Sunday, December 26, 2010

May Your Presence Go With Us

FOKUS KITA

Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu,

beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau,

supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu.

Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu."

Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan

memberikan ketenteraman kepadamu."

Berkatalah Musa kepada-Nya: "Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami,

janganlah suruh kami berangkat dari sini.

-Keluaran 33:13-15-

If Your presence doesn't go with us
We don't want to leave this place
Lord we need You near
As we go from here
To lead us by Your love and grace

Jika hadiratMu tidak menyertai kami

Kami tidak akan meninggalkan tempat ini

Tuhan, kami membutuhkanMu di dekat kami

Saat kami beranjak dari tempat ini

Untuk memimpin kami dengan kasih karuniaMu.

May Your presence fill us everyday
May Your Spirit lead the way
Lord to You we call
Let Your glory fall
And may Your presence go with us

Biarlah hadiratMu memenuhi kami setiap hari

Biarlah RohMu yang memimpin langkah kami

Tuhan, kepadamu kami berseru

Turunkan kemuliaanMu

Dan biarlah hadiratMu menyertai kami

If we have found favor in Your sight
Show us Your way O Lord
'Cause we want to know You and live in Your light
For all of our days show us Your way

Jika kami telah mendapatkan kemurahan dalam padanganMu,

Tunjukkan pada kami jalanMu, Tuhan

Karena kami ingin mengenalMu dan tinggal dalam terangMu.

Untuk semua hari-hari kami, nyatakanlah jalanMu.

We have our hopes and we have our dreams
But we cannot go where You will not lead

Kami memiliki harapan-harapan serta impian-impian

Namun kami tidak dapat melangkah ke tempat dimana Engkau tidak memimpin kami.

Lagu ini ditulis berdasarkan kisah Musa saat diperintahkan Tuhan untuk membawa umat Israel pergi menuju Tanah Perjanjian. Jika kita membaca kisahnya secara utuh dalam kitab Keluaran, kita akan dapat merasakan pergumulan dan pergulatan batin Musa dalam memimpin bangsa Israel yang tegar tengkuk selama 40 tahun melewati padang gurun.

Saat pertama kali memanggil Musa, kita akan mendapati seorang Musa yang gagap, tidak pandai berbicara (bahasa modern-nya berdiplomasi), dan mungkin agak minder. Adalah sebuah kehormatan dan kepercayaan dari Tuhan, bahkan bisa dikatakan ini adalah sebuah “prestasi” terbesar Musa untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir.

Masa yang panjang, tempat tujuan yang jauh, perjalanan yang melelahkan, lingkungan yang keras, banyaknya orang yang dipimpinnya (ini berarti juga beragam jenis karakter dan kemauan orang, banyak konflik, penolakan dan pemberontakan), belum lagi bahaya dan musuh yang mengancam pun tidak dapat diremehkan kekuatannya… ibarat ‘mimpi buruk’ yang tiada akhir.

Bisa saja Musa menyerah dan memilih mundur, mengingat beratnya beban yang harus ditanggungnya. Dapat dimaklumi jika Musa (yang disebut sebagai tokoh yang sabar dalam Alkitab) menjadi marah besar ketika ‘dikhianati’ bangsa yang sudah diperjuangkannya dengan penuh susah payah agar merdeka dan hidup dalam kesejahteraan. Betapa kita juga jatuh iba kepada Musa, bahwa setelah perjuangan beratnya ia tidak diperkenankan Tuhan masuk Tanah perjanjian, karena kemarahan Musa ‘akibat’ kekurangajaran bangsa pimpinannya.

Namun, Musa tetap bertahan sampai akhir karena ia memegang janji penyertaan Tuhan dan karena ia tahu bahwa bangsa Israel adalah milik Tuhan, bukan miliknya sehingga Tuhan yang berdaulat ‘membereskan’ bangsa Israel. Ia percaya bahwa jika Tuhan memberikan perintah, maka Tuhan akan menyertai, memperlengkapi, menguatkan, mengajarkan jalan-jalan yang harus ditempuhnya menuju kemenangan. Pendek kata, Musa percaya bahwa Tuhan bertanggung jawab sampai akhir menyertainya, karena perjuangan Musa adalah perjuangan Tuhan.

Sama halnya dengan hidup kita. Tuhan yang memanggil kita, mempercayakan hidup yang kita jalani saat ini kepada kita, Dia yang akan terus menyertai kita, seperti Ia menyertai Musa.

Mungkin selama satu tahun yang kita jalani ini, kita melewati banyak peristiwa kehidupan. Ada kemenangan, ada kegagalan, ada tawa, ada air mata. Ada pergumulan kita yang belum terjawab, ada pertandingan iman yang masih harus terus kita jalani. Ada juga diantara kita yang dibawa ‘paksa’ oleh Tuhan untuk keluar dari kenyamanan dan masuk pada suatu fase baru dalam kehidupan yang menuntut komitmen serta tanggungjawab kita lebih lagi. Fase yang belum pernah kita alami sebelumnya, yang mungkin akan ‘menguji’ kesabaran, ketahanan, kerendahan serta kemurnian hati. Fase yang akan membawa kita menjadi pribadi yang semakin teruji dan bersinar terang… jika kita meresponinya secara benar dan mau bekerja sama dengan Tuhan dalam pertandingan yang Ia wajibkan.

Apapun fase yang akan kita jalani, mari percaya dan memegang janji penyertaan Tuhan. Kegagalan kita di masa lalu tidak akan membuat Dia berhenti mengasihi kita dan tidak akan menggagalkan rencanaNya bagi kita. Nikmati saja perjalanan kita. Lakukan yang terbaik yang Anda bisa sampai batas akhir kekuatan Anda. Tuhan akan menguatkan Anda, menunjukkan jalan-jalanNya dan menyelesaikan bagianNya. Selamat merayakan Natal dan memasuki tahun yang baru. Tuhan Yesus menyertai kita semua.(l@)

INFO KITA - 26 Desember 2010


Ibadah Penutupan Tahun

Ibadah penutupan tahun dilaksanakan hari Jumat, 31 Desember 2010, pukul 22.00 WIB. Ibadah akan disertai dengan Perjamuan Kudus.

Ibadah Raya DIGABUNG

Ibadah Raya Family, Youth & Teen pada hari Minggu, 2 Januari 2011 DIGABUNG pada pukul 08.00 WIB. Harap diperhatikan!

Perjamuan Kudus

Siapkan diri Anda untuk masuk dalam Perjamuan Kudus di awal tahun 2011 yang akan diselenggarakan pada hari Minggu, 9 Januari 2011

di Ibadah Raya Family & Ibadah Raya Youth.

Jangan Lupa Ambil Warta!

Sehubungan dengan Warta Kita yang libur terbit pada hari Minggu, 2 Januari 2011, harap Saudara/I tidak lupa mengambil Warta Kita edisi 26 Desember 2010 (HARI INI), karena disertai Penuntun Saat Teduh Pribadi edisi 3-9 Januari 2011.

Libur Sekretariat Gereja

Kantor sekretariat gereja LIBUR pada hari Selasa s/d Sabtu, tanggal 28 – 31 Desember 2010. Kantor sekretariat gereja buka kembali mulai hari Selasa, 4 Januari 2011.

Persyaratan Nikah Gerejani

GBI Kristus Pencipta

Persyaratan Pemberkatan Nikah GBI Kristus Pencipta:

1. Tercatat dan aktif sebagai Jemaat GBI Kristus Pencipta minimal 6 (enam) bulan

2. Telah mendapat persetujuan dari orang tua kedua belah pihak

3. Telah lahir baru dan dibaptis air

4. Telah mengikuti Bimbingan Pra Nikah selama 6 (enam) bulan dan mendapat persetujuan dari pembina BPN.

5. Kelas BPN dibuka setiap bulan Januari dan Juni.

Keterangan lebih lanjut harap menghubungi :

Bp. Harun 031-70792800 / 081-1372800

Kelengkapan Administrasi Nikah Gerejani

GBI Kristus Pencipta

Berikut daftar kelengkapan administrasi nikah gerejani GBI Kristus Pencipta:

1. Menyerahkan :

- Pasfoto berdua, berwarna (warna latar bebas polos), ukuran 4x6 (2 lembar).

- Fotokopi KTP (masing-masing)

- Fotokopi KSK (masing-masing)

- Fotokopi Akte Lahir (masing-masing)

- Fotokopi Sertifikat Baptisan Air (masing-masing)

2. Mengisi formulir-formulir * :

- Formulir permohonan Pemberkatan Nikah

- Formulir pernyataan belum menikah (masing-masing)

- Formulir pernyataan orang tua (masing-masing)

(* formulir dapat diambil di kantor sekretariat gereja selama jam kerja, menghubungi Sdri. Lia)

Kelas Bimbingan Pra Nikah (BPN)

Kelas BPN 2011 akan DIMULAI Senin, 17 Januari 2011, pukul 19.30 WIB. Bertempat di rumah Bp. Harun, Perum. Galaxy Royal Palace B-11 (lewat Jl. Mojokidul F).

Pokok doa minggu ini - 26 Desember 2010

We Pray, We Restore

  1. Supaya Tuhan melindungi dan memberi hikmat kepada aparat kepolisian & Densus 88 di dalam menangani teror-teror bom menjelang Natal & Tahun Baru.

  1. Supaya Pemkot membangun tata kota yang tepat dan masyarakat aktif menjaga kebersihan lingkungan masing-masing untuk menangggulangi masalah banjir di Surabaya.

  1. Agar Kapolri transparan dan mau berkerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam mengusut kasus mafia pajak Gayus yang melibatkan aparat hukum serta para pejabat, dan semua yang terlibat ditindak dengan tegas dan ditangani sampai tuntas.

  1. Supaya Pemerintah dan Konjen RI sungguh-sungguh serius menangani dan ikut bertanggung jawab atas semua persoalan-persoalan para TKI yang mengalami penderitaan akibat ulah majikan mereka di Arab Saudi dan Malaysia.

Penuntun Saat Teduh Pribadi 27 Desember 2010 – 2 Januari 2011

“Kualitas Hidup & Kepemimpinan Yesus (3)”

Jawab orang itu:

"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu

dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu,

dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

-Lukas 10:27-

Bahan diambil & diedit seperlunya dari: e-4M Abbalove

Senin, 27 Desember 2010

#15 Yesus Membuat hal Rumit Menjadi Sederhana, Bukan Sebaliknya

Firman hari ini: Matius 22:34-40

Pengajaran:

Kata seorang ahli Taurat yang hendak mencobai Yesus, "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawaban Yesus sederhana, "Hukum pertama adalah kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal budimu. Hukum kedua adalah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Seorang filsuf dapat membuat hal yang sederhana menjadi rumit untuk dilakukan. Tetapi, seorang pemimpin membuat hal yang rumit menjadi sederhana, agar bisa dipraktekkan oleh murid-muridnya. Mana yang mau Anda pilih? Anda mau menjadi seorang filsuf atau seorang pemimpin seperti Yesus?

Selasa, 28 Desember 2010

#16 Yesus Melangkah dan Memulai Sesuatu Dari Apa Yang Ada
Firman hari ini: Yohanes 2:1-11

Pengajaran:

Yesus berkata kepada pelayan-pelayan suatu pesta perkawinan di Kana, yang saat itu sedang mengalami kehabisan anggur, "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air, lalu bawalah kepada pemimpin pesta." Hasil dari ketaatan para pelayan yang disuruh oleh Yesus untuk mencedok air di dalam tempayan yang diisi dengan air sangat luar biasa, karena air telah berubah menjadi anggur. Kata pemimpin pesta kepada mempelai laki-laki setelah ia mengecap air tersebut: "Engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." Yesus memulai pelayananNya dari apa yang ada, yaitu menggunakan air. Apa yang ada pada diri Anda sekarang? Lakukan bagian Anda. Lakukan yang terbaik dari apa yang Anda bisa lakukan yang ada di dalam diri Anda. Tuhan akan melakukan bagianNya. Do your best and GOD will do the rest!

Rabu, 29 Desember 2010

#17 Yesus Berkata-kata dengan Penuh Kuasa dan Berdiam Diri dengan Penuh Kuasa
Firman hari ini: Matius 21:18-22; 27:11-26

Pengajaran:

Yesus mengetahui kapan saatnya harus berkata-kata dengan penuh kuasa dan kapan saatnya harus berdiam diri. Yesus mengutuk pohon ara yang tidak berbuah. Kata Yesus kepada murid-muridNya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi." Adakalanya Yesus hanya berdiam diri. Ia tidak menjawab suatu katapun pertanyaan Pilatus atas tuduhan yang diajukan kepada Yesus oleh imam kepala dan ahli Taurat. Yesus memberikan dampak lewat kuasa perkataan. Yesus memberikan dampak lewat kuasa berdiam diri. Bagaimana dengan Anda? Perkataan Anda mendahului nasib hidup Anda. Mari ikuti teladan Yesus.

Kamis, 30 Desember 2010

#18 Yesus Memlih untuk Tidak Kepahitan dan Tidak Sakit Hati
Firman hari ini: Matius 26:17-25; 26:30-35 dan 26:47-56

Pengajaran:

Yudas mengkhianati Yesus dengan 30 keping uang perak. Petrus menyangkal Yesus 3x. Ahli Taurat dan orang Farisi memerintahkan penangkapan dan penyaliban Yesus. Semua murid Yesus melarikan diri dan meninggalkanNya saat Ia ditangkap. Pernahkah Anda mengalami hal yang sama seperti yang Yesus alami? Seakan-akan semua orang meninggalkan Anda. Apa respon Anda? Inilah respon Yesus : Yesus tidak menghukum Yudas. Yesus juga tidak mengabaikan Petrus. Yesus tidak menghancurkan ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Yesus juga tidak membuang murid-muridNya. Pengkhianatan datang dari luar, tetapi kepahitan dan sakit hati datangnya dari dalam. Yesus sudah mengalami pengkhianatan dan ketidaksetiaan dari murid-muridNya. Yesus berhak untuk mengalami kepahitan dan sakit hati terhadap murid-muridNya, namun Ia menolak untuk memiliki kepahitan dan sakit hati. Bagaimana dengan Anda? Mari ikuti teladan Yesus.

Jumat, 31 Desember 2010

#19 Yesus Menghargai & Menghormati Otoritas di Atasnya
Firman hari ini : Markus 12:13-17

Pengajaran:

Jawaban Yesus kepada orang Farisi yang hendak menjebakNya tentang membayar pajak kepada Kaisar sebagai otoritas yang berhak atasnya adalah "Berikanlah kepada Kaisar apa yg wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yg wajib kamu berikan kepada Allah." Di sini Yesus sedang mengajar kita untuk menghormati dan menghargai otoritas di atas kita. Yesus sebagai anak Allah taat kepada kehendak BapaNya sampai mati di atas kayu salib. Yesuspun menghormati dan menghargai otoritas pemerintahan romawi selama Ia ada di dunia. Maukah Anda menjadi pemimpin yang dihargai dan dihormati orang banyak? Belajarlah untuk menghargai dan menghormati pemimpin Anda terlebih dahulu di dalam kekurangan dan kelebihannya. Jika saat ini, Anda menemukan ada begitu banyak orang yang sulit menghargai dan menghormati Anda, cobalah untuk mengecek bagaimana hubungan Anda dengan pemimpin Anda selama ini? Apakah Anda sudah sungguh-sungguh menghargai dan menghormati mereka? What you do will duplicate. Murid Anda pasti meniru dan melakukan apa yang Anda lakukan, bukan apa yang Anda katakan. Hukum tabur tuai masih berlaku sampai hari ini. Mari ikuti teladan Yesus.

Sabtu, 1 Januari 2011

#20 Yesus Menangis Ketika Orang Lain Menangis
Firman hari ini : Yohanes 11:1-44 dan Matius 14:13-14

Pengajaran:

Ketika Yesus melihat Maria menangisi kematian Lazarus saudaranya, maka ikut sedihlah hati Yesus. Yesus sangat terharu dan menangis juga. Setelah menangis, Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian. Ketika Yesus melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Yesus tidak diam dan bersembunyi di dalam istana. Yesus bukan seorang pertapa. Yesus tidak berdiam dalam gua pertapaanNya. Yesus berjalan di tengah-tengah orang banyak. Yesus tidak jauh dari orang berdosa dan berkesusahan. Yesus berada di antara orang berdosa dan berkesusahan. Yesus mudah dijangkau oleh orang berdosa dan berkesusahan. Yesus merasakan apa yang orang berdosa dan berkesusahan rasakan. Kapan terakhir kali Anda berada di antara orang berdosa dan orang berkesusahan? Di manakah Anda banyak menghabiskan waktu pelayanan Anda? Di "gua pertapaankah" atau di gedung gereja saja atau di antara orang berdosa dan berkesusahan? Kapan terakhir kali denyut jantung Anda bergetar melihat orang berdosa dan berkesusahan? Kapan terakhir kali Anda menangis saat melihat orang berdosa dan berkesusahan? Mudahkah Anda dijangkau orang berdosa dan berkesusahan? Mari ikuti teladan Yesus.

Minggu, 2 Januari 2010

#21 Yesus Taat Melakukan Esensi, Bukan Tradisi
Firman hari ini: Matius 12:9-15a

Pengajaran:

Yesus suka melakukan hal-hal baru. Yesus menyembuhkan orang ada yang melalui jamahan tanganNya, ada yang melalui perkataanNya, ada yang melalui jubahNya, bahkan ada yang melalui tanah yang bercampur dengan ludahNya. Yesus mendorong murid-muridNya untuk melakukan sesuatu yang baru yang belum pernah mereka lakukan. Yesus meminta Petrus berjalan di atas air. Yesus meminta murid-muridNya memberi makan 5000 orang dengan 5 ketul roti dan 2 ekor ikan. Kata Yesus kepada orang Farisi di dalam rumah ibadat ketika Ia menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat, "Jika seorang dari antaramu mempunyai seekor domba yang jatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah kamu akan mengangkatnya dan mengeluarkannya? Bukankah manusia jauh lebih berharga daripada domba? Karena itu, bolehlah berbuat baik pada hari Sabat." Yesus tidak agamawi. Yesus tidak terjebak dengan rutinitas tradisi. Yesus bisa membedakan mana yang esensi dan mana yang tradisi. Yesus berani mengorbankan tradisi demi melakukan esensi. Yesus tak peduli apa kata orang demi Ia melakukan esensi. Yesus berani berubah dan membawa perubahan. Bagaimana dengan Anda? Mari ikuti teladan Yesus.

Saturday, December 18, 2010

Selamat Natal 2010

Seluruh pemimpin dan staf pengabdi GBI Kristus Pencipta mengucapkan:

Selamat Natal 2010

Biarlah kasih dan sukacita Allah yang mengalir di hati kita karena kelahiran Yesus Kristus membawa kita semakin giat melangkah untuk membagikan kasih dan berita keselamatan kepada dunia sekitar kita. Tuhan Yesus memberkati!

Pemilik Penginapan, Herodes, ataukah Orang Majus?

FOKUS KITA

Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan keputusan untuk menyelenggarakan sensus di seluruh Kerajaan Romawi. Sudah ditentukan bahwa sensus penduduk akan diadakan di kota asal masing-masing. Akibatnya penginapan-penginapan di berbagai kota menjadi penuh, sebab orang banyak datang berbondong-bondong pada waktu yang bersamaan untuk mengikuti sensus. Tak terkecuali kota kecil Betlehem. [Inilah latar belakang peristiwa kelahiran Kristus yang dicatat oleh Lukas. Kejadian selanjutnya kita ketahui bahwa kota Betlehem yang kecil itu disibukkan dengan para pendatang yang mencari tempat untuk menginap. Di antara para pendatang itu adalah Yusuf dan Maria, yang akhirnya terpaksa menginap di sebuah kandang karena sudah tidak ada lagi tempat bagi mereka di rumah penginapan.]

Orang Yahudi sebenarnya mempunyai hukum yang mengatur dan mewajibkan orang Yahudi untuk menyediakan tempat bagi seorang wanita yang hendak melahirkan, namun pemilik penginapan di Betlehem ternyata tidak memberikan kamar bagi Yusuf dan Maria yang akan melahirkan bayinya.

Di sisi lain kita melihat orang Majus, para gembala yang sederhana. Mereka dengan penuh sukacita dan semangat untuk mencari tahu di manakah Yesus. Mereka bersedia menempuh perjalanan yang sangat jauh demi kesempatan bertemu dan menyembah bayi Yesus.

Alangkah berbedanya dengan pemilik penginapan yang sebenarnya sudah memiliki kesempatan untuk menerima kedatangan Yesus, namun justru melewatkannya. Raja dan Tuhan semesta alam telah berada tepat di depan pintu rumahnya, namun demikian dia gagal untuk menerima-Nya. Dia tidak memiliki belas kasih di dalam hatinya untuk memperhatikan mereka yang lemah dan membutuhkan bantuan. Dia terlalu sibuk melayani tamu-tamu demi mendapatkan uang, pujian serta terima kasih dari mereka. Dia tenggelam ditengah-tengah kebutuhan duniawinya, ia terpaku pada kenyamanan dan keuntungan yang akan didapatnya sehingga dia melupakan hal yang lebih utama dan inti dari kehidupannya, perjumpaan dengan sang Juruselamat.

Lebih disayangkan lagi kisah raja Herodes. Sekalipun dia mengetahui kebenaran tentang keberadaan Yesus, dia tidak juga menemuiNya untuk menyembahNya, sebaliknya menolak dan bahkan berusaha membinasakanNya.

Pemilik penginapan, Herodes dan orang Majus menggambarkan tiga tipikal manusia. Pemilik penginapan menggambarkan orang yang tidak mengenal kebenaran dan tidak melakukan kebenaran. Herodes menggambarkan orang yang mengenal kebenaran, namun menolak bahkan ingin mengenyahkan kebenaran. Sedangkan orang Majus menggambarkan orang yang mengetahui kebenaran, selalu mengejar kebenaran, haus dan lapar untuk berjumpa dengan kebenaran dan bersukacita melakukan kebenaran itu.

Tipe orang manakah kita? Pemilik penginapankah? Rasanya bukan. Karena kita adalah orang percaya yang telah diselamatkan dan mengetahui kebenaran. Herodes-kah? Mari evaluasi diri kita, jangan-jangan kita adalah Herodes akhir jaman?

Jika kita menjadi begitu sibuk dengan segala hal dan permasalahan duniawi ini, jika kita sering hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan dan menjadi mengabaikan kepentingan dan kebutuhan sesama seperti halnya dengan pemilik penginapan yang hanya melihat kepentingannya sendiri, jika hati kita terbuai dan terpaku pada keuntungan dan kenyaman yang kita dapatkan sehingga menolak kesempatan untuk bertumbuh dalam pembentukan, jika kita tidak lagi mengejar hadiratNya, jika kita tidak lagi haus dan lapar untuk berubah seturut kebenaran, jika hati kita mulai tumpul terhadap kebutuhan sekitar...hati-hatilah.

Jika kita menjadi sangat terikat dengan keluarga, pekerjaan dan kesibukan lain sehingga tidak lagi memperhatikan kehadiran Tuhan di dalam hidup kita, siap siagalah! Jangan biarkan diri kita berhenti dan terhanyut... karena kita dapat kehilangan hal yang terpenting dalam hidup ini, yaitu hadirat-Nya.

Ketika Yesus datang ke dunia 2000 tahun yang lalu, orang-orang tidak menerima Dia. Yohanes menuliskan Firman Tuhan yang seharusnya menjadi peringatan bagi kita, "Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima Dia." (Yohanes 1:11)

Apakah Anda menerima Dia? Atau menolakNya? Anda dapat melihatnya dari cara Anda menyikapi dan menjalani setiap detik kehidupan Anda. Anda dapat mengetahuinya dari cara Anda memperlakukan setiap kesempatan yang terselip di antara situasi dan orang-orang yang Tuhan tempatkan di sekeliling Anda. Biarlah kita menjadi orang-orang Majus di akhir jaman yang selalu mengejar kebenaran dan menghidupi kebenaran itu dengan penuh sukacita! (l@/sumber ide: Living Live, edisi Desember 1994)

Hati yang Sempurna

INSPIRATIONAL STORY


Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan bahwa dialah pemilik hati yang terindah yang ada di kota itu. Banyak orang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda itu, karena memang benar-benar sempurna. Tidak ada satu cacat atau goresan sedikitpun di hati pemuda itu. Pemuda itu sangat bangga dan mulai menyombongkan hatinya yang indah.

Tiba-tiba, seorang lelaki tua menyeruak dari kerumunan, tampil ke depan dan berkata "Mengapa hatimu masih belum seindah hatiku?". Kerumunan orang-orang dan pemuda itu pun melihat kepada hati si pak tua. Hati pak tua itu berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan yang lain ditempatkan di situ; namun tidak benar-benar pas dan ada sisi-sisi potongan yang tidak rata.

Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak ditutup kembali. Orang-orang itu tercengang dan berpikir, bagaimana mungkin pak tua itu mengatakan bahwa hatinya lebih indah? Pemuda itu melihat kepada pak tua itu, memperhatikan hati yang dimilikinya dan tertawa "Anda pasti bercanda, pak tua", katanya, "Bandingkan hatimu dengan hatiku, hatiku sangatlah sempurna sedangkan hatimu tak lebih dari kumpulan bekas luka dan cabikan".

"Ya", kata pak tua, "Hatimu kelihatan sangat sempurna. Meskipun demikian, aku tak akan menukar hatiku dengan hatimu. Lihatlah, setiap bekas luka ini adalah tanda dari orang-orang yang kepadanya kuberikan kasihku, aku menyobek sebagian dari hatiku untuk kuberikan kepada mereka, dan seringkali mereka juga memberikan sesobek hati mereka untuk menutup kembali sobekan yang kuberikan.

Namun karena setiap sobekan itu tidaklah sama, ada bagian-bagian yang kasar, yang sangat aku hargai, karena itu mengingatkanku akan cinta kasih yang telah bersama-sama kami bagikan. Adakalanya, aku memberikan potongan hatiku begitu saja dan orang yang kuberi itu tidak membalas dengan memberikan potongan hatinya. Hal itulah yang meninggalkan lubang-lubang sobekan. Memberikan cinta (kasih) adalah suatu kesempatan. Meskipun bekas cabikan itu menyakitkan, mereka tetap terbuka, hal itu mengingatkanku akan cinta kasihku pada orang-orang itu, dan aku berharap, suatu ketika nanti mereka akan kembali dan mengisi lubang-lubang itu. Sekarang, tahukah engkau keindahan hati yang sesungguhnya itu ?"

Pemuda itu berdiri membisu dan airmata mulai mengalir di pipinya. Dia berjalan ke arah pak tua itu, menggapai hatinya yang begitu muda dan indah, dan merobeknya sepotong. Pemuda itu memberikan robekan hatinya kepada pak tua dengan tangan-tangan yang gemetar. Pak tua itu menerima pemberian itu, menaruhnya di hatinya dan kemudian mengambil sesobek dari hatinya yang sudah amat tua dan penuh luka, kemudian menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda itu. Sobekan itu pas, tetapi tidak sempurna, karena ada sisi-sisi yang tidak sama rata.

Pemuda itu melihat kedalam hatinya, yang tidak lagi sempurna, tetapi kini lebih indah dari sebelumnya, karena cinta kasih dari pak tua itu telah mengalir ke dalamnya. Mereka berdua kemudian berpelukan dan berjalan beriringan.

INFO KITA - 19 Desember 2010


Telah Menikah!

Sdr. Cahyana Bayu Bathara (Staf Pengabdi/Ko. General Affairs) dengan

Sdri. Lisa Juliana (PKS Youth) pada hari Minggu, 12 Desember 2010.

Natal Family

“Sentuhan Kasih Bagi Yang Terhilang”

Minggu

26 Desember 2010

Pukul 08.00 WIB

Gedung Gereja

Setelah ibadah natal, akan diadakan aksi sosial bagi masyarakat yang membutuhkan, yang diikuti oleh seluruh komsel Family.

Ibadah Raya DIGABUNG

Ibadah Raya Youth dan Teen pada hari Minggu, 26 Desember 2010

DIGABUNG pada pukul 11.30 WIB.

Ibadah Penutupan Tahun

Ibadah penutupan tahun dilaksanakan hari Jumat, 31 Desember 2010, pukul 22.00 WIB. Ibadah akan disertai dengan Perjamuan Kudus.

Ibadah Raya DIGABUNG

Ibadah Raya Family, Youth & Teen pada hari Minggu, 2 Januari 2011 DIGABUNG pada pukul 08.00 WIB. Harap diperhatikan!

Persyaratan Nikah Gerejani

GBI Kristus Pencipta

Persyaratan Pemberkatan Nikah GBI Kristus Pencipta:

1. Tercatat dan aktif sebagai Jemaat GBI Kristus Pencipta minimal 6 (enam) bulan

2. Telah mendapat persetujuan dari orang tua kedua belah pihak

3. Telah lahir baru dan dibaptis air

4. Telah mengikuti Bimbingan Pra Nikah selama 6 (enam) bulan dan mendapat persetujuan dari pembina BPN.

5. Kelas BPN dibuka setiap bulan Januari dan Juni.

Keterangan lebih lanjut harap menghubungi :

Bp. Harun 031-70792800 / 081-1372800

Kelengkapan Administrasi Nikah Gerejani

GBI Kristus Pencipta

Berikut daftar kelengkapan administrasi nikah gerejani GBI Kristus Pencipta:

1. Menyerahkan :

- Pasfoto berdua, berwarna (warna latar bebas polos), ukuran 4x6 (2 lembar).

- Fotokopi KTP (masing-masing)

- Fotokopi KSK (masing-masing)

- Fotokopi Akte Lahir (masing-masing)

- Fotokopi Sertifikat Baptisan Air (masing-masing)

2. Mengisi formulir-formulir * :

- Formulir permohonan Pemberkatan Nikah

- Formulir pernyataan belum menikah (masing-masing)

- Formulir pernyataan orang tua (masing-masing)

(* formulir dapat diambil di kantor sekretariat gereja selama jam kerja, menghubungi Sdri. Lia)