukan terhadap kepahitan yang menyerang? Ketika bangsa Israel di padang gurun mengeluh pada Musa karena airnya terlalu pahit untuk diminum, Musa melemparkan sepotong kayu ke dalam air dan airnya menjadi manis (Keluaran 15:23-25). Ketika kita melemparkan kayu (salib Yesus-merenungkan pengorbananNya) ke dalam air kepahitan kita, maka itu akan menjadi manis.
5. Tunduk satu sama lain
Secara umum, kita tidak nyaman dengan kata “tunduk”, dan itu cukup beralasan. Tetapi, ingatlah ini: “Tidak ada kebangunan rohani tanpa persatuan dan tidak ada persatuan tanpa kehambaan”. Jika kita menginginkan kebangunan rohani terjadi di akhir jaman ini, kita tidak dapat mengupayakannya seorang diri. Kita harus bersatu. Persatuan hanya didapat ketika tiap-tiap orang tidak mencari kepentingan diri sendiri, tetapi dengan rendah hati menganggap yang lain lebih utama dari diri sendiri, mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan sendiri (Filipi 2:2-4)
6. Singkirkan rasa takut yang berlebihan terhadap manusia
Seringkali rasa takut pada manusia berasal dari penggambaran kita akan manusia yang terlalu tinggi dan penggambaran akan Tuhan yang terlalu dibatasi. Inilah yang banyak kali membuat kita tidak dapat maksimal menjalankan fungsi dan peran kita ditengah dunia yang terhilang. Keberanian bukan berarti tidak ada rasa takut, tetapi menyadari bahwa ada hal yang lebih penting dan besar untuk dilakukan ketimbang menyerah pada ketakutan akan manusia.(l@/inspirasi dari: Summon the Valiant, Michal Ann Goll)
Esther, “Miss Universe” yang Seorang Remaja Yatim Piatu
Usianya diperkirakan tidak lebih dari dua puluh tahun ketika ia terpilih menjadi ratu di negeri Persia. Dalam usia yang masih sangat belia, remaja Esther telah mencapai puncak impian setiap perempuan di dunia ini.
Menjadi ibu negara, dihormati, dikenal, memperoleh fasilitas kenegaraan yang penuh dengan kemewahan dan keagungan, serta bisa memperoleh apa saja yang ia inginkan. Ia memiliki pengaruh yang demikian hebat sampai seorang raja Ahasyweros pun tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolak Esther di hadapannya, ataupun menolak mermintaan Esther untuk menyelamatkan kaum Yahudi dari teror kematian yang membayang di depan mata. Pengaruh remaja muda bernyali besar ini bahkan menyusup jauh sampai kepada kebijaksanaan raja dalam urusan ketatanegaraan!
Namun, di balik keberhasilan yang dia capai, sebenarnya semua terjadi dari kemustahilan yang jika dibayangkan pun rasanya akan menjadi hal yang “lucu” untuk dilakukan. Esther adalah seorang remaja yatim piatu, tinggal dan dibesarkan oleh pamannya yang bernama Mordekhai, hidup dengan status anak jajahan, dan yang lebih buruk adalah berada jauh dari tanah kelahirannya sendiri. Siapapun pasti berkata bahwa tidak ada sebuah celah untuk Esther bisa menjadi seorang yang berhasil. Bertahan hidup saja mungkin sudah merupakan sebuah pencapaian yang baik dan bukankah memang bangsa Israel sedang direncanakan untuk dibunuh dalam sebuah persekongkolan yang sangat matang yang didalangi politisi kelas wahid, Haman bin Hamadeta.
Namun, siapa sangka kemudian Esther−seorang remaja berumur belasan tahun−, justru berhasil mengalahkan birokrasi kerajaan dan menjegal terlaksananya pembantaian seluruh bangsa Yahudi di Persia waktu itu, sekaligus mengirimkan Haman beserta kesepuluh anaknya ke tiang gantungan?
Apa yang membuat Esther berhasil mematahkan semua kemustahilan dan membalikkannya kepada keadaan yang kemudian menjadi salah satu sejarah terbesar yang ditulis dalam Alkitab?
Charles R. Swindoll dalam bukunya berkata bahwa ada 6 karakter yang membuat remaja Yahudi ini bisa mencapai pemenuhan panggilannya sebagai seorang anak Tuhan.
Pesona yang dipenuhi oleh kelembutan dan keanggunan
Penahanan dan pengendalian diri yang luar biasa
Memiliki roh yang dapat diajar secara terus-menerus
Memiliki jiwa kesederhanaan dan keaslian yang tidak egois
Ketenangan jiwa yang sangat menawan tanpa mempedulikan keadaan sekelilingnya
Memiliki sikap hati yang tunduk kepada otoritas di atasnya.
Akibat sifat-sifatnya ini, Esther beroleh perkenanan, baik dari manusia maupun Tuhan sendiri. Esther mengetahui identitasnya di dalam Tuhan yang ia percayai. Ia dengan persis mengerti akan statusnya sebagai seorang remaja pilihan. Esther adalah cerminan seorang remaja dengan visi kehidupan yang jauh ke depan. Ia adalah seorang pengemudi pemberani yang mempertemukan kesempatan dan persiapan untuk menuju pemenuhan panggilan Tuhan dalam hidupnya. Esther tidak minder ketika dihadapkan pada status bahwa ia adalah orang jajahan yang menumpang di tanah buangan dengan hak-hak hidup yang sangat dibatasi, sekaligus menegaskan fakta bahwa ia mungkin saja tidak memiliki masa depan yang cerah, menurut perhitungan manusia.
Warisan dari karakter Esther ini tidak berada diluar jangkauan generasi muda saat ini. Hal yang harus dilakukan adalah mengenal siapa kita di dalam Kristus Yesus yang telah memerdekakan kita, dan minta pada Tuhan untuk memampukan kita memiliki karakter-karakter yang dimiliki oleh Esther. Tidak mengandalkan kekuatan sendiri adalah hal utama bagi generasi muda dalam perjalanan menuju kebangkitan. Ketika kita tidak lagi hidup dalam tuduhan yang dilontarkan oleh iblis dan berpindah kepada pengertian bahwa Yesus Kristus telah memerdekakan kita, maka kualitas hidup Esther sangat mungkin untuk dijalankan dalam dunia yang penuh dengan arus kuat yang mengikis nilai-nilai sosial dan kebenaran dalam kehidupan anak muda pada umumnya.
Di tengah-tengah keterpurukan bangsa saat ini Esther-Esther modern merupakan tuntutan jaman yang harus dipenuhi. Berani bertindak benar, tahu kapan harus melakukan dan mengatakan sesuatu di saat yang tepat. Sesuai dengan nama Esther yang berarti bintang, ia telah membuktikannya. Bahkan bintang itu masih tetap bersinar sampai hari ini. Esther adalah orang yang hebat dan berita baiknya adalah ketika Esther bisa melakukan apa yang ia lakukan, generasi masa kini pun pasti bisa melakukan yang sama. (sumber: Charisma Indonesia)
Ular Tangga Kehidupan
Setiap orang bergerak maju
Masihkah aku di kotak ini?
Menunggu dadu berikutnya
Dilemparkan di atas meja kehidupan
Angka berapa yang muncul di dadu itu?
Haruskah aku berjalan maju
Atau kali ini adalah waktuku untuk
Mundur sejenak?
Sesungguhnya aku tidak ingin mundur
Aku tidak ingin tertinggal
Tapi aku percaya
Waktu finish terbaik ada padaNya
Aku akan maju
Jika itu strategiNya
Aku akan mundur
Jika itu saranNya
Aku akan menunggu
Jika itu perintahNya
Tidak ada yang dipertaruhkan
Karena hidupku terlalu berharga
Langkahku ada di tanganNya
Karena dialah pemegang daduku (vln)
INFO KITA 2 Agt 2009
Persembahan 26 Juli 2009
Perpuluhan: Rp. 13.446.500
Perpuluhan (transfer): Rp. 450.000
Diakonia: Rp. 709.500
Misi: Rp. 1.646.000
Investasi Iman Healing Center : Rp. 150.000
Rumah Kehidupan: Rp. 250.000
Hadirilah!
“Moment of Restoration”
(Momentum Pemulihan)
Sebuah Ibadah Doa Malam yang akan membawa pemulihan bagi jiwa Anda!
Rabu
5 Agustus 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gedung Gereja GBI Kristus Pencipta
Pembicara:
dr Daniel Christian S.
Doa Bersama & Briefing
Kepala Regu ESC
Seluruh Tim Pelaksana & Kepala Regu ESC WAJIB hadir dalam doa bersama & briefing teknis camp yang akan dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Agustus 2009, pukul 20.00 WIB di Ruang Shekinah
Janji Iman Misi (JIM)
Bapak, Ibu, Saudara/I yang telah berkomitmen untuk memberi JIM, mohon merealisasikannya setiap bulan secara teratur.
Laporan penerimaan & pengeluaran JIM dapat Anda lihat di papan pengumuman di teras gedung gereja.
Ayo Ceritakan Keajaiban Tuhan dalam Hidupmu!
Punya pengalaman menarik bersama Tuhan dalam saat teduh sehari-hari?
Adakah kejadian yang menarik, tantangan besar/kecil yang Anda alami saat menerapkan 4M baik di rumah, sekolah, kantor atau di mana saja?
Punya pengalaman seru saat melakukan POP baik secara pribadi maupun bersama teman-teman komsel?
Atau, adakah mujijat Tuhan yang Anda alami dalam hidup Anda?
Kirimkan kesaksian singkat Anda ke:
0812-3582-388 atau 0819-3105-4244
atau kirimkan tulisan Anda ke:kristuspencipta@gmail.com
Jangan lupa sertakan nama, ibadah raya dan foto Anda. Kami akan memuatnya di Warta Kita!
TETAP DIBUKA!
Pendaftaran Kelas SPK Pemenang
Bagi Saudara yang ingin mengikuti Kelas SPK Pemenang, harap mendaftarkan diri kepada Sdri. Yuli Gunawan.
Kelas SPK Pemenang dilaksanakan setiap hari Minggu, pukul 10.00 WIB di gedung gereja.
Kelas SPK Pemenang terbuka untuk umum!
HARI KEGERAKAN DOA
Selasa
11 Agustus 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gedung Gereja
Seluruh alumni Diklat Doa & SOP kami undang hadir dalam acara ini!
SPK Pengabdi
- Diberitahukan kepada seluruh peserta ESC yang sudah melakukan konfirmasi di counter bahwa batas pelunasan biaya registrasi ESC adalah pada saat Pra Camp, hari Kamis, 13 Agustus 2009.
- Jika Sdr. membutuhkan info lebih lanjut, silakan menghubungi: Sdri. Lia/Novi di counter ESC atau di 031-3823490 pada jam kerja secretariat.
Jadwal SPK Pengabdi:
1. Training Kepala Regu
Selasa
11 Agustus 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gedung Gereja
Dress Code: Casual, Sepatu kets, Alkitab & Alat Tulis
2. Pra Camp ESC
Kamis
13 Agustus 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gedung Gereja
Dress Code: Casual, Sepatu kets, Alkitab & Alat Tulis
3. Excellent Servant Camp (ESC)
Sabtu – Senin
15 – 17 Agustus 2009
Villa Narwastu – Claket
4. Kelas Pengabdi
Rabu – Sabtu
19 – 22 Agustus 2009
Pukul 19.00 WIB
Di Gedung Gereja
Dress Code: Casual, Sepatu kets & Atribut lengkap
Penuntun Saat Teduh Pribadi 3 – 9 Agustus 2009
Sumber: Renungan Harian
"Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."
(Galatia 2:20)
Senin, 3 Agustus 2009
Murah Hati
Firman hari ini: Lukas 6:27-36
Apa artinya “murah hati”? Suka memberi? Belum tentu. Seorang pebisnis suka memberi parcel kepada para pejabat bukan karena ia murah hati, melainkan untuk menyuap. Seseorang memberi uang pada pengamen jalanan bukan karena murah hati, melainkan untuk mengusirnya! Suka memberi tidak menjamin seseorang murah hati. Kemurahan hati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain. Berusaha memahami pikiran dan perasaan orang lain, sehingga muncul rasa simpati yang mendorongnya bertindak demi kepentingan orang itu.
Dalam Lukas 6, Tuhan Yesus memberi perintah yang sangat sulit dilakukan. Para murid diminta berbuat baik kepada musuh; memberkati orang yang mengutukinya; membiarkan orang menampar pipinya dan mengambil miliknya. Jadi, bukan hanya tidak membalas, melainkan berbuat baik pada orang yang berbuat jahat pada kita! Semua ini bisa dilakukan hanya jika kita punya kemurahan hati seperti Bapa di sorga. Bapa menunjukkan kebaikan pada orang jahat (ayat 35). Mengirim hujan dan udara segar juga pada mereka yang tak tahu berterima kasih. Dia bertindak bukan karena kebaikan mereka, melainkan karena sadar mereka membutuhkan semua itu. Itulah kemurahan hati. Sudahkah Anda bermurah hati pada orang yang menjengkelkan? Mudahkah Anda memaklumi dan mengampuni orang yang bersalah kepada Anda? Apakah Anda suka memberi perhatian dan bantuan kepada orang asing? Jika Anda menjawab “tidak”, mintalah Roh Kudus memimpin. Sebab kemurahan hati adalah buah Roh (Galatia 5:22)—hasil dari kehidupan yang menaati pimpinan Roh Kudus
Selasa, 4 Agustus 2009
Berani Mengaku Salah
Firman hari ini: Yunus 1:1-16
Dulu pernah ada sebuah lagu pop Indonesia berjudul Merpati Tak Pernah Ingkar Janji. Janji didekatkan dengan sikap burung merpati yang tak pernah mendua hati. Merpati selalu setia pada pasangannya. Setiap kali, perhatiannya terarah hanya pada pasangannya.
Dalam Perjanjian Lama, arti nama Yunus sesungguhnya adalah “merpati”. Namun, “merpati” yang satu ini tidak hanya ingkar janji. Ia bahkan enggan untuk taat, dan dengan segaja menolak perintah Tuhan. Tuhan memerintahkannya agar ke Niniwe, tetapi ia malah melarikan diri ke Tarsis; jauh dari hadapan Tuhan. Yunus menunjukkan keengganannya dengan “membayar kapal, naik kapal, pergi jauh dari hadapan Tuhan” (ayat 3). Namun, Tuhan menurunkan badai besar ke laut, sehingga kapal hendak karam. Saat itulah awak kapal membuang undi guna mengetahui siapa penyebab malapetaka tersebut. Dan Yunuslah yang terkena undi. Dengan besar hati, ia berkata, “Aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu” (ayat 12). Lalu ia pun meminta agar orang-orang membuangnya ke laut. Setelah itu dilakukan, laut pun reda. Dan “orang-orang di kapal itu menjadi sangat takut kepada Tuhan dan kemudian mempersembahkan korban sembelihan bagi Tuhan dan mengikrarkan nazar” (ayat 16). Dampak sebuah pengakuan dosa adalah: masalah bisa selesai. Ketika kita salah, beranikah kita mengakuinya secara kesatria? Atau, kita bersembunyi di balik segala alasan dan “tidur nyenyak” (ayat 5)? Yunus, “sang merpati” sempat hendak ingkar, tetapi akhirnya ia mau belajar setia pada Tuhan.
Rabu, 5 Agustus 2009
Mencukupkan Diri
Firman hari ini: Ibrani 13:1-6
Di awal masa krisis ekonomi, pernah terjadi orang sulit membeli minyak goring yang harganya meroket. Banyak orang menjadi resah. Namun, seorang ibu malah mendapat ide kreatif. Ia mencoba menggoreng tanpa minyak goreng! Ketika memasak telur ceplok, ditaruhnya daun pisang di atas wajan, lalu telur diceplok di atasnya. Hasilnya cukup memuaskan. Segera ide ini disebarluaskan ke media massa. Idenya, ketimbang belanja melebihi kemampuan, lebih baik belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada.
Dalam Ibrani 13:5, penulis kitab Ibrani mengutip janji pemeliharaan Tuhan dari Ulangan 31:6, “Ia tidak akan membiarkan engkau.” Namun, didahului dengan sebuah syarat: “cukupkan dirimu dengan apa yang ada padamu”. Tuhan tidak akan memelihara orang yang boros dan serakah. Dia memelihara orang yang mau belajar bersyukur dengan apa yang ada, yakni mereka yang berjuang untuk bisa hidup dengan yang sedikit, ketimbang terus berusaha meraup lebih banyak. Mereka yang memilih bergaya hidup memberi dan membagi (ayat 2,3) lebih dari mengumpulkan bagi diri sendiri. Mereka yang berusaha menikmati apa yang sudah tersedia, ketimbang menyesali apa yang telah hilang. Kita hidup di zaman sulit. Tanpa belajar mencukupkan diri, kita bisa menjadi hamba uang yang serakah. Terjebak utang-piutang yang menyengsarakan. Atau menjadi pribadi yang hanya ingat diri sendiri, tak pernah memberi tumpangan. Ini saatnya kita belajar mencukupkan diri!
ALLAH AKAN MENCUKUPKAN MEREKA YANG BELAJAR MENCUKUPKAN DIRI
Kamis, 6 Agustus 2009
Hidup Kudus
Firman hari ini: 1 Petrus 1:13-19
Bayangkan ada dua gelas di hadapan Anda. Yang satu terbuat dari kristal dengan ukiran cantik. Mahal, tetapi bagian dalamnya kotor dan berdebu. Yang satu lagi gelas plastik murahan, tetapi dicuci bersih. Jika Anda ingin minum, mana yang akan Anda pakai? Saya yakin Anda memilih gelas yang murah, tetapi bersih! Gelas semewah apa pun, jika dalamnya kotor dan berdebu, menjadi tidak berguna.
Setiap anak Tuhan adalah gelas kristal. Kristus telah menebus kita dengan darah yang mahal, sehingga kita menjadi milik-Nya yang sangat berharga (ayat 18,19). Itu sebabnya Tuhan ingin memakai kita menjadi alat-Nya, untuk menyalurkan air hidup kepada orang-orang di sekitar kita. Namun, itu akan terhalang jika kita tidak rajin membersihkan debu yang mengotori hati dan hidup kita. Agar dapat dipakai Tuhan, kita harus hidup dalam kekudusan. Tak membiarkan hawa nafsu mencemari dan menguasai hati. Tuhan meminta kita menjadi kudus dalam seluruh aspek hidup. Bukan hanya di gereja, melainkan juga di tempat kerja dan dalam keluarga. Kata kudus berarti terpisah atau berbeda. Hidup kita harus dipisahkan, dikhususkan untuk memuliakan Tuhan. Berbeda dari cara hidup duniawi. Hidup kudus adalah keharusan, bukan pilihan. Tuhan berfirman, Kuduslah kamu, sebab Aku kudus (ayat 16). Adakah kotoran yang masih menempel di hati Anda? Bentuknya bisa berupa dendam, amarah, nafsu yang merusak, niat jahat, atau kebiasaan dosa yang terus dipelihara. Kita harus sering membersihkan hati. Membuatnya tetap murni, agar Tuhan dapat terus memakai kita menjadi saluran berkatNya. Sayang, jika kita hanya menjadi gelas kristal kotor; indah namun tak berguna.
Jumat, 7 Agustus 2009
Berani Jujur
Firman hari ini: Amsal 11:1-6
Rupanya, kejujuran semakin jarang dijumpai dalam kehidupan kita. Hampir pada semua aspek kehidupan ini, kita menjumpai semakin banyak kecurangan, perselingkuhan, atau korupsi, baik yang berskala kecil maupun besar. Berani bersikap jujur kemudian mengandung konsekuensi bahwa kita juga harus berani untuk menerima risiko dicap sebagai orang yang melawan arus. Apalagi istilah jujur hancur sudah begitu nyata terjadi di masyarakat kita.
Lalu, bagaimana dengan kita, para pengikut Kristus? Apakah kita pun harus ikut berkompromi dengan dunia yang sudah begitu tercemar ini? Jawabannya jelas tidak! Firman-Nya mengingatkan, Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan sempurna (Roma 12:2). Marilah kita senantiasa memohon pimpinan Roh Kudus agar kita mampu bertahan dan tidak terbawa arus cemar dunia ini. Ingat! SAAT KITA MULAI BERLATIH UNTUK TIDAK JUJUR MAKA KITA SEDANG MULAI MENENUN SEBUAH PERANGKAP-Sir Walter Scott
Sabtu, 8 Agustus 2009
Menghargai Orang
Firman hari ini: Bilangan 10:29-34
Seberapa sering Anda menerima pujian yang tulus dari pasangan Anda?” Pertanyaan ini diajukan pada ratusan suami istri dalam sebuah penelitian. Hasilnya mengejutkan. Ternyata banyak yang berkata, “Saya tak pernah menerima pujian” atau “Hampir tak pernah”. Seorang istri menjawab: “Aku tidak ingat kapan terakhir kali suamiku memujiku”. Banyak orang pelit dalam memuji. Berat lidah untuk menyatakan betapa ia menyukai, mengagumi, atau menghargai orang lain. Alasannya macam-macam. “Ia sudah tahu!”, “Kalau dipuji nanti besar kepala”, atau “Saya malu mengatakannya”.
Sebuah penghargaan dapat memperkokoh hubungan. Musa menyadari hal ini. Ketika berada di Gunung Sinai, Musa diberi tahu bahwa Hobab tidak lagi mau melanjutkan perjalanan bersama rombongannya. Memang Hobab bukan orang Israel. Ia orang Midian. Bukannya ikut ke tanah perjanjian, ia justru ingin kembali ke kampungnya. Melihat hal ini, Musa memohon Hobab tetap bersamanya. Musa menyatakan betapa pentingnya Hobab. Dipujinya Hobab sebagai penunjuk jalan terbaik. Orang yang paling tahu seluk-beluk padang gurun. Walaupun Musa pemimpin tertinggi, ia tidak gengsi untuk mengakui kehebatan Hobab. Penghargaan ini akhirnya membuat Hobab tak jadi meninggalkan Musa, sebab ia merasa dirinya berharga. Coba pikirkan orang-orang yang sudah banyak menolong Anda. Mereka yang sudah membuat hidup Anda nyaman dan indah. Kapan terakhir kali Anda memuji dan menghargai mereka? Pernahkah Anda menyatakan betapa pentingnya mereka bagi Anda? Kalau belum, lakukanlah itu hari ini! Ingat! PUJIAN MEMPERKAYA HIDUP ORANG YANG MENERIMANYA TANPA MEMPERMISKIN PEMBERINYA
Minggu, 9 Agustus 2009
MENGASIHI MUSUH
Firman hari ini: Matius 5:43-48
Dalam hukum dunia, kata mengasihi dan musuh adalah dua kata yang bertolak belakang, karenanya tidak dapat dipersatukan. Dalam bahasa Inggris, musuh adalah enemy, berasal dari bahasa Latin inimicus, artinya bukan sahabat. Definisinya jelas: orang yang membenci, menginginkan hal yang tidak baik, menyebabkan jatuh, kecewa, sakit, dan sebagainya. Maka, nasihat untuk mengasihi musuh bisa dibilang aneh. Sebab, normalnya musuh itu mesti dilawan, dibenci, disingkirkan, kalau perlu dibasmi.
Tetapi, itulah yang dengan tegas dan jelas diajarkan Tuhan Yesus (Matius 5:44). Mengapa mengasihi? Satu, membenci musuh akan merugikan diri sendiri; tidak ada orang yang hidupnya bahagia kalau terus dikuasai kebencian terhadap orang lain. Dua, melawan kebencian dengan kebencian sama dengan melipatgandakan kebencian. Seperti gelap yang tidak bisa dilawan dengan gelap, tetapi harus dengan terang. Terang, walaupun hanya secercah, akan sanggup menembus kegelapan. Dengan memahami makna ajaran mengasihi musuh, kita bisa melihat luka tanpa dendam; kepahitan tanpa amarah; kekecewaan tanpa geram. Kita memandangnya sebagai kesempatan untuk mengasihi orang lain; untuk berbuat kebaikan. Seperti kata Alfred Plummer, Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah tabiat Iblis; membalas kebaikan dengan kebaikan adalah tabiat manusiawi; membalas kejahatan dengan kebaikan adalah tabiat ilahi. KEMENANGAN TERBESAR ADALAH KETIKA KITA BERHASIL MENGASIHI LAWAN!