FOKUS KITA
Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu,
beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau,
supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu.
Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu."
Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan
memberikan ketenteraman kepadamu."
Berkatalah Musa kepada-Nya: "Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami,
janganlah suruh kami berangkat dari sini.
-Keluaran 33:13-15-
If Your presence doesn't go with us
We don't want to leave this place
Lord we need You near
As we go from here
To lead us by Your love and grace
Jika hadiratMu tidak menyertai kami
Kami tidak akan meninggalkan tempat ini
Tuhan, kami membutuhkanMu di dekat kami
Saat kami beranjak dari tempat ini
Untuk memimpin kami dengan kasih karuniaMu.
May Your presence fill us everyday
May Your Spirit lead the way
Lord to You we call
Let Your glory fall
And may Your presence go with us
Biarlah hadiratMu memenuhi kami setiap hari
Biarlah RohMu yang memimpin langkah kami
Tuhan, kepadamu kami berseru
Turunkan kemuliaanMu
Dan biarlah hadiratMu menyertai kami
If we have found favor in Your sight
Show us Your way O Lord
'Cause we want to know You and live in Your light
For all of our days show us Your way
Jika kami telah mendapatkan kemurahan dalam padanganMu,
Tunjukkan pada kami jalanMu, Tuhan
Karena kami ingin mengenalMu dan tinggal dalam terangMu.
Untuk semua hari-hari kami, nyatakanlah jalanMu.
We have our hopes and we have our dreams
But we cannot go where You will not lead
Kami memiliki harapan-harapan serta impian-impian
Namun kami tidak dapat melangkah ke tempat dimana Engkau tidak memimpin kami.
Lagu ini ditulis berdasarkan kisah Musa saat diperintahkan Tuhan untuk membawa umat Israel pergi menuju Tanah Perjanjian. Jika kita membaca kisahnya secara utuh dalam kitab Keluaran, kita akan dapat merasakan pergumulan dan pergulatan batin Musa dalam memimpin bangsa Israel yang tegar tengkuk selama 40 tahun melewati padang gurun.
Saat pertama kali memanggil Musa, kita akan mendapati seorang Musa yang gagap, tidak pandai berbicara (bahasa modern-nya berdiplomasi), dan mungkin agak minder. Adalah sebuah kehormatan dan kepercayaan dari Tuhan, bahkan bisa dikatakan ini adalah sebuah “prestasi” terbesar Musa untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir.
Masa yang panjang, tempat tujuan yang jauh, perjalanan yang melelahkan, lingkungan yang keras, banyaknya orang yang dipimpinnya (ini berarti juga beragam jenis karakter dan kemauan orang, banyak konflik, penolakan dan pemberontakan), belum lagi bahaya dan musuh yang mengancam pun tidak dapat diremehkan kekuatannya… ibarat ‘mimpi buruk’ yang tiada akhir.
Bisa saja Musa menyerah dan memilih mundur, mengingat beratnya beban yang harus ditanggungnya. Dapat dimaklumi jika Musa (yang disebut sebagai tokoh yang sabar dalam Alkitab) menjadi marah besar ketika ‘dikhianati’ bangsa yang sudah diperjuangkannya dengan penuh susah payah agar merdeka dan hidup dalam kesejahteraan. Betapa kita juga jatuh iba kepada Musa, bahwa setelah perjuangan beratnya ia tidak diperkenankan Tuhan masuk Tanah perjanjian, karena kemarahan Musa ‘akibat’ kekurangajaran bangsa pimpinannya.
Namun, Musa tetap bertahan sampai akhir karena ia memegang janji penyertaan Tuhan dan karena ia tahu bahwa bangsa Israel adalah milik Tuhan, bukan miliknya sehingga Tuhan yang berdaulat ‘membereskan’ bangsa Israel. Ia percaya bahwa jika Tuhan memberikan perintah, maka Tuhan akan menyertai, memperlengkapi, menguatkan, mengajarkan jalan-jalan yang harus ditempuhnya menuju kemenangan. Pendek kata, Musa percaya bahwa Tuhan bertanggung jawab sampai akhir menyertainya, karena perjuangan Musa adalah perjuangan Tuhan.
Sama halnya dengan hidup kita. Tuhan yang memanggil kita, mempercayakan hidup yang kita jalani saat ini kepada kita, Dia yang akan terus menyertai kita, seperti Ia menyertai Musa.
Mungkin selama satu tahun yang kita jalani ini, kita melewati banyak peristiwa kehidupan. Ada kemenangan, ada kegagalan, ada tawa, ada air mata. Ada pergumulan kita yang belum terjawab, ada pertandingan iman yang masih harus terus kita jalani. Ada juga diantara kita yang dibawa ‘paksa’ oleh Tuhan untuk keluar dari kenyamanan dan masuk pada suatu fase baru dalam kehidupan yang menuntut komitmen serta tanggungjawab kita lebih lagi. Fase yang belum pernah kita alami sebelumnya, yang mungkin akan ‘menguji’ kesabaran, ketahanan, kerendahan serta kemurnian hati. Fase yang akan membawa kita menjadi pribadi yang semakin teruji dan bersinar terang… jika kita meresponinya secara benar dan mau bekerja sama dengan Tuhan dalam pertandingan yang Ia wajibkan.
Apapun fase yang akan kita jalani, mari percaya dan memegang janji penyertaan Tuhan. Kegagalan kita di masa lalu tidak akan membuat Dia berhenti mengasihi kita dan tidak akan menggagalkan rencanaNya bagi kita. Nikmati saja perjalanan kita. Lakukan yang terbaik yang Anda bisa sampai batas akhir kekuatan Anda. Tuhan akan menguatkan Anda, menunjukkan jalan-jalanNya dan menyelesaikan bagianNya. Selamat merayakan Natal dan memasuki tahun yang baru. Tuhan Yesus menyertai kita semua.(l@)