Sunday, July 1, 2007

FOKUS KITA

Kuasa dalam Keintiman

Suatu hari, keluarga kami di rumah dibuat kebingungan oleh tangis adik kami yang paling kecil. Untuk anak kecil seusia dia yang kala itu belum genap 1 tahun, menangis karena lapar adalah hal yang biasa (karena belum bisa bicara, terkadang anak kecil mengekspresikan rasa laparnya dengan tangisan, bukan?). Kami semua di rumah hafal jadwal adik terkecil kami. Kapan dia harus tidur, kapan bangun tidur, makan, bermain, dan lainnya. Tetapi, hari itu kejadiannya sungguh tidak biasa.

Seperti biasanya, ayah dan ibu kami berangkat kerja. Mereka bekerja di institusi yang berbeda, namun syukurlah tempat mereka bekerja dekat dengan rumah kami, sehingga ketika jam makan siang terkadang orang tua kami−jika tidak ada rapat darurat di kantor−masih bisa menyempatkan diri untuk pulang dan makan bersama. Tetapi, hari itu jadwal kerja kedua orang tua kami sangat padat.

Adik kecil kami tiba-tiba terbangun dan menangis meraung-raung mencari ibu. Nenek, pengasuh bayi, dan adik saya yang paling besar yang sedang liburan di rumah tidak mampu menghentikan tangisnya. Mereka semua bingung. Tidak biasanya adik kami menangis begitu kencang dan tidak bisa dihentikan. Segala macam rayuan dan bujukan dari banyak orang malah membuat tangisnya semakin menjadi dan menyayat hati. Wajahnya yang putih menjadi merah kebiruan saking putus asa merindukan dan mencari ibu kami. Dia meronta-ronta dan meraung-raung di atas ranjang mendeklarasikan 1 permintaan, ”AKU MAU IBU!”

Tak ada pilihan lain, akhirnya adik saya yang terbesar terpaksa menelepon ibu dan memintanya segera pulang saat itu juga. Sesampainya di rumah, ibu saya langsung meraih adik kami ke dalam pelukannya dan membelainya. Saat itu juga, detik itu juga tangis adik kami langsung berhenti. Luar biasa ajaib! Dalam sekejap, kehadiran ibu mampu meredakan ”amukan badai” di rumah kami. Kerinduan adik kecil kami dipuaskan oleh kehadiran ibu di dekatnya. Dia merasa aman dalam dekapan ibu.

Ketika mendengar kejadian ini, saya ikut prihatin sekaligus heran karena adik kecil kami yang mudah tertawa dan mudah dihibur oleh banyak orang bisa bereaksi begitu rupa, bahkan terhadap orang-orang yang selalu ada di dekatnya, menjaga dan menyayangi dia. Tetapi, saya segera tersadar bahwa ibu memiliki tempat khusus di hati seorang anak, dan keberadaan seorang ibu di dekat anak memberikan pengaruh hebat bagi kehidupan sang anak.

Lebih dari kerinduan dan kebutuhan seorang bayi untuk dekat dengan ibunya, sepatutnya kita rindu dan butuh untuk dekat dengan ALLAH. Apalagi, ALLAH-lah yang berinisiatif merindukan hubungan yang dekat dengan kita, anakNYA yang sangat dikasihiNYA. Tidak hanya sekedar dekat, ALLAH merindukan hubungan yang intim dengan kita, dimana DIA menyatu dengan kita dan kita menyatu dengan DIA. Demi mendapatkan hubungan yang intim dengan kita, lewat korban penebusan Kristus di kayu salib, ALLAH mengangkat kita dari kegelapan kuasa dosa dan memberi kita kemuliaanNYA sehingga kita beroleh kemampuan untuk menjalin hubungan yang intim denganNYA, ALLAH yang Maha Kudus sebagai Bapa kita.

Pernahkah Anda merenungkan mengapa keintiman dengan ALLAH menjadi hal yang sangat esensi dalam hidup kekristenan? Mengapa kita perlu, bahkan harus intim denganNYA? Dan, mengapa ALLAH rela melakukan segalanya agar kita dapat intim denganNYA?

Karena ALLAH sangat mengasihi kita dengan kasih yang sempurna! Kasih yang tidak hanya membuat kita merasa/mengalami dikasihi, dimiliki, dihargai dan diterima apa adanya saja. Tetapi, sebuah pernyataan kasih yang sempurna, yang membuat kita dapat memiliki hidup, dan memilikinya dalam SEGALA kelimpahan (Yoh. 10:10). Apa yang Anda butuhkan? Hikmat untuk menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan? Kesembuhan bagi tubuh dan jiwa Anda? Kekuatan untuk tetap tegar di masa sukar? Kesetiaan dalam memegang janji ALLAH sampai hal itu digenapi? Kemampuan untuk memenangkan ujian iman?

ALLAH rindu kita mengalami kelimpahan ini dalam kehidupan kita. ALLAH ingin kita mengalami kekayaan kemuliaan dan kehebatan kuasaNYA bagi kita yang percaya padaNYA (Ef.1:18-19). Kuasa kasih yang luar biasa hebat, bukan? Itulah yang akan kita alami jika kita memiliki hubungan yang intim dengan ALLAH. DIA akan membuat kita benar-benar mengalami secara nyata (bukan hanya mendengar kata Alkitab atau orang lain) bahwa ALLAH itu nyata, hidup, dan berkuasa dalam hidup kita, anak-anakNYA.

Keintiman dengan ALLAH memiliki kuasa yang maha dahsyat bagi hidup kita. Kuasa yang akan membawa kita mengalami ZOE, yaitu kehidupan yang akbar, kehidupan yang sekualitas dengan kehidupan Yesus, yang ALLAH rancangkan bagi kita, anak-anakNYA. Kuncinya: terus miliki hubungan yang intim denganNYA. Sediakan waktu untuk bergaul intim denganNYA melalui firmanNYA, agar kita mengerti apa yang kita miliki di dalam DIA, mengerti kehendak dan rencanaNYA bagi hidup kita, serta apa yang disediakanNYA untuk menolong kita menggenapi rencanaNYA bagi hidup kita.(l@)

No comments: