Sunday, February 24, 2008

Penuntun Saat Teduh Pribadi

18-24 Februari 2008

“Penyembah yang Sejati”


Senin, 18 Februari 2008

PENYEMBAHAN YANG BERPUSAT PADA ALLAH
Firman Hari ini: Mazmur 57:1-12; I Samuel 22:1-2

Pertanyaan Perenungan:
1. Menurut Saudara, apa yang sedang dialami oleh Daud? (Mazmur 57: 2-5; I Samuel 22:1-2)
2. Apa yang dilakukan Daud ketika dalam kesesakan? (Mazmur 57:8-11)

Pengajaran:
Penyembahan yang benar seharusnya hanya berpusat kepada Allah. Alasan utama kita menyembah Tuhan adalah untuk melayani Dia. Sikap dasar penyembahan bukanlah: “Berkati aku, Tuhan,” melainkan “Aku akan memberkati (memuji) Tuhan.” (Bob Sorge). Maksudnya, ketika kita menyembah Allah, kita sedang mengekspresikan iman kepada-Nya. Kita tidak sedang berpusat pada diri kita, tetapi kepada Allah. Saat Daud dikejar oleh Saul, ia lari ke gua Adulam. Jika kita bayangkan, keadaan Daud saat itu penuh dengan tekanan. Daud stres berat. Tetapi apa yang dilakukan Daud? Ia memang mengungkapkan perasaannya kepada Allah secara jujur karena ia sedang takut dan tertekan. Daud memohon pertolongan kepada Allah, karena penderitaan yang dia alami sangat berat. Namun pada bagian akhir dari ayat yang kita baca (khususnya ayat 8-11), Daud menyatakan keyakinannya dengan memuji dan menyembah Allah. Dia memusatkan penyembahannya kepada Allah, bukan kepada penderitaan yang ia hadapi. Kitapun harus memusatkan penyembahan kita kepada Allah dan bukan kepada masalah. Curahkanlah seluruh perasaan Anda kepada Bapa dalam penyembahan, namun di dalam mencurahkan hati Anda itu, jangan lupa untuk mengagungkan, memuja Dia serta menyatakan bahwa Anda tetap beriman kepadaNya. Penyembahan haruslah menjadi fokus utama Anda, bukan masalah yang sedang Anda hadapi. Tujuan utama Anda adalah Allah sendiri bukan berhenti dengan hanya meluapkan “unek-unek” Anda. Bila hal itu yang Anda lakukan, pasti Allah memberkati dan memberi pertolongan untuk masalah Anda. Mungkin pertolonganNya tidak langsung terjadi, namun pasti terjadi pada waktuNya. Ibadah penyembahan memberikan kelegaan bila kita dapat melupakan diri sendiri dan terangkat bersama dengan Tuhan (Bob Sorge).

Penerapan Pribadi:
1. Apakah Saudara masih berpusat pada diri sendiri jika menyembah Allah?
2. Pusatkan penyembahan Saudara pada Allah di setiap waktu!


Selasa, 19 Februari 2008

PENGHALANG PENYEMBAHAN
Firman Hari Ini: Matius 5:21-26; Yesaya 59:1-2

Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang Yesus perintahkan jika ada masalah dengan sesama, ketika hendak memberi persembahan kepada Tuhan? (Matius 5:23-24)
2. Apa yang menjadi penghalang atau pemisah antara manusia dengan Allah? (Yesaya 59:1-2)

Pengajaran:
Mengapa banyak orang Kristen tidak mengalami Allah dalam hidupnya? Dosa adalah penghalang utama antara manusia dengan Allah. Tuhan tidak senang jika ada dosa yang kita biarkan begitu saja tanpa kita bereskan di hadapan-Nya. Ketika Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami kepada para murid, ada teks yang berbunyi demikian: “Ampunilah kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami,” (Matius 6:12). Hal ini sengaja Tuhan ajarkan kepada kita supaya hidup kita tetap murni di hadapan-Nya. Kita harus terus terbuka di hadapan Allah. Jangan ada dosa yang kita sembunyikan dari-Nya. Bukannya Allah tidak mengetahui apa yang kita sembunyikan, tetapi Allah ingin kita terbuka dan jujur di hadapan-Nya. Kita harus selalu membereskan segala sesuatu yang tidak berkenan di hati Allah (baca Amsal 28:13). Penyembahan kita tidak akan pernah berkenan jika kita masih membiarkan dosa ada di dalam hidup kita. Jangan lupa, setiap kali kita menghadap Tuhan, yang harus dilakukan adalah berdamai dengan Allah dan berdamai dengan sesama, jika ada masalah yang belum selesai. Bagi Tuhan yang penting adalah kemurnian hati kita, bukan apa yang kita persembahkan. Singkirkan semua penghalang dalam hubungan kita dengan Allah. Mungkin bagi kita hanya dosa kecil dan sepele, tetapi bagi Tuhan baik dosa kecil maupun besar, tetaplah dosa. Kita harus berdamai secara vertikal yaitu dengan Allah dan horizontal yaitu dengan sesama. Allah akan melupakan dan membuang jauh-jauh dosa yang telah kita lakukan, jika kita telah mengaku dan meminta ampun kepada-Nya. Lakukan pemberesan dengan segera sebelum Allah sendiri yang membongkar dosa yang telah kita lakukan.

Penerapan Pribadi:
1. Dosa pribadi apakah yang Saudara masih simpan hingga saat ini?
2. Apakah Saudara sudah berdamai dengan Allah & sesama yang telah menyakiti Saudara?
3. Terbukalah kepada Allah dalam seluruh aspek kehidupan Saudara.


Rabu, 20 Februari 2008

MEMBERI YANG TERBAIK KEPADA ALLAH
Firman Hari Ini: Kejadian 22:1-14

Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang Allah perintahkan kepada Abraham? (Ayat 2)
2. Apakah Abraham melakukan perintah Allah? (Ayat 3)
3. Kenapa Allah menyuruh Abaraham untuk membatalkan pengorbanan anaknya? (Ayat 12)

Pengajaran:
Jika kita menyimak dengan teliti cerita Abraham dalam Kejadian 22:1-14, maka kita akan mendapatkan berkat yang luar biasa. Ketika Allah menyuruh Abraham untuk mempersembahkan anaknya, Ishak, ia taat melakukannya. Memang Alkitab tidak menceritakan reaksi apa yang terjadi pada Abraham saat perintah tersebut datang kepadanya. Namun, pasti Abraham mengalami pergumulan batin yang sangat hebat untuk menaati perintah Allah tersebut. Jika kita membayangkan, seorang anak yang telah dia nantikan selama 25 tahun, harus dibunuh dan dipersembahkan sebagaimana layaknya seekor binatang, hal itu sungguh berat baginya. Apalagi Ishak adalah anak Abraham satu-satunya yang dijanjikan Allah. Meskipun demikian Abraham tetap melakukannya. Ketika Abraham hendak menyembelih anaknya, Allah langsung berseru kepadanya dari langit, mengatakan: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Titik tolak penilaian Allah adalah bahwa Abraham rela memberikan apa yang terbaik dalam hidupnya, yaitu anak yang dimilikinya. Dua hal yang Abraham dapatkan dari Allah sebagai akibat dari ketaatannya, yaitu penghargaan bahwa ia takut kepada Allah dan ia mendapatkan kembali anaknya. Seorang penyembah adalah seorang yang selalu memberi yang paling berharga kepada Tuhan. Entah itu harta, kemampuan (talenta), atau apapun yang paling kita kasihi. Penyembah yang benar adalah penyembah yang selalu siap dan rela memberikan yang terbaik dari semua yang dimiliki. Jangan pertahankan apa yang terbaik demi kepentingan diri sendiri. Allah berjanji dalam Matius 10:39,” Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Milikilah prinsip bahwa semua yang kita berikan & lakukan adalah untuk Tuhan.

Penerapan Pribadi:
1. Sudahkah kita memberi yang terbaik kepada Allah dalam pelayanan, penyembahan, pekerjaan, sekolah, kuliah, dll?
2. Hak apa yang belum kita serahkan kepada Tuhan?
3. Belajarlah untuk merelakan semua yang terbaik untuk Allah.


Kamis, 21 Februari 2008

KARAKTER PENYEMBAH (1)

Firman Hari Ini: Roma 12:1-2, 9-21

Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang harus kita persembahkan sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Allah? (Ayat 1)
2. Apa yang harus kita ubah? (Ayat 2)
3. Apa hasilnya jika kita berubah? (Ayat 2)

Pengajaran:
Ada sebuah pernyataan bahwa semakin banyak kita bertemu dengan Allah (baik dalam penyembahan, doa, maupun membaca Firman), maka kita akan semakin serupa dengan-Nya. Pernyataan ini benar. Seharusnya kita selalu serupa dengan Kristus setiap hari. Namun banyak orang Kristen yang melakukan ibadah, saat teduh, berdoa, tetapi karakternya bukan seperti kristus. Paulus mengajarkan kepada kita bahwa tubuh harus dipersembahkan kepada Allah. Artinya, kita harus mempersembahkan seluruh hidup kita (yang berarti juga seluruh karakter kita), kepada Allah. Jika kita membaca Roma 12:9-21, Firman Allah mengajar tentang karakter yang harus kita miliki. Dalam ayat 2 ditegaskan bahwa akal budi (pikiran) kita harus diperbaharui dan tidak sama dengan dunia ini. Maksudnya, prinsip-prinsip atau konsep pola pikir kita tidak seperti konsep orang dunia. Konsep kita harus sesuai dengan kebenaran Allah dan jika kita berubah melalui akal budi kita, maka karakter kita akan berubah. Karakter penyembah yang benar terdapat dalam ayat 9-21 (baca & renungkan). Konsep dunia akan berlawanan dengan konsep Firman Allah. Konsep dunia akan selalu menghitung untung dan rugi bagi diri sendiri. Jika kita membalas kejahatan dengan kejahatan, maka yang kita ikuti adalah konsep dunia. Karakter kita akan membuktikan siapa yang kita sembah. Saat kita merelakan seluruh tubuh dan segala aspek hidup kita, maka kita juga harus siap dibentuk supaya karakter kita serupa dengan Kristus. Ini yang dinamakan ‘Penyembah yang Sejati’, sebab penyembah bukan saja berbicara tentang penyembahan, bentuk persembahan, pola penyembahan, nyanyian atau apapun juga. Penyembah juga berbicara tentang karakter. Di mana pun kita berada akan selalu dilihat orang dan mereka akan melihat siapa kita dan siapa yang kita sembah.

Penerapan Pribadi:
1. Apakah masih ada konsep atau pola pikir duniawi dalam diri kita?
2. Tuliskan karakter kita yang belum serupa Kristus.
3. Ubahlah konsep kita yang serupa dengan dunia menjadi seperti Kristus dan nyatakan dalam karakter kita sehari-hari.


Jum’at, 22 Februari 2008

KARAKTER PENYEMBAH (2)
Firman Hari Ini: Lukas 18:9-14

Pertanyaan Perenungan:
1. Bagaimana sikap doa orang Farisi? (Ayat 11-12)
2. Bagaimana sikap doa pemungut cukai? (ayat 13)
3. Siapa yang dibenarkan oleh Allah? (Ayat 14)

Pengajaran:
Tidak ragu lagi bahwa problem utama yang melemahkan penyembahan kita adalah kesombongan. Kesombongan telah meruntuhkan ibadah-ibadah penyembahan jauh lebih banyak dari semua kekuatan neraka yang digabungkan (Bob Sorge). Orang Farisi sangat hebat dalam masalah kerohanian. Mereka sangat disegani dan dihormati. Mereka adalah pemimpin agama. Bahkan di Israel, pemimpin agama lebih ditakuti oleh masyarakat daripada pemimpin di pemerintahan. Tetapi dari perumpamaan yang Yesus ceritakan, Dia menyatakan bahwa orang Farisi itu sangat sombong dan Allah tidak menerima doanya. Orang Farisi tidak memiliki sikap rendah hati. Sedangkan sang pemungut cukai menganggap dirinya rendah dan menyatakan dirinya sebagai orang berdosa. Allah menentang orang yang congkak. Kita harus merendahkan hati dihadapan Allah. Dan, kerendahan hati di hadapan Allah seharusnya dimanifestasikan juga kepada sesama. Siapapun kita, baik seorang profesional, pengusaha, maupun pemimpin, kita harus memiliki sikap rendah hati. Penyembahan tanpa kerendahan hati tidak ada artinya. Allah tidak akan pernah menerima persembahan dari mereka yang sombong. Milikilah sikap seperti pemungut cukai, sebab ia mengerti siapa dirinya di hadapan Allah. Kesombongan adalah dosa. Ketika pesawat yang ditumpangi oleh Mohamad Ali (petinju) sedang mengalami goncangan hebat, semua penumpang harus memakai sabuk pengaman. Namun Ali tidak memakai sabuk pengaman. Seorang pramugari menegurnya, tetapi jawab Ali: “Superman tidak perlu sabuk pengaman.” Tanpa ragu si pramugari menjawab: “Superman juga tidak perlu pesawat terbang.” Barangsiapa hidup dalam kesombongan akan menghancurkan dirinya sendiri. Mari kita merendahkan hati di hadapan Allah, maka Ia akan menghargai dan meninggikan kita.

Penerapan Pribadi:
1. Masih adakah benih kesombongan dalam diri Saudara?
2. Belajarlah rendah hati secara terus menerus.


Sabtu, 23 Februari 2008

WAKTU & SITUASI PENYEMBAHAN

Firman Hari Ini: Ayub 1: 6-22

Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang iblis kehendaki terhadap Allah supaya Ayub mengutuki Dia? (Ayat 11)
2. Apa yang dilakukan iblis terhadap segala yang dimiliki Ayub? (Ayat 13-19)
3. Apa yang Ayub lakukan setelah segala sesuatu yang ia miliki lenyap? (Ayat 20-22)

Pengajaran:
Dalam ayat yang telah kita baca, Allah ingin membuktikan kepada iblis bahwa hamba-Nya Ayub akan tetap setia walaupun keadaan yang sulit menimpanya. Semua yang ia miliki termasuk anak-anaknya telah tiada. Namun apa yang dilakukan oleh Ayub? Ia langsung mengoyak jubahnya, mencukur kepalanya kemudian sujud dan menyembah. Mengoyak jubah dan mencukur kepala adalah tanda seseorang sedang berkabung. Ayub mengeluarkan pernyataan yang luar biasa kepada Allah. Ia mengatakan: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (Ayat 21). Satu hal yang patut kita tiru dari Ayub adalah bahwa ia tetap menyembah Allah dalam situasi yang amat tidak nyaman. Banyak orang Kristen dengan semangat yang menggebu-gebu memuji dan menyembah Allah pada saat hidupnya diberkati, semua berjalan dengan lancar, tidak ada masalah yang menghimpit. Tetapi ketika keadaan terbalik dan semua menjadi kacau, mengalami kerugian, hidup tertekan, banyak orang memilih untuk tidak menyembah Allah. Mereka akan mengatakan: “Bagaimana mungkin aku bisa menyembah Allah, sedangkan aku sedang menghadapi masalah dan membutuhkan solusi yang cepat untuk menyelesaikan masalah itu.” Yang lain berkata: “Lebih baik aku memikirkan masalahku dari pada menyembah.” Penyembahan yang benar kita lakukan baik ketika semua berjalan lancar maupun ketika masalah menghimpit kita. Justru penyembahan yang bermakna akan terjadi ketika segala sesuatu mengalami kemacetan. Jangan sampai masalah membuat kita menjadi enggan untuk menyembah Allah. Justru dari menyembah, kita sedang menyatakan iman kita kepada-Nya. Ayub berkemenangan ketika ia menyatakan imannya kepada Allah. Penyembahan dilakukan di setiap waktu dan tanpa memandang keadaan kita. Penyembahan juga tidak tergantung dari suasana hati. Ada konsep yang keliru: “Jika kita ingin menyembah, ya menyembah dan jika tidak ada keinginan untuk menyembah, ya tidak usah menyembah.” Hanya di bawah kondisi-kondisi yang menekan barulah warna-warna asli kita terungkap dan sekaligus membuktikan apakah kita seorang penyembah sejati atau bukan. Seorang penyembah sejati akan menyembah bahkan dalam situasi-situasi yang menekan secara emosional. (Bob Sorge)

Penerapan Pribadi:
1. Apakah Saudara menyembah hanya ketika segala sesuatu berjalan lancar dan tanpa masalah?
2. Sembahlah Allah dalam segala waktu dan keadaan.

Minggu, 24 Februari 2008

MENYEMBAH YANG MAHA KUDUS
Firman Hari Ini: Yosua 24:14-28

Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang Yosua harapkan dari bangsa Israel? (Ayat 14)
2. Kepada siapa Yosua dan seisi rumahnya beribadah? (Ayat 15)

Pengajaran:
Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel dan menyampaikan sabda Allah. Ia menceritakan semua perbuatan Allah mulai dari Abraham sampai kepada pertolongan Allah dalam merebut Tanah Perjanjian yang saat itu mereka huni. Yosua memberikan nasihat yang terbaik dan sangat bijaksana supaya seluruh bangsa Israel tetap beribadah kepada Allah dengan tulus ikhlas dan setia. Tetapi, Yosua juga tidak memaksa bangsa tersebut untuk beribadah kepada Allah. Ia mengatakan bahwa jika tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, mereka bebas memilih kepada siapa mereka akan beribadah, apakah allah nenek moyang mereka atau allah negeri orang Amori. Yosua sendiri dan beserta keluarganya memilih beribadah kepada Allah. Pertanyaan ini juga ditujukan kepada kita pada hari ini. Kepada siapa kita beribadah? Kepada siapa kita menyembah? Apakah kepada Allah atau allah yang lain? Mungkin ada yang menyembah kekayaan atau uang. Dalam hal ini orang tersebut lebih memprioritaskan (mengutamakan) kekayaan atau uang yang ia miliki daripada Allah. Ada yang menyembah hobi, ada yang menyembah pekerjaan, ada yang menyembah ketenaran atau kekasih hatinya. Ada juga yang menyembah kedagingan / dosanya. Hal itu terlihat dari setiap keputusan dan perilaku kita sehari-hari. Menyembah Yang Maha Kudus adalah satu-satunya jawaban yang terbaik. Jangan sampai ada unsur paksaan. Jika kita memilih Allah yang kita sembah, mari kita lakukan dengan ikhlas dan setia. Hanya penyembahan kepada Allah yang bisa memberikan kepuasan yang sejati. Hanya Allah yang sanggup menolong kita. Hanya Dia yang dapat menjawab segala permasalahan. Hanya Allah yang layak kita sembah, sebab Ia yang mengawali segala sesuatu yang ada. Ia adalah Allah yang cemburu. Ia tidak mau kita mendua hati. Ia tidak mau ada allah lain di hati kita. Ia yang menciptakan kita. Ia yang telah mengampuni dosa kita. Allah yang menjaga segala perjalanan kita. Allah yang membuat kita berhasil. Terpujilah nama Tuhan.

Penerapan Pribadi:
1. Adakah allah lain dalam hidup Anda ?
2. Teruslah menyembah Allah dalam segala waktu & situasi.

EDITORIAL

Menjadi Berkat

Firman Tuhan Yesus dalam Matius 5:13-16 mengajarkan bahwa kita adalah garam dan terang dunia. Garam dunia artinya kehidupan kita harus dapat dirasakan dampak positifnya bagi lingkungan di mana kita berada. Garam tidak dapat kita lihat bentuk dan rupanya dalam suatu masakan, namun rasa asin garam tetap dapat kita rasakan. Kehidupan kita pun seharusnya seperti garam. Kita menyalurkan agar orang lain dapat merasakan kasih Yesus yang ada dalam kita, meskipun kita tidak nampak atau terkenal dan tidak banyak bicara.

Tuhan juga berkata bahwa kita adalah terang dunia. Ini berarti bahwa kehidupan kita sebagai anak Tuhan harus dapat menjadi panutan atau tuntunan bagi orang lain yang hidup dalam kegelapan, supaya mereka dapat datang kepada Terang Sejati yaitu Tuhan Yesus.

Marilah kita terus berfokus untuk menjadi berkat bagi lingkungan dimana kita berada supaya mereka merasakan kasih dan kuasa Tuhan Yesus melalui kita.

dr. Daniel Christian Sudanawidjaja
PA Youth

FOKUS KITA

HADIAH TERBAIK
untuk ORANG LAIN

Sebuah kalimat bijak berbunyi: ”Hadiah terbaik untuk orang lain adalah diri kita sendiri.” Ini benar! Bahkan, Yesus sendiri semasa di dunia telah menjadi teladan dalam hal memberikan diri sendiri sebagai hadiah terbaik bagi orang lain. Ia tidak hanya memberikan waktu, tenaga, pikiran, kasih serta kuasaNya untuk melayani orang lain. Tetapi, hal terpenting adalah ketika memberi kepada orang lain, Ia juga turut memberikan seluruh hidupNya di dalam pemberian tersebut seumur hidupNya di dunia dan dalam situasi apapun. Bukan hanya sekali waktu, bukan ketika tidak malas, capek atau sedang ingin saja. Maka tidak heran jika pelayananNya begitu penuh kuasa dan orang-orang yang dilayaniNya mengalami perubahan total.

Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita, yang adalah murid Yesus, menjadi hadiah terbaik bagi orang lain? Mari cek diri kita dengan merenungkan beberapa hal berikut

KASIH TANPA SYARAT
Kasih tanpa syarat haruslah menjadi dasar motivasi kita dalam memberikan diri sebagai hadiah untuk orang lain. Matius 22:39 berkata, ”kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Inilah kasih sejati. Orang yang memberi, menolong, melayani dan memperlakukan orang lain dengan landasan kasih sejati tidak memikirkan keuntungan yang akan dia dapat atau menuntut balasan apapun dari orang lain. Ia hanya memikirkan keuntungan, kesejahteraan orang lain yang ia beri, tolong dan layani dan perlakukan dengan baik. Ia memperlakukan orang lain seperti dirinya sendiri.

PENGORBANAN TOTAL
Apakah kenyamanan kita terganggu saat ada seseorang meminta tolong pada kita? Apakah ”daging” kita terasa sakit saat harus bergerak melakukan sesuatu untuk orang lain ketika kita ingin bersantai? Adalah mudah dan biasa memberi, menolong/melayani orang lain ketika kondisi kita baik, sehat, cukup/berkelebihan. Adalah luar biasa memberi ketika kita berada di situasi yang sebaliknya, seperti janda miskin dalam Markus 12:42-44. Hadiah termahal adalah hadiah yang lahir dari pengorbanan, rasa ”sakit” dan ”kehilangan” kenyamanan.

MEMBERIKAN “SEMUANYA”
Ya, kita bisa memberikan segala yang kita “miliki” untuk orang lain. Tenaga, waktu, pikiran, uang, keahlian kita untuk orang lain. Tetapi, apa itu sudah “segala”nya? Maksudnya, apakah kita hanya melakukan tindakan memberi, menolong, melayani, atau benar-benar memberikan diri kita sepenuhnya? Memberikan diri berarti ketika kita memberikan uang untuk berobat, kita juga peduli untuk menanyakan kabar, turut merasakan (empati) deritanya serta mendoakan dia. Ketika kita memasak untuk orang lain, kita memasak dengan sukacita, tulus, ikhlas, memberikan segenap keahlian kita untuk kesehatan orang lain. Tidak hanya apa yg kita lakukan diluar saja, tetapi lebih dari itu hati & pikiran kita juga menyatu dengan pemberian kita. Itulah hadiah terbaik yang dapat kita berikan bagi orang lain.(l@)

SEPUTAR KITA

Doa itu Menguntungkan
Kapan Saja Diinvestasikan



Kita tahu bahwa tidak ada doa yang sia-sia dan doa itu sangat berharga dan penting. Investasi doa-doa kita tertanam di sorga dan sewaktu-waktu pintu sorga terbuka ketika kita menghendakinya. Kunci untuk membuka pintu sorga adalah doa yang tekun atau terus-menerus dinaikkan.

Ketekunan membutuhkan kedisiplinan. Jika kita mau belajar mendisiplin diri untuk tekun berdoa, maka kita akan benar-benar mengalami kuasa akibat doa-doa yang kita naikkan. Kehidupan yang dibangun di atas doa yang tekun selain menghasilkan kuasa adalah kebugaran rohani, yaitu hati yang berkobar-kobar untuk melayani orang lain dan mengalami kelimpahan di semua area kehidupan.

Doa bukan hanya sekedar seruan darurat semata ke tahta Allah untuk memohon pertolonganNya bagi kesulitan yang sedang kita alami. Jika kita ingin mengalami kuasa doa yang terus-menerus, maka kita harus melekat kepada Tuhan setiap hari tidak tergantung situasi dan keadaan maka doa-doa kita mengalami terobosan.

”Saya tadinya tidak suka berdoa karena saya tidak merasakan dampak apapun ketika berdoa. Sebelumnya berdoa hanyalah aktivitas rutinitas belaka bagi saya dan banyak bolongnya (tidak berdoa). Selain itu saya juga malas membaca firman dan tidak pernah berpuasa. Ketika mengikuti Diklat Doa saya merasakan jamahan Tuhan yang luar biasa dan saya bisa mendengar suara Tuhan. Sekarang saya bisa berdoa dengan rutin dan rindu untuk melayani Tuhan dengan doa-doa saya. Saya juga banyak confess firman yang luar biasa dan sekarang saya juga bisa berpuasa. (Lie Fang/Youth)

”Sudah delapan tahun lambung saya sakit. Rasanya perih dan kembung. Terlebih jika merasakan tekanan atau stres, lambung saya terasa tidak enak dan rasa sakitnya menjalar ke seluruh tubuh. Ketika mengikuti Diklat Doa saya diajar untuk berdoa dalam bahasa Roh dengan aktif. Waktu itu Tuhan menjamah bagian perut saya dan saya merasakan kuasa Tuhan bekerja dalam lambung saya dan rasa sakit di lambung saya langsung hilang sehingga malam itu saya bisa tidur nyenyak tanpa diganggu rasa sakit. Baru kali itu saya mengalami disembuhkan Tuhan secara langsung. Tuhan juga berkata kepada saya bahwa jika saya ingin mengalami kuasa Tuhan terus-menerus maka saya harus hidup melekat dan mengandalkan Tuhan setiap hari, salah satunya adalah dengan berbahasa roh terus-menerus. Saya bersyukur Tuhan begitu baik pada saya, Dia melihat hati dan bukan tingkah saya. Saya percaya akan kuasa Tuhan, tetapi jujur terkadang saya sulit bekerja sama denganNya dalam proses untuk menghadirkan kuasaNya dalam hidup saya sehingga kehidupan rohani saya naik turun. Saya bersyukur Dia mengijinkan saya mengalami sakit lambung untuk mendisiplinkan saya supaya saya sadar bahwa saya perlu Dia setiap hari dalam seluruh hidup saya dan hanya keintiman yang terus-menerus denganNya yang membuat kuasaNya menjadi nyata dalam hidup saya. (Ibu Vivi Gosal/Keluarga)

”Sebelumnya saya adalah orang yang suka mengeraskan hati terhadap suara Roh Kudus. Walaupun sudah ikut dalam pelayanan doa, tapi saya sering berbantah-bantah dan menunda-nunda waktu melaksanakan perintah Tuhan. Misalnya ketika Tuhan suruh saya saat teduh di pagi hari, saya tidak segera melakukan, malah membaca koran terlebih dulu sampai akhirnya kebablasan melakukan aktivitas lainnya. Kalau Tuhan suruh saya untuk sabar, saya lebih suka meledakkan amarah saya dan tidak sabaran. Waktu mengikuti diklat doa, tiba-tiba Tuhan minta saya untuk berlutut. Awalnya saya menawar Tuhan, ”Kenapa saya harus berlutut. Duduk saja kan tidak apa-apa. Lagipula orang lain juga tidak berlutut. Kalau saya berlutut sendiri kan malu. Apa kata orang?” Tapi, ketika akhirnya Roh Kudus gerakkan saya untuk berlutut, Tuhan berbicara pada saya bahwa berlutut berarti saya merendahkan diri, hancur hati dan tunduk di hadapan Tuhan. Waktu itu Tuhan ingatkan bahwa selama ini saya sering tidak tunduk terhadap perintah Tuhan, walaupun dalam hal sederhana sekalipun. Tuhan tegur saya untuk taat padaNya. Tuhan ingatkan bahwa ketaatan mendatangkan berkat. Dia akan menjawab doa-doa saya dan mau menemui saya kapanpun saya datang padaNya. Bagian saya adalah taat terlebih dulu. Sekarang saya menjadi lebih takut akan Tuhan dan sadar untuk segera taat ketika Tuhan menyuruh saya. (Ibu Fen Fen/Keluarga)


Bagi Anda yang memiliki kesulitan dalam kehidupan doa atau ingin memiliki kehidupan doa yang berkobar serta berdampak serta ingin tahu apa dan bagaimana doa itu, Departemen Doa KrisPen menyediakan sarana pendidikan dan pelatihan (diklat) doa bagi Anda.

Diklat doa diadakan setiap hari Selasa mulai tanggal 5 Februari s/d 1 April 2008, pada pukul 19.00 WIB di gedung gereja KrisPen. Pendaftaran dan info selengkapnya silakan hubungi: Ibu Ruth di 71427947 atau 3823490 (pada jam kerja sekretariat gereja).

INSPIRATIONAL STORY

Dia tahu lebih baik

Seorang gadis kecil sangat menginginkan sebuah sepeda baru. Ia baru saja bermain dengan seorang gadis tetangga yang mempunyai sepeda baru, dan lebih dari segalanya, ia ingin menukar “sepeda bayi”-nya dengan model “gadis besar” seperti yang dinaiki temannya.Ketika ia meminta sepeda baru kepada orang tuanya, mereka berkata, “Tunggulah sampai ulang tahunmu tiba”.
Dua minggu kemudian, gadis kecil itu melihat foto sebuah sepeda model terbaru di koran. Iklan itu berbunyi, “Tiga kecepatan. Persneling. Ringan dan mudah dikendarai. Rem tangan. Dalam aneka warna. Mulus lajunya!” Ia bertanya kepada orang tuanya apakah mereka bisa mengunjungi toko di mana sepeda itu dijual dan mereka setuju. Betapa senangnya dia tatkala mendapati bahwa sepeda itu dijual dan mereka setuju. Betapa senangnya ia tatkala mendapati bahwa sepeda itu ada yang berwarna merah muda cerah! “Tapi, bukankah kamu menginginkan sepeda seperti yang dipunyai temanmu?” Ibunya bertanya sambil tersenyum. “Tidak,” jawab gadis kecil itu. “Aku tahu yang lebih baik!”
Kita bisa sangat sering menoleh kembali ke belakang dengan ucapan syukur bahwa Tuhan tidak menjawab doa-doa kita. JawabanNya mencerminkan sesuatu yang lebih baik daripada yang dulu kita ketahui, atau yang kita rencanakan untuk minta.
Mendoakan “datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu” tidak pernah harus menjadi doa yang pasif. Itu bisa menjadi doa ketundukan dan iman yang penuh kuasa: Kita menginginkan yang terbaik dari Tuhan, dan pada saat bersamaan, kita mengakui bahwa hanya Dia yang tahu segala sesuatu! (Kisah-kisah Rohani Pembangkit Semangat)

INFO KITA

Persembahan 10 Februari 2008

Perpuluhan : Rp. 13.656.000
Diakonia : Rp. 1.321.000
Misi : Rp. 1.909.000


PELAYANAN RUTAN MEDAENG

Mari bergabung bersama dalam pelayanan kepada para napi di Rutan Medaeng pada hari Kamis, 21 Februari 2008.
Berangkat bersama-sama dari gereja pukul 07.30 WIB.


KOMSEL PKS YOUTH

Seluruh PA & PKS Youth akan berkomsel pada hari Kamis, 21 Februari 2008, pukul 19.00 WIB di rumah Bp. Yohanes.
NB : PKS harap membawa 1 orang (maks. 2 orang) anggota tim intinya.


PERJAMUAN KUDUS

Mari siapkan hari untuk masuk dalam Perjamuan Kudus yang akan diselenggarakan pada hari Minggu, 24 Februari 2008 di seluruh ibadah raya.


TELAH HADIR!

Buku penuntun saat teduh pribadi untuk putra-putri Anda
Touching People’s Hearts
(edisi Anak-anak)

Rp. 20.000,-

Hubungi:
Memy di 081330891581
Atau setelah ibadah J’CC

TERSEDIA!

1. Buku Doa Firman ”Doa yang Mendatangkan Kuasa” (Rp. 10.000,-)
2. Buku Kingdom of Heaven ”Kesembuhan Emosional” (Rp. 8.000,-)
3. Buku Touching Heaven Changing Community ”Berbuah” (Rp. 13.000,-) & Kaset (Rp. 5.000,-)

Hubungi: Ibu Lanny (Keluarga); Merry (Youth); Setyarini (Teen)


MOHON PERHATIAN!

1. Warta Kita & Penuntun Saat Teduh yang telah dibagikan harap tidak ditinggal di bangku gereja, tetapi bawalah pulang.
2. Gunakan Penuntun Saat teduh yang telah dibagikan untuk bahan saat teduh Anda selama 1 minggu ke depan dan bagikan berkat yang Anda dapatkan pada orang-orang di sekitar Anda.
3. Mohon Anda mengambilkan Warta Kita & Penuntun Saat Teduh untuk diberikan kepada teman/anggota komsel yang tidak hadir beribadah Minggu ini (jika ada).
4. Warta Kita & Penuntun Saat Teduh Pribadi dapat Saudara ikuti melalui webblog KrisPen: www.krispen-media.blogspot.com

PENGUMUMAN

Untuk apa aku
ada di dunia ini?

Mengapa aku harus
mengalami penderitaan?

Mengapa aku harus
berhubungan dengan orang lain?

Mengapa aku harus peduli
dengan orang lain?

Temukan dalam

BULAN
TUJUAN HIDUP

Ibadah Raya Youth
GBI KRISTUS PENCIPTA

2-30 Maret 2008

Thursday, February 14, 2008

Penuntun Saat Teduh Pribadi

11-17 Februari 2008

MENJADI MURID KRISTUS YANG MURAH HATI


Senin, 11 Februari 2008

Murah Hati
Firman hari ini : Matius 5 : 7 ; Lukas 6 : 35 – 36

Pertanyaan Perenungan :
1. Mengapa orang yang murah hati disebut sebagai orang yang berbahagia /diberkati oleh Tuhan ? (Matius 5:7)
2. Siapakah teladan kita dalam karakter murah hati ? (Lukas 6:35-36)

Pengajaran :
Tuhan Yesus dengan jelas dan tegas mengajarkan bahwa kita, sebagai anak-anakNya, harus murah hati, karena kemurahan hati merupakan sifat dari Bapa Sorgawi. Murah hati adalah suatu sikap hati yang mau memberi yang terbaik pada saat ada kebutuhan. Kebutuhan itu bisa berupa uang, waktu dan perhatian ataupun tenaga kita. Di jaman yang sangat sulit seperti sekarang ini, banyak sekali orang yang sangat membutuhkan bantuan dan perhatian kita. Pada saat kita memfokuskan diri untuk menolong orang lain, maka beban hidup kita akan menjadi lebih ringan. Mengapa begitu? Karena pada saat itulah kita tidak lagi berfokus untuk memikirkan masalah/kekuatiran kita. Bahkan, yang lebih dahsyat terjadi saat kita menunjukkan kemurahan hati pada orang lain, yaitu Bapa kita yang sangat murah hati itu akan menganugerahkan berkat-berkat sebagai jawaban atas doa dan pergumulan kita (Yesaya 58 : 7-8).

Penerapan Pribadi :
1. Adakah orang-orang di sekitar Anda yang membutuhkan kemurahan hati Anda ?
2. Jujurlah dan terbuka kepada seseorang atau anggota komsel yang lain jika selama ini Anda menjadi orang yang fokus hanya pada diri sendiri dan tidak peduli orang lain.


Selasa, 12 Februari 2008

Kemampuan Memberi

Firman hari ini : 1 Tawarikh 29 : 10-19; 2 Korintus 9 : 10

Pertanyaan Perenungan :
1. Apakah yang menjadi inti doa syukur Daud setelah dia memberi persembahan yang sangat besar? (1 Tawarikh 29:14)
2. Siapakah yang sebenarnya memberikan kemampuan kepada kita untuk memberi dan bermurah hati? (2 Korintus 9:10)

Pengajaran :
Dalam kisah ini, Daud mengajak seluruh umat Israel untuk bermurah hati dengan belajar memberi kepada proyek pembangunan Bait Allah. Dan Daud sendiri memberi teladan dengan memberi dari hasil kerjanya (kantong/harta pribadi bukan perbendaharaan/uang kas kerajaan) suatu jumlah yang sangat besar, yaitu kurang lebih 26 trilyun rupiah. Itu hanya emasnya saja (1 kg emas = 267 juta rupiah). Daud berani memberi begitu besar karena ia sangat mencintai rumah Tuhan (1 Tawarikh 29 : 3). Meskipun demikian, Daud sadar dan sangat bersyukur kepada Tuhan, karena ia tahu benar semua kemampuannya untuk memberi itu berasal dari Tuhan. Sebenarnya yang kita butuhkan untuk memberi dan bermurah hati bukan hanya kemampuan melainkan kemauan. Selain itu, kita juga membutuhkan kesadaran diri bahwa semua kemampuan kita dalam bekerja / dalam mengambil /mengumpulkan berkat-berkat Tuhan adalah berasal dari Tuhan. Mari kita miliki hati yang mau memberi / membagi, maka Tuhan akan memberikan kemampuan kepada kita. (2 Korintus 9:10).

Penerapan Pribadi:
1. Apakah selama ini Anda masih merasa/berpikir bahwa apa yang Anda berikan adalah milik Anda?
2. Mari menyadari dan mengakui bahwa semua yang Anda punya adalah dari Tuhan (kesehatan, tenaga, waktu, kepandaian, talenta dan semua harta Anda).


Rabu, 13 Februari 2008

Motivasi Dalam Memberi
Firman hari ini : Markus 12 : 41-44

Pertanyaan Perenungan :
1. Apa yang Yesus perhatikan saat Dia melihat orang-orang memasukkan uang ke peti persembahan? (Ayat 41-43)
2. Menurut Anda, mengapa Yesus berkata bahwa persembahan janda miskin itu adalah persembahan yang terbesar? (Ayat 44)

Pengajaran :
Dalam kisah ini, Tuhan Yesus hendak mengajar kita bahwa bukan jumlah yang Dia perhatikan saat kita memberi persembahan, tetapi motivasi hati kita. Hal inilah yang terpenting. Ini bukan berarti kita memberi seadanya saja dengan alasan :“ Yang penting kan hatiku.” Saat hati kita benar-benar tertuju kepada Yesus dan mengasihi Dia dengan sungguh-sungguh, maka pasti kita ingin memberikan yang terbaik dan yang sangat berarti. Bisa kita umpamakan kalau sedang jatuh cinta kepada seseorang, pasti kita ingin memberi kekasih hati sesuatu yang sangat berarti. Bukan hanya nilainya, tetapi artinya untuk kita. Selain itu, pasti dengan segenap hati kita berikan hal itu. Nah, Tuhan Yesus jauh lebih segalanya dari semua orang yang kita sayangi atau siapapun yang kita jatuh cinta. Masakan kita memberi dengan tidak lebih baik kepada Dia? Jadi motivasi kita memberi kepada Tuhan maupun sesama adalah karena kita mengasihi Tuhan. Jangan kita memberi karena ingin mencari untung: “Apa untungnya buat aku ya?” Sekali lagi : Jangan!

Penerapan Pribadi :
1. Apakah Anda selama ini masih memberi kepada Tuhan dan sesama secara asal-asalan?
2. Marilah mempraktekkan memberi yang terbaik dan dengan penuh rasa cinta.


Kamis, 14 Februari 2008

Memberi Dengan Dasar Kasih Agape

Firman Hari ini : Lukas 19 : 1-10

Pertanyaan Perenungan :
1. Siapakah Zakheus sebelum berjumpa dengan Yesus? (Ayat 2)
2. Apa yang terjadi saat Zakheus mengalami kasih Agape? (Ayat 5,6,8)

Pengajaran :
Saat Zakheus berjumpa dengan Yesus dan mau menerima kasih Agape dari Dia, ia mengalami perubahan hidup yang luar biasa. Dampaknya adalah Zakheus memberi sangat banyak kepada orang miskin dan rela mengembalikan sebesar 4 kali lipat (= 400 %) kepada orang-orang yang dia peras. Ada sebuah kisah nyata yang menceritakan tentang memberi dengan penuh kasih. Ada seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak laki-laki. Anak pertama, yang duduk di kelas 3 SD, adalah seorang anak yang pandai dan mempunyai prestasi yang bagus di sekolah, sehingga membuat hati ibu ini bangga kepadanya. Selain itu, anak pertama ini juga pintar berkomunikasi dengan ibunya, sehingga bisa menyenangkan hati si ibu dengan perkataannya. Anak yang kedua duduk di kelas 1 SD, mempunyai prestasi yang biasa-biasa saja di sekolahnya. Selain itu, anak kedua ini kurang bisa berkomunikasi dengan baik, sehingga jarang bercakap-cakap dengan ibunya. Oleh karena itu, ibu ini merasa bahwa anak yang pertama lebih mengasihi ibunya dibandingkan anak yang kedua. Suatu hari, di kelas anak yang kedua diadakan pesta ulang tahun teman sekelasnya. Pada pesta itu setiap orang diberi bingkisan seperti acara pesta ulang tahun pada umumnya. Anak kedua ini tidak membuka sedikitpun bingkisan yang berisi berbagai macam kue tersebut karena dia ingin memberikannya kepada ibunya. Setelah sampai di rumah, anak ini memberikan bingkisan yang belum dibuka tsb. kepada ibunya dan berkata, “Ma, saya tadi mendapatkan bingkisan dari teman. Saya belum membuka bingkisan ini, karena saya tidak tahu makanan mana yang mama suka. Saya ingin mama memilih terlebih dahulu makanan yang mama sukai.” Ketika ibu ini mendengar perkataan anaknya, dia tidak dapat mengatakan apa-apa. Dia segera memeluk anak ini sambil meneteskan air mata. Dia tidak menyangka anak yang biasanya tidak bisa mengekspresikan perasaannya ini, ternyata justru lebih mampu melakukan yang terbaik. Dari peristiwa ini, sang ibu bisa mengerti anak mana yang sebenarnya lebih mengasihinya.

Penerapan Pribadi :
1. Apakah Anda sudah memberi kepada orang-orang miskin / yang dalam kebutuhan, terutama saudara seiman dan keluarga Anda, dengan kasih Agape?
2. Mari saling membagi dalam komsel tentang apa yang Anda bisa lakukan sebagai wujud kasih Agape.


Jumat, 15 Februari 2008

Sukacita dalam memberi
Firman Hari ini: 2 Korintus 9 : 6-15

Pertanyaan Perenungan :
1. Bagaimana seharusnya sikap hati kita dalam memberi? (Ayat 7)
2. Menurut Anda, mengapa memberi dengan murah hati mendatangkan sukacita?

Pengajaran :
Kita harus mengakui, bahwa secara alamiah, kita lebih senang menerima sesuatu daripada memberi sesuatu. Manusia memang punya kecenderungan untuk egois. Segala sesuatu haruslah mendatangkan keuntungan bagi dirinya. Namun, kita harus ingat bahwa kita telah ditebus oleh darah Yesus. Kita adalah ciptaan baru yang memiliki karakter Kristus. Sebab itu, mari kita tanggalkan manusia lama yang egois itu. Tuhan Yesus adalah pribadi yang selalu memberi dan menolong orang lain dengan murah hati selama hidupnya. Bahkan saat terakhir hampir mati di kayu salib-pun, Dia masih memberikan pengampunan kepada orang-orang yang menyalibkan Dia. Tuhan Yesus telah memberikan yang terbaik untuk kita, yaitu pengorbanan hidupNya, karena Ia begitu mengasihi kita. Tuhan rindu supaya kita memiliki karakter seperti Dia dengan cara memberi dan menolong orang lain dengan penuh sukacita, bukan dengan terpaksa. Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa orang yang memberi lebih berbahagia daripada orang yang menerima (Kisah 20:35). Dia mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Korintus 9 :7).

Penerapan Pribadi :
1. Renungkan kembali apakah saat Anda memberi uang, tenaga, atau waktu, kita sudah melakukannya dengan sukacita ?
2. Buatlah rencana praktis untuk menunjukkan kemurahan hati dengan penuh sukacita kepada 1 atau 2 orang di sekitar Anda yang membutuhkan.


Sabtu, 16 Februari 2008

Tetap Murah Hati Dalam Segala Keadaan
Firman Hari Ini : 2 Korintus 8 : 1-5

Pertanyaan Perenungan :
1. Bagaimanakah keadaan yang dihadapi jemaat Makedonia? (Ayat 2a)
2. Apakah yang mereka lakukan di tengah kesukaran itu? (Ayat 2b)
3. Bagaimanakah pemberian mereka? Apakah seadanya atau dengan segenap hati? (Ayat 3)

Pengajaran :
Memang mudah sekali untuk memberi dan berbagi saat kita sedang dalam kelimpahan atau saat hidup kita sedang tidak dalam masalah. Tetapi, saat kita di dalam kesulitan dan kebutuhan yang sangat besar, kita menjadi sangat kikir. Tentunya alasannya adalah karena kita sendiri dalam kebutuhan. Kita juga mungkin sering berangan-angan untuk memberi dan menolong kalau tabungan atau uang kita telah mencapai jumlah tertentu. Namun, Firman Tuhan mengajar kita untuk tetap mempunyai hati yang memberi saat kita dalam kesulitan. Saat kita sedang dalam kesulitan keuangan, kita belajar memberi dengan segala upaya kepada orang yang membutuhkan uang. Saat kita sedang susah atau dalam tekanan emosional, kita mengunjungi dan mendoakan orang yang kesusahan dan depresi. Saat kita sedang bergumul untuk suatu penyakit di dalam tubuh kita, kita aktif mendoakan orang sakit atau ikut pelayanan rumah sakit. Maka yang terjadi adalah saat kita sibuk memenuhi kebutuhan orang lain, Tuhan sendiri dengan caraNya yang ajaib akan memenuhi kebutuhan dan memulihkan hidup kita (Yesaya 58 : 7-8)

Penerapan Pribadi :
1. Penderitaan apa yang Anda alami saat ini? Carilah orang lain yang mengalami penderitaan yang sama. Tunjukkanlah kemurahan hati kepada dia.
2. Sudahkah hidup Anda berfokus kepada memberi yang terbaik untuk Tuhan dengan saling memperhatikan ?


Minggu, 17 Februari 2008

Saksi Kristus Yang Murah Hati
Firman Hari Ini : Matius 5: 13-16

Pertanyaan Perenungan:
1. Siapakah kita seharusnya setelah lahir baru di dalam Yesus? (Ayat 13-14)
2. Dengan apakah kita bisa menjadi saksi bagi Tuhan Yesus? (Ayat 16)

Pengajaran:
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kita adalah garam dan terang dunia. Artinya, harus ada sesuatu yang bisa kita lakukan / bagikan, agar dunia bisa melihat karakter Yesus melalui hidup kita. Secara sederhana, kita bisa berbuat baik kepada sesama kita. Perbuatan baik merupakan salah satu wujud dari karakter murah hati. Saat kita menunjukkan perbuatan baik yang praktis maka sebenarnya kita sedang menjadi saksi bagi Bapa kita. Berikut kisah nyata tentang bagaimana perbuatan baik dapat membawa orang kembali kepada Yesus.

Seorang gadis tiba di sebuah kota yang asing baginya. Di kota itu seharusnya dia bertemu dengan seorang pria yang hendak menikahinya. Gadis itu menunggu di stasiun sejak pagi sampai siang hari. Dia mulai putus asa karena hanya memiliki sedikit uang dan tidak mengenal seorang pun di kota itu. Seorang perempuan di kantor Travelers Aid (kantor yang membantu para pelancong) memperhatikan gadis itu, dan dari wajahnya dia tahu bahwa gadis itu mendapat masalah. Perempuan itu menawarkan bantuan, dan gadis itu memberitahukan keadaannya. Ketika Travelers Aid mencari keterangan tentang pria itu, ternyata dia telah meninggalkan kota. Perempuan itu memberinya makan, kemudian membawa gadis itu ke sebuah rumah tangga Kristen, tempat gadis itu tinggal untuk sementara sampai memperoleh pekerjaan. Suatu hari gadis itu ingin mengucapkan terima kasih atas pertolongan perempuan di Travelers Aid itu. Gadis itu berkata, “Sudah lama saya meninggalkan kekristenan saya dan hari itu di stasiun saya mengira Tuhan telah meninggalkan saya, namun ternyata Dia memiliki orang-orang seperti Anda untuk menolong saya di saat saya putus asa. Peristiwa itu membuat saya ingin menjadi orang Kristen yang baik dan dengan pertolongan Tuhan, saya akan meneruskan kebaikan, yang sudah Anda berikan kepada saya, kepada orang lain yang membutuhkan.”(The Sunday School Times)

Penerapan Pribadi:
1. Kapan terakhir kalinya Anda berbuat baik kepada sesama yang membutuhkan dengan cara memberikan dana / waktu / perhatian / tenaga?
2. Mari diskusikan dengan anggota komsel, rencana perbuatan baik praktis apa yang akan Anda lakukan secara bersama-sama.

EDITORIAL

Jangan ragu, hamburkan saja!

Ada sebuah keluarga kaya raya yang memiliki anak tunggal seorang tentara yang dikirim sebagai pasukan penjaga perdamaian di sebuah daerah konflik. Setelah beberapa tahun di medan perang, akhirnya sang anak pulang. Sesampainya di kota kelahirannya, ia memutuskan untuk menelpon orang tuanya terlebih dulu. ”Halo, Bu, ini aku anakmu. Aku sudah pulang, Bu. Aku sangat rindu pada ibu dan ayah. Aku ingin bertemu”. ”Oh, Nak, kami juga sangat merindukanmu. Cepatlah pulang. Kami akan membuatkan pesta untuk menyambutmu.” Teriak ibunya gembira. ”Tapi, Bu, aku membawa seorang teman. Hanya, aku tidak yakin kalian mau menerimanya. Dia cacat. Kakinya tinggal satu kena ranjau, telinganya tinggal sebelah kena granat, matanya tinggal satu kena peluru. Tangannya juga tinggal satu dan wajahnya terkena luka bakar akibat ledakan bom.” katanya. ”Tak apa, Nak. Ajak saja dia menginap beberapa hari di sini. Kami akan senang menerimanya.” Kata sang ayah. ”Tapi, Yah, aku ingin dia tinggal bersama kita selamanya karena dia tidak punya keluarga yang bisa merawatnya.” katanya. ”Oh, nak, selamanya? Bagaimana kita bisa merawatnya selamanya? Dan, apa kata orang nanti?” Kata si Ibu. ”Baiklah, aku akan berbicara dulu dengannya. Tuut!” Telepon ditutup. Satu jam kemudian polisi datang ke rumah keluarga kaya itu. ”Selamat siang, Pak, Bu. Kami baru saja menemukan seorang pemuda tewas bunuh diri dengan menembakkan pistol ke kepalanya. Dia berkaki satu, bertangan satu, bermata satu dan bertelinga satu. Wajahnya bekas luka bakar. Setelah memeriksa identitas dan membaca suratnya, ternyata dia putra Anda. Ini suratnya. Silakan ikut kami untuk mengidentifikasi mayatnya.” Orang kaya itu langsung lemas. Dibacanya surat anaknya, ”Maaf, Yah, Bu. Aku putuskan tidak jadi pulang karena aku hanya akan merepotkan dan mempermalukan kalian.”

Seringkali kita melewatkan kesempatan yang Tuhan berikan untuk mengalirkan kasih yang memulihkan orang lain karena takut repot, takut rugi, malu, takut kenyamanan kita terganggu, tidak berpengalaman. Akibatnya, banyak orang berlalu dari hadapan kita tanpa mengalami kasih dan kuasa Tuhan melalui kita. Satu keajaiban kasih adalah semakin boros kita menghamburkan kasih, kita tidak akan pernah kekurangan.

Yulia Windyasari
Pemimpin Redaksi

FOKUS KITA

Perkataan yang Mengalirkan Kuasa



Yakobus 3:9-10 berkata, “Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk.”

Ini berarti bahwa perkataan positif-negatif atau kutuk-berkat dapat keluar dari mulut kita setiap saat baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Dan perkataan kita dapat mempengaruhi diri kita sendiri bahkan orang lain di sekitar kita. Yakobus 3:5 juga menyatakan bahwa lidah yang kecil dapat membuat hal-hal yang besar seperti api yang kecil sekalipun dapat menghanguskan seluruh hutan.

Biasanya perkataan yang diucapkan oleh seseorang adalah hasil dari buah pikiran orang itu sendiri. Bagaimana buah pikiran seseorang dapat terjadi? Setiap manusia selalu bergumul dengan informasi yang ada di dunia ini. Dalam informasi terdapat pernyataan. Buah pikiran seseorang dihasilkan dari berbagai macam pernyataan yang ia terima dan hasil pemikiran maupun pengamatan. Buah pikiran itulah yang keluar dari mulut seseorang, terbungkus dalam kata-kata.

Yakobus menekankan bahwa sebagai orang percaya yang telah diubahkan, kita harus konsisten dalam hidup kekristenan. Firman Allah tidak pernah mengajarkan untuk mengutuk orang lain, namun sebaliknya memberkati mereka bahkan yang telah menganiaya hidup kita (Matius 5:43-48). Sebab dari perkataan kita bisa mengandung kuasa dari Allah atau kuasa dari si jahat.

Tuhan rindu mengalirkan kuasaNya bahkan melalui perkataan kita. Perkataan yang mengandung kuasa Tuhan sudah pasti adalah perkataan yang positif yang berasal dari firmanNya. Firman Tuhan seperti nafas yang menghidupkan karena berasal dari Tuhan yang hidup. Jika perkataan yang kita ucapkan positif dan mengandung firman Tuhan, maka kuasa Tuhan akan mengalir dan mengubah hidup manusia, membangkitkan semangat seorang teman yang sedang putus asa, menyembuhkan orang yang sedang sakit dan menghancurkan segala konsep dunia yang bertentangan dengan firmanNya.

Perkataan yang kita ucapkan menyatakan siapa diri kita. Seorang pembicara terkenal pernah berkata: “Manusia itu seperti teko. Apa yang keluar dari teko, itulah isi dari teko tersebut. Demikian juga manusia. Apa yang keluar dari mulut manusia, maka itulah isi dari hidupnya.” Pernyataan ini benar. Jika seseorang sedang berkata-kata maka ia sedang menyatakan siapa dirinya. Maka dari itu kita harus berhati-hati dalam berkata-kata.

Supaya perkataan kita mengalirkan kuasa Allah maka yang harus kita lakukan adalah:

1. Penuhi hidup kita dengan firman Tuhan dan terus bergaul karib denganNya.
Meminjam istilah Eddy Leo, kita harus “Mabuk Firman” terlebih dulu. Ketika orang mabuk berbicara, maka yang keluar perkataan yang negatif (pada umumnya) sebab pikirannya telah dirusak oleh kadar alkohol yang berlebihan. Jika kita mabuk firman atau dipenuhi oleh Tuhan, maka yang keluar adalah dari mulut kita adalah perkataan firman dan positif.

2. Nyatakan dengan penuh keyakinan dan semangat.
Seringkali cara kita berbicara dapat membantu/menguatkan apa yang kita sedang ucapkan. Ini dapat mempengaruhi orang yang sedang mendengarkan kita. Jika kita tidak yakin dengan apa yang akan kita ucapkan, lebih baik jangan diucapkan. Oleh sebab itu kita perlu meminta hikmat Tuhan supaya kita yakin dan penuh dengan kuasa.

Bapa di sorga rindu supaya kita selalu memakai firmanNya dalam berkata-kata. Mari terus mabuk firman supaya ucapan kita penuh firman Tuhan. Perkatakan hal-hal yang positif kepada orang di sekitar kita, maka kuasa Tuhan mengalir dalam setiap perkataan kita dan mengubahkan hidup orang lain. (you)

INSPIRATIONAL STORY

Kasih Seorang Pramugari

Ini adalah sebuah penerbangan dari Taipei ke New York. Tidak berapa lama setelah pesawat lepas landas, ada seorang kakek yang tidak bisa mengontrol untuk buang air besar. Ia akhirnya mengeluarkannya di tempat. Keluarganya yang melihat hanya merasa jijik dan memaksa kakek ini untuk membersihkan diri di toilet sendirian. Orang tua ini tampak ragu sejenak, lalu kemudian seorang diri berjalan menuju toilet yang berada di belakang.

Ketika kakek itu keluar dari toilet, walau bagaimana pun ia mengingat, ia tetap tidak mampu mengingat tempat duduknya sendiri. Kakek berumur 80-an ini menjadi cemas, takut, dan menangis seorang diri di teras toilet. Seorang pramugari datang membantunya, bau yang teramat sangat memenuhi badan kakek. Ternyata kakek ini tidak mengetahui letak tissue di dalam toilet sehingga ia membersihkannya dengan menggunakan bajunya. Toilet yang digunakannya menjadi kotor dan berantakan sekali.

Setelah mengantarkan kakek kembali ke tempat duduknya, para penumpang di sekitarnya mulai mengeluh bau busuk yang berasal dari badannya. Pramugari menanyakan kepada saudaranya apakah mereka masih memiliki baju pengganti yang bisa digunakan oleh kakek ini. Saudaranya mengatakan, semua pakaian ada di bagasi pesawat sehingga kakek ini tidak punya baju pengganti. Seorang keluarganya berkata, "Sekarang kan penerbangan ini tidak terisi full, saya melihat ada beberapa baris bagian belakang yang masih kosong, bawa saja kakek untuk duduk di belakang." Pramugari ini hanya bisa mengikuti keinginan keluarganya dan membawa kakek ini ke barisan belakang.

Pramugari ini mengunci toilet yang telah digunakan oleh kakek ini agar penumpang lain tidak salah masuk toilet. Akhirnya kakek ini duduk di bangku belakang seorang diri, menundukkan kepala dan tak henti-hentinya menghapus air matanya yang terus mengalir.

Siapa sangka satu jam kemudian kakek ini sudah berganti pakaian. Dengan badan yang bersih dan tersenyum riang ia kembali ke tempat duduknya semula. Di atas mejanya tersaji seporsi makanan baru yang masih hangat. Semua orang saling bertanya siapa gerangan yang membantunya?

Ternyata teman baik saya ini yang mengorbankan waktu makan malamnya. Dia menggunakan tissue dan lap basah pelan-pelan membersihkan badan si kakek sampai bersih dan meminjam baju baru dari co-pilot untuk mengganti baju si kakek. Terlebih lagi, pramugari ini membersihkan toilet yang telah digunakan oleh si kakek hingga bersih dan menyemprotkan parfumnya sendiri ke dalam toilet tersebut.

Rekan kerjanya mengatakan dia bodoh, harus begitu susah payah membantu orang lain, tetapi sampai akhirnya tidak akan ada orang yang mengenang dan berterimah kasih. Sudah lelah, namun tidak mendatangkan keuntungan apa pun. Dengan tenang dan tegas ia menjawab, "Waktu penerbangan masih belasan jam, kalau saya menjadi kakek itu, saya pasti sangat sedih, siapa yang berharap kalau awal dari perjalanan ini bisa jadi begini. Lagi pula, tiga puluhan orang harus menggunakan satu toilet, jika kurang satu toilet, tentu akan kewalahan. Kasihan juga mereka. Saya bukan hanya membantu orang tua itu, tapi juga membantu penumpang yang lain. Bagi saya, pelayanan yang paling membahagiakan adalah pelayanan yang mengantarkan orang lain dari satu tempat ke tempat lain dengan selamat.”

Sumber: ceritakasih.blogspot.com

INFO KITA

Persembahan 3 Februari 2008

Perpuluhan : Rp. 63.294.500
Diakonia : Rp. 1.401.000
Misi : Rp. 5.053.500


TERSEDIA!

1. Buku Doa Firman ”Doa yang Mendatangkan Kuasa” (Rp. 10.000,-)
2. Buku Kingdom of Heaven ”Kesembuhan Emosional” (Rp. 8.000,-)
3. Buku Touching Heaven Changing Community ”Berbuah” (Rp. 13.000,-) & Kaset (Rp. 5.000,-)

Hubungi: Ibu Lanny (Keluarga); Merry (Youth); Setyarini (Teen)


PERUBAHAN REKENING GEREJA

Nomor Rekening Gereja berubah menjadi:
BCA KCP Babatan Pantai
TAHAPAN BCA AC# 5060137244
an. Hanna Rachmawati


MOHON PERHATIAN!

1. Mohon Warta Kita & Penuntun Saat Teduh yang telah dibagikan tidak ditinggal di bangku gereja, tetapi dibawa pulang.
2. Mohon Saudara mengambilkan Warta Kita & Penuntun Saat Teduh untuk diberikan kepada teman/anggota komsel yang tidak hadir beribadah Minggu ini (jika ada).
3. Warta Kita & Penuntun Saat Teduh Pribadi dapat Saudara ikuti melalui webblog KrisPen: www.krispen-media.blogspot.com

PENGUMUMAN

SBP!
(Sepakat Bersama Pekerja)

Selasa, 12 Februari 2008
Pukul 19.00 WIB
Di Gedung Gereja

Seluruh pekerja/pelayan yang terlibat dalam pelayanan di KrisPen mohon tidak absen pada pertemuan ini!

----------------------------------------------------------------

Jangan Lewatkan!

Kebenaran tentang ajaran ”Saksi Jehovah”
dalam ibadah raya Keluarga & Youth
Minggu, 17 Februari 2008

Pastikan diri Anda tidak absen dalam ibadah tsb!

----------------------------------------------------------------


DIKLAT DOA

Apakah Anda rindu memiliki roh doa yang berkobar-kobar?
Apakah Anda rindu belajar mengenai seluk beluk doa?

Ikutilah Diklat Doa

5 Februari – 1 April 2008

Setiap hari Selasa
Pukul 19.00 WIB
Di Gereja

Pendaftaran dan info selengkapnya hubungi:
Ibu Ruth (71427947) atau
(3823490) pada jam kerja sekretariat gereja.

------------------------------------------------------------------

Segera Hadir!

Youth’ Purpose of Life Month
(Bulan Tujuan Hidup-Youth)

Maret 2008

Prepare yourself,
it’s time to fulfil your destiny!

Tuesday, February 12, 2008

Penuntun Saat Teduh Pribadi

4 – 13 Februari 2008

“BERJAGA-JAGA SENANTIASA”


Senin, 4 Februari 2008

Berjaga-jaga dan Berdoa

Firman Hari Ini : Matius 26 : 36-46

Pertanyaan Perenungan :
1. Apakah permintaan Yesus kepada murid-muridNya?(ayat 41)
2. Apakah tujuan permintaan tersebut?(ayat 41)
3. Mengapa Yesus meminta murid-muridnya berjaga-jaga dan berdoa?(ayat 41)

Pengajaran :
Yesus meminta kita senantiasa berjaga-jaga dan berdoa agar kita tidak jatuh ke dalam pencobaan, karena Dia tahu kelemahan kita. Iblis sang pencoba juga tahu kelemahan kita dan ia berusaha terus menerus menjatuhkan kita dengan godaan–godaan (baca 1 Petrus 5:8). Kita tidak tahu kapan pencobaan tersebut datang, tetapi kita tahu bagaimana menang atas pencobaan tsb. yaitu dengan cara senantiasa berjaga-jaga dan berdoa. Berjaga-jaga artinya senantiasa waspada terhadap kondisi dan situasi kita. Bagaimana kondisi rohani kita? Apakah kita selalu dalam keadaan bugar secara rohani? Kita perlu terus menerus memastikan bahwa kondisi kerohanian kita dalam keadaan baik. Bagaimana dengan situasi / lingkungan pergaulan dalam komunitas kita? Apakah kita berada dalam lingkungan pergaulan yang tidak sehat atau bahkan telah rusak, sehingga pengaruh-pengaruh buruk begitu mudah masuk ke dalam hidup kita? Sedapat mungkin hindarilah pergaulan yang buruk, karena hal tersebut dapat merusak kebiasaan yang baik (1 Korintus 15:33). Berjaga-jaga saja tidak cukup. Kita perlu senantiasa berdoa. Berdoa dengan bahasa Roh dan berdoa secara intensif/mendalam ketika bersaat teduh. Dengan berdoa kita dapat mematikan keinginan-keinginan daging yang kerap kali begitu kuat menyerang kita. Kita mampu menaklukkan keinginan daging tsb. kepada keinginan Roh, sehingga bagaimanapun seringnya dan kuatnya pencobaan yang datang, kita dapat tetap kuat dan berkemenangan. Yesus menang atas pergumulan melawan pencobaan saat di taman Getsemani, karena Ia berjaga-jaga dan berdoa. Sebab itulah, Ia menjadi teladan bagi kita semua. Allah berjanji Dia akan selalu membawa kita dalam jalan kemenanganNya (2 Korintus 2:14).

Penerapan Pribadi :
1. Dimanakah area-area kelemahan Anda sehingga kerap kali Anda jatuh di situ?
2. Dalam situasi yang bagaimana kelemahan tersebut muncul ? Berjaga-jaga dan berdoalah senantiasa.


Selasa, 5 Februari 2008

Menjaga Hati
Firman Hari Ini : Amsal 4:23

Pertanyaan Perenungan :
1. Apa yang perlu kita jaga?
2. Bagaimana kita menjaganya?
3. Mengapa kita perlu menjaga hati?

Pengajaran :
Kehidupan ditentukan oleh hati . Artinya, hati yang baik akan memancarkan kehidupan yang baik. Sebaliknya hati yang tidak baik akan memancarkan kehidupan yang tidak baik pula. Karena itulah, kita perlu menjaga hati kita tetap dalam keadaan baik. Dalam terjemahan bahasa Inggris, kita perlu menjaga hati lebih dari menjaga hal-hal yang lain, seperti kekayaan, pekerjaan ,kesehatan dll. Kita perlu mengawasi apa saja yang boleh masuk ke dalam hati kita. Hal-hal yang tidak baik, seperti kepahitan, iri hari, kekuatiran, ketamakan, ambisi dsb, seharusnya tidak kita ijinkan masuk ke dalam hati kita. Efesus 4:31 dan Kolose 3:8 mengatakan bahwa kita perlu membuang semua hal-hal yang negatif tsb. Bila kita ijinkan masuk, maka hal-hal tsb akan menjadi sampah rohani yang akhirnya dapat membuat hati kita kotor dan berbau busuk, sehingga apa yang keluar dari hidup kita adalah hal-hal yang kotor dan busuk pula. Kita perlu meminta Tuhan untuk terus menerus menyelidiki hati kita (Mazmur 26:2), yaitu dengan cara mengijinkan Roh Kudus berbicara kepada kita lewat firman yang kita dengar dan kita baca; lewat saudara seiman yang mengingatkan atau menegur kita, atau lewat peristiwa-peristiwa yang kita alami. Janganlah kita mengeraskan hati, bila Roh Kudus berbicara kepada kita. Sebaliknya segeralah mengakui dan bertobat, karena inilah jalan satu-satunya agar hati kita terus disucikan dan hidup kita dipulihkan.

Penerapan Pribadi :
Bacalah Efesus 4:31 dan Kolose 3:8 baik-baik dan ujilah hati Anda. Buanglah semua yang jahat dari hati Anda. Jika tidak, maka hal-hal buruk itulah yang akan keluar dari hidup Anda dan menghancurkan Anda.


Rabu, 6 Februari 2008

Menjaga Pikiran
Firman Hari Ini : Efesus 4:17-24

Pertanyaan Perenungan :
1. Apakah ciri-ciri orang yang tidak mengenal Allah? ( Ayat 17)
2. Apa yang perlu dilakukan setelah kita menanggalkan manusia lama kita? (Ayat 23)

Pengajaran :
Ciri-ciri orang yang belum bertobat adalah pikirannya sia-sia, pengertiannya gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah. Bagaimana dengan kita orang percaya ? Serupakah kita dengan mereka? Kita harus berbeda dengan adanya pembaharuan roh dan pikiran. Pikiran adalah medan pertempuran, karena itu waspadailah apa yang sedang kita pikirkan! Kita harus memenangkan pertempuran yang terjadi didalam pikiran kita, yaitu pertempuran antara pikiran yang sia-sia (yang dimotori oleh manusia lama dan tipu muslihat iblis) dengan pikiran-pikiran yang telah diperbarui (yang dihasilkan oleh manusia baru ciptaan Allah). Pikiran sia-sia adalah pikiran yang tidak membawa kita semakin mengasihi Tuhan dan sesama. Itu adalah pikiran yang selalu ingin memuaskan keinginan daging kita. Pikiran yang sia-sia akan berusaha kuat memenangkan pertempuran dan pikiran inilah yang akan membuat kita jauh dari Tuhan sehingga kita jatuh ke dalam dosa. Sebab itu, kita perlu melawan pikiran sia-sia tsb. dengan pikiran yang terus menerus diperbaharui, yaitu pikiran yang berusaha untuk mengenal pribadi dan kehendak Allah yang sempurna. Lewat perenungan yang mendalam dan pengakuan yang terus menerus akan firman Allah, kita akan dapat mengalahkan pikiran yang sia-sia. Manusia pertama jatuh ke dalam dosa setelah pikirannya ditaklukkan oleh iblis. Saat ini kita yang telah di tebus oleh kematian Yesus TIDAK PERLU lagi jatuh ke dalam dosa, karena kita telah diberi pikiran Kristus. Karena itu, kita harus terus menerus memakai pikiran Kristus, yaitu pikiran yang selalu mengutamakan kehendak Bapa; pikiran yang selalu mengutamakan ketaatan kepada rencana Allah; pikiran yang mengesampingkan kepentingan pribadi dan rela berkorban untuk kemuliaan nama Bapa (Filipi 2:5-8).

Penerapan Pribadi :
1. Pikiran sia-sia apakah yang akhir-akhir ini menguasai atau sering menyerang Anda ?
2. Gantilah dengan pikiran Kristus yang akan membawa kita pada kekudusan dan kebenaran yang sesungguhnya !


Kamis, 6 Februari 2008

Menjaga Hubungan
Firman hari Ini : 2 Samuel 9:1-9 ; 1 Samuel 20:14-17

Pertanyaan Perenungan :
1. Apakah yang akan dilakukan Daud terhadap keluarga Saul / Yonatan? (2 Samuel 9:1&7)
2. Apakah yang menjadi dasar Daud menunjukkan kasih kepada keluarga Yonatan? (1 Samuel 20:17)

Pengajaran :
Daud memberikan teladan bagaimana seharusnya kita menjaga hubungan dengan saudara seiman, dengan cara mencari Mefiboset ; mengembalikan kekayaan milik keluarga Saul kepada Mefiboset dan mengangkat Mefiboset menjadi anaknya. Mefiboset sebenarnya bukanlah sosok yang pantas menerima kasih dari seorang raja, karena Mefiboset bukanlah orang yang berprestasi dan dapat diandalkan raja. Lagipula, Daud tidak berteman / mengenal Mefiboset, namun Daud melakukannya karena kasih dan komitmen terhadap janji / sumpah yang telah dibuat antara Daud dan Yonatan (ayah Mefiboset). Kasih dan komitmen seharusnya menjadi landasan kita untuk menjaga hubungan dengan sesama saudara seiman. Kasih dan komitmen itu bersumber dari perintah Kristus yaitu supaya kita saling mengasihi seperti Yesus telah mengasihi kita (Yohanes 15:12). Dengan kasih dan komitmen setiap perbedaan dapat diselesaikan, setiap kesalahan dapat dimaafkan, setiap kekurangan dapat di tutupi. Kasih dan komitmen akan menjamin hubungan tetap berjalan dengan baik. Seperti kasih dan komitmen diantara keluarga kandung yang tidak mudah pudar, meski berbagai konflik terjadi; demikian pula seharusnya yang terjadi diantara saudara seiman. Hubungan sesama saudara seiman yang dilandasi kasih dan komitmen akan sangat menjadi berkat bagi yang bersangkutan dan bagi dunia yang belum percaya kepada Yesus.

Penerapan Pribadi :
1. Kita perlu mengambil komitmen untuk menjaga hubungan baik dengan saudara seiman.
2. Kita perlu mempraktekkan kasih agape yaitu meminta maaf dan memaafkan kesalahan-kesalahan yang disengaja dan yang tidak disengaja.


Jumat, 7 Februari 2008

Menjaga Mata
Firman Hari Ini : Matius 6 :22-23 ; 5:28-29

Pertanyaan Perenungan :
1. Apakah fungsi mata?(Matius 6:22)
2. Apakah hubungan antara mata dengan neraka?(Matius 5:29)

Pengajaran :
Mata adalah pelita tubuh, artinya mata kita sangat mempengaruhi baik tidaknya kehidupan kita. Mata bahkan akan mempengaruhi apakah kita akan masuk ke dalam kematian yang kekal atau tidak. Sebab itu, kita perlu menjaga mata agar tidak melihat sesuatu yang akan mempengaruhi kita untuk berpikir kotor, dosa atau tidak berkenan dihadapan Allah. Keinginan mata yang cenderung minta dipuaskan adalah bersumber dari dunia dan bukan dari Bapa (1 Yohanes 2:16). Para pria perlu waspada menjaga matanya karena keinginan mata menjadi sumber kejatuhan dosa (baca Matius 5:28). Saat ini tayangan-tayangan pornografi sangat mudah didapatkan. Wanita-wanita berpakaian mini juga menjadi pemandangan yang lazim. Media-media yang mengeksploitasi keindahan tubuh wanita juga telah beredar dengan bebasnya. Semua ini amat mempengaruhi keinginan mata untuk berbuat dosa. Daud jatuh ke dalam perjinahan karena melihat Batsyeba yang sedang mandi (2 Samuel 11:2-4). Para wanita memuaskan keinginan matanya dengan berbelanja barang-barang yang bukan menjadi kebutuhannya, sehingga uang yang seharusnya bisa digunakan untuk menabung dan memberkati orang lain menjadi habis untuk memuaskan keinginan matanya, dan ini kerap menjadi sumber konflik dengan suami. Yesus sendiri pernah dicobai keinginan matanya dengan cara diminta untuk melihat kerajaan dunia dengan segala kemegahannya. Iblis berjanji akan memberikan itu semua bila Yesus mau sujud menyembah Iblis, tetapi Yesus dengan tegas menolak dan mengusir Iblis (Matius 4:8-10).

Penerapan Pribadi :
Hal hal apa yang sering kita lihat dan akhirnya membuat kita jatuh ke dalam dosa dan menjadikan hati kita kehilangan damai sejahtera? Marilah kita hindarkan mata kita dari keinginan-keinginan dunia.


Sabtu, 9 Februari 2008

Menjaga Lidah
Firman hari Ini : Yakobus 3:1-12

1. Pertanyaan Perenungan :
2. Sebutkan dua hal yang dapat dilakukan oleh lidah ! (Ayat 9)
3. Bolehkah hal tersebut terjadi ? (Ayat 10)

Pengajaran :
Lidah adalah anggota tubuh yang memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kita dan orang lain. Dengan lidah kita bisa membangun diri sendiri, dan dengan lidah yang sama kita dapat menghancurkan diri sendiri. Apabila kita berkata-kata negatif tentang keadaan diri kita dan terus menerus bersungut-sungut, maka hidup kita pasti tidak akan bertambah baik. Sebaliknya, bila kita berkata-kata positif tentang diri sendiri dan keadaan kita sesuai dengan apa yang dikatakan Firman Tuhan, maka pasti hidup kita akan semakin baik. Marilah kita memandang diri sendiri dan keadaan hidup kita sama seperti yang diinginkan dan direncanakan Tuhan, yaitu bahwa kita berharga dihadapan Tuhan dan rencanaNya untuk kita adalah masa depan yang penuh harapan. UCAPKANLAH itu! Berkatilah orang lain dengan kata-kata kita. Berikan dorongan, semangat, apresiasi untuk orang-orang yang ada di sekitar kita. Ampunilah orang yang bersalah kepada kita, maka hubungan-hubungan akan bertambah baik dan orang-orang lain akan bertumbuh maksimal. Kata - kata kita kepada orang lain mencerminkan seberapa dalam kasih kita kepada mereka. Kata-kata kita haruslah selalu mencerminkan kasih Kristus yang ada dalam hati kita. Lihatlah orang lain seperti Tuhan melihat mereka, maka kata-kata kita bisa terus membangun mereka. Dalam menyampaikan kata-kata teguranpun kita bisa membangun orang lain, jika kita melakukannya dengan lemah lembut dan dengan motivasi yang benar. Gunakanlah lidah untuk SELALU bersyukur dan memuji Tuhan, maka itu akan memberikan pengaruh pada setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita. Orang yang sering memuji Tuhan, kata-katanya akan selalu positif dan membangun diri sendiri dan orang lain.

Penerapan Pribadi :
1. Biasakanlah bersyukur dan memuji Tuhan dengan kata-kata Anda.
2. Biasakanlah memberikan kata-kata yang membangun orang lain dan diri sendiri.


Minggu, 10 Februari 2008

Menjaga Tubuh
Firman Hari Ini : 1 Korintus 6:19-20 ; Roma 12:1-2

Pertanyaan Perenungan :
1. Apakah sebenarnya tubuh kita? (1 Korintus 6:19)
2. Milik siapakah tubuh kita? (1 Korintus 6:19-20)
3. Apa nasihat rasul Paulus untuk orang percaya? (Roma 12:1)

Pengajaran :
Kita kurang dan jarang menyadari bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus : tubuh kita bukan milik kita sendiri dan bahwa kita harus mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan. Oleh sebab itu kita sering memperlakukan tubuh kita secara sembarangan. Kita tidak merawat tubuh dengan baik dengan cara makan makanan yang tidak sehat, bekerja melampaui kapasitas, tidak berolah raga, tidak beristirahat yang cukup dan berkualitas, dll. Seharusnya kita menyadari bahwa kita dipercaya oleh Tuhan untuk merawat tubuh kita dengan sebaik mungkin, agar dengan tubuh yang sehat kita dapat memuliakan Tuhan dan dapat menikmati janji-janjiNya. Kita perlu mempersembahkan tubuh kita untuk melakukan kehendak Tuhan, untuk melayani pekerjaan Tuhan dan bukan untuk memuaskan keinginan tubuh untuk berbuat dosa. Kita tidak boleh sama dengan orang dunia. Kita harus berbeda dengan mereka, karena pikiran kita sudah diperbaharui. Dengan demikian kita dapat mengenal kehendak Allah, yaitu karena Allah telah menyucikan kita dengan darah AnakNya, maka kita patut memberikan seluruh hidup kita untuk menyenangkan hatiNya. Disiplinkan tubuh kita. Serahkan tubuh kita untuk dipakai sebagai senjata-senjata kebenaran dan untuk dipakai sebagai hamba-hamba Kristus !

Perenungan Pribadi :
1. Apakah kita telah memberikan perhatian dan perlakuan yang terbaik untuk kesehatan tubuh kita ?
2. Apakah kita telah melayani Tuhan dengan Tubuh kita ?

PRESBITORIAL

Murid Kristus yang Membawa Pemulihan

Suatu kali saya pernah mengikuti pelayanan di desa terpencil di daerah Palu, Sulawesi Tengah. Kami dua belas orang dibagi menjadi 2 kelompok dan diutus pergi ke dua desa yang berlainan. Di sana saya pertama kali belajar berkhotbah di hadapan kurang lebih 70 orang yang terdiri dari orang tua, anak muda dan anak-anak kecil. Besoknya lagi ada salah satu anggota jemaat gereja setempat meminta saya untuk mendoakan seorang bapak yang sudah lama tidak dapat bekerja karena mederita sakit di persendiannya. Saya dan beberapa teman pun pergi untuk mendoakan bapak tersebut. Ketika berdoa, tiba-tiba Tuhan bukakan kepada saya bahwa bapak itu memiliki kepahitan terhadap istrinya. Saya pun memanggil istrinya dan meminta mereka berdua melakukan pemberesan. Mereka pun saling memaafkan. Hari itu mujijat Tuhan pun terjadi! Selesai berdoa persendian bapak tersebut tidak sakit lagi.

Saya percaya kita semua dipanggil menjadi murid Kristus. Salah satu ciri murid Kristus yang sejati adalah membawa pemulihan dimanapun dia berada. Sudahkah kita membawa pemulihan di keluarga kita? Di sekolah dan di tempat kerja kita? Membawa dampak di lingkungan kita?

Mari kita membawa pemulihan dimanapun kita berada. Saya percaya Tuhan menyertai kita dan pemulihan itu pasti terjadi.

Pantow Hendrik Kokoy
Pemimpin Jemaat Teen