Thursday, August 2, 2007

EDITORIAL

Latihan Iman yang Mendatangkan Mujijat

IMAN! Kita membayangkan sesuatu yang mustahil dan abstrak, padahal iman adalah sesuatu yang PASTI dan NYATA, bisa dimiliki oleh siapa pun dan dari kalangan manapun. Pertama kali kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat dalam hidup kita itu adalah iman yang paling dasar. Iman yang paling dasar ini akan menghasilkan mujijat, bila kita melatihnya untuk terus bertumbuh. Bagaimana cara melatih iman yang mendatangkan mujijat?

Pertama, RENUNGKAN FIRMAN TUHAN TERUS-MENERUS. Firman Tuhan yang kita renungkan terus menerus akan membuat iman kita bertumbuh, ”Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Rm. 10:17). Iman yang kita miliki karena mendengarkan Firman akan teruji ketika kita menghadapi masalah. Seperti handuk yang direndam dalam air, dan bila diperas maka yang keluar dari handuk itu adalah air, demikian juga dengan hidup kita bila “direndam” terus dalam Firman Tuhan, maka ketika hidup kita “diperas” (baca: menghadapi masalah), maka Firman Tuhan-lah yang akan keluar dari hidup kita. Iman seperti inilah yang mendatangkan mujijat dalam hidup kita, sehingga kita dapat mengatasi masalah dan bukannya menyerah terhadap masalah.

Kedua, PERKATAKAN FIRMAN TUHAN. Tuhan Yesus mengajarkan ketika Ia mengalami pencobaan di padang gurun, yang selalu keluar dari mulutNya adalah Firman dan hasilnya iblis lari dariNya. Iblis tidak tahu apa yang ada dalam hati dan pikiran kita, iblis hanya tahu apa yang kita ucapkan. Jadi penting untuk selalu memperkatakan Firman Tuhan. Perkataan kita menentukan apa yang akan terjadi nantinya. Mujijat/kemenangan bila yang kita katakan adalah Firman Tuhan dan kekalahan bila perkataan kita selalu negatif.

Saya yakin setiap kita pasti ingin mengalami mujijat. Mari ingat selalu untuk MERENUNGKAN dan MEMPERKATAKAN FIRMAN TUHAN terus-menerus. (Lilik Megawati/PA Youth)

FOKUS KITA

Perjalanan Iman yang Berhasil

Allah berharap setiap anak-Nya berhasil dalam imannya. Berhasil dalam iman maksudnya setia memelihara iman sampai pada akhirnya, seperti yang rasul Paulus katakan, ”Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”(2 Timotius 4:7).

Ibrani 10:38 mengatakan, “Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.” Ini berarti proses perjalanan iman terjadi sewaktu manusia masih hidup di dunia. Ketika kita masih ada dalam proses tersebut, jika kemudian kita mengundurkan diri (berbalik dari Allah), maka Allah tidak berkenan atas hidup kita. Allah sangat serius dalam hal ini. Banyak orang yang ketika semua berjalan dengan baik, penuh sukacita dan tidak ada masalah, begitu bersemangat dalam menyatakan imannya. Tetapi, ketika imannya diproses oleh Allah dalam bentuk masalah-masalah, maka tidak sedikit yang berbalik dari Allah dan mencari jalan yang lain. Perjalanan iman dimulai ketika kita mendapatkan kebenaran/janji Allah, kemudian kita praktekkan dan terus pegang sampai akhir hidup kita di dunia.

Perjalanan iman yang berhasil melibatkan beberapa hal, yaitu:
KETEKUNAN

Ini adalah hal yang sangat penting untuk memelihara iman. Kita harus tekun menjaga iman, meskipun dalam situasi yang tidak nyaman, iman kita kepada Allah tetap tidak tergoyahkan sampai pada akhirnya. Kolose 1:23 berkata, ”Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.”

PERTUMBUHAN
Iman harus bertumbuh. Kolose 2:7 mengatakan, ”Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan bertumbuh di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah di ajarkan kepadamu...” Iman kita akan semakin disempurnakan. Oleh karena itu kita harus terus melatih iman dengan baik dan benar. Tuhan ingin iman kita terus berakar, bertumbuh, bertambah dan pada akhirnya semakin kuat, supaya kita tidak mudah goyah terhadap situasi apapun yang akan menimpa.

Iman bertumbuh melalui banyak cara, misal: merenungkan Firman, mendengarkan khotbah, penglihatan, mimpi, impresi dari Tuhan serta melalui ujian iman. Perjalanan iman seseorang pasti melalui ujian-ujian iman, dimana maksud ujian tersebut bukan untuk menjatuhkan, melainkan menguji “kesungguhan” atau “keseriusan” kita kepada Allah.

Oleh sebab itu, jangan menjauhkan diri dari ibadah atau persekutuan orang percaya kerena akan melemahkan iman kita. Ibadah pribadi dan ibadah korporat (ibadah bersama orang percaya) sama pentingnya, sebab akan menumbuhkan iman.

PRAKTEK NYATA
Iman harus dipraktekkan dalam hidup sehari-hari, sebab iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati (Yakobus 2:18). Iman yang ada dalam hidup kita akan semakin dikuatkan dan diteguhkan melalui praktek hidup kita sehari-hari. Sebuah kalimat bijak berkata ”Firman Allah dan kenyataan adalah hal yang sinonim”. Firman Allah adalah kebenaran yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, yang akan menuntun kita di dalam melatih iman. Kekuatan yang akan memampukan kita untuk melakukannya adalah Roh Kudus.

Jadi, rumus perjalanan iman yang berhasil adalah:


Tekun menjaga iman + Iman bertumbuh + Praktek iman = Perjalanan iman berhasil

Rumus tersebut harus dilakukan dengan aktif. Iman yang terus kita latih akan semakin memperkaya ibadah kita kepada Allah. Perjalanan iman kita harus berhasil sampai akhir hidup kita di bumi. Dengan meminta pimpinan Roh Kudus, kita akan berhasil menjaga iman sampai akhir dan berkat seutuhnya dari Tuhan akan kita terima.(you)
BERKAT TUHAN MELALUI THCL


Sebelumnya, sebagai pelayan Tuhan, saya mempunyai saat teduh yang tidak rutin karena saya sulit untuk bisa bangun pagi ditambah aktivitas saya sebagai kepala rumah tangga yang mengelola toko. Tahun lalu, ketika diadakan metode saat teduh 4M saya mengambil komitmen untuk melakukannya dengan rutin setiap pagi, tapi kembali saya tidak bisa. Sewaktu diadakan gerakan THCL, saya mencoba lagi untuk bisa rutin saat teduh setiap pagi dan saya rindu memiliki hubungan yang lebih intim dengan Tuhan. Meskipun pernah bolong, tapi kalau dulu perasaan saya biasa, sekarang saya merasa sayang jika melewati waktu 1 hari tanpa membangun hubungan dengan Tuhan terlebih dahulu. Sekarang saya lebih bergairah saat teduh.

Banyak hal yang saya alami ketika dekat dengan Tuhan. Bermula dari teguran Tuhan melalui khotbah Bp. Benny Santoso yang mengatakan kalau kita menjual rokok berarti kita juga merokok, karena mendukung orang yang merokok. Pergumulan berat saya alami saat memutuskan untuk berhenti jualan rokok, karena rokok banyak peminatnya. Menurut saya rokok bisa memancing orang untuk membeli barang yang lain. Saya kuatir jika tidak menjual rokok lagi, penghasilan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga saya akan berkurang. Tapi, ketika banyak dukungan, baik dari keluarga maupun saudara seiman agar saya berhenti menjual rokok, saya belajar taat. Ketika saya belajar taat pada firman Tuhan, Tuhan banyak menuntun saya hari demi hari, memberkati dan membuka jalan bagi usaha saya selepas berhenti menjual rokok, sehingga akhirnya saya bisa meluaskan usaha dengan membuka minimarket. Saya percaya ketika kita dekat denganNya terus, apa yang kita minta pasti Dia berikan. Banyak hal yang tidak bisa saya mengerti ketika mengikuti tuntunanNya, tapi yang jelas banyak hal luar biasa terjadi dalam hidup saya ketika taat pada firmanNya. (Bp. Hariadi/Family)

INSPIRATIONAL STORY

Lima Alasan TUHAN Memakai Masalah
Masalah-masalah yang kita hadapi dapat menghancurkan atau memperkuat kita − tergantung bagaimana kita berespon atas masalah tersebut. Sayangnya, kebanyakan kita tidak dapat melihat bahwa TUHAN memakai masalah sebagai proses untuk mendatangkan kebaikan dalam hidup kita. Kita cepat berespon negatif, benci dan melarikan diri dari masalah ketimbang memikirkan manfaat di balik masalah tersebut. Berikut ini lima alasan Tuhan memakai masalah

1. TUHAN memakai masalah untuk MENUNTUN kita
Terkadang TUHAN harus menyalakan api di bawah kita untuk membuat kita bergerak. Masalah seringkali membawa kita menemukan tuntunan baru dan memotivasi kita untuk berubah. Adakah saat ini TUHAN sedang menarik perhatian Anda? “Terkadang kita perlu mengalami situasi yang menyakitkan untuk membuat kita berubah.”

2. TUHAN memakai masalah untuk MENGUJI kita
Manusia seumpama kantong teh seduh. Jika kita ingin tahu seperti apa isinya, celupkan saja ke dalam air panas! Adakah TUHAN sedang menguji iman Anda lewat masalah? Apa yang masalah tersebut nyatakan tentang diri Anda? “... anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan”(Yak. 1:2-3).

3. TUHAN memakai masalah untuk MEMPERBAIKI kita
Beberapa pelajaran kehidupan hanya dapat kita pelajari melalui kesakitan dan kegagalan. Ini seperti ketika kita masih kecil, orang tua kita melarang kita untuk menyentuh kompor yang sedang menyala. Tetapi, mungkin Anda dapat belajar sesuatu ketika mengalami langsung bagaimana rasanya terbakar api. Kadang kita memahami nilai penting sesuatu... kesehatan, uang, hubungan... hanya ketika kita kehilangan hal tersebut. “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu”(Mzm. 119:71).

4. TUHAN memakai masalah untuk MELINDUNGI kita
Sebuah masalah dapat menjadi berkat yang terselubung... jika melalui masalah itu kita terhindar dari kehancuran yang lebih serius. “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan...”(Kej. 50:20)

5. TUHAN memakai masalah untuk MENYEMPURNAKAN kita
Masalah, jika diresponi dengan benar, membangun karakter. TUHAN lebih tertarik kepada karakter daripada kenyamanan kita. Hubungan dengan TUHAN dan karakter kita adalah dua hal yang akan kita bawa kepada kekekalan. “Kita dapat bersukacita saat mengalami masalah, sebab masalah membantu kita untuk belajar bersabar, dan kesabaran mengembangkan kekuatan dalam karakter kita sehingga kita mampu untuk semakin mempercayai TUHAN setiap saat sampai akhirnya harapan dan iman kita menjadi kuat dan kokoh.

Intinya, TUHAN sedang dan masih terus bekerja di dalam hidup kita − bahkan ketika kita tidak mengerti dan menyadarinya. Tetapi, akan lebih mudah dan menguntungkan jika kita mau bekerja sama denganNya.(l@)

Diterjemahkan dari: 5 Reasons Why God Uses Problems



5 Reasons Why GOD Uses Problems

The problems you face will either defeat you or develop you - depending on how you respond to them. Unfortunately, most people fail to see how GOD
wants to use problems for good in their lives.
They react foolishly and resent their problems rather than pausing to consider
what benefit they might bring.
Here are five ways GOD wants to use the problems in your life:

Have a nice readings.......


1.GOD Uses Problems To DIRECT You

Sometimes GOD must light a fire under you to get you moving.
Problems often point us in a new direction and motivate us to change.
Is GOD trying to get your attention?.
"Sometimes it takes a painful situation to make us change our ways."


2. GOD Uses Problems To INSPECT You

People are like tea bags...
if you want to know what's inside them, just drop them into hot ever water!
Has GOD tested your faith with a problem?
What do problems reveal about you?
"When you have many kinds of troubles,
you should be full of joy, because you know that these troubles test your faith,
and this will give you patience."


3. GOD Uses Problems To CORRECT You

Some lessons we learn only through pain and failure.
It's likely that as a child your parents told you not to touch a hot stove
But you probably learned by being burned.
Sometimes we only learn the value of something...
health, money, a relationship. .. by losing it.
"It was the best thing that could have happened to me,
for it taught me to pay attention to your laws."


4. GOD Uses Problems To PROTECT You

A problem can be a blessing in disguise....
if it prevents you from being harmed by something more serious.
Last year a friend was fired for refusing to do something unethic,
that his boss had asked him to do.
His unemployment was a problem -
but it saved him from being convicted and sent to prison a year later,
when management's actions were eventually discovered.
"You intended to harm me, but GOD intended it for good...


5. GOD Uses Problems To PERFECT You

Problems, when responded to correctly, are character builders.
GOD is far more interested in your character than your comfort.
Your relationship to GOD and your character are the only two things,
you're going to take with you into eternity.
"We can rejoice when we run into problems...
they help us learn to be patient.
And patience develops strength of character in us...
and helps us trust GOD more each time we use it,
until finally our hope and faith are strong and steady."


Here's the point Ad:
GOD is at work in your life - even when you do not recognize it or
understand it. But it's much easier and profitable when you cooperate
with Him.

EDITORIAL

Dipimpin kepada Kebenaran
Siapa sih yang mau melakukan kesalahan? Setiap kita, normalnya, pasti ingin melakukan segala sesuatu tidak hanya dengan baik, tetapi juga benar. Masalahnya hikmat manusia terbatas, sehingga orang yang paling pandai pun pernah melakukan kesalahan. Tetapi, hikmat yang dari Tuhan tidak terbatas, sehingga orang yang menurut dunia paling podoh sekalipun, sanggup melakukan perkara besar & benar. Lihat saja, Nuh. Karena kerendahan hatinya yang mau taat pada firman Tuhan serta hikmat dari Tuhan (melalui mimpi), dia, manusia biasa (bukan ahli pembuat kapal) bisa membuat bahtera dengan ukuran yang tepat dan bahan yang cukup kuat sehingga tidak hancur oleh banjir badai selama 40 hari. Bandingkan dengan Titanic, kapal super mewah di jamannya. Sekalipun dibuat oleh seorang ahli kapal yang jenius, akhirnya menenggelamkan ribuan orang, yang secara teknis karena menyerempet gunung es dan karena kesombongan hati si pembuat kapal yang berkata, ”bahkan Tuhan pun tidak dapat menenggelamkan kapalku.”

Roh Kudus, adalah Roh ALLAH yang selalu memimpin kita kepada KEBENARAN. Bagaimana Roh Kudus membawa kita kepada kebenaran? Ketika merenungkan ini, saya teringat ketika melakukan perjalanan bersama teman saya, Grace, guna survey lokasi untuk mission trip tahun lalu. Sekalipun telah diberi alamat yang lengkap, nama dan jenis kendaraan yang bisa kami tumpangi untuk mencapai daerah itu, tetapi tetap saja sulit bagi kami berdua untuk menemukan tempat yang ”baru” itu. Bahkan, kami bisa disesatkan oleh informasi yang salah di tengah jalan. Waktu itu yang kami lakukan adalah meminta contact-person kami di daerah itu menjemput dan menyertai kami menumpang kendaraan sampai ke tempat tujuan.

Tujuan kita adalah menjadi serupa Kristus. Roh Kudus adalah ”contact-person” kita yang tahu betul seperti apa Kristus, kehendak Kristus, cara bertumbuh serupa Kristus. Jika ingin menjadi serupa Kristus, cara terbaik dan yang paling benar adalah membawa Roh Kudus di dalam kendaraan kehidupan kita dan membiarkan Dia memimpin jalan kita. Pasti sampai tujuan.

FOKUS KITA

AYO SEKOLAH!
Hidup dipimpin Roh Kudus ibarat bersekolah. Di sekolah, kita belajar sesuai dengan kelas kita. Pada waktu yang ditentukan, kita menjalani ujian. Jika lulus, kita naik ke tingkat yang lebih tinggi dan menerima pelajaran lain atau pelajaran yang sama, namun tingkat kesulitannya lebih tinggi. Jika tidak lulus, kita harus tinggal kelas dan mengulang pelajaran kelas yang lama termasuk ujiannya, sampai kita memenuhi syarat untuk naik kelas.

Dalam kehidupan, segera setelah menerima YESUS sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita memasuki masa hidup yang dirancang oleh BAPA untuk dijalani dengan pimpinan Roh Kudus. Roh Kudus menjadi seperti guru yang mengajar dan mengingatkan kita akan segala hal yang YESUS telah katakan. Hanya saja, ‘mata pelajaran’ yang diajarkanNYA dalam ‘sekolah’ ini tidak sama urutannya antara orang yang satu dengan yang lain. Sebagian orang mulai dengan ‘pelajaran’ kesabaran, yang lain mulai dengan ketekunan, ada yang mengawali dengan pengampunan, dan berbagai jenis ‘pelajaran’ lainnya.

Setelah ‘pelajaran’ diberikan kepada seseorang, mulailah ia masuk ke dalam masa ujian. Misalnya, orang yang menempuh ‘mata pelajaran’ ketekunan diperhadapkan kepada situasi yang mengharuskannya melakukan hal yang sama dalam waktu yang lama. Jika menang, ia akan naik ke tingkat yang lebih tinggi kemudian belajar lebih dalam tentang ketekunan dan menerima ujian yang lebih sulit atau beralih ke ‘pelajaran’ lainnya. Jika gagal, situasi yang sama tetap mengelilinginya, sampai ia berhasil mengatasinya sehingga layak ‘naik kelas’.

Bagi saya sendiri, ‘pelajaran’ awal yang saya terima antara lain adalah kejujuran. Roh Kudus mengajar saya untuk mengerjakan sendiri ulangan saya dan tidak menconteki teman, tidak berkata bohong, tidak membuang sampah sembarangan meski tidak ada yang melihat, memilih ditilang daripada menuruti ajakan damai oknum polisi, dan lain-lain. Dalam hal itu, saya banyak mengalami kemenangan sehingga situasi yang dahulu saya anggap sebagai ujian yang harus dilalui dengan perjuangan menjadi hal yang secara otomatis dapat saya atasi sesuai dengan keinginan TUHAN. Lain halnya dalam ‘pelajaran’ yang namanya kesabaran, sampai detik ini pun saya masih tetap mengalami ujian untuk melihat apakah saya sudah sabar seperti Kristus. Sering kali saya masih marah ketika orang lain melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginan saya atau saat berada dalam situasi yang mengharuskan saya menunggu. Padahal kesabaran termasuk ‘pelajaran’ awal yang Roh Kudus ajarkan, jadi boleh dikatakan saya sudah berkali-kali ‘tinggal kelas’ dalam hal kesabaran.

Puji TUHAN! Ternyata ada kabar baik bagi saya maupun bagi setiap kita, terutama yang mungkin mulai merasa bahwa hidup dipimpin Roh Kudus adalah suatu hal yang tidak terjangkau − dalam satu hal sudah berkemenangan, tetapi dalam banyak perkara lain masih jatuh bangun. Berita baiknya adalah bahwa ‘sekolah’ kita di dalam Roh Kudus ialah:

Sekolah yang terus berlangsung selama masih hidup.
Orang non Kristen pun tahu, belajar adalah proses seumur hidup (life long learning), terlebih lagi setiap anak TUHAN seharusnya tidak pernah berhenti belajar. Selama TUHAN masih mengizinkan kita bernafas, bersukacitalah, sebab ini berarti kita masih dapat mengikuti ‘ujian perbaikan’ hingga dipandang layak untuk ‘naik kelas’. Kita harus bangkit dari kegagalan serta melangkah kembali dengan keyakinan penuh akan kasih & kuasa TUHAN untuk menjadikan kita sempurna, sama seperti Bapa kita adalah sempurna. Haleluya!

Sekolah yang−sama seperti sekolah lainnya−selalu memberikan kesempatan untuk berlatih.
Kita berlatih dipimpin Roh Kudus dengan mempraktikkan Firman Tuhan mulai sekarang dalam hal-hal yang kecil. Kita berlatih dalam hal iman ketika percaya bahwa kita pasti selalu makan dengan baik 3 kali sehari meskipun kenyataannya sekarang ini kita memang masih dapat makan 3 kali setiap harinya. Jika kemudian kita berada dalam masalah keuangan sehingga makan pun sulit, kita sudah siap melalui ujian yang sebenarnya ini dengan beriman bahwa TUHAN pasti mencukupi kita. Kita melatih pengampunan dengan mengampuni orang yang memotong jalan kita sewaktu sedang mengemudi atau menyakiti kita dalam hal sepele lainnya, sehingga juga mampu mengampuni jika keluarga kita yang menyakiti hati. Sukacita kita latih dengan membiasakan diri tersenyum ramah pada setiap orang yang kita temui supaya dalam kesedihan pun kita masih ingat untuk tertawa. Masih ada banyak contoh latihan lainnya, namun intinya, janganlah kita menunggu sampai ada masalah yang berat baru kita mempraktikkan Firman Tuhan, melainkan jadikan praktik Firman Tuhan sebagai gaya hidup sehari-hari. Itulah latihan hidup dipimpin Roh Kudus.

Bergairahkah kita bersekolah di sekolah yang Kepala Sekolahnya adalah Roh Kudus sendiri? Saya sangat bergairah, bahkan ingin menjadi ‘siswa berprestasi’ untuk menyenangkan hati BAPA saya. Bagaimana dengan Anda? Ayo sekolah!
“Kehidupan ibarat lomba lari seribu langkah. Setiap langkah sangat berarti karena langkah keseribu tidak akan tercapai tanpa langkah pertama sampai dengan ke-999. Oleh karena itu, saat jatuh pada langkah tertentu, jangan kita kembali ke langkah sebelumnya, apalagi ke garis awal, melainkan mari kita melanjutkan langkah supaya semakin mendekati garis akhir.”
BERKAT TUHAN MELALUI THCL
Lewat THCL TUHAN mengajar saya untuk memprioritaskan dan mengandalkan TUHAN di atas semua keinginan saya. Selama ini saya hidup banyak mengandalkan kekuatan saya sendiri dalam mencapai semua keinginan saya, akibatnya hanya kegagalan dan kelelahan yang saya dapatkan, khususnya dalam studi saya. Sebelumnya, saya merasa bahwa keberhasilan studi bisa saya dapatkan hanya melalui hasil usaha keras saya sendiri. Saya lupa bahwa segala hikmat dan pengetahuan berasal dari TUHAN, dan keberhasilan datangnya dari TUHAN yang diberikanNYA kepada saya. Demi mengejar keberhasilan studi saya, saya hanya berfokus pada cara dan usaha untuk mendapatkannya, akibatnya saya gagal dalam ujian. Tetapi, lewat pembaharuan pikiran dan penyembahan terus-menerus kepada TUHAN, TUHAN singkapkan kepada saya, bahwa keinginan saya dan sikap mengandalkan diri sendiri yang selama ini saya lakukan secara tidak sadar menjadi berhala bagi saya sehingga lupa memposisikan Tuhan sebagai yang terutama di dalam pikiran saya. Ketika saya mulai memposisikan Tuhan sebagai yang terutama di dalam pikiran saya dan melibatkanNYA dalam segala usaha saya, puji TUHAN!!! DIA membuat saya mampu dan berhasil dalam ujian studi saya.(Rut/Youth)

Firman TUHAN lewat THCL menyingkapkan banyak dosa yang selama ini tidak saya sadari. Dulu saya adalah orang yang egois, sombong dan serakah. Sebagai pelajar teladan, sering kali saya sombong dengan kepandaian saya. Di kelas, saya seringkali menonjolkan diri bahwa sayalah yang terpandai dan saya selalu berusaha bergerak lebih cepat dari semua teman saya untuk membuktikan bahwa sayalah yang terbaik. Saat saya merasa sudah ”memenangkan pertandingan”, saya menjadi cuek dan tidak peduli pada orang lain. Tapi, pada waktu THCL, ketika saya belajar sungguh-sungguh intim dengan TUHAN, TUHAN menunjukkan karakter buruk saya yang selama ini telah menjadi dosa yang keji di hadapan TUHAN, yaitu kesombongan saya, yang itu berarti saya telah ”menyaingi” TUHAN. Saya sangat malu dengan dosa saya itu. TUHAN menegur saya untuk bertobat dan membuang semuanya, dan belajar rendah hati. Sekarang saya belajar untuk membawa TUHAN dalam setiap hal dalam hidup saya karena TUHAN adalah sumber dan penguasa hidup saya.(Lynda/Teen)

Sebelum kegerakan THCL diadakan kehidupan rohani saya tidak baik. Saya sulit merasakan hadirat Tuhan dan mengalami jamahannya jika berada di rumah. Saya hanya bisa mengalami Tuhan ketika di gereja saja. Akibatnya, saya lebih banyak tidak saat teduh. Waktu THCL putaran pertama diadakan, jujur saja saya malas melakukannya. Selain saya ketinggalan memulainya, saya pikir THCL pasti sama saja dengan metode yang dulu-dulu, sehingga saya hanya melakukan THCL selama minggu pertama saja. Tetapi, ketika gereja mengadakan gerakan THCL putaran kedua tanggal 3 Juli 2007, saya sepakat dan antusias mengikutinya, salah satu alasannya adalah karena saya ingin mendapatkan berkat Tuhan, yaitu lulus sidang skripsi. Selama THCL saya rutin saat teduh, saya banyak confess firman Tuhan, terutama Mazmur 23, dan di rumah saya belajar menyembah Tuhan. Puji Tuhan. Kuasa firman Tuhan memperbaharui pikiran saya sehingga saya bisa merasakan hadirat dan mengalami jamahan Tuhan ketika berada di rumah. Saya mulai bisa memandang dan berkata positif terhadap situasi di sekitar saya. Ketika tanggal 11 Juli 2007 saya akan menghadapi sidang skripsi, hati saya terus gelisah memikirkannya. Tuhan ingatkan saya Mazmur 23 dan saya pun terus memperkatakannya, sehingga ada ketenangan saat saya maju sidang. Saya sempat tertekan lagi setelah sidang berakhir, karena dosen penguji saya bilang kalau topik skripsi saya kurang menarik. Tetapi, sahabat saya, Ria, menguatkan saya. Sampai akhirnya saya belajar menyerahkan segala hasil skripsi kepada Bapa sebagai sahabat saya. Saya terus berdoa, belajar mengandalkan Bapa dan memperbaharui pikiran dengan hal-hal positif. Kira-kira 1,5 jam kemudian saya dipanggil dan dinyatakan lulus dengan hasil yang memuaskan serta tanpa revisi. Saya percaya ini semua karena campur tangan Tuhan. (Fenny/Pembina J’CC)