Tuesday, July 17, 2007

FOKUS KITA

Berdialog:
Melibatkan TUHAN Menemukan Tuntunan

Ketika hendak memasuki dunia kerja, saya membutuhkan pakaian untuk bekerja dan beberapa kebutuhan lainnya. Bagi saya ini menyulitkan. Selain karena enggan dan tidak betah jika harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk berbelanja, saya sangat selektif dalam memilih barang. Akibatnya, sekali berbelanja saya hanya akan memilih barang yang berkualitas bagus dan tahan lama sesuai kebutuhan saya (sehingga tidak perlu sering membeli barang). Tetapi, walaupun suka barang berkualitas, saya mau mendapatkannya dengan harga semurah mungkin. Ini langka, karena barang berkualitas bagus biasanya mahal harganya (tetapi, tidak berarti saya mengejar pekan diskon yang sering diadakan banyak pusat perbelanjaan). Mulai dari berangkat, saya hanya terus berdialog dengan TUHAN, memintaNYA menuntun saya ke tempat yang harus saya tuju, mempertemukan saya dengan barang yang saya butuhkan, dan melalukan mata saya dari keinginan-keinginan yang tidak penting. Saya mulai menemukan pakaian yang saya butuhkan. Ukurannya pas, bahannya berkualitas. Hanya saja saya kurang suka dengan harganya, walaupun uang saya cukup. Saat itu, tiba-tiba TUHAN berbisik, ”Sabarlah. Cobalah berjalan memutar ke sana.” Benar saja, ketika pergi ke tempat yang TUHAN tunjukkan, saya menemukan pakaian berkualitas bagus yang saya butuhkan dan saya hanya perlu membayar seperempat dari harga normal untuk b-e-b-e-r-a-p-a helai, sehingga saya masih dapat membeli kebutuhan saya yang lainnya.

TUHAN sangat senang terlibat dan dilibatkan dalam kehidupan kita. Tak hanya dalam saat teduh selama 1 jam saja, tetapi sepanjang waktu DIA sangat ingin terlibat dalam setiap kegiatan, percakapan, masalah, bahkan dalam setiap pemikiran kita. DIA memakai setiap peristiwa (besar maupun kecil) dalam hidup kita untuk menarik perhatian kita kepadaNYA agar mengundang DIA untuk terlibat. Luar biasanya, ketika kita mengundangNYA, DIA akan melibatkan diri sepenuhnya dari awal hingga akhir, tidak pernah berhenti di tengah jalan.

Sayangnya, kadang kita enggan melibatkan TUHAN dalam segala hal. Kita mungkin mengijinkan DIA terlibat dalam satu hal, tetapi dalam hal lainnya kita tidak ingin DIA terlibat, dengan alasan DIA terlalu lambat, caranya terlalu rumit dan berbelit-belit (kita merasa jalan pintas kita lebih baik). Kita melibatkanNYA di awal, tetapi saat jalan kita semakin terjal dan kita tak dapat melihat ”kebaikan” dari keterlibatanNYA, kita ”mengusir”NYA. Bahkan, mungkin kita baru melibatkanNYA saat semua rencana dan cara kita telah hancur berantakan. Kita memperlakukan DIA seperti budak yang harus membereskan serpihan-serpihan akibat kekacauan yang kita timbulkan, dan seperti pesulap kita mengharap DIA membuat keajaiban seketika itu juga. Dengan kata lain, tanpa sadar pemikiran dan sikap hati kita menyatakan bahwa keterlibatan TUHAN malah mengacaukan kita, sehingga kita melibatkan TUHAN hanya untuk sekelumit urusan saja. Padahal, TUHAN ingin terlibat dalam segala hal di hidup kita untuk menuntun serta membawa kita kepada keberhasilan seutuhnya.

Memang, cara yang dimilikiNYA bisa jadi berbeda dari cara kita, terkadang kita harus ”memutar lebih jauh” untuk sampai kepada apa yang telah dijanjikanNYA, tetapi DIA MENGETAHUI rencana terbaik yang dimilikiNYA tentang kita untuk membawa kita kepada keberhasilan yang seutuhnya. Keberhasilan seutuhnya berarti ketika DIA memberkati kita di satu area dalam hidup kita, DIA juga mau memberkati kita di area yang lainnya. Ketika Dia membawa kita bertumbuh di satu area, Dia juga mau membawa kita bertumbuh di area yang lainnya. Ketika DIA ingin memulihkan kita, DIA mau memulihkan kita seutuhnya. TUHAN tidak pernah bekerja setengah-setengah. Sikap dan keinginan kita yang selalu ingin mengerjakan segala sesuatunya sendirian-lah yang menghalangi kuasa TUHAN sehingga berkat yang kita alami menjadi tidak utuh.

Dalam setiap hal, adalah penting melibatkan TUHAN terus-menerus (bukan sebentar saja). Melibatkan TUHAN berarti mengundangNYA untuk memimpin kita kepada tujuan rencanaNYA dan menuntun kita dalam jalan yang sepatutnya kita lewati untuk menghindarkan kita dari ”bahaya” yang tidak seharusnya kita alami. Cara efektif untuk melibatkan ALLAH adalah dengan berdialog terus-menerus denganNYA sepanjang waktu. Mulai dari membuat keputusan-keputusan kecil yang kita buat setiap hari. Bukannya mengeluhkan beratnya masalah kita, tetapi mencari tahu kehendakNYA dan meminta hikmatNYA. Berdialog denganNYA akan membawa kita menemukan tuntunanNYA. Kita menjadi tahu apa yang harus kita lakukan dan apa yang tidak perlu kita lakukan. Kita mengalami apa yang telah ALLAH tetapkan untuk kita alami, dan tidak akan mengalami apa yang seharusnya tidak perlu kita alami. Dengan demikian, segala sesuatu yang kita pikirkan, putuskan, rencana dan lakukan akan menjadi efektif, tepat sasaran, dan berhasil.(Yulia Windyasari)

SEPUTAR KITA

BAPA di Hatiku

Sabtu-Minggu, tanggal 7-8 Juli 2007 menjadi momen istimewa bagi jemaat Teen KrisPen. Dalam acara retreat yang bertema “Bapa di Hatiku”, di Pacet, sebanyak 95 orang jemaat Teen (dan 1 komsel Youth―Komsel Kristin) diajak untuk mengalami kedalaman hubungan intim dengan Bapa Surgawi.

Dalam sesi ”Esensi Penyembahan”, Kak Kurniawan Prayitno mengajak setiap peserta memahami bahwa inti penyembahan adalah tentang hubungan kita dengan TUHAN, sebab TUHAN sangat merindukan hubungan yang akrab dengan kita, anak-anakNYA, sehingga DIA rela turun ke dunia mengambil rupa manusia dan mati disalib supaya kita dikuduskan dari segala dosa kita dan layak berhubungan akrab dengan TUHAN sebagai anak dan Bapa.

Dalam sesi ”Pengampunan yang Memulihkan”, Penatua Hanna Ongkosoetrisno mengajak para peserta untuk membereskan salah satu penghalang hubungan dengan TUHAN, yaitu kepahitan terhadap orang tua kita (bapak), sebab orang yang hidup dalam kepahitan terhadap bapaknya akan alami kutuk sepanjang hidupnya sehingga merana dan tidak dapat lepas dari dosa. Penatua menjelaskan kutuk bagi orang yang hidup dalam kepahitan mengakibatkan: sakit penyakit yang menyiksa tubuh kita terus-menerus, kutuk dalam studi, musibah dalam hal keuangan (perumpamaan ”algojo-algojo” dalam Mat. 18:21-35); selalu mengalami rasa tertuduh & tidak layak karena tidak dapat merasakan pengampunan Bapa mengalir dalam hidupnya; tidak dapat mengalami pertumbuhan rohani yang permanen karena selalu jatuh bangun dalam dosa. Penatua juga mengajak jemaat Teen untuk menyembah TUHAN setiap hari dengan merenungkan dan mempraktekkan firman setiap hari sebab menyembah Tuhan setiap hari adalah kunci kemenangan hidup orang Kristen, serta menjaga hati dari pengaruh buruk media (produk media yang berbau kekerasan, romantisme/seksual, horor/mistik) sebab orang yang tidak menjaga hati terhadap pengaruh buruk media tidak dapat mengalami terobosan dalam saat teduh & hubungannya dengan TUHAN.

Bp. Ferry Wirawan dalam sesi ”Aman dengan Bapa” meneguhkan bahwa saat kita berdamai dengan bapak kita di dunia, hati kita dapat terbuka dan menerima hati serta kasih Bapa Surgawi sehingga kita dapat merasa aman saat menjalin hubungan dengan TUHAN. Berkat aaman dengan Bapa antara lain adalah kita dapat percaya diri (aman dengan diri sendiri), aman dengan orang lain, tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh orang lain sebab dia memiliki standar kesempurnaan karakter yang benar dan tak tergoyahkan yang berasal dari firman TUHAN, dan ia akan berbahagia (tidak kuatir tentang apapun juga) karena mengetahui bahwa hidupnya terjaga aman dan terpenuhi dalam pelukan Bapa Surgawi.

Dalam sesi ”Bertumbuh dalam kasihku”, Bp. Ferry Wirawan mengatakan bahwa jika ada orang yang mengaku lahir baru, tetapi tidak mengalami pertumbuhan dalam hidupnya, berarti ia belum lahir baru. Bp. Ferry mengajak peserta untuk bertumbuh menjadi orang Kristen yang total, bukan sekedar/asal-asalan. Kristen total berarti membiarkan Kristus memenuhi seluruh hidup kita (menjadi penguasa tunggal) sehingga kita menghasilkan buah dalam hidup kita. Meneladani Kristus yang mencapai kepenuhan ALLAH ketika mengosongkan diriNYA (Flp. 2:5-11), seluruh peserta diajak untuk belajar ”mengosongkan diri”, dimulai dari menyerahkan ”hak”, sebab ketika kita menyerahkan hak, kita akan mengalami kepenuhan Kristus, dimana saat kita mengalami kepenuhan Kristus, kita tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran (Ef. 4:13-15). Cara bertumbuh adalah dengan hidup sesuai firman TUHAN (merenungkan & melakukan firman) serta memanfaatkan setiap masalah yang TUHAN ijinkan kita alami sebagai kesempatan untuk bertumbuh serupa karakter Kristus dalam iman, pengharapan & kasih.

Dalam setiap sesi yang ada, peserta mengalami lawatan dan pemulihan Tuhan. ”Sewaktu didoakan, TUHAN ingatkan saya akan dosa-dosa saya yang banyak. Saya minta ampun dan saya percaya TUHAN mau dan telah mengampuni dosa-dosa saya”, kata Yohanes. Giovanny menyaksikan, ”Saya merasakan TUHAN memasuki hati saya dan menjamah saya. Saya merasakan pembebasan.” Shanty berkata, ”Ketika berdoa, saya diperlihatkan saat-saat Yesus disiksa, dicambuk. Tetapi, di situ saya melihat yang mencambuk Yesus adalah saya. Saya mencambuk Yesus dengan dosa-dosa yang saya yang saya lakukan. Tetapi, bahkan ketika dosa-dosa yang saya lakukan itu mencambuk tubuh Yesus, Yesus tetap memeluk saya dan tidak melepaskan saya. Saya minta ampun pada TUHAN atas dosa-dosa saya yang telah melukaiNYA dan saya berkomitmen untuk tidak lagi hidup nyaman dalam dosa-dosa saya.
Selain sesi-sesi yang sangat menginspirasi, retreat Teen juga bertabur permainan yang menyegarkan dan mengakrabkan peserta. Mulai dari lomba memasukkan benang ke dalam jarum, penampilan yel-yel kelompok, mencari benda-benda dalam Alkitab, memasukkan air ke dalam botol dengan menggunakan spons dan yang paling heboh adalah memecahkan balon dengan kaki.(l@)
BERKAT TUHAN MELALUI THCL
Saya sangat bersyukur lewat THCL ini saya dibawa semakin dekat dengan Bapa. Saya belajar dialog terus-menerus denganNYA dan memperkatakan firmanNYA sehingga saya dapat mengalami secara nyata kedahsyatan kuasaNYA yang melindungi hidup keluarga saya. Bulan Juni lalu ada orang yang ingin mencelakai keluarga saya dengan guna-guna. Rumah saya seperti dilempari bom sebanyak tiga kali, tepat di atap kamar saya. Pada tanggal 6 Juni, tepat pukul 00.30, ledakan yang pertama membuat saya dan anak-anak sangat kaget sekali dan rumah saya dipenuhi dengan asap. Jujur saya tidak tahu tentang guna-guna/santet, tapi waktu mendengar ledakan itu saya langsung confess Firman Mzm. 91 dan Bil. 23:23, “Allah adalah penjagaku yang tidak pernah terlelap dan tidak ada satupun mantra yang mempan terhadap aku atau pun tenungan yang mempan terhadap keluargaku.” Saya ucapkan Firman itu terus menerus sekalipun saya sempat sakit selama 3 hari dan semua nasi yang saya jual menjadi basi. Saya percaya & beriman TUHAN adalah penjaga keluarga saya. Hari Selasa siang, 19 Juni, tiba-tiba Ibu Sri (komsel Bp. Supri) datang ke rumah dan berdoa buat saya, keluarga serta rumah saya. Setelah Ibu Sri berdoa, pada malam hari atap kamar saya meledak lagi, kali ini ledakannya sangat keras sampai rumah saya bergetar dan anak-anak terlompat kaget. Saya cepat-cepat ucapkan firman itu lagi. Luar biasa kuasa firman yang diucapkan! Dengan berdialog dan mengucapkan firman berarti mengundang kuasa TUHAN bekerja dalam setiap kehidupan kita, sehingga tidak ada kuasa apapun yang dapat mengancam kita. Semua hanya “lewat” saja, tidak mengenai nyawa dan keselamatan keluarga saya. Luar biasa sekali iman yang timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan. (Ibu Ana/Family)

Dalam THCL ini TUHAN ajar saya untuk taat pada pimpinan Roh Kudus sekalipun itu berarti melawan kenyamanan daging saya. Suatu hari, ketika berdoa seperti biasanya, tiba-tiba Roh Kudus menyuruh saya untuk mendoakan Ibu Ana. Waktu itu bertepatan saya sedang sakit kepala (pusing). Selama 3 hari berturut-turut Roh Kudus menyuruh saya berdoa untuk Ibu Ana, tapi saya tidak taat karena saya pikir Ibu Ana baik-baik saja dan lagipula saya sendiri juga sedang sakit. Tepat di hari ketiga, Roh Kudus berbicara semakin kuat di hati saya agar mengunjungi rumah Ibu Ana dan mendoakannya. Roh Kudus berkata bahwa jika saya taat, sakit kepala saya akan disembuhkan. Akhirnya, Selasa siang tanggl 19 Juni saya menguatkan diri untuk datang ke rumah Ibu Ana. Ternyata Ibu Ana sedang mengalami musibah dan mengalami sakit selama 3 hari seperti yang saya alami. Ketika saya membagikan firman kepadanya dan mendoakannya, tiba-tiba seluruh sakit kepala saya hilang dan tubuh saya menjadi ringan. Ibu Ana pun disembuhkan dari sakitnya saat itu juga. Karena doa peperangan tersebut, kuasa gelap yang kami perangi merasa tidak terima dan berusaha menyerang saya kembali, tetapi ketika saya confess firman TUHAN, saya diluputkan dari serangan kuasa gelap. Sungguh dahsyat! Saya benar-benar merasakan Firman Allah begitu luar biasa membentengi saat kita mengalami persoalan. (Ibu Sri/Family)

EDITORIAL

Memperbaharui Pikiran dengan Penyembahan Terus-menerus

Segala sesuatu yang terjadi dan yang akan terjadi ditentukan oleh pikiran-pikiran kita. Jika kita mengisi pikiran kita dengan hal-hal yang baik, positif, seperti: semua yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji (Filipi 4:8) dan melakukannya, maka hal itulah yang akan terjadi dalam hidup kita. Sebaliknya, jika kita mengisi pikiran kita dengan pikiran/imajinasi yang sia-sia (Kolose 3:5), segala sesuatu yang duniawi, yaitu: percabulan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan yang adalah sama dengan penyembahan berhala, maka kita akan jatuh ke dalam dosa. Dan, dosa yang kita lakukan terus-menerus akan mengakibatkan kematian, yaitu kematian jiwa dan roh. Cara mengatasi imajinasi sia-sia yang muncul adalah dengan memperbaharui/mengalihkan pikiran untuk menyembah Tuhan. Menyembah Tuhan banyak caranya, misalnya: confess (memperkatakan) firman Tuhan, berdoa, berbahasa roh, memuji TUHAN, mengucap syukur, dan sebagainya.

Memperbaharui pikiran melalui penyembahan kepada TUHAN terus-menerus akan membuat kita mengalami kemenangan-kemenangan dan menerima janji-janji TUHAN. Seorang pemenang bukan berarti tidak pernah kalah, tetapi TIDAK PERNAH MENYERAH. Oleh karena itu, mari tetap tekun menyembah TUHAN dan jadilah pemenang. (Pantow Hendrik Kokoy/PJ Teen)

FOKUS KITA

Metanoia

Penyembahan kepada TUHAN dan pembaharuan pikiran adalah dua hal yang berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Sebab, memperbaharui pikiran tidak cukup hanya dengan berhenti memikirkan sesuatu yang ingin kita perbaharui saja. Tetapi, kita harus memperbaharuinya dengan beralih memikirkan sesuatu yang baru/lain. Bagi umat TUHAN, memperbaharui pikiran dilakukan dengan penyembahan kepada TUHAN. Sebab, penyembahan kepada TUHAN akan menghasilkan pewahyuan yang baru. Dan, pewahyuan akan menghasilkan pembaharuan pikiran yang akan membawa kita semakin bertumbuh serupa Kristus. Tanpa penyembahan yang menghasilkan pewahyuan, maka kita akan ”mati” (mati rohani, tidak bertumbuh, tidak serupa Kristus) seperti yang firman TUHAN katakan, ”UmatKu binasa karena tidak memiliki wahyu”.

Hubungan antara penyembahan, pewahyuan, pertumbuhan pribadi, dan pertumbuhan gereja dapat kita lihat melalui apa yang dialami oleh gereja mula-mula. Gereja mula-mula diawali oleh bertobatnya orang-orang Yahudi. Mereka beribadah dengan model Yahudi, mempraktekkan kitab Taurat seperti orang yahudi. Segala sesuatu dalam gereja mula-mula benar-benar ”berbau Yahudi”, sampai suatu pewahyuan datang kepada Petrus.

Petrus mendapatkan mimpi dimana ia harus memakan makanan yang dianggap haram oleh orang Yahudi. Terjadi pergumulan dalam hati Petrus, sampai TUHAN sendiri berkata ”Apa yang menurut TUHAN halal, jangan kau sebut tidak halal”. Hal ini terjadi sampai tiga kali, kemudian tiga orang dari Kaisarea datang mengundang Paulus untuk datang ke rumah Cornelius, yang adalah ”orang kafir”. Cornelius menceritakan bahwa ia mendapat penglihatan seseorang akan membawa kabar yang membawa keselamatan bagi dia dan seisi rumahnya. Kemudian Petrus memberitakan Injil, menumpangkan tangan ke atas Cornelius, dan Cornelius pun dipenuhi Roh Kudus. Petrus ingat akan perkataan Yesus ”kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus”. Ia menyadari bahwa keselamatan dan Roh Kudus juga diberikan untuk orang kafir. Pewahyuan yang baru memutarbalikkan konsep keselamatan yang mereka pegang selama ini, dan hal ini membawa pembaharuan pikiran (metanoia/pertobatan) dan pertumbuhan pribadi serta pertumbuhan gereja.

Firman TUHAN berkata, ”Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17). Perubahan ini begitu radikal dan menantang. Perubahan ini membutuhkan ”metanoia” seumur hidup kita. Bahaya terbesar adalah ketika kita berpikir bahwa kita sudah menyelesaikan perjalanan itu, berpikir bahwa pertobatan hanya terjadi satu kali saja, berpikir bahwa kita tidak perlu mendengar apa kata pemimpin rohani kita.

Kisah para rasul mengingatkan kita bahwa pertumbuhan pribadi dan gereja bukan dihasilkan oleh program, fasilitas, atau penerapan metode-metode tertentu. Tetapi, pertumbuhan rohani adalah hasil dari pertobatan, yang berasal dari pewahyuan Allah ketika kita menyembah DIA dan hati kita yang mau terbuka serta berubah.(Kurniawan Prayitno)

SEPUTAR KITA

ini baru awal

1 Juli 2007 jemaat KrisPen menyelesaikan kampanye 49 hari Membangun Keintiman dengan Allah Melalui Gaya Hidup Ibadah yang bertema Touching Heaven Changing Life (THCL). Ini adalah momentum dimana jemaat KrisPen bersama-sama belajar membangun gaya hidup yang intim dengan Allah secara aktif dengan berdoa, menggali/merenungkan firman Tuhan, berdialog dengan Tuhan terus-menerus sepanjang hari, belajar peka dan bergerak di bawah pimpinan Roh Kudus senantiasa, dan yang tak kalah pentingnya adalah membagikan berkat firman dan pengalaman bersama Tuhan kepada sesama saudara seiman, anggota komsel, keluarga, rekan kerja, teman sekolah dan bermain.

Luar biasa! Kuasa firman Allah mengalir nyata di antara jemaat KrisPen. Mulai dari jemaat usia pelajar, mahasiswa, pekerja dan keluarga dibawa Tuhan semakin haus dan menjadi pelaku firman. Seiring dengan semakin seriusnya jemaat terhadap firman Tuhan, berkat dan mujijat Tuhan mengalir dalam hidup para jemaat KrisPen. Mujijat kesembuhan, pertobatan, pemulihan hubungan keluarga dan rumah tangga, promosi pekerjaan, berkat keuangan, keberhasilan dalam usaha serta penggenapan tujuan hidup. Ada juga berkat pertumbuhan dan pembentukan karakter. Tetapi, apa yang sedang terjadi dalam jemaat KrisPen saat ini adalah seperti yang dikatakan Penatua Hanna Ongkosoetrisno dalam suatu kesempatan, ”Ini baru awal.” Sebab, gaya hidup intim dengan Allah harus terus-menerus dijaga. Menutup kampanye 49 hari THCL, panitia THCL memberikan apresiasi kepada masing-masing 1 orang dari 3 kelompok usia jemaat KrisPen (Teen, Youth, Family) yang dinilai sebagai peserta THCL terbaik dari antara sekian banyak peserta lain yang sama baiknya. Kriteria penilaiannya adalah: setia saat teduh setiap pagi (tidak bolong), mengalami pertobatan/pertumbuhan karakter, berdialog dengan Tuhan (di luar saat teduh) terus-menerus setiap hari dan setia membagikan (M4) setiap hari. Peserta THCL I terbaik antara lain Ibu Fen Fen (Family), Debby (Youth), Yohanes (Teen).

Setelah melihat antusiasme jemaat selama momentum I THCL yang dilaksanakan serentak pada tanggal 14 Mei-1 Juli 2007 lalu, mulai hari Senin, 2 Juli 2007 jemaat KrisPen akan memulai kembali Momentum II THCL. Penatua mengajak seluruh jemaat untuk lebih lagi memiliki GAYA HIDUP yang intim dengan Tuhan dan mengalami pengalaman dan berkat Tuhan lebih banyak lagi. Penatua juga menyerukan kepada para PKS dan pembina untuk membimbing para anggota komsel yang belum dapat melakukan saat teduh 4M THCL agar mereka dapat mempraktekkan saat teduh secara aktif dan efektif. Selain itu pembapaan dan membagikan firman (M4) juga menjadi fokus Momentum THCL II ini.(l@)

SEPUTAR KITA

BERKAT TUHAN MELALUI THCL

Memiliki konflik dengan saudara yang belum tuntas terselesaikan dan saat teduh banyak bolong membuat hidup saya tidak dipimpin oleh Roh Kudus. Saya termasuk tipe orang yang tidak bisa mengampuni dengan cepat. Mungkin saja saya sudah berkata mengampuni, tetapi saya masih sulit untuk melupakan kesalahan orang dan kejadian yang tidak mengenakkan itu. Pikiran saya sering mengingat-ingat masa lalu sehingga konflik tersebut selalu memenuhi pikiran saya terus yang akhirnya membuat saya sulit untuk berdoa. Puji Tuhan waktu saya melakukan THCL hari ke 9 pada putaran I (membersihkan bait Allah dari berhala imajinasai), Tuhan menjamah hati saya. Pikiran saya dicelikkan dan diperbaharui oleh firman Tuhan bahwa sebelum menghadap Dia, kita harus membereskan dulu hati kita supaya jamahan Tuhan nyata atas hidup kita. Akhirnya saya dapat mengampuni dan melupakan konflik tersebut seratus persen sehingga saya lebih mudah masuk dalam hadiratNya. Ada damai sejahtera Allah yang saya rasakan dan hidup saya semakin diperbarui dari hari ke sehari.(Bapak Sukani/Family)

Tidak kebetulan setelah saya THCL hari ke 44 yaitu berfokus kepada orang yang memerlukan pertolongan, saudara saya bertengkar hingga rumah tangganya di ambang kehancuran karena sulit untuk didamaikan. Saya tidak punya apa-apa untuk menolong saudara saya, kecuali doa, karena secara materi saudara saya lebih berada daripada saya. Saya belajar taat pada perintah Tuhan yang menyuruh saya untuk mengajak keluarga saudara berdoa. Puji Tuhan! Tuhan menjamah mereka. Saya membagikan kepada bagaimana saya membentuk mezbah keluarga dan mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama. Keluarga saudara saya pun mau membentuk mezbah keluarga seperti yang keluarga saya lakukan. Setelah melakukan firman Tuhan, saya merasakan damai sejahtera, sukacita dan ingin lebih lagi melayani Tuhan serta intim dengan Bapa agar saya bisa terus mendengarkan suaraNya dan melakukan perintahNya sehingga bisa menyenangkan hati Tuhan. Berbuat baik tidak selalu hanya dengan memberi uang, tetapi kita bisa meluangkan waktu untuk bersaksi menceritakan apa yang pernah kita alami bersama Tuhan.(Ibu Lana/Family)

Sunday, July 1, 2007

EDITORIAL

Krispen Di Mata Allah

Tahukah Saudara bahwa Bapa telah menetapkan jemaat Kristus Pencipta untuk menjadi tanda karena 3 hal yaitu :
  1. Banyak pendoa syafaat bangkit.
  2. Kuasa Allah mengalir menyembuhkan yang sakit .
  3. Mengutus orang ke bangsa-bangsa.

Inilah panggilan Allah bagi kita, karena itu Allah melihat kita sebagai jemaat yang memiliki gaya hidup berdoa (menyembah Allah dan intim dengan Allah); yang melayani jiwa-jiwa dengan tanda heran dan mujijat; yang mengirim utusan-utusan ke bangsa Indonesia bahkan ke bangsa-bangsa. Sekali lagi, inilah Krispen di mata Allah.

Sebab itu, tak heran jika Bapa amat serius memimpin kita untuk membangun gaya hidup yang intim dengan Bapa, antara lain melalui gerakan THCL.

Dalam THCL gelombang ke dua ini, dengan segenap hati saya mengajak seluruh jemaat untuk bersungguh-sungguh bersaat teduh setiap pagi dan mengalami pengalaman-pengalaman pribadi dengan Bapa. Janganlah bosan atau acuh tak acuh! Mari alami lebih banyak dengan Tuhan. Dia amat rindu menjadi sahabat karib kita semua.

Kepada para pemimpin dan pekerja, marilah kita membimbing jemaat yang belum setia saat teduh dengan penuh kasih dan kesabaran. Orang yang intim dengan Bapa pasti memiliki hati Bapa bagi sesamanya. (Pdt. Hanna Ongkosoetrisno/Penatua Jemaat)

Bapa melihat Krispen luar biasa
Bapa memiliki iman bahwa Krispen luar biasa.
Bagian kita adalah meresponi iman Allah ini dengan cara intim dengan Dia.

FOKUS KITA

Kuasa dalam Keintiman

Suatu hari, keluarga kami di rumah dibuat kebingungan oleh tangis adik kami yang paling kecil. Untuk anak kecil seusia dia yang kala itu belum genap 1 tahun, menangis karena lapar adalah hal yang biasa (karena belum bisa bicara, terkadang anak kecil mengekspresikan rasa laparnya dengan tangisan, bukan?). Kami semua di rumah hafal jadwal adik terkecil kami. Kapan dia harus tidur, kapan bangun tidur, makan, bermain, dan lainnya. Tetapi, hari itu kejadiannya sungguh tidak biasa.

Seperti biasanya, ayah dan ibu kami berangkat kerja. Mereka bekerja di institusi yang berbeda, namun syukurlah tempat mereka bekerja dekat dengan rumah kami, sehingga ketika jam makan siang terkadang orang tua kami−jika tidak ada rapat darurat di kantor−masih bisa menyempatkan diri untuk pulang dan makan bersama. Tetapi, hari itu jadwal kerja kedua orang tua kami sangat padat.

Adik kecil kami tiba-tiba terbangun dan menangis meraung-raung mencari ibu. Nenek, pengasuh bayi, dan adik saya yang paling besar yang sedang liburan di rumah tidak mampu menghentikan tangisnya. Mereka semua bingung. Tidak biasanya adik kami menangis begitu kencang dan tidak bisa dihentikan. Segala macam rayuan dan bujukan dari banyak orang malah membuat tangisnya semakin menjadi dan menyayat hati. Wajahnya yang putih menjadi merah kebiruan saking putus asa merindukan dan mencari ibu kami. Dia meronta-ronta dan meraung-raung di atas ranjang mendeklarasikan 1 permintaan, ”AKU MAU IBU!”

Tak ada pilihan lain, akhirnya adik saya yang terbesar terpaksa menelepon ibu dan memintanya segera pulang saat itu juga. Sesampainya di rumah, ibu saya langsung meraih adik kami ke dalam pelukannya dan membelainya. Saat itu juga, detik itu juga tangis adik kami langsung berhenti. Luar biasa ajaib! Dalam sekejap, kehadiran ibu mampu meredakan ”amukan badai” di rumah kami. Kerinduan adik kecil kami dipuaskan oleh kehadiran ibu di dekatnya. Dia merasa aman dalam dekapan ibu.

Ketika mendengar kejadian ini, saya ikut prihatin sekaligus heran karena adik kecil kami yang mudah tertawa dan mudah dihibur oleh banyak orang bisa bereaksi begitu rupa, bahkan terhadap orang-orang yang selalu ada di dekatnya, menjaga dan menyayangi dia. Tetapi, saya segera tersadar bahwa ibu memiliki tempat khusus di hati seorang anak, dan keberadaan seorang ibu di dekat anak memberikan pengaruh hebat bagi kehidupan sang anak.

Lebih dari kerinduan dan kebutuhan seorang bayi untuk dekat dengan ibunya, sepatutnya kita rindu dan butuh untuk dekat dengan ALLAH. Apalagi, ALLAH-lah yang berinisiatif merindukan hubungan yang dekat dengan kita, anakNYA yang sangat dikasihiNYA. Tidak hanya sekedar dekat, ALLAH merindukan hubungan yang intim dengan kita, dimana DIA menyatu dengan kita dan kita menyatu dengan DIA. Demi mendapatkan hubungan yang intim dengan kita, lewat korban penebusan Kristus di kayu salib, ALLAH mengangkat kita dari kegelapan kuasa dosa dan memberi kita kemuliaanNYA sehingga kita beroleh kemampuan untuk menjalin hubungan yang intim denganNYA, ALLAH yang Maha Kudus sebagai Bapa kita.

Pernahkah Anda merenungkan mengapa keintiman dengan ALLAH menjadi hal yang sangat esensi dalam hidup kekristenan? Mengapa kita perlu, bahkan harus intim denganNYA? Dan, mengapa ALLAH rela melakukan segalanya agar kita dapat intim denganNYA?

Karena ALLAH sangat mengasihi kita dengan kasih yang sempurna! Kasih yang tidak hanya membuat kita merasa/mengalami dikasihi, dimiliki, dihargai dan diterima apa adanya saja. Tetapi, sebuah pernyataan kasih yang sempurna, yang membuat kita dapat memiliki hidup, dan memilikinya dalam SEGALA kelimpahan (Yoh. 10:10). Apa yang Anda butuhkan? Hikmat untuk menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan? Kesembuhan bagi tubuh dan jiwa Anda? Kekuatan untuk tetap tegar di masa sukar? Kesetiaan dalam memegang janji ALLAH sampai hal itu digenapi? Kemampuan untuk memenangkan ujian iman?

ALLAH rindu kita mengalami kelimpahan ini dalam kehidupan kita. ALLAH ingin kita mengalami kekayaan kemuliaan dan kehebatan kuasaNYA bagi kita yang percaya padaNYA (Ef.1:18-19). Kuasa kasih yang luar biasa hebat, bukan? Itulah yang akan kita alami jika kita memiliki hubungan yang intim dengan ALLAH. DIA akan membuat kita benar-benar mengalami secara nyata (bukan hanya mendengar kata Alkitab atau orang lain) bahwa ALLAH itu nyata, hidup, dan berkuasa dalam hidup kita, anak-anakNYA.

Keintiman dengan ALLAH memiliki kuasa yang maha dahsyat bagi hidup kita. Kuasa yang akan membawa kita mengalami ZOE, yaitu kehidupan yang akbar, kehidupan yang sekualitas dengan kehidupan Yesus, yang ALLAH rancangkan bagi kita, anak-anakNYA. Kuncinya: terus miliki hubungan yang intim denganNYA. Sediakan waktu untuk bergaul intim denganNYA melalui firmanNYA, agar kita mengerti apa yang kita miliki di dalam DIA, mengerti kehendak dan rencanaNYA bagi hidup kita, serta apa yang disediakanNYA untuk menolong kita menggenapi rencanaNYA bagi hidup kita.(l@)

OUTLINE KHOTBAH

Vertikal & Horizontal :
Pribadi & Korporat
(Proses Menjadi Sahabat Allah)

Sasaran hidup kita adalah menjadi serupa Kristus sehingga kita dapat membangun hubungan dengan Bapa, seperti Yesus membangun hubungan dengan BapaNya. Bagaimanakah mencapai proses kedewasaan seperti Kristus? Tidak ada jalan pintas, harus melalui proses.



Di dalam Yohanes 15, kita dapat melihat 3 tahap untuk bertumbuh ke arah kepenuhan Kristus.

I. TAHAP I : __________________________________________ (Yoh. 15:4)

KUNCI : __________________________________________________________



II. TAHAP II : _________________________________________ (Yoh. 15:5; 15:2)

KUNCI : __________________________________________________________



III. TAHAP III : _____________________ (MENJADI SAHABAT) (Yoh. 15:7, 15-16)
KUNCI : __________________________________________________________
BERKAT TUHAN MELALUI THCL

Sejak saya Mali bersaat teduh dengan menggunakan THCL, banyak kebenaran yang saya dapatkan. Selain itu yang lebih dahsyat adalah bahwa kebenaran tersebut dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Saya dipercaya orang tua saya untuk mengelola suatu usaha, yaitu rumah kos. Ada masalah yang saya hadapi yaitu setelah beberapa orang keluar kos, maka ada beberapa kamar yang kosong. Padahal biaya perawatan fasilitas dan kamar-kamar tersebut diambil dari hasil pembayaran sewa kos. Selama beberapa bulan kamar tidak ada yang menyewa. Namun, sejak saya mulai intim dan berdialog dengan Tuhan, saya mulai memegang janji Allah. Saya mulai mendoakan kamar-kamar yang kosong tersebut. Walaupun orang tua saya mulai putus asa dengan apa yang terjadi dan begitu banyak saingan, namun saya tetap menunggu janji Allah, memperkatakan firman, bergaul intim & berdialog denganNya. Selama kurang lebih 3 minggu saya menunggu. Ternyata pada suatu hari, ada 2 orang yang menghubungi saya untuk menanyakan kamar kos. Wah, saya sempat kaget luar biasa. Saya percaya itu jawaban dari Tuhan & akhirnya kamar kos terisi. Saya bersyukur bahwa Allah tidak pernah ingkar janji. Jangan putus asa dalam menunggu janji Tuhan, terus lakukan firman, bergaul intim dengan Tuhan, bagikan firman dan... alami penggenapan janjiNya. (Bayu/Youth)