Saturday, October 6, 2007

FOKUS KITA

PENDERITAAN MENGHASILKAN KUASA

Panggilan hidup orang Kristen adalah melakukan pekerjaan Bapa, seperti mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, memberitakan Injil, mengajar kebenaran firman dengan tujuan menyelamatkan serta mengubahkan hidup banyak orang. Tentu saja, pekerjaan Bapa ini tidak dapat dilakukan dengan memakai kekuatan sendiri, melainkan harus mengandalkan kuasa Roh Kudus. Itulah mengapa pekerjaan atau pelayanan Bapa ini disebut pelayanan Roh.

Pelayanan Roh adalah “menuliskan” Firman Allah sampai ke dalam roh manusia. Firman yang terukir di dalam roh inilah yang akan membawa kehidupan dalam diri seseorang dan membawa perubahan hidup dari “dalam” ke “luar”. Itulah pelayanan Yesus ketika di dunia, yang sekarang diturunkan kepada kita, anak-anakNya. Yesus telah membuka jalan bagi kita, sehingga kita akan dapat melakukan pekerjaan Bapa yang dahsyat dan berdampak pada perubahan hidup orang banyak. Bahkan Yesus berjanji bahwa kita akan dapat melakukan mujijat yang lebih besar dariNya.

Kita sering berpikir bahwa Yesus melakukan mujijat dan ajaib karena Ia adalah Allah. Kita salah! Sebab, walaupun Yesus adalah 100% Allah, tetapi dalam melakukan mujijat-mujijatNya, Ia melakukannya sebagai manusia biasa. Ketika turun ke dunia, Ia membatasi diriNya sebagai Allah sampai Ia tidak melakukan mujijat-mujijat dengan kekuatan ke-Allah-annya. Bagaimana ia melakukan mujijat? Ia melakukannya dengan urapan Roh Kudus yang menyertaiNya. Itulah mengapa tidak ada catatan mujijat Yesus sebelum Ia dibaptis oleh Yohanes dan dipenuhi kuasa Roh Kudus.

Mengapa banyak orang melayani habis-habisan tetapi tidak memiliki DAMPAK yang hebat dan mengubahkan hidup banyak orang? Sebab, mereka hanya melakukan pelayanan Huruf, yaitu menyampaikan teori, pengetahuan/pengajaran tentang kebenaran yang tidak membawa perubahan apa-apa. Ketika menyampaikan hal itu mungkin manifestasi kuasa Allah terjadi, tetapi dampaknya hanya sebentar saja. Malahan, pelayanan huruf dapat mematikan orang jika teori diberikan terus-menerus tanpa dipraktekkan.

Jika kita ingin memiliki pelayanan yang berdampak, maka kita harus memiliki pelayanan Roh. Sebab, pelayanan Roh mengandung kuasa yang menghidupkan dan membawa kehidupan. Jika seseorang mau dipakai Tuhan dalam pelayanan Roh yang penuh kuasa adalah mau menderita dan tidak tawar hati ketika menderita.

PENDERITAAN MEMBAWA KESEPADANAN DENGAN INJIL

Isi Injil adalah berita tentang seseorang yang rela menderita, berkorban dari kemahakuasaan menjadi tidak maha kuasa, yang puncaknya adalah dihina, disiksa dan disalibkan. Jadi, Injil adalah berita tentang penderitaan. Pikirkan ini: khotbah yang paling berkuasa berasal dari orang yang menghidupi apa yang dikhotbahkannya. Jika kita hendak mengabarkan Injil, maka kita harus mau mengalami penderitaan (menghidupi) karena Injil terlebih dahulu. Penderitaan membuat kita sepadan dengan Injil. Jika tidak sepadan, maka Injil yang kita beritakan tidak akan mengalirkan kuasa yang mengubahkan kehidupan. Flp. 1:29 berkata kita dikaruniakan juga untuk ikut menderita dengan Kristus. Itu adalah ketetapan Allah. Jika kita tidak rela menderita, maka kita tidak layak melayaniNya (2 Tes. 1:3-5).

PENDERITAAN MENYINGKIRKAN PENGHALANG PELAYANAN ROH

Penghalang pelayanan Roh adalah sikap kita yang salah terhadap kemapanan, kemakmuran, kebebasan, kenyamanan. Memiliki kemakmuran dan kenyamanan tidaklah salah, tetapi menjadi salah dan berbahaya manakala hal-hal itu membuat kita menjadi pasif, malas dan acuh tak acuh untuk melakukan pekerjaan Bapa. Jika kenyamanan tersebut menghalangi, terpaksa Allah harus mengijinkan penderitaan kita alami. Allah sangat mengasihi kita. Ia tidak ingin kita “dibunuh” oleh kenyamanan, karena itu Ia ijinkan penderitaan untuk menggoncangkan kenyamanan sehingga kita bergerak keluar.

Kita adalah saluran kuasa Allah. Kita akan dapat mengalirkan kuasa Allah, saat kita bebas hambatan. Hambatan yang menghalangi saluran hidup kita adalah kedagingan (keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup). Yang harus kita lakukan untuk menyingkirkan kekuatan kedagingan kita adalah dengan melakukan 4 disiplin rohani, yaitu: berdoa, berpuasa, bersekutu dan menginjil.

Disiplin berarti membutuhkan kesediaan kita untuk menderita. Untuk dapat bertahan dalam penderitaan, kita tidak boleh mengijinkan tawar hati menguasai kita, sebab tawar hati menyurutkan kekuatan kita dalam menghadapi penderitaan (Amsal 24:10). Agar tidak tawar hati, selalu miliki cara pandang yang benar akan penderitaan, bahwa penderitaan menghasilkan kuasa dan kemuliaan yang besar (2 Kor. 4:17-18). Kata kuncinya adalah: RELA MENDERITA + TIDAK TAWAR HATI = PELAYANAN ROH.(l@)

No comments: