Melibatkan TUHAN Menemukan Tuntunan
Ketika hendak memasuki dunia kerja, saya membutuhkan pakaian untuk bekerja dan beberapa kebutuhan lainnya. Bagi saya ini menyulitkan. Selain karena enggan dan tidak betah jika harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk berbelanja, saya sangat selektif dalam memilih barang. Akibatnya, sekali berbelanja saya hanya akan memilih barang yang berkualitas bagus dan tahan lama sesuai kebutuhan saya (sehingga tidak perlu sering membeli barang). Tetapi, walaupun suka barang berkualitas, saya mau mendapatkannya dengan harga semurah mungkin. Ini langka, karena barang berkualitas bagus biasanya mahal harganya (tetapi, tidak berarti saya mengejar pekan diskon yang sering diadakan banyak pusat perbelanjaan). Mulai dari berangkat, saya hanya terus berdialog dengan TUHAN, memintaNYA menuntun saya ke tempat yang harus saya tuju, mempertemukan saya dengan barang yang saya butuhkan, dan melalukan mata saya dari keinginan-keinginan yang tidak penting. Saya mulai menemukan pakaian yang saya butuhkan. Ukurannya pas, bahannya berkualitas. Hanya saja saya kurang suka dengan harganya, walaupun uang saya cukup. Saat itu, tiba-tiba TUHAN berbisik, ”Sabarlah. Cobalah berjalan memutar ke sana.” Benar saja, ketika pergi ke tempat yang TUHAN tunjukkan, saya menemukan pakaian berkualitas bagus yang saya butuhkan dan saya hanya perlu membayar seperempat dari harga normal untuk b-e-b-e-r-a-p-a helai, sehingga saya masih dapat membeli kebutuhan saya yang lainnya.
TUHAN sangat senang terlibat dan dilibatkan dalam kehidupan kita. Tak hanya dalam saat teduh selama 1 jam saja, tetapi sepanjang waktu DIA sangat ingin terlibat dalam setiap kegiatan, percakapan, masalah, bahkan dalam setiap pemikiran kita. DIA memakai setiap peristiwa (besar maupun kecil) dalam hidup kita untuk menarik perhatian kita kepadaNYA agar mengundang DIA untuk terlibat. Luar biasanya, ketika kita mengundangNYA, DIA akan melibatkan diri sepenuhnya dari awal hingga akhir, tidak pernah berhenti di tengah jalan.
Sayangnya, kadang kita enggan melibatkan TUHAN dalam segala hal. Kita mungkin mengijinkan DIA terlibat dalam satu hal, tetapi dalam hal lainnya kita tidak ingin DIA terlibat, dengan alasan DIA terlalu lambat, caranya terlalu rumit dan berbelit-belit (kita merasa jalan pintas kita lebih baik). Kita melibatkanNYA di awal, tetapi saat jalan kita semakin terjal dan kita tak dapat melihat ”kebaikan” dari keterlibatanNYA, kita ”mengusir”NYA. Bahkan, mungkin kita baru melibatkanNYA saat semua rencana dan cara kita telah hancur berantakan. Kita memperlakukan DIA seperti budak yang harus membereskan serpihan-serpihan akibat kekacauan yang kita timbulkan, dan seperti pesulap kita mengharap DIA membuat keajaiban seketika itu juga. Dengan kata lain, tanpa sadar pemikiran dan sikap hati kita menyatakan bahwa keterlibatan TUHAN malah mengacaukan kita, sehingga kita melibatkan TUHAN hanya untuk sekelumit urusan saja. Padahal, TUHAN ingin terlibat dalam segala hal di hidup kita untuk menuntun serta membawa kita kepada keberhasilan seutuhnya.
Memang, cara yang dimilikiNYA bisa jadi berbeda dari cara kita, terkadang kita harus ”memutar lebih jauh” untuk sampai kepada apa yang telah dijanjikanNYA, tetapi DIA MENGETAHUI rencana terbaik yang dimilikiNYA tentang kita untuk membawa kita kepada keberhasilan yang seutuhnya. Keberhasilan seutuhnya berarti ketika DIA memberkati kita di satu area dalam hidup kita, DIA juga mau memberkati kita di area yang lainnya. Ketika Dia membawa kita bertumbuh di satu area, Dia juga mau membawa kita bertumbuh di area yang lainnya. Ketika DIA ingin memulihkan kita, DIA mau memulihkan kita seutuhnya. TUHAN tidak pernah bekerja setengah-setengah. Sikap dan keinginan kita yang selalu ingin mengerjakan segala sesuatunya sendirian-lah yang menghalangi kuasa TUHAN sehingga berkat yang kita alami menjadi tidak utuh.
Dalam setiap hal, adalah penting melibatkan TUHAN terus-menerus (bukan sebentar saja). Melibatkan TUHAN berarti mengundangNYA untuk memimpin kita kepada tujuan rencanaNYA dan menuntun kita dalam jalan yang sepatutnya kita lewati untuk menghindarkan kita dari ”bahaya” yang tidak seharusnya kita alami. Cara efektif untuk melibatkan ALLAH adalah dengan berdialog terus-menerus denganNYA sepanjang waktu. Mulai dari membuat keputusan-keputusan kecil yang kita buat setiap hari. Bukannya mengeluhkan beratnya masalah kita, tetapi mencari tahu kehendakNYA dan meminta hikmatNYA. Berdialog denganNYA akan membawa kita menemukan tuntunanNYA. Kita menjadi tahu apa yang harus kita lakukan dan apa yang tidak perlu kita lakukan. Kita mengalami apa yang telah ALLAH tetapkan untuk kita alami, dan tidak akan mengalami apa yang seharusnya tidak perlu kita alami. Dengan demikian, segala sesuatu yang kita pikirkan, putuskan, rencana dan lakukan akan menjadi efektif, tepat sasaran, dan berhasil.(Yulia Windyasari)