BAPA di Hatiku
Sabtu-Minggu, tanggal 7-8 Juli 2007 menjadi momen istimewa bagi jemaat Teen KrisPen. Dalam acara retreat yang bertema “Bapa di Hatiku”, di Pacet, sebanyak 95 orang jemaat Teen (dan 1 komsel Youth―Komsel Kristin) diajak untuk mengalami kedalaman hubungan intim dengan Bapa Surgawi.
Dalam sesi ”Esensi Penyembahan”, Kak Kurniawan Prayitno mengajak setiap peserta memahami bahwa inti penyembahan adalah tentang hubungan kita dengan TUHAN, sebab TUHAN sangat merindukan hubungan yang akrab dengan kita, anak-anakNYA, sehingga DIA rela turun ke dunia mengambil rupa manusia dan mati disalib supaya kita dikuduskan dari segala dosa kita dan layak berhubungan akrab dengan TUHAN sebagai anak dan Bapa.
Dalam sesi ”Pengampunan yang Memulihkan”, Penatua Hanna Ongkosoetrisno mengajak para peserta untuk membereskan salah satu penghalang hubungan dengan TUHAN, yaitu kepahitan terhadap orang tua kita (bapak), sebab orang yang hidup dalam kepahitan terhadap bapaknya akan alami kutuk sepanjang hidupnya sehingga merana dan tidak dapat lepas dari dosa. Penatua menjelaskan kutuk bagi orang yang hidup dalam kepahitan mengakibatkan: sakit penyakit yang menyiksa tubuh kita terus-menerus, kutuk dalam studi, musibah dalam hal keuangan (perumpamaan ”algojo-algojo” dalam Mat. 18:21-35); selalu mengalami rasa tertuduh & tidak layak karena tidak dapat merasakan pengampunan Bapa mengalir dalam hidupnya; tidak dapat mengalami pertumbuhan rohani yang permanen karena selalu jatuh bangun dalam dosa. Penatua juga mengajak jemaat Teen untuk menyembah TUHAN setiap hari dengan merenungkan dan mempraktekkan firman setiap hari sebab menyembah Tuhan setiap hari adalah kunci kemenangan hidup orang Kristen, serta menjaga hati dari pengaruh buruk media (produk media yang berbau kekerasan, romantisme/seksual, horor/mistik) sebab orang yang tidak menjaga hati terhadap pengaruh buruk media tidak dapat mengalami terobosan dalam saat teduh & hubungannya dengan TUHAN.
Bp. Ferry Wirawan dalam sesi ”Aman dengan Bapa” meneguhkan bahwa saat kita berdamai dengan bapak kita di dunia, hati kita dapat terbuka dan menerima hati serta kasih Bapa Surgawi sehingga kita dapat merasa aman saat menjalin hubungan dengan TUHAN. Berkat aaman dengan Bapa antara lain adalah kita dapat percaya diri (aman dengan diri sendiri), aman dengan orang lain, tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh orang lain sebab dia memiliki standar kesempurnaan karakter yang benar dan tak tergoyahkan yang berasal dari firman TUHAN, dan ia akan berbahagia (tidak kuatir tentang apapun juga) karena mengetahui bahwa hidupnya terjaga aman dan terpenuhi dalam pelukan Bapa Surgawi.
Dalam sesi ”Bertumbuh dalam kasihku”, Bp. Ferry Wirawan mengatakan bahwa jika ada orang yang mengaku lahir baru, tetapi tidak mengalami pertumbuhan dalam hidupnya, berarti ia belum lahir baru. Bp. Ferry mengajak peserta untuk bertumbuh menjadi orang Kristen yang total, bukan sekedar/asal-asalan. Kristen total berarti membiarkan Kristus memenuhi seluruh hidup kita (menjadi penguasa tunggal) sehingga kita menghasilkan buah dalam hidup kita. Meneladani Kristus yang mencapai kepenuhan ALLAH ketika mengosongkan diriNYA (Flp. 2:5-11), seluruh peserta diajak untuk belajar ”mengosongkan diri”, dimulai dari menyerahkan ”hak”, sebab ketika kita menyerahkan hak, kita akan mengalami kepenuhan Kristus, dimana saat kita mengalami kepenuhan Kristus, kita tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran (Ef. 4:13-15). Cara bertumbuh adalah dengan hidup sesuai firman TUHAN (merenungkan & melakukan firman) serta memanfaatkan setiap masalah yang TUHAN ijinkan kita alami sebagai kesempatan untuk bertumbuh serupa karakter Kristus dalam iman, pengharapan & kasih.
Dalam setiap sesi yang ada, peserta mengalami lawatan dan pemulihan Tuhan. ”Sewaktu didoakan, TUHAN ingatkan saya akan dosa-dosa saya yang banyak. Saya minta ampun dan saya percaya TUHAN mau dan telah mengampuni dosa-dosa saya”, kata Yohanes. Giovanny menyaksikan, ”Saya merasakan TUHAN memasuki hati saya dan menjamah saya. Saya merasakan pembebasan.” Shanty berkata, ”Ketika berdoa, saya diperlihatkan saat-saat Yesus disiksa, dicambuk. Tetapi, di situ saya melihat yang mencambuk Yesus adalah saya. Saya mencambuk Yesus dengan dosa-dosa yang saya yang saya lakukan. Tetapi, bahkan ketika dosa-dosa yang saya lakukan itu mencambuk tubuh Yesus, Yesus tetap memeluk saya dan tidak melepaskan saya. Saya minta ampun pada TUHAN atas dosa-dosa saya yang telah melukaiNYA dan saya berkomitmen untuk tidak lagi hidup nyaman dalam dosa-dosa saya.
Selain sesi-sesi yang sangat menginspirasi, retreat Teen juga bertabur permainan yang menyegarkan dan mengakrabkan peserta. Mulai dari lomba memasukkan benang ke dalam jarum, penampilan yel-yel kelompok, mencari benda-benda dalam Alkitab, memasukkan air ke dalam botol dengan menggunakan spons dan yang paling heboh adalah memecahkan balon dengan kaki.(l@)
Dalam sesi ”Esensi Penyembahan”, Kak Kurniawan Prayitno mengajak setiap peserta memahami bahwa inti penyembahan adalah tentang hubungan kita dengan TUHAN, sebab TUHAN sangat merindukan hubungan yang akrab dengan kita, anak-anakNYA, sehingga DIA rela turun ke dunia mengambil rupa manusia dan mati disalib supaya kita dikuduskan dari segala dosa kita dan layak berhubungan akrab dengan TUHAN sebagai anak dan Bapa.
Dalam sesi ”Pengampunan yang Memulihkan”, Penatua Hanna Ongkosoetrisno mengajak para peserta untuk membereskan salah satu penghalang hubungan dengan TUHAN, yaitu kepahitan terhadap orang tua kita (bapak), sebab orang yang hidup dalam kepahitan terhadap bapaknya akan alami kutuk sepanjang hidupnya sehingga merana dan tidak dapat lepas dari dosa. Penatua menjelaskan kutuk bagi orang yang hidup dalam kepahitan mengakibatkan: sakit penyakit yang menyiksa tubuh kita terus-menerus, kutuk dalam studi, musibah dalam hal keuangan (perumpamaan ”algojo-algojo” dalam Mat. 18:21-35); selalu mengalami rasa tertuduh & tidak layak karena tidak dapat merasakan pengampunan Bapa mengalir dalam hidupnya; tidak dapat mengalami pertumbuhan rohani yang permanen karena selalu jatuh bangun dalam dosa. Penatua juga mengajak jemaat Teen untuk menyembah TUHAN setiap hari dengan merenungkan dan mempraktekkan firman setiap hari sebab menyembah Tuhan setiap hari adalah kunci kemenangan hidup orang Kristen, serta menjaga hati dari pengaruh buruk media (produk media yang berbau kekerasan, romantisme/seksual, horor/mistik) sebab orang yang tidak menjaga hati terhadap pengaruh buruk media tidak dapat mengalami terobosan dalam saat teduh & hubungannya dengan TUHAN.
Bp. Ferry Wirawan dalam sesi ”Aman dengan Bapa” meneguhkan bahwa saat kita berdamai dengan bapak kita di dunia, hati kita dapat terbuka dan menerima hati serta kasih Bapa Surgawi sehingga kita dapat merasa aman saat menjalin hubungan dengan TUHAN. Berkat aaman dengan Bapa antara lain adalah kita dapat percaya diri (aman dengan diri sendiri), aman dengan orang lain, tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh orang lain sebab dia memiliki standar kesempurnaan karakter yang benar dan tak tergoyahkan yang berasal dari firman TUHAN, dan ia akan berbahagia (tidak kuatir tentang apapun juga) karena mengetahui bahwa hidupnya terjaga aman dan terpenuhi dalam pelukan Bapa Surgawi.
Dalam sesi ”Bertumbuh dalam kasihku”, Bp. Ferry Wirawan mengatakan bahwa jika ada orang yang mengaku lahir baru, tetapi tidak mengalami pertumbuhan dalam hidupnya, berarti ia belum lahir baru. Bp. Ferry mengajak peserta untuk bertumbuh menjadi orang Kristen yang total, bukan sekedar/asal-asalan. Kristen total berarti membiarkan Kristus memenuhi seluruh hidup kita (menjadi penguasa tunggal) sehingga kita menghasilkan buah dalam hidup kita. Meneladani Kristus yang mencapai kepenuhan ALLAH ketika mengosongkan diriNYA (Flp. 2:5-11), seluruh peserta diajak untuk belajar ”mengosongkan diri”, dimulai dari menyerahkan ”hak”, sebab ketika kita menyerahkan hak, kita akan mengalami kepenuhan Kristus, dimana saat kita mengalami kepenuhan Kristus, kita tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran (Ef. 4:13-15). Cara bertumbuh adalah dengan hidup sesuai firman TUHAN (merenungkan & melakukan firman) serta memanfaatkan setiap masalah yang TUHAN ijinkan kita alami sebagai kesempatan untuk bertumbuh serupa karakter Kristus dalam iman, pengharapan & kasih.
Dalam setiap sesi yang ada, peserta mengalami lawatan dan pemulihan Tuhan. ”Sewaktu didoakan, TUHAN ingatkan saya akan dosa-dosa saya yang banyak. Saya minta ampun dan saya percaya TUHAN mau dan telah mengampuni dosa-dosa saya”, kata Yohanes. Giovanny menyaksikan, ”Saya merasakan TUHAN memasuki hati saya dan menjamah saya. Saya merasakan pembebasan.” Shanty berkata, ”Ketika berdoa, saya diperlihatkan saat-saat Yesus disiksa, dicambuk. Tetapi, di situ saya melihat yang mencambuk Yesus adalah saya. Saya mencambuk Yesus dengan dosa-dosa yang saya yang saya lakukan. Tetapi, bahkan ketika dosa-dosa yang saya lakukan itu mencambuk tubuh Yesus, Yesus tetap memeluk saya dan tidak melepaskan saya. Saya minta ampun pada TUHAN atas dosa-dosa saya yang telah melukaiNYA dan saya berkomitmen untuk tidak lagi hidup nyaman dalam dosa-dosa saya.
Selain sesi-sesi yang sangat menginspirasi, retreat Teen juga bertabur permainan yang menyegarkan dan mengakrabkan peserta. Mulai dari lomba memasukkan benang ke dalam jarum, penampilan yel-yel kelompok, mencari benda-benda dalam Alkitab, memasukkan air ke dalam botol dengan menggunakan spons dan yang paling heboh adalah memecahkan balon dengan kaki.(l@)
No comments:
Post a Comment