Saturday, October 4, 2008

RELA BERKORBAN

FOKUS KITA - 5 Okt 2008

Korban biasanya memiliki kesan yang tidak menarik dan selalu dihindari orang, karena setiap orang tidak ada yang ingin menjadi korban dari apapun dan siapapun. Jika “menjadi” korban saja dihindari setiap orang apalagi “member” korban (baca: berkorban). Berkorban artinya melakukan tindakan aktif untuk suatu tujuan tertentu.

Suatu tindakan berkorban dapat ditujukan untuk dua hal, yaitu bisa untuk diri sendiri atau untuk orang lain. Contoh: seorang anak kecil yang memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dokter, tentu sejak dini ia belajar dengan sungguh-sungguh dan biasanya ia akan berfokus pada pelajaran-pelajaran yang ada sangkut pautnya dengan bidang kedokteran. Setiap hari anak tersebut belajar dengan baik, bahkan waktu untuk bermain ia gunakan untuk belajar, kemudian setelah tamat SMA, ia akan melanjutkan studi di perguruan tinggi dalam bidang kedokteran. Sampai akhirnya ia lulus kuliah dan menjadi seorang dokter. Ini adalah contoh orang yang rela berkorban untuk diri sendiri. Contoh lain adalah seorang ayah yang rela dengan sekuat tenaganya mencari nafkah supaya anak-anaknya bisa makan dan sekolah dengan baik. Inilah pengorbanan yang dilakukan demi kesejahteraan atau kepentingan orang lain.

Yesus adalah teladan kita dalam hal berkorban untuk orang lain. Mengapa kita harus berkorban untuk orang lain? Supaya setiap orang mengenal Tuhan Yesus, diselamatkan, mengalami kasihNya yang memulihkan serta bertumbuh maksimal secara rohani, dan banyak lagi tujuannya. Kita dapat berkorban apa saja demi orang lain, misalnya berkorban uang, tenaga, waktu, tempat bahkan perasaan, dan sebagainya. Dan semua pengorbanan yang kita lakukan ini haruslah untuk tujuan-tujuan yang mulia. Jika kita berkorban untuk orang lain demi kepentingan pribadi, maka hal tersebut sangat bertentangan dengan Firman Allah.

Firman Allah mengatakan: “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23). Jadi, apapun pengorbanan yang kita lakukan untuk orang lain adalah karena kita sedang melayani Allah.

Kita mau atau rela berkorban biasanya dilakukan untuk menolong orang lain yang sedang kesulitan. Kita rela berkorban untuk orang lain bukan untuk memanjakan orang lain, melainkan untuk memberkati dan memberikan didikan. Ketika kita rela berkorban demi orang lain, maka kita sedang memberi teladan supaya suatu saat orang yang telah kita tolong bisa berkorban juga untuk menolong orang lain. Kita sedang menabur benih Kerajaan Allah. Gaya hidup Kerajaan Allah adalah rela berkorban untuk melayani sesama yang membutuhkan.

Orang egois tidak akan pernah berani berkorban untuk orang lain. Hanya orang yang tidak lagi hidup dalam dan untuk kepentingan diri sendirilah yang akan rela berkorban untuk orang lain. Jika kita rindu keluarga kita diselamatkan, maka kita harus mau berkorban untuk lebih banyak meluangkan waktu bersama mereka, berdoa dan berpuasa bagi mereka. Jika kita rindu anak rohani kita bertumbuh dan berfungsi maksimal, maka kita harus rela berkorban baik uang, waktu, tenaga, pikiran, perasaan untuk setia memulihkan serta memuridkan mereka. Dan yang pasti, jika kita ingin pelayanan kita berdampak dan menghasilkan generasi pelayan baru yang berkualitas, maka kita harus berani menjadi teladan hidup bagi setiap orang yang kita bina/pimpin, baik dalam keintiman dengan Tuhan, kekudusan, kesetiaan, integritas, nilai-nilai dan penundukan diri pada otoritas. Jika tidak, jangan harap generasi baru yang akan lahir nanti akan memiliki kualitas yang lebih baik dari kita.

Ada harga yang harus rela kita bayarkan untuk setiap keberhasilan, kemajuan maupun pertumbuhan. Namun, janganlah kita mengharap upah atas setiap pengorbanan yang kita lakukan. Upah kita adalah urusan Tuhan. Tuhan menjanjikan upah yang setimpal kepada mereka yang tidak lagi hidup bagi diri sendiri. Firman Tuhan mengatakan: "Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." (Matius 16:25). Ini adalah janji Tuhan kepada mereka yang rela berkorban untuk tujuan yang mulia bagi orang lain. Yang pasti, ketika kita rela berkorban untuk menolong orang lain, tidak hanya orang lain yang merasakan berkatnya, tetapi kita juga akan mengalami sukacita manakala melihat orang lain terberkati oleh keberadaan kita. Tuhan juga akan singkapkan banyak pelajaran berharga saat kita rela berkorban demi orang lain yang membutuhkan. (you)

No comments: